Davian melepaskan ciumannya dan mulai menjelajahi tubuh Yuna, mengusap punggung Yuna mesra, Davian mendekatkan wajahnya dan mencium leher Yuna. Mendapat perlakuan seperti itu dari om nya seketika membuat Yuna panik.
"Om, apa yang Om lakukan?" Ayuna terus memberontak dan berusaha mendorong dada Davian. Davian menatap Yuna dan menghentikan aksinya, tapi setelah itu Davian justru kembali mencium bibir Yuna dan kali ini, Davian bahkan menggigit bibir Ayuna sampai berdarah, baru kemudian Davian melepaskannya.
"Takut, bukan? Ini adalah kesalahan yang kamu lakukan, Ayuna! Apa kamu tidak sadar jika hal seperti tadi bisa saja terjadi padamu jika kau pergi ke tempat seperti itu? Apa temanmu itu bisa membantu jika terjadi sesuatu padamu? Bagus jika mereka setidaknya bisa menyadarinya, jika tidak? Jadi dengarkan Om, Ayuna! jangan menjadi anak nakal dan pikirkan baik-baik lain kali jika mau melakukan sesuatu. Jika sudah terjadi hal seperti tadi, kamu tidak bisa mengubahnya dan mengulangi dari awal lagi, yang ada hanya penyesalan yang bisa saja menghantui kehidupanmu kedepannya," setelah mengatakan itu, Davian pun pergi ke kamarnya, meninggalkan Yuna yang terdiam mencerna setiap kata yang om nya ucapkan hingga membuat hatinya bergemuruh.
*
*
Keesokan paginya, baik Ayuna maupun Davian muncul dengan lingkaran hitam di matanya, bagaimana tidak, jika semalam keduanya sama-sama tidak bisa tidur.
Davian terus memikirkan ciumannya dengan Yuna. Sebenarnya, Davian tidak melakukan itu untuk mengajari Yuna tetapi entah kenapa ada sesuatu yang seakan mendorongnya untuk melakukan itu. Davian bahkan tidak tahu, kenapa semalam dirinya begitu marah hingga berakhir menyerang Ayuna.
Sementara itu, Yuna juga hanya terdiam memikirkan apa arti ciuman om nya semalam.
"Apakah Om Davian juga menyukaiku? Atau Om Davian melakukan itu benar-benar hanya untuk memberiku pelajaran? Tidak, itu bukan pelajaran untukku! Itu adalah berkah tersembunyi!" Ucap Ayuna dalam hati yang berubah senang saat mengingat apa yang om nya lakukan padanya.
Davian yang baru saja hendak meletakkan makanannya langsung berbalik mengurungkan niatnya saat melihat Ayuna sudah berdiri di dekat meja makan.
Ayuna pun juga melakukan hal yang sama, saat melihat Davian dia langsung memalingkan wajahnya dan berpura-pura sibuk dengan ponsel yang sedari tadi dipegangnya.
Davian mendekat dan meletakkan makanan, "Cepat makan! Om sudah menyuruh Reza untuk mengantarmu, mungkin sebentar lagi dia akan datang," kata Davian yang kemudian segera mengambil jas yang tadi disampirkan di kursi dan buru-buru pergi.
Yuna hanya bisa menatap kepergian Davian dengan pandangan sendu, merasa sedih karena biasanya Davian yang mengantarnya ke sekolah.
Dan benar seperti yang om nya katakan, tak lama Reza pun datang. Reza membukakan pintu dan meminta Ayuna untuk masuk, setelah Ayuna masuk, Reza dengan segera melajukan mobilnya menuju sekolah Ayuna.
Dan tak membutuhkan waktu lama, mobil yang Reza kendarai akhirnya sampai ke tempat tujuan.
Ayuna turun dengan tidak bersemangat dan dirinya terkejut saat tiba-tiba Winda menyeret Yuna dan mengajaknya untuk bolos sekolah, Winda menarik Ayuna ke belakang sekolah dan mereka keluar dengan melompati gerbang belakang kantin yang tidak terlalu tinggi, mengajak Ayuna pergi ke arena balap.
Winda ternyata sudah menyiapkan semuanya, karena begitu keluar dari sekolahan, di belakang sana sudah terparkir mobil Winda. Winda segera meminta Ayuna masuk dan dengan segera menancapkan gas dan mobil pun melaju ke tempat tujuan mereka.
Sesampainya di arena balap, Yuna dan Winda segera turun dan tanpa sengaja arah pandang Yuna tertuju pada sosok orang yang dikenalnya. Ayuna melihat Bara juga ada disana.
"Aku kesana dulu!" Kata Yuna kemudian berpamitan pada Winda untuk menemui Bara sebentar dan Winda hanya mengangguk karena saat ini dia sedang berbicara dengan seorang pria yang entah dengan siapa Yuna tidak mengenalnya.
Yuna berjalan menghampiri Bara, berniat untuk meminta maaf atas apa yang om nya lakukan semalam.
"Bara," panggil Ayuna.
Bara yang begitu mendengar suara orang yang memanggilnya langsung menoleh. Bara memasukkan kedua tangannya di kantong celananya, sambil menunggu sampai Ayuna mendekat ke arahnya.
"Bara aku minta maaf atas kejadian semalam, maaf juga atas apa yang sudah om Davian lakukan padamu," ucap Ayuna b
penuh sesal begitu sudah ada di hadapan Bara.
Bara hanya terdiam menatap Ayuna, sebenarnya bukan kata maaf yang Bara harapkan dari Ayuna, tapi hal lain, hal yang selama ini hanya dipendamnya. Pada saat Yuna meminta maaf pada Bara, tiba-tiba terdengar suara yang membuat Ayuna langsung menoleh ke sumbernya.
"Siapapun yang memenangkan perlombaan ini akan mendapatkan kesempatan untuk berkencan dengan gadis yang ada disana," ucap seseorang menunjuk pada Ayuna.
Ayuna begitu terkejut saat mendengar hal itu, tak hanya Yuna, bahkan Bara pun juga merasakan hal yang sama.
"Kamu tidak perlu khawatir, aku pasti akan memenangkan pertandingan ini," ucap Bara dengan penuh keyakinan, menoleh dan menatap Ayuna yang sepertinya cukup shock mendengar pengumuman itu.
Ayuna mengangkat kepalanya dan balas menatap Bara.
"Seperti apa yang diumumkan tadi kau harus berkencan denganku dan kau anggap saja kencan kita nanti sebagai tanda perminta maafan mu," ucap Bara menstarter motornya melajukan ke arena pertandingan meninggalkan Ayuna.
Sementara itu tatapan Yuna tidak beralih sedikitpun pada Bara yang kini sudah ada di arena untuk bersiap. Yuna mengacaknya rambutnya frustrasi karena tidak ada jaminan bahwa Bara benar-benar bisa menang dalam pertandingan ini.
*
*
"Selamat pagi Tuan," sapa Reza begitu melihat Davian datang.
"Kau sudah siapkan semuanya untuk rapat kita jam 10 pagi ini?" Davian berjalan dan segera duduk di kursi kebesarannya.
"Sudah Tuan. Ini laporan yang Anda minta."
Davian memijat pangkal hidungnya, merasa pusing, karena semalam dirinya benar-benar tidak bisa tidur setelah keluar dari kamar Ayuna.
"Apa ada masalah Tuan?" Tanya Reza hati-hati.
"Tidak ada, kau bisa pergi."
"Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi dulu," Reza berbalik badan dan melangkah keluar tapi saat akan membuka pintu, Davian tiba-tiba memanggilnya.
"Ya Tuan ada apa?"
"Apa kau tidak bisa tidur setelah berciuman?"
Reza berlari mendekat, "Tuan apa Anda baru saja berciuman?" Tanyanya penasaran.
"Tidak, sudah lanjutkan pekerjaanmu!" Ucap Davian mengambil map yang tadi di serahkan Reza padanya.
Reza pun hanya bisa menurut dan melangkah keluar dengan penuh rasa penasaran. Tapi tiba-tiba dia berbalik dan kembali berjalan menghampiri bos nya.
"Apa seluruh tubuh Anda terasa panas? Wajah Anda memerah dan Jantung Anda berdebar kencang seakan akan mau melompat dari tempatnya dan juga seperti ada aliran listrik yang mengalir di tubuh Anda?"
Davian langsung menutup kembali map yang tadi sempat dibukanya mendengar ucapan Reza.
"Iya dari mana kau tahu?" Kini Davian melipat kedua tangannya di atas meja penasaran dengan jawaban yang akan Reza sampaikan.
"Itu mudah Tuan, kata buku yang saya baca, itu semua adalah tanda-tanda Anda jatuh cinta," jawab Reza sambil menuding-nudingkan jari telunjuknya di depan wajah Davian.
"Hahaha, itu tidak mungkin," kata Davian tertawa mendengar ucapan Reza.
"Mana mungkin aku jatuh cinta dengan… itu lebih sangat tidak mungkin," gumam Davian.
"Hah? Apa Anda mengatakan sesuatu?"
"Tidak, kau bisa pergi!"
Reza menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian berjalan keluar, kemudian mengedikkan bahunya acuh.
Davian yang akan kembali mengerjakan pekerjaannya, mengurungkan niatnya saat ponselnya berbunyi. Davian buru-buru bangkit mengambil kunci mobil dan segera keluar.
"Batalkan rapat hari ini," ucap Davian dan berjalan keluar.
Davian memasuki lift dan terus melihatnya tapi pintu tidak kunjung terbuka, yang biasanya cepat kini berjalan lambat saat dia sedang buru-buru.
Begitu lift terbuka, Davian segera berlari menuju ke mobilnya, cepat-cepat masuk dan melajukannya dengan kecepatan tinggi berharap akan segera sampai ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
𝓡𝓲𝓷𝓳𝓪 🌼
duh ayuna kamu bandel bgt sih 🙈🙈
2022-09-27
5
Nurmaya
paling juga si om
2022-09-27
0
Kenzi Kenzi
nah lhoh....siapa kira2.....oom davian tuh...... mosok guru bp,ga mungkin kan
2022-09-27
0