Davian benar-benar kecewa karena bisa-bisanya Ayuna membohonginya. Tidak tahukah Ayuna, Davian begitu khawatir saat tahu Ayuna berada di bar? Tidak tahukah Yuna jika Davian takut terjadi apa-apa dengannya. Apalagi saat Davian teringat pesan kakaknya yang tak lain adalah ibu kandung Ayuna, beliau meminta Davian untuk menjaga Ayuna sebaik mungkin, dan jika terjadi sesuatu dengan Ayuna? Apa yang harus Davian lakukan untuk menebus kesalahannya pada kakak tercinta?
"Om kenapa Om datang menjemputku, Om aku baru sampai, aku masih ingin menari," kata Ayuna terus memberontak meminta turun, bahkan Ayuna tidak segan-segan memukul-mukul punggung Davian.
"Ayuna hentikan!"
Davian menurunkan Ayuna karena gadis itu terus memukulinya, lalu kembali menarik tangan Ayuna, tapi gadis itu menahan kakinya agar tidak berpindah saat Davian menariknya, bahkan Ayuna sampai berpegangan pada meja yang dilaluinya.
"Om lepaskan, aku bisa jalan sendiri!"
Davian sama sekali tidak mendengar ucapan Ayuna, dia terus mengajak Ayuna keluar dari tempat itu, tempat yang bisa saja berbahaya untuk Ayuna, Davian tidak ingin Ayuna sampai salah pergaulan. Tapi saat Davian hendak sampai ke mobilnya ada seseorang yang menarik tangan Ayuna yang satunya.
"Akh!" Jerit Ayuna terkejut karena tiba-tiba ada yang menarik tangan satunya.
Ayuna maupun Davian langsung menoleh. Begitu menoleh Ayuna tahu siapa yang menarik tangan satunya, dia lah Bara teman sekelas Ayuna yang juga selama ini menyukai Ayuna.
"Lepaskan Om! Om salah orang, atau ingin aku laporkan jika Om akan menculik teman saya?" Kata Bara yang baru saja datang, setelah mendapatkan chat dari Winda tadi, bahwa ada seorang pria Dewasa yang membawa Ayuna pergi.
Bara yang mendapat pesan seperti itu dari teman dekat Ayuna langsung mengambil kunci motornya dan melakukannya ke alamat yang tadi lokasinya sudah dikirim Winda. Begitu sampai Bara langsung turun dari motor dan segera melangkahkan kakinya untuk masuk, tapi langkahnya berhenti saat melihat sosok gadis yang dikenalnya, tangan Ayuna ditarik oleh seorang pria dan bahkan pria itu menyuruh Ayuna untuk segera masuk ke mobilnya, itulah yang Bara dengar, hingga Bara buru-buru berlari ke arah Yuna dan menahan tangan satunya.
Davian yang tidak terima langsung kembali menarik tangan Ayuna, dan terjadilah tarik menarik antara Davian dan Bara.
"Om lepaskan! Bara lepaskan!" Ayuna menatap kedua pria itu bergantian sambil terus berusaha melepas kedua tangannya dari Bara maupun dari Davian.
"Diam!" Teriak keduanya membuat Ayuna langsung terdiam.
Davian dan Bara saling menatap tajam, Ayuna hanya bisa pasrah diantara kedua pria yang kini sedang memperebutkan dirinya.
Bara berhasil menarik tangan Ayuna yang berakhir di pelukannya. Davian yang marah saat melihat Bara menyentuh Ayuna, menarik Ayuna paksa, dan langsung memberikan pukulan di wajah Bara, hingga membuat Bara jatuh tersungkur.
"Jangan sekali-sekali kau menyentuh Yunaku! Kalau sampai kau berani, akan aku buat kau terluka lebih dari ini!"
Bara mengepalkan kedua tangannya, hanya bisa melihat Davian berjalan keluar dengan Yuna dengan amarah di hatinya.
Sementara itu, Davian yang masih membawa Ayuna di bahunya, sama sekali tak mendengarkan ucapan Ayuna yang memintanya turun. Davian terus berjalan keluar menuju mobilnya. Dan begitu sampai, Davian segera menurunkan Ayuna.
"Ada hubungan apa kau dengannya?"
"Tidak ada Om."
"Jangan bohong Ayuna! Siapa dia?" Tanya Davian menginterogasi keponakannya.
"Yuna tidak bohong, Yuna tidak ada hubungan apa-apa dengannya, dia hanya teman sekelas Ayuna, hanya itu."
Davian menatap ke dalam mata Ayuna, dia sama sekali tidak menemukan kebohongan disana, tapi Davian merasa tidak tenang, karena sebagai sesama pria, Davian yakin bahwa pria itu menyukai keponakannya.
