Bab 4

Bulan sudah sampai dirumah tuan muda. Seorang pelayan datang membukakan pintu untuk mereka berdua.

"Ada apa Tuan? Anda tadi berangkat sehat, kenapa pulang dengan kursi roda?" tanya seorang pelayan yang sudah bekerja lama denganya.

"Ada wanita menyetir sambil melamun. Dia menabrakku," kata Richard melirik pada Bulan. Bulan diam saja dan dia menyadari jika dia hanyalah seorang pelayan.

"Apakah gadis itu sudah dihukum?" tanya pelayan itu sambil membantunya duduk.

"Tidak, aku tidak pernah menghukum seorang gadis,"

"Ciiihhh..." Bulan mencibirkan bibirnya.

"Sekarang, kau bisa istirahat dan tidak perlu melayaniku, dia akan menjadi pelayan ku mulai hari ini." kata Richard dengan tegas.

"Baik Tuan, jika begitu saya permisi," kata pelayan itu lalu meninggalkan ruangan itu dan pergi ke paviliun.

"Naikkan kakiku!" Titah Richard pada Bulan.

Bulan lalu menaikkan kaki Richard tanpa berbicara apapun.

"Bau sekali, Apakah kau tidak mandi? Badanmu sangat bau," kata Richard dan sangat menyinggung perasaan Bulan.

Bagaimana pun dia memang tidak mandi dan begitu sampai dikampung lalu pergi ke kuburan dan setelah itu dia diusir oleh ibunya.

"Jika begitu maka saya akan mandi," kata Bulan lalu pergi ke ruangan lain.

"Bukan disana! Itu dapur! Aku akan mengantarmu kekamarku. Kau akan mandi disana. Sekarang bantu aku berdiri. Aku tidak mau menggunakan kursi roda itu!" kata Richard menatap pada Bulan.

Bulan melangkah dan memegang bahu Richard. Lalu melingkarkan tangan Richard pada lehernya. Setelah itu mereka pergi ke kamar yang ada dilantai atas.

"Stop disini, ini kamarku," kata Richard dan satu tanganya membuka pintu.

"Masuklah. Baringkan aku lalu kau mandi. Setelah itu kau akan membantuku mandi. Aku juga jadi bau karena bersentuhan denganmu,"

"Apa! Membantumu mandi?" Bulan kaget dan terperanjat dengan apa yang diminta majikanya itu.

"Kau pikir aku bisa jalan ke kamar mandi?"

"Apa yang kau pikirkan, kau pikir aku tertarik padamu? Aku tidak tertarik meskipun kau telanjang di depanku, makanya aku menyuruhmu membantuku mandi,"

Hhhh.....

Bulan menarik nafas panjang untuk setiap kalimat pedas yang diutarakan bos barunya itu.

"Aku akan mandi sekarang,"

"Sepuluh menit! Jika lebih dari itu maka......"

"Apa? Tuan akan memecatku?"

"Tidak... cepatlah mandi, jangan lama-lama. Jika aku memecatmu, bagaimana kau akan membayar kerugian ku."

Richard lalu menunggu Bulan mandi didalam. Dia menatap pintu kamar mandi dan merasa menunggu sangat membosankan.

Richard lalu mengambil handphone disakunya dan menelpon seseorang.

"Aku tidak kekantor selama dua Minggu. Kau kemarilah dan bawa semua berkas kerumah," kata Richard pada Seno.

"Baik pak," kata Seno yang saat ini ada disalah satu kantor cabang milik Richard.

Perusahaannya tersebar disetiap kota. Dia sedang ada masalah dengan kedua orang tuanya, makanya dia pergi ke Kota JK untuk mengurus perusahaan dikota ini.

Tidak lama kemudian, Bulan keluar dengan dress yang lebih santai.

Hari sudah mulai gelap, maka dia akan segera tidur setelah mandi.

"Kau terlambat dua menit!" kata Richard tapi Bulan hanya menoleh lalu tidak menjawabnya. Bosnya ini sangatlah cerewet, jika menjawabnya maka urusannya menjadi panjang. Bulan memilih diam dan tidak menghiraukanya. Dia sebenarnya kesal dan menahan sesak didadanya, karena harus bekerja sebagai pelayan di kota JK.

"Bantu aku bangun. Aku mau mandi," kata Richard lalu bulan mendekat dan memapahnya ke kamar mandi.

Mereka masuk kedalam kamar mandi. Richard lalu berdiri dibantu oleh bulan mengambil sikat gigi dan akan membersihkan giginya.

"Ambilkan sikat gigiku," titah Richard.

"Ya...." jawab Bulan lalu mengambil sikat gigi untuk Bosnya dengan satu tanganya, sedangkan tangan lainya untuk menopang bosnya.

"Sudah, sekarang lepaskan bajuku," kata Richard dan Bulan hanya meggeretakkan giginya menahan kesal.

Perlahan Bulan melepaskan kemejanya lalu kaos dalamnya.

Bulan menatap celana panjang milik Richard.

"Lepaskan juga," kata Richard.

Terpaksa Bulan melepaskan celana panjang milik Richard dan tersisa celana boxer nya. Bulan memejamkan matanya saat melepaskan celana panjang itu dan menarik nafas dalam.

"Apakah dia menyuruh semua pelayannya untuk melepaskan bajunya setiap hari?" keluh Bulan lirih.

"Apa yang kau katakan?"

"Aku tidak mengatakan apapun. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"

"Lap semua tubuhku. Aku tidak bisa mandi, dokter melarangnya," kata Richard menatap tajam kearah Bulan, seakan wanita didepanya ini tidak berharga dimatanya.

Bulan lalu mengelap badan kekar Richard dengan cepat. Dia benar-benar kesal, makanya dia melakukanya dengan cepat.

"Lakukan dengan benar, Kau tidak sedang mengelap lemari kotor, kenapa kau mengelap tanpa perasaan? Kulitku sampai terkena kuku mu yang tajam, kau pasti tidak memotong kuku mu dengan rapi. Besok, pergilah ke salon lalu bersihkan kukuku itu,"

Bulan menarik nafas dalam dan melempar lap itu.

"Sudah. Cepat pakai bajunya Tuan," kata Bulan.

"Apa kau bilang? sudah? Aku ingin kau mengoleskan pelembab di seluruh tubuhku," kata Richard.

"Apa?"

"Cepat lakukan!" Akhirnya Bulan mengambil krim pelembab dan mengoleskannya ke tubuh Tuanya itu.

"Sekarang buka lemari itu? Ambilkan piyamaku, lalu pakaikan padaku," kata Richard merasa senang melihat Bulan menurut padanya.

"Celana dalamku juga,"

"Buka celana dalamku dan tutup matamu!" kata Richard dan membuat Bulan terpana kali ini.

"Pakaikan handuk sebelum kau melepaskan celananya," kata Richard.

Bulan lalu melilitkan handuk pada pinggang Richard. Setelah itu perlahan dia memasukkan tangannya dan melepaskan pakaian dalamnya.

Lalu dia memakaikan yang baru dia ambil dari lemari. Untunglah, dia tidak sampai menyentuh milik Richard. Dia sudah hati-hati dan memperhitungkan gerakanya agar tidak menyentuh barang sensitif itu.

Bulan hanya bisa menurut tanpa berani membantahnya.

Bulan lalu memakaikan piyama pada Richard dan setelah itu membawanya kembali ke kekamarnya.

"Aku tidur dimana Tuan?"

"Dibawah. Ambil kasur itu lalu tidur dibawah ranjangku. Sewaktu-waktu aku membutuhkanmu kau ada disini. Kau tahu gara-gara kau aku tidak bisa berjalan. Maka kau harus selalu ada dikamar ini hingga kakiku sembuh," kata Richard.

Bulan tanpa membantahnya mengambil kasur dan merentangkanya dibawah ranjang milik Richard.

"Setidaknya ini lebih bagus, daripada aku menyewa kos-kosan dan bertemu banyak orang," kata Bulan bergumam lirih sambil dua bulir airmatanya jatuh ke pipinya.

Dia tidak suka pekerjaan ini. Pekerjaan yang membuatnya terhina, tapi dia tidak punya pilihan lain. Dirumah besar ini setidaknya tidak ada yang memanggilnya pelakor.

Karena kelelahan, Bulan akhirnya tertidur. Sementara Richard bolak-balik tidak bisa tidur. Maka diapun menyalakan televisi dan menonton untuk mengusir rasa bosannya.

Karena berisik, Bulan pun terbangun. Tapi dia lalu menutup telinganya dengan bantal. Dan tidak ingin memprotes apa yang dilakukan bosnya.

Jika tahu dia tidak tidur, maka Richard akan manfaatkannya dan menyuruhnya melakukan banyak hal. Maka Bulan pun tidak bersuara dan berusaha untuk tidur kembali.

Televisi itu menyala hingga pagi hari, dan Bulan mematikannya. Sementara Richard masih pulas tertidur.

"Jangan nyalakan lampu. Aku masih ingin tidur," Suara Richard tiba-tiba mengagetkan Bulan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!