Bab 2 ~ Terlambat

Di lantai tiga, terdapat seorang wanita dengan pakaian rumahannya berusia kurang lebih 40 tahun yang tidak lain adalah Ibu angkat dari Jenna terus saja mengetuk pintu kamar gadis itu lumayan keras.

Kesal karena pintunya di kunci, akhirnya wanita berparas cantik tersebut harus meminta salah satu pelayan di kediamannya untuk mengambil sebuah kunci cadangan.

"Tolong ambilkan saya kunci cadangan kamar milik putri ku di laci dalam lemari samping meja TV!" pinta Lestari pada salah satu pelayannya.

"Segera saya ambilkan Nyonya," sahut sang pelayan bergegas pergi mengambilkan apa yang di minta.

Selang beberapa menit kemudian, pelayan tersebut datang sambil membawa beberapa kunci cadangan yang bukan hanya milik kamar sang Nona muda, melainkan ada beberapa kunci lainnya.

"Ini Nyonya, kuncinya." Ucapnya pelan seraya memberikan beberapa kunci cadangan tersebut pada Lestari

"Terima kasih ya."

Lestari tidak kesulitan mencari kunci mana yang merupakan cadangan untuk membuka kamar milik putri angkatnya.

Sebagai Nyonya Besar yang bertanggung jawab mengurus semua keperluan di rumah tentu bukan masalah besar bagi Lestari menemukan apa yang dia butuhkan.

Ceklek!

Saat pintu kamar berhasil di buka, mata Lestari sontak membulat sempurna ketika langkah kakinya sudah masuk ke dalam kamar milik gadis manisnya tersebut.

"Jenna. Oh, ya ampun anak gadis aku sudah siang belum juga bangun." Pekiknya lumayan keras seraya berjalan mendekat kearah tempat tidur dimana terdapat sang putri masih tidur meringkuk di balik selimut tebal

"Bangun sayang! Ini jam berapa coba, Adek nggak mau pergi kuliah apa?" omel Lestari seraya menarik lumayan kuat kedua lengan Jenna hingga terduduk meski kedua matanya belum juga terbuka.

Hanya itu cara agar putri angkatnya itu segera bangun dari tidur.

Sebenarnya Jenna masih sangat mengantuk, tetapi teriakan sang Mama jauh lebih keras di bandingkan alarm miliknya.

Alhasil meski enggan membuka mata, gadis itu tetap harus bangun, jangan sampai membuat keributan lagi di pagi hari.

"Ngantuk banget Mama, semalam Jenna di minta Abang bantuin kerjakan soal banyak sekali. Tidurnya pas jam 3 subuh, kenapa Mama malah bangunin Jenna masih jam 6 pagi sih?" Adu Jenna sedikit kesal karena sudah di kerjai putra satu-satunya dari orang tua angkatnya tersebut

"Lihat! Sekarang sudah jam berapa, hmm?" titah Lestari tanpa menanggapi aduan yang keluar dari mulut Jenna barusan.

Wanita berparas cantik dan anggun itu tentu tahu sejahil apa sang putra ketika kemauannya tidak di turuti, terlebih selama dua tahun putranya terus meminta Jenna untuk segera di lamar.

Tetapi apa hendak di kata, gadis manis itu selalu saja menolak dengan alasan yang tidak masuk akal.

"Tadi kan, Jenna bilang jam 6, Mama." Jawab malas gadis manis itu kelewatan manja dan masih sangat mengantuk

Entah karena Jenna belum melihat jam yang terletak di samping tempat tidurnya atau karena enggan membuka mata walau sedikit saja.

"Lihat yang benar sayang! Lama-lama Mama panggil Papa biar Adek cepat beres-beresnya, kalau Adek terlambat nanti kena omel Abang mau?" gemas Lestari rasanya ingin sekali mencubit kedua pipi cubby milik putri angkatnya tersebut.

