Bab 3 ~ Hukuman

Jenna yang di minta keluar ruangan menuju ruang Dosen yang sering dia katakan galak tersebut, mulai merasakan perasaan tidak nyaman sedari memasuki ruangan.

"Mama, tolong Jenna!" jeritnya frustasi mulai memanggil Lestari.

"Percuma kamu meminta tolong, tidak akan ada orang mau membantumu yang suka telat di M.K pagi." Ucap sang Dosen terkesan ketus dan dingin

DEG

Jenna tidak berani melihat kearah belakang di mana Dosen galak julukannya itu tengah berdiri, jantungnya berdetak kuat saat mendengar suara derap langkah kaki panjang yang kian mendekat.

Mati aku, kali ini hukuman apa lagi. Umpatnya berbicara dalam hati

Minggu lalu gadis itu juga telat masuk kuliah dan penyebabnya sudah pasti orang yang sama, dia sampai di hukum menghapal sepuluh Surah pendek hanya dalam waktu satu jam.

Dan sekarang Jenna kembali melakukan kesalahan yang sama, entah hukuman apalagi yang akan di terimanya kali ini.

.

.

Di hadapan Jenna sudah ada Dosen pria yang sudah siap memberinya sebuah hukuman, matanya tidak berani menatap manik mata berwana coklat bening milik pria itu.

"Sepertinya kamu memang suka sekali di hukum." Ucap Dosen pria tersebut seraya menatap dingin kearah biang rusuh

Tangan Jenna meremas lipatan rok panjangnya lumayan kuat.

"Siapa yang mau di hukum coba, tadi Jenna bangunnya kesiangan untung ada Mama yang bangunin. Semalam ada seseorang yang sengaja menyuruh Jenna mengerjakan soal sebanyak 100 nomor, mana jawabannya panjang semua lagi. Terus kalau sampai salah soalnya malah di tambah mulu." Selak Jenna tidak terima dengan kalimat yang barusan terlontar dari mulut Dosen galak tersebut

Dari ekor mata milik gadis itu, dapat dengan jelas melihat seulas senyum menyeringai tipis menghiasi bibir kemerahan milik sang Dosen yang katanya galak itu.

"Benarkah? Jadi kamu tidak terima karena di paksa mengerjakan soal-soalnya?" ujinya ingin tahu apa tanggapan yang keluar dari mulut Jenna.

"Tidak terima sih nggak juga, cuma lebih ke kesal saja. Memangnya di kira gampang apa menjawab semua soal yang jawabannya sampai selembar kertas, tuh lihat sampai keriting tangan Jenna cuma gara-gara tugas sialan itu." Jawab Jenna sudah kelewatan jujur masih juga ada kata kasar di akhir kalimatnya

#Opss!

Jenna segera menutup mulutnya menggunakan kedua tangan saat melihat tangan Dosen pria itu sudah memegang sebuah mistar besi yang panjangnya sekitar satu meter.

"Bagus, berkali-kali di kasih tahu dan berulang kali di ajarkan bagaimana caranya berbicara yang sopan tetap saja masih ada satu kata itu terselip di setiap kalimat yang keluar dari bibir mungil mu itu, hmm." Tuturnya dengan nada terkesan marah

"Buka Juz 'Amma! lima belas Surah, sepuluh Surah yang panjang dan lima Surah lainnya pendek." Titahnya penuh penekanan

Mata Jenna rasanya ingin keluar dari tempatnya, yang minggu lalu saja dia sampai sakit kepala menghapal sepuluh Surah dalam waktu satu jam.

Sekarang lima belas Surah dan itu pun hanya ada lima Surah yang pendek, apa tidak ada hukuman lain lagi selain hapalan Al-Qur'an.

"Tunggu apa lagi? Ayo cepat hapal semuanya jangan sampai ada yang kamu lupakan," nada sedikit mengancam di berikan sang Dosen.

Waktu yang di berikan pada Jenna menghapal lima belas Surah adalah dua jam, itu artinya masih bagus di bandingkan dengan hukuman sebelumnya.

"Ini namanya penindasan otak," kesal Jenna mengumpat tidak senang karen dia kembali lagi mendapatkan hukuman untuk menghafal ayat suci Al-Qur'an.

Tepat dua jam sudah selesai Jenna langsung menyetor hukumannya, semua Surah yang gadis manis itu ucapkan tidak ada yang salah.

"Pintar. Besok-besok datang telat lagi biar hapalan Surah nya bukan ada pada Juz 'Amma, melainkan Surah yang panjangnya bukan hanya ada 10-50 ayat tetapi lebih dari itu." Ucap sang Dosen seraya tersenyum manis kearah Jenna

Ingin rasanya gadis itu mencakar wajah sok tampan yang mengaku Dosen baik dan berkahlak mulia tersebut, nyatanya apa yang mereka lihat tidak seperti itu aslinya.

Tunggu saja pembalasan ku. Geramnya dalam hati

Baru saja Jenna hendak akan beranjak pergi keluar dari ruangan Dosen galak tersebut, namanya justru kembali di panggil.

"Aira Jenna Mehrunissa, selama kamu masih bersikeras tidak memberi alasan yang tepat soal penolakan waktu itu jangan harap hari-hari mu di kampus akan merasa tenang dan nyaman."

Bibir mungil Jenna seolah mengejek tanpa rasa takut sedikit pun.

"Terserah, lagi pula yang bakal capek sendiri dan bosan bukan aku tapi anda sendiri." Balasnya bergegas meninggalkan ruangan tanpa menghiraukan teriakan sang Dosen yang memanggil namanya berulang kali

"Kapan anak gadis itu mau berkata jujur?" gumamnya pelan menerawang jauh ke masa depan.

