Bab 4 ~ Lagi?

Tepat jam 12 siang, Jenna keluar dari kampus menuju mobil yang tadi pagi mengantarnya.

Sebelum pulang gadis itu lebih dulu mampir ke toko buku tempat di mana dulu dia bekerja, meski sekarang telah di larang oleh orang tua angkatnya kembali bekerja, bukan berarti Jenna ikut di larang juga menemui beberapa temannya di sana.

"Wih, siapa nih yang datang." Seru seorang gadis seumuran dengan Jenna saat melihat ada tamu paling di rindukan datang berkunjung

Kedatangan gadis itu membuat beberapa karyawan menoleh sekilas dan memberikan senyuman manis sebagai sapaan.

"Hallo, Intan. Apa kabar?" sapa Jenna seraya tersenyum manis.

Mereka berpelukan untuk meluapkan rasa rindu yang lama tidak bertemu, padatnya tugas kuliah Jenna membuat waktu senggang tidak banyak.

Kalau pun ada waktu, belum tentu di berikan ijin dari orang tua angkatnya terutama sang Abang.

"Baik Jee, dan kamu sendiri apa kabar? Lama tidak bertemu makin cantik saja kamu." Jawab Intan balik bertanya tidak lupa memuji kecantikan gadis manis itu

"Alhamdulilah baik, biasa saja kamu. Kayak baru lihat aku yang seperti ini." Jenna tertawa kecil memperlihatkan deretan gigi putih bersih tanpa noda

Dua tahun lamanya tidak lagi datang berkunjung ke toko buku, nyatanya sudah banyak sekali perubahan yang di lihat Jenna.

Beberapa teman kenalan semasa kerjanya dulu ternyata tidak lagi bekerja di sana, termasuk seorang pria yang biasa di panggil Jenna dengan sebutan kakak senior.

Seseorang yang lima tahun lalu sempat menawarkan diri mengantar Jenna pulang, tetapi di tolaknya dengan alasan tidak ingin merepotkan.

Hampir satu jam lamanya Jenna berada di toko buku, fokusnya teralihkan ketika Lestari mengirim pesan singkat yang memintanya segera pulang, jika tidak ingin di dahulukan seseorang.

"Mati aku, kenapa bisa pakai lupa segala kalau hari ini pasti orang itu pulangnya cepat." Pekik Jenna sambil berlari cepat menuju mobil yang terparkir di sekitar toko buku

Gadis manis itu bahkan sampai lupa berpamitan saking hebohnya membayangkan wajah garang milik sang Abang, jika tahu dirinya pulang tidak tepat waktu.

BRRAK!

Pintu mobil di tutup Jenna lumayan keras.

"Astagfirullah, Nona muda kenapa?" kaget sang sopir bertanya pada Jenna.

Pria tua itu baru saja hendak tidur tetapi langsung dikagetkan dengan kedatangan sang Nona muda.

"Gawat Paman, sebaiknya kita cepat pulang sekarang! Itu si Abang paling ngeselin sebentar lagi pulang ke rumah." Jawab Jenna panik meminta sang sopir segera menjalankan mobil

Pria itu akhirnya paham siapa di maksud, ia mengendarai mobil sedikit cepat menuju arah pulang ke rumah.

Jika di hitung-hitung dari waktu yang mereka punya sekarang, hanya tersisa kurang lebih setengah jam sebelum kepulangan Jenna di dahului sosok tampan yang berusaha di hindari gadis itu.

Sesampainya di rumah Jenna keluar mobil dengan cepat meninggalkan tas dan barang-barangnya yang lain di dalam mobil, jika begini yang bertugas membawa masuk semua barang milik Jenna sudah pasti sang sopir.

"Assalamualaikum, Mama." Teriak Jenna begitu memasuki ruang tengah

Beberapa pelayan sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan dari Nona Muda mereka yang kadang membuat sang Nyonya besar pusing dan berakhir memberikan hukuman.

Lestari yang baru saja masuk lewat pintu belakang sontak menoleh kearah sumber suara.

"Adek kebiasaan banget sih, masuk rumah langsung teriak-teriak." Omel wanita itu tanpa mengindahkan kelakuan Jenna yang mulai bergelayut manja di lengannya

"Hehe, maaf Mama sayang." Jenna langsung mencium sayang kedua pipi milik Lestari bergantian

"Habisnya Jenna takut di dahului Abang. Bisa bahaya Mama, kalau sampai Abang pulang duluan tapi Jenna masih di jalan."

Jenna sangat hapal sikap pria tampan yang selalu mengajaknya untuk menikah tersebut. Ada saja alasan yang ia berikan demi bisa memberi hukuman pada Jenna, semua tidak luput dari pantauan Lestari.

Bahkan tidak ada yang di tutupi Jenna dari sosok wanita cantik yang sampai sekarang masih berstatuskan Ibu angkatnya itu, terutama dalam hal menceritakan bagaimana kelakuan pria itu.

"Gampang, Mama tinggal jawab ke Abang kalau Adek lama pulang karena mampir sebentar di rumah Aunty Sasha." Balas Lestari tersenyum gemas

"Yakin Abang nggak akan curiga kalau Mama jawab begitu?" ledek Jenna sudah hapal seperti apa kebiasaan satu-satunya putra dari orang tua angkatnya itu.

"Haha, Mama lupa kalau Abang paling susah di bohongi. Apalagi jika itu sudah menyangkut Adek," kekeh Lestari mendadak lupa pada kebiasaan sang putra.

Ibu dan anak itu asyik mengobrol sampai pekerjaan di dapur selesai, terbiasa menyiapkan kebutuhan anggota keluarga dengan tangan sendiri, membuat Lestari sangat betah bila berlama-lama di aera dapur.

Belum lagi sudah ada si manis Jenna yang selalu menjadi teman cerita dan berbagi keahlian di dapur.

.

.

Jenna keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian rumahan sederhana, dia bernafas lega akhirnya sampai di rumah lebih dulu.

"Untung Mama ingetin aku, bisa bahaya kalau sampai si Abang tahu aku pulang telat." Gumamnya pelan

Kedua tangannya begitu sibuk mengoleskan lotion di beberapa bagian tubuh putih mulus miliknya yang tanpa ada bekas apapun terlihat.

"Wanginya anak gadis Mama Lestari," seru Jenna senang memutar tubuhnya di depan cermin.

Samar-samar gadis manis itu mendengar suara derap langkah kaki yang sangat di kenalnya, ingin pura-pura tidur karena tidak mungkin belajar apapun itu.

"Sudah aku duga pasti pulang cