Chapter 2

Davian menarik kursi dengan satu tangannya, kemudian mendudukan Ayuna disana.

"Kamu duduk disini, Om akan memasak dulu," ucap Davian mengacak rambut Ayuna.

Davian berjalan menjalan meninggalkan Ayuna menuju ke dapur, yang letaknya tidak jauh dari ruang makan dimana tadi dia meminta Ayuna duduk menunggunya.

Davian mengambil celemek dan memakainya, menoleh sebentar ke arah Ayuna yang kini sedang menopang dagu memperhatikannya. Davian tersenyum dan Ayuna pun membalas senyumannya.

Davian mengambil wajan dan menyalakan kompor memulai memasak untuk keponakannya tersayang.

Ayuna memperhatikan Davian yang kini memotong sayuran, bahkan Ayuna memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri mengikuti gerakan Davian, Ayuna tersenyum melihat itu. Tak menuruti ucapan Davian, kini Ayuna mendorong ke belakang kursi yang tadi didudukinya. Bangun dan berjalan mengendap-endap menghampiri Davian yang terlihat serius dengan peralatan memasaknya.

Ayuna berjinjit dan mengintip, "Om Yuna sedang memasak apa?" Tanyanya kemudian.

"Ayuna kau membuat Om terkejut saja," Davian memegang dadanya.

"Hehe maaf Om, sini Ayuna bantu!" Ayuna merebut spatula dari tangan Davian.

"Tidak perlu Ayuna, kamu duduk saja, lihatlah kamu memegangnya saja salah seperti itu," Davian hendak merebut kembali tapi dengan cepat Ayuna menghentikannya.

"Bagaimana kalau Om ajarin Yuna," kata Yuna penuh harap. 

Davian menghela nafasnya, kemudian tangan kanannya membantu Ayuna memegang spatula dengan benar, hingga tangan kanan Davian kini berada di atas tangan Ayuna.

Ayuna melirik ke belakang dimana tangan kiri Davian berada, dengan perlahan Ayuna meraih tangan kiri Davian dan melingkarkan di pinggangnya.

Davian tersentak saat tiba-tiba Ayuna meraih tangan satunya yang bebas dan melingkarkan di pinggang gadis itu. Davian hendak menariknya tapi Ayuna dengan kuat menahannya, hingga Davian pun pasrah, jangan sampai mereka jadi ribut apalagi di depan kompor yang menyala.

Sementara itu debaran jantung Ayuna semakin cepat, apalagi merasakan hembusan nafas Davian yang terasa menggelitik tengkuknya.

"Harum," ucap Davian tanpa sadar, hingga membuat Ayuna menoleh dan cup tanpa sengaja bibir Ayuna menempel tepat di bibir Davian.

Davian begitu terkejut dan segera menarik dirinya menjauh dari Ayuna yang juga sama terkejutnya. Davian menatap Ayuna yang juga berbalik badan menatapnya. Davian mematikan kompor dan segera berlalu meninggalkan Ayuna.

Ayuna memegang dadanya, jantungnya seperti akan melompat dari tempatnya, Aluna mengangkat tangannya dan memegang bibirnya, walaupun tadi hanya sekilas, tapi Ayuna masih merasakan betapa lembut bibir Davian, mengingat itu, Ayuna tiba-tiba tersenyum sendiri.

Rasa lapar Ayuna hilang begitu saja, gadis itu segera berlari menaiki tangga menuju kamarnya, dirinya akan bersiap-siap untuk berangkat sekolah,

Sesampainya di kamar Ayuna langsung menjatuhkan dirinya di atas ranjang. Ayuna menghentak-hentakkan kakinya di atas tempat tidurnya.

"Mencium Om Davian, senang sekali rasanya, yeah aku mencium Om Davian, rasanya ingin lagi…" Ayuna menutupi wajahnya dengan bantal tak lama dirinya bangun dan memukul-mukul bantal tadi membayangkan jika dia akan kembali mencium om kesayangannya.

Ayuna kemudian meletakkan bantal di sampingnya turun dari ranjang dan menuju kamar mandi, gadis itu terus saja bersenandung, mengingat hari ini adalah hari keberuntungannya karena bisa mencium Davian, bukan pipi atau kening melainkan bibir pria itu.

Selesai bersiap Ayuna berjalan menuruni tangga dan berlalu begitu saja berjalan keluar.

"Sarapan dulu!" Kata Davian dari arah belakangnya.

Ayuna menoleh dan melihat wajah Davian, tidak, lebih tepatnya melihat bibir pria itu, membuat wajah Ayuna memerah bahkan pipinya terasa panas apalagi mengingat ciuman tadi. Davian kini sudah rapi dan terlihat tampan dengan setelan jasnya.

"Tidak Om, Yuna sudah tidak lapar, jadi Ayuna langsung berangkat saja," tolak Ayuna, saat ini Ayuna tidak tahu harus bagaimana bersikap hingga dia pun mencoba menghindar dari Davian untuk sementara waktu, lebih tepatnya hari ini saja.

Davian yang tidak suka mendengar penolakan Ayuna, berjalan menghampiri Ayuna dan menarik tangan gadis itu menuju ruang makan dan menyuruhnya duduk dan sarapan lebih dulu sesampainya disana.

"Makan! Setelah itu, Om akan mengantarmu," ucap Davian kembali meninggalkan Ayuna.

Ayuna menekuk wajahnya, bagaimana bisa Davian meninggalkannya dan membiarkannya makan sendiri.

Dengan malas, Ayuna mengambil sendok dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya tidak semangat. Begitu selesai, Ayuna segera berjalan keluar menuju ke mobil Davian, dimana om nya itu sudah menunggunya di dalam mobil.

Ayuna masuk ke dalam mobil dan Davian segera melajukannya menuju ke sekolah Ayuna lebih dulu. Di dalam mobil Ayuna terus saja menatap Davian yang hanya diam saja. Davian terlihat marah tapi Ayuna sama sekali tidak tahu apa yang membuat om kesayangannya itu marah sampai mendiamkannya. 

"Om kenapa?" Tanya Ayuna yang tidak bisa terus didiamkan.

Davian menoleh ke arah Ayuna sekilas kemudian kembali fokus pada jalanan di depannya.

"Sudah sampai," kata Davian datar.

"Om…"

"Nanti kamu terlambat Ayuna," ujar Davian dan Ayuna pun terpaksa turun.

Begitu Ayuna sudah benar-benar turun, Davian segera melajukan kembali mobilnya menuju ke kantor.

...

Davian turun dari mobil yang langsung disambut Reza asistennya. Dengan langkah tegap, Davian melewati begitu saja karyawan yang menyapanya tanpa membalas sapaan mereka. Reza sang asisten berjalan di belakangnya mengangguk menjawab sapaan karyawan mewakili Davian.

Davian masuk ke dalam ruangannya, berjalan menuju ke kursi kebesarannya dan duduk disana.

"Katakan apa saja jadwalku hari ini, oh ya laporan yang saya minta kemarin apa sudah disiapkan?" 

"Sudah Pak," jawab Reza dan pria itu pun membacakan jadwal Davian tanpa terlewat sedikitpun.

"Dan ini laporan yang kemarin Anda minta," Reza menyerahkan map berisi laporan permintaan Davian.

"Baiklah, dan kau bisa melanjutkan pekerjaanmu, dan jangan biarkan ada seorangpun masuk, saya sedang sibuk dan tidak ingin diganggu," peringat Davian, dan Reza mengangguk kemudian berlalu keluar.

Sepulang sekolah, Ayuna datang ke kantor Davian. Ayuna ingin mengajak om nya untuk makan siang di luar bersama sekalian menanyakan apa yang membuat Davian tiba-tiba mendiamkannya.

"Om Reza, Om Davian mana?" Tanya Yuna menghampiri seorang pria yang kini sedang berkutat dengan laptopnya.