Dengan malas Jenna membuka matanya perlahan kemudian melirik malas ke atas nakas samping tempat tidur, mata indahnya yang belum sepenuhnya terbuka mendadak besar setelah sadar jika dia ternyata sudah terlambat untuk masuk kuliah pagi.

"OMG, Mama. Hari ini Jenna ada kuliah pagi dan Dosen nya sangat galak, Mama kenapa bangunin Jenna baru sekarang?" Jeritnya lumayan kuat segera bangun dari tempat tidur

Langkah kakinya yang panjang berlari cepat masuk ke dalam kamar mandi tanpa peduli pintunya di tutup atau tidak.

Lestari hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak habis pikir anak gadis yang di rawatnya sudah lima tahun ini, menjadi begitu manja dan sangat bergantung padanya.

"Apa karena aku tidak memiliki anak perempuan sampai sang Kuasa mengirimkannya padaku." Gumamnya lirih seraya mengusap air mata yang sudah mengenang di pelupuk mata

Salahkah jika dia bersikap egois?

Dua tahun lalu, kedua orang tua kandung dari Jenna sempat menghubunginya untuk meminta putri mereka agar mau di kembalikan.

Akan tetapi, rasa tidak rela dan tidak ikhlas mampu menjadikan Lestari menjadi ibu yang tidak berperasaan dan sedikit egois, rasa sayang dan cintanya pada Jenna telah membutakan mata hatinya.

Sekeras apapun orang tua kandung Jenna ingin mengambil putri mereka kembali, jangan harap Lestari mau memberikannya sampai kapan pun itu, tentu semua yang di lakukannya tidak luput dari pantauan Jenna sendiri.

Kurang dari dua puluh menit sebelum jam 8 pagi, Jenna berlari turun ke lantai bawah dengan tergesa.

Gadis manis itu bahkan tidak ikut sarapan dan memilih berangkat kuliah di antar oleh Pak sopir.

"Mati aku, sebentar lagi pasti pelajaran akan di mulai." Panik Jenna terus melihat kearah jam di pergelangan tangan kirinya

Waktu yang tersisa memang tidak lah banyak, hanya karena di hukum mengerjakan soal dari sang Abang membuat Jenna bangun terlambat.

"Paman, bisakah lebih cepat lagi? Jenna bisa telat sampai kampus." Pintanya seraya memohon pada sang sopir

"Nanti Paman di marahi Tuan muda lagi Nona." Sahut pria itu takut menuruti permintaan sang Nona muda

"Abang ngga bakal tahu kalau Paman nggak buka suara ke Abang. Ayo lah Paman, nanti kalau sampai telat Jenna nggak di bolehin masuk kelas lagi." Pintanya kembali memohon berharap sang sopir kali ini menyetujui

"Baiklah Nona muda," sahut pria itu mengalah.

Pria berusia 50 tahun itu hanya bisa pasrah melihat raut wajah sedih gadis manis kesayangan dari sang majikan tersebut.

Hanya lima belas menit mobil yang di tumpangi Jenna sudah tiba di depan kampus, dengan segera gadis manis itu keluar dari dalam kereta roda empat tersebut kemudian berlari cepat menuju arah dimana ruangannya berada.

Akan tetapi, baru saja tiba di depan pintu masuk kelas Jenna yang akan melangkah masuk ke dalam ruangan, di kejutkan dengan suara bariton milik seseorang yang sangat dia hapal siapa sosok tersebut.

"Aira Jenna Mehrunissa, pergi ke ruangan saya sekarang! Tunggu sampai saya selesai mengajar satu jam lagi."

DEG

Mampus, aku bilang juga apa telat 'kan masuk ruangannya.

Gadis manis itu merutuki kebodohannya yang tidak sempat memeriksa waktu yang tersisa sebelum memasuki ruangan.

