Bab 5 ~ Cantikan Mama

Jam 10 malam, Jenna masih berkutat dengan soal-soal yang di berikan oleh pria tampan sering di panggilnya, Abang tersebut.

Tidak peduli bagaimana marahnya sang Mama nanti bila keesokan paginya Jenna akan sulit di bangunkan.

Di atas karpet bulu yang nyaman menjadi tempat Jenna mengerjakan semua soal-soal yang hampir selesai, rasa gelisah mulai di rasakannya ketika pria tersebut duduk begitu dekat dengannya.

Bagaimana tidak, beberapa waktu lalu Jenna masih duduk tenang di sofa panjang sembari menjawab beberapa soal dan putra dari orang tua angkatnya itu pun ikut duduk di sampingnya.

Tidak nyaman akhirnya Jenna berpindah tempat, namun semuanya percuma saja di lakukan Jenna.

Sikap keras kepala dan posesif pria itu melebihi apapun yang ada di dunia, baginya mustahil untuk mundur sebelum tahu apa alasan Jenna masih saja menolaknya hingga saat ini, dan jalan satu-satunya adalah tetap berada di dekat gadis itu sampai Jenna benar-benar mau berkata jujur.

Jenna menatap tajam kearah pria tampan yang lima tahun ini menjadi satu-satunya yang dekat dengannya, tidak ada pria lain berani mendekat bila sudah melihat wajah dingin milik sang Abang.

"Abang bisa geser dikit nggak? Dari tadi perasaan duduknya nggak bisa diam. Kata Mama haram hukumnya bukan mahram tapi selalu saja duduknya dekat Jenna." Risih gadis manis itu sangat tidak nyaman berada terlalu dekat dengan sosok tampan tersebut.

Sementara orang yang di maksud hanya mengulas senyum manis menghiasi wajah tampan dengan tatapan mata teduh melihat kearah Jenna.

Aksa Adhitama, merupakan pria tampan dan satu-satunya putra tunggal dari pasangan suami istri yang telah mengadopsi Jenna.

Tinggal dalam satu atap yang sama nyatanya bukanlah hal yang muda bagi Aksa, terlebih Jenna termasuk sosok gadis yang penurut selama ini.

Apapun yang di katakan Aksa selalu di dengar gadis itu, contohnya seperti sekarang ini Jenna tidak protes ketika kembali di minta mengerjakan soal-soal yang sebenarnya bukan lah pekerjaan gadis manis itu.

Jenna merupakan sosok gadis yang baik hati dan tulus di mata Aksa, sudah dua tahun lamanya ia terus meminta Jenna menjadi istinya. Tetapi, berkali-kali di lamar Aksa, tetap saja penolakan yang ia dapatkan keluar dari mulut Jenna.

Lama keduanya saling diam dengan posisi masih sama yaitu duduk nyaris saling menempel.

Lama kelamaan akhirnya Jenna merasa kesal sendiri di buat pria itu.

"Abang awas ih, kebiasaan bangelat deh tiap duduk maunya dekat-dekatan." Ucap Jenna tegas mulai tidak nyaman

Pria itu tidak tahu saja bagaimana kondisi jantung Jenna sekarang, berada terlalu dekat membuatnya kesulitan bernafas dengan normal.

"Memangnya Abang kenapa? Lagian duduk juga ada jaraknya kan?" tanya Aksa pura-pura tidak tahu padahal ia nyaris tertawa melihat wajah masam gadis manis kesayangannya tersebut.

"Ish, Jenna bilang Mama ya!" ancam Jenna mulai kehabisan akal meladeni sikap posesif sang Abang.

"Bilang saja, biar sekalian Mama tahu kalau Abang lagi berusaha meluluhkan hati calon istri."

"Astagfirullah, Jenna kok takut ya."

"Takut kenapa? Bukannya dari dulu kamu selalu saja nolak Abang dengan alasan yang selalu saja membuat otak Abang nyaris mau gila?" tatapan mata Aksa menelisik wajah cantik milik Jenna.

Ia mencari jawaban lewat sorot mata indah yang selama dua tahun ini sukses membuatnya bertekuk lutut hanya pada satu wanita.

"Abang kebiasaan, tiap berdebat selalu kalimat itu yang terucap." Protes Jenna mulai kesal sendiri

Pasalnya pria itu seolah memang sengaja mencari gara-gara, sifat jahil yang di miliki Aksa kadang kala membuat Jenna merasa tidak nyaman dan tenang.

Pada akhirnya Jenna memilih diam dan menulikan telinganya saat Aksa mulai banyak bertingkah, ada saja hal-hal tidak masuk akal yang di tanyakan pria itu.

Telinga Jenna mulai terasa panas, terus mendengar kalimat-kalimat yang menurutnya tidak penting untuk di bahas.

Bukannya tidak menghargai, gadis itu sebenarnya bingung harus menjawab apa lagi setiap ada pertanyaan yang menyangkut soal pernikahan.

"Mending Abang keluar saja deh! Dari pada ganggu konsentrasi Jenna, ngeselin bangat sih jadi orang." Usir Jenna dengan nada sedikit meninggi

Telinganya menjadi panas tiap kali mendengar kata Menikah terucap dari mulut Aksa, seolah tidak ada topik pembahasan yang lain saja.

Senyum Aksa yang semula merekah langsung hilang kala kalimat yang keluar dari mulut gadis itu begitu menohok hatinya.

Ia tidak percaya Jenna bisa mengeluarkan kalimat yang menurutnya terkesan kasar, terlebih nada ucapan Jenna seperti marah.

"Sebegitu benci kah kamu pada Abang, sampai berbicara seperti itu?" ucap lirih Aksa menelan rasa kecewa.

Ada rasa sesak timbul dalam hati Aksa, selama ini ia berusaha menjaga pandangannya dari wanita manapun, menjaga hatinya hanya untuk Jenna, setiap dalam do'a yang ia haturkan selalu terselip nama Jenna di sana.

Tetapi kerasnya hati dan tingginya dinding pembatas yang sengaja di ciptakan Jenna, sangat sulit di lewati Aksa.

Jenna yang sadar perkataannya barusan telah menyakiti hati pria itu berusaha menenangkan.

"Maaf Abang, bukan gitu maksud Jenna. Tolong mengertilah posisi Jenna sekarang! Sikap Abang yang terlalu terbuka seperti ini membuat Jenna sulit menyikapi semuanya." Mohonnya meminta pengertian

Jenna diam sejenak sebelum kembali berbicara.

"Abang tahu bagaimana pertemuan kita dulu bukan? Entah takdir yang sengaja mendekatkan kita, atau karena keadaan yang membuat Jenna berada di antara kalian." Lanjutnya penuh perasaan bersalah

Aksa mulai mengeluarkan cairan bening di ujung matanya, ada perasaan tidak biasa menusuk hatinya kala mata indah milik Jenna mulai berair.

Akan tetapi, demi mengalihkan suasana canggung. Tidak baik membuat anak gadis kesayangan sang Mama sedih.

"Sudahlah, Abang tidak akan mengganggu mu lagi." Ucap pria itu sengaja mengalihkan topik pembicaraan

"Abang masih sayang dengan nyawa Abang kalau sampai Mama tahu anak gadis kesayangannya di buat menangis."

Mulut Jenna menganga tidak percaya, mendengar jawaban Aksa seolah tidak ingin membahas masalah itu.

"Tuh kan, tadi senang bangat gangguin Jenna. Sekarang Abang malah lari dari topik pembahasan," omelnya tidak suka.

"Mana sampai bawa-bawa nama Mama lagi, mau Abang sebenarnya apa coba?" kesal sudah Jenna di buat Aksa.

Melihat Jenna mulai memasang wajah masam akibat ulahnya, kini Aksa jadi serba salah sendiri.

Ia tatap lekat-lekat wajah cantik tanpa polesan make up gadis itu yang seolah mengetahui tengah di perhatikan.

"Apa lihat-lihat? Jenna tahu kok kalau Jenna ini satu-satunya gadis paling cantik," seru Jenna penuh percaya diri.

Mata Aksa melotot sempurna mendengar gadis itu berbicara.

"Idih, kepedean bangat jadi orang," kekehnya setengah mengejek.

"Cantikan Mama dong," tambahnya yang justru memuji sang Mama.

🍃🍃🍃🍃🍃

Episodes
1 Bab 1 ~ SINOPSIS
2 Bab 2 ~ Terlambat
3 Bab 3 ~ Hukuman
4 Bab 4 ~ Lagi?
5 Bab 5 ~ Cantikan Mama
6 Bab 6 ~ Jujur!
7 Bab 7 ~ Tidak Jadi
8 Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9 Bab 9 ~ Cukup Doakan
10 Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11 Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12 Bab 12 ~ Apa Lagi
13 Bab 13 ~ Ampun
14 Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15 Bab 15 ~ Harga Diri
16 Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17 Bab 17 ~ Calon Menantu
18 Bab 18 ~ Dia Putriku
19 Bab 19 ~ Posesif
20 Bab 20 ~ Dia Milikku
21 Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22 Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23 Bab 23 ~ Meminta Maaf
24 Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25 Bab 25 ~ Siapa Dia
26 Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27 Bab 27 ~ Cium Sini
28 Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29 Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30 Bab 30 ~ Aroma Apa?
31 Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32 Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33 Bab 33 ~ Menjadi
34 Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35 Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36 Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37 Bab 37 - Se Indah Berlian
38 Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39 Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40 Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41 Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42 Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43 Bab 43 ~ Nikah Abang
44 Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45 Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46 Bab 46 ~ BAHAYA
47 Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48 Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49 Bab 49 ~ Harus Janji
50 Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51 Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52 Bab 52 ~ Telat Selangkah
53 Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54 Bab 54 ~ Benalu
55 Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56 Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57 Bab 57 ~ Cari Selir
58 Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59 Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60 Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61 Bab 61 ~ Biarkan
62 Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63 Bab 63 ~ Kasihan
64 Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65 Bab 65 ~ Rumah Sakit
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 ~ SINOPSIS
2
Bab 2 ~ Terlambat
3
Bab 3 ~ Hukuman
4
Bab 4 ~ Lagi?
5
Bab 5 ~ Cantikan Mama
6
Bab 6 ~ Jujur!
7
Bab 7 ~ Tidak Jadi
8
Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9
Bab 9 ~ Cukup Doakan
10
Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11
Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12
Bab 12 ~ Apa Lagi
13
Bab 13 ~ Ampun
14
Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15
Bab 15 ~ Harga Diri
16
Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17
Bab 17 ~ Calon Menantu
18
Bab 18 ~ Dia Putriku
19
Bab 19 ~ Posesif
20
Bab 20 ~ Dia Milikku
21
Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22
Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23
Bab 23 ~ Meminta Maaf
24
Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25
Bab 25 ~ Siapa Dia
26
Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27
Bab 27 ~ Cium Sini
28
Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29
Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30
Bab 30 ~ Aroma Apa?
31
Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32
Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33
Bab 33 ~ Menjadi
34
Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35
Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36
Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37
Bab 37 - Se Indah Berlian
38
Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39
Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40
Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41
Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42
Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43
Bab 43 ~ Nikah Abang
44
Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45
Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46
Bab 46 ~ BAHAYA
47
Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48
Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49
Bab 49 ~ Harus Janji
50
Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51
Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52
Bab 52 ~ Telat Selangkah
53
Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54
Bab 54 ~ Benalu
55
Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56
Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57
Bab 57 ~ Cari Selir
58
Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59
Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60
Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61
Bab 61 ~ Biarkan
62
Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63
Bab 63 ~ Kasihan
64
Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65
Bab 65 ~ Rumah Sakit
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!