.

.

#Di Ruangan Kelas

Akibat telat bangun dan sampai harus menerima hukuman dari Dosen.

Kini Jenna hanya berdiam diri duduk manis di dalam ruangan kelas, enggan mengikuti teman-temannya ke kantin.

Ingatannya kembali berputar pada kejadian dua tahun yang lalu, saat di mana dengan lantangnya seorang pria memintanya untuk menjadi pendamping hidup tanpa mengetahui bagaimana kehidupan masa lalunya dulu.

Berkali-kali di tolak nyatanya tidak membuat pertahanan sosok yang sering dipanggilnya dengan sebutan Abang itu kehilangan harapannya.

Jenna menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan, tidak ada yang berubah selama dia masih menjadi putri angkat dari pasangan suami istri yang merupakan pengusaha kaya raya di kota X tersebut.

Pertemuan mereka bisa di bilang suatu kebetulan yang berakhir dengan ikatan yang sampai detik ini masih menjadi masalah bagi orang tua kandungnya sendiri.

"Ternyata dengan memilih hidup tenang dan nyaman sebagai anak angkat bukanlah pilihan yang salah," gumamnya pelan seraya memperhatikan sebuah foto keluarga di layar ponsel miliknya.

Bayangan akan wajah cantik dan tampan yang tersenyum begitu hangat padanya seakan berputar di pelupuk matanya, dua orang yang paling Jenna sayangi di bandingkan orang tua kandungnya sendiri.

"Seandainya saja masa lalu buruk itu tidak pernah terjadi dalam hidup ku, mungkin sekarang aku masih bisa bersama dengan mereka." Ucapnya terdengar lirih tanpa sadar air mata jatuh mengalir

Ada alasan sangat kuat di balik kerasnya pertahanan diri Jenna selama ini, belum lagi dinding kokoh yang membentengi hatinya tidak mudah di hancurkan oleh siapa pun.

Termasuk sosok pria tampan yang selama lima tahun ini menjadi bagian terpenting dalam hidupnya.

"Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya, aku tidak akan gegabah dalam mengambil sebuah keputusan di masa depan nanti."

Baginya jodoh, rezeki, amal dan kematian sudah ada yang mengaturnya.

Perihal bagaimana takdir akan merubah kehidupannya di masa depan nanti, biarlah semua menjadi rahasia antara gadis itu dengan sang pemberi hidup.

🍃🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

mampir thor 👍👍

2022-11-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ SINOPSIS
2 Bab 2 ~ Terlambat
3 Bab 3 ~ Hukuman
4 Bab 4 ~ Lagi?
5 Bab 5 ~ Cantikan Mama
6 Bab 6 ~ Jujur!
7 Bab 7 ~ Tidak Jadi
8 Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9 Bab 9 ~ Cukup Doakan
10 Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11 Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12 Bab 12 ~ Apa Lagi
13 Bab 13 ~ Ampun
14 Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15 Bab 15 ~ Harga Diri
16 Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17 Bab 17 ~ Calon Menantu
18 Bab 18 ~ Dia Putriku
19 Bab 19 ~ Posesif
20 Bab 20 ~ Dia Milikku
21 Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22 Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23 Bab 23 ~ Meminta Maaf
24 Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25 Bab 25 ~ Siapa Dia
26 Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27 Bab 27 ~ Cium Sini
28 Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29 Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30 Bab 30 ~ Aroma Apa?
31 Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32 Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33 Bab 33 ~ Menjadi
34 Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35 Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36 Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37 Bab 37 - Se Indah Berlian
38 Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39 Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40 Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41 Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42 Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43 Bab 43 ~ Nikah Abang
44 Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45 Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46 Bab 46 ~ BAHAYA
47 Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48 Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49 Bab 49 ~ Harus Janji
50 Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51 Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52 Bab 52 ~ Telat Selangkah
53 Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54 Bab 54 ~ Benalu
55 Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56 Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57 Bab 57 ~ Cari Selir
58 Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59 Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60 Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61 Bab 61 ~ Biarkan
62 Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63 Bab 63 ~ Kasihan
64 Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65 Bab 65 ~ Rumah Sakit
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 ~ SINOPSIS
2
Bab 2 ~ Terlambat
3
Bab 3 ~ Hukuman
4
Bab 4 ~ Lagi?
5
Bab 5 ~ Cantikan Mama
6
Bab 6 ~ Jujur!
7
Bab 7 ~ Tidak Jadi
8
Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9
Bab 9 ~ Cukup Doakan
10
Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11
Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12
Bab 12 ~ Apa Lagi
13
Bab 13 ~ Ampun
14
Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15
Bab 15 ~ Harga Diri
16
Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17
Bab 17 ~ Calon Menantu
18
Bab 18 ~ Dia Putriku
19
Bab 19 ~ Posesif
20
Bab 20 ~ Dia Milikku
21
Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22
Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23
Bab 23 ~ Meminta Maaf
24
Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25
Bab 25 ~ Siapa Dia
26
Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27
Bab 27 ~ Cium Sini
28
Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29
Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30
Bab 30 ~ Aroma Apa?
31
Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32
Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33
Bab 33 ~ Menjadi
34
Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35
Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36
Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37
Bab 37 - Se Indah Berlian
38
Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39
Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40
Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41
Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42
Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43
Bab 43 ~ Nikah Abang
44
Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45
Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46
Bab 46 ~ BAHAYA
47
Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48
Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49
Bab 49 ~ Harus Janji
50
Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51
Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52
Bab 52 ~ Telat Selangkah
53
Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54
Bab 54 ~ Benalu
55
Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56
Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57
Bab 57 ~ Cari Selir
58
Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59
Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60
Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61
Bab 61 ~ Biarkan
62
Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63
Bab 63 ~ Kasihan
64
Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65
Bab 65 ~ Rumah Sakit
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!