Sementara sosok yang barusan menegur Jenna terlihat begitu fokus pada buku tebal yang di bukanya dengan perlahan, sambil menjelaskan beberapa bagian paling penting kepada teman-temannya yang duduk tenang dalam ruangan.

"Kak, apa tidak bisa masuk ruangan dulu gitu? Lagi pula Jenna telat cuma satu menit saja kan?" mohon Jenna berharap Dosen yang mengajar tersebut memberikan sedikit saja keringanan terhadapnya.

Mendadak dalam ruangan hening seketika mendengar satu kalimat yang keluar dari bibir mungil Primadona kampus tersebut.

🍃🍃🍃🍃🍃

Episodes
1 Bab 1 ~ SINOPSIS
2 Bab 2 ~ Terlambat
3 Bab 3 ~ Hukuman
4 Bab 4 ~ Lagi?
5 Bab 5 ~ Cantikan Mama
6 Bab 6 ~ Jujur!
7 Bab 7 ~ Tidak Jadi
8 Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9 Bab 9 ~ Cukup Doakan
10 Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11 Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12 Bab 12 ~ Apa Lagi
13 Bab 13 ~ Ampun
14 Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15 Bab 15 ~ Harga Diri
16 Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17 Bab 17 ~ Calon Menantu
18 Bab 18 ~ Dia Putriku
19 Bab 19 ~ Posesif
20 Bab 20 ~ Dia Milikku
21 Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22 Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23 Bab 23 ~ Meminta Maaf
24 Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25 Bab 25 ~ Siapa Dia
26 Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27 Bab 27 ~ Cium Sini
28 Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29 Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30 Bab 30 ~ Aroma Apa?
31 Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32 Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33 Bab 33 ~ Menjadi
34 Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35 Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36 Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37 Bab 37 - Se Indah Berlian
38 Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39 Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40 Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41 Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42 Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43 Bab 43 ~ Nikah Abang
44 Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45 Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46 Bab 46 ~ BAHAYA
47 Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48 Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49 Bab 49 ~ Harus Janji
50 Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51 Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52 Bab 52 ~ Telat Selangkah
53 Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54 Bab 54 ~ Benalu
55 Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56 Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57 Bab 57 ~ Cari Selir
58 Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59 Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60 Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61 Bab 61 ~ Biarkan
62 Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63 Bab 63 ~ Kasihan
64 Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65 Bab 65 ~ Rumah Sakit
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 ~ SINOPSIS
2
Bab 2 ~ Terlambat
3
Bab 3 ~ Hukuman
4
Bab 4 ~ Lagi?
5
Bab 5 ~ Cantikan Mama
6
Bab 6 ~ Jujur!
7
Bab 7 ~ Tidak Jadi
8
Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9
Bab 9 ~ Cukup Doakan
10
Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11
Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12
Bab 12 ~ Apa Lagi
13
Bab 13 ~ Ampun
14
Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15
Bab 15 ~ Harga Diri
16
Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17
Bab 17 ~ Calon Menantu
18
Bab 18 ~ Dia Putriku
19
Bab 19 ~ Posesif
20
Bab 20 ~ Dia Milikku
21
Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22
Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23
Bab 23 ~ Meminta Maaf
24
Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25
Bab 25 ~ Siapa Dia
26
Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27
Bab 27 ~ Cium Sini
28
Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29
Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30
Bab 30 ~ Aroma Apa?
31
Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32
Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33
Bab 33 ~ Menjadi
34
Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35
Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36
Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37
Bab 37 - Se Indah Berlian
38
Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39
Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40
Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41
Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42
Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43
Bab 43 ~ Nikah Abang
44
Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45
Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46
Bab 46 ~ BAHAYA
47
Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48
Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49
Bab 49 ~ Harus Janji
50
Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51
Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52
Bab 52 ~ Telat Selangkah
53
Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54
Bab 54 ~ Benalu
55
Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56
Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57
Bab 57 ~ Cari Selir
58
Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59
Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60
Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61
Bab 61 ~ Biarkan
62
Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63
Bab 63 ~ Kasihan
64
Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65
Bab 65 ~ Rumah Sakit
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!