"Oh Ayuna, ada kok om kamu, dia ada di dalam, sibuk dan tidak mau diganggu," Reza mengangkat wajahnya, melihat siapa yang datang.

"Ya sudah Yuna masuk dulu ya Om," pamit Ayuna pada Reza, kemudian Ayuna berjalan menjauh dari meja Reza menuju ke ruangan Davian.

Reza mengangguk, tapi kemudian gerakan tangannya yang menari diatas keyboard terhenti saat mengingat ucapan Davian yang mengatakan tidak ingin diganggu siapapun.

"Ayuna tung…" ucapan Reza terhenti saat melihat Ayuna sudah lebih dulu masuk ke ruangan bosnya.

Reza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, hingga tak lama pria itu mengedikan bahunya dan yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja, karena bagaimanapun orang yang menerobos masuk adalah keponakan yang sangat disayangi bosnya.

Semenatara itu di dalam ruangan, Davian berteriak saat tiba-tiba ada seseorang yang masuk.

"Saya sudah bilang tidak ingin diganggu!" 

"Om Davian!" Ayuna terkejut mendengar suara Davian yang berteriak padanya. Bahkan mata gadis itu sudah berkaca-kaca.

"Ayuna, ternyata kamu," Davian buru-buru bangun begitu melihat Ayuna yang sudah hampir saja menangis.

"Yuna maafkan Om, Om kira tadi Reza," kata Davian menyesal.

"Om itu kenapa sih sebenarnya dari pagi? Om diemin Yuna, om juga tadi bentak Yuna," air mata Yuna jatuh juga pada akhirnya, karena baru kali ini dia mendengar suara Davian yang bersuara tinggi padanya.

"Tidak apa-apa, biasa hanya masalah kerjaan, Om tidak mendiamkan kamu kok, dan tadi om bukan bermaksud membentak kamu, tapi pada Reza yang tidak baik dalam bekerja," Davian menghapus air mata Yuna yang hampir membasahi seluruh wajah gadis itu.

"Jadi Om tidak marah sama Ayuna?"

Davian menggeleng dan memeluk Ayuna. Jika tidak memeluknya, Davian yakin jika Ayuna pasti akan menganggapnya marah.

"Oh ya kenapa kamu kemari tidak menghubungi Om dulu?" Davian merangkul Ayuna dan membimbingnya duduk di sofa yang ada di ruangannya.

"Aku tahu om sibuk, jadi ya sudah Ayuna kesini sendiri. Ayuna mau mengajak om untuk makan siang di luar," kata Ayuna penuh harap.

"Baiklah ayo!" Jawab Davian cepat. Pria itu bangun dan mengulurkan tangannya. 

Mendapat persetujuan Davian membuat Ayuna begitu senang dan dengan segera menyambut uluran Davian bergelayut manja pada pria itu sampai mereka keluar meninggalkan ruangan Davian menuju ke basement dimana mobil Davian diparkirkan.

"Om yang terbaik," tanpa sadar, Ayuna mencium pipi Davian begitu masuk ke dalam mobil pria itu.

"Ayuna apa yang kau lakukan? Bisa-bisanya kamu sampai kelepasan dan mencium pipi Om Davian," dalam hati Ayuna terus merutuki dirinya sendiri.

Ayuna perlahan menatap ke arah Davian, menunggu tanggapan pria itu.

"Keponakan om rupanya sudah besar," kata Davian tersenyum kemudian mengacak rambut Ayuna.

"Om!" Ayuna menyingkirkan tangan Davian dari kepalanya.

"Ayuna dengarkan om, Ayuna sudah besar, jadi Ayuna jangan seperti ini lagi ya, terutama sama pria lain," tambah Davian memberitahu Ayuna.

Fokus Ayuna bukan ucapan terakhir Davian, melainkan ucapan Davian yang mengatakan dirinya keponakan, yang entah kenapa membuat Ayuna tidak suka. 

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

jangan2 diem2.oom.sukah sama.ponakan(angkat...kaleeeeee)

2022-09-22

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

berarti sama om,boleh dunk....hehehehej

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!