"Cepat masuk, kita pulang sekarang!" Perintah Davian dan Ayuna pun hanya bisa menurut takut melihat wajah Davian yang saat ini begitu menyeramkan.
Setelah Davian masuk, Davian pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan malam yang tidak terlalu banyak kendaraan.
Ayuna menatap takut om nya yang sedari tadi diam saja, sampai mobil Davian sudah di halaman rumahnya.
Davian dan Ayuna segera turun, Ayuna hanya bisa menunduk berjalan di belakang Davian, merasa bersalah, itu yang Yuna rasakan saat ini. Jika dia tidak berbohong pada Davian, atau mungkin jika dia tidak setuju dengan ajakan temannya untuk pergi ke bar, Davian pasti tidak akan marah, Davian tidak akan memukul seseorang.
Keduanya kini sudah masuk ke dalam rumah, tidak ada yang bersuara, baik Davian dan Ayuna hanya saling diam. Davian memutuskan untuk langsung ke kamarnya. Sebenarnya Davian ingin menegur Ayuna, tapi tidak untuk sekarang, amarah masih menyelimuti hatinya, dia tidak ingin sampai membentak ataupun berbicara dengan suara tinggi kepada Ayuna.
"Maaf," ucap Ayuna lirih.
Namun, Davian yang sangat marah terus berjalan ke atas tanpa mendengarkan ucapan maaf Ayuna. Ayuna yang melihat Davian tidak mempedulikannya lantas panik dan segera mengikutinya ke atas. Hatinya mendadak diselimuti rasa takut. Dirinya cemas kalau sampai Davian membencinya.
Ayuna mengejar Davian dan berkata, “Om, Yuna benar-benar minta maaf karena sudah berbohong. Yuna tidak bermaksud kurang ajar, Yuna hanya….” ucapan Ayuna terhenti begitu saja, dia tidak tahu harus berbicara apalagi agar Davian mau mengerti.
Alasan Yuna pergi sebenarnya sangat sederhana. Ia hanya ingin bersenang-senang dengan temannya. Ia tidak bermaksud macam-macam seperti minum-minum ataupun hal tidak senonoh lainnya. Apakah menikmati masa muda salah?
Ayuna bisa saja meminta izin pada Om Davian, tapi dia tahu tidak semudah itu mendapatkan izin Om nya, apalagi jika Om nya tahu kemana sebenarnya Yuna akan pergi. Selama ini hidup dengan Davian, tentu Ayuna sadar betapa overprotective-nya Davian. Jadi, apapun alasan yang ia berikan, pasti rasanya percuma saja.
Buktinya, temannya saja bisa dihitung pakai jari, dan tadi Davian bahkan sampai memukul Bara? Apa jadinya kalau sampai teman sekolahnya yang lain tahu?! Kejadian di masa lalu kembali menghantui Ayuna.
Mengingat hal ini, Yuna menjadi frustasi mendadak. Lebih frustasi lagi ketika ia melihat tidak ada tanda-tanda Davian akan berhenti hingga Ayuna pun memutuskan untum tidak lagi mengikuti Davian.
Tangan Yuna mengepal erat dengan kesabarannya yang hampir habis terbakar oleh amarah dan rasa malu. "Terserah Om mau maafin Yuna atau ngga. Hiraukan saja terus! Yuna sudah capek. Ngga minta maaf salah, giliran minta maaf malah dicuekin. Om gak pernah mau mengerti!"
"Lagian Om ini terlalu kuno! Yuna bukan anak kecil lagi hingga Om bisa bersikap seperti tadi. Yuna malu, lagian Yuna pergi juga hanya untuk bersenang-senang dengan teman-teman, apa itu salah?!" Setelah menumpahkan rasa sesalnya, tanpa menunggu respon Davian, Ayuna pun berbalik ke arah kamarnya.
Sementara itu, Davian yang mendengar ucapan Ayuna langsung membalikkan badannya dan berjalan cepat menghampiri Yuna. Tanpa aba-aba, Davian langsung menarik lengan Ayuna dan mendorongnya hingga bersandar ke dinding.
“Om!” Ayuna tersentak, merasakan sakit di punggungnya ketika bertabrakan dengan dinding di belakang.
Namun, belum sempat Yuna berkata lagi, Davian sudah dengan lincah mengunci kedua tangan Yuna di atas kepalanya dan memeluk pinggang ramping gadis itu. Setelah itu, Ayuna hanya dapat merasakan sensasi lembut nan hangat di bibirnya. Matanya membulat seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Rierudi Laras
Baru baca thor dari bab 1 hingga sekarang rasanya omnya ayuna sudah jatuh hati sama keponakannya sendiri 😄😄😄😄 next bab thor
2022-09-26
0
Kenzi Kenzi
cium...cium....cium...ayo...cium ommmm
2022-09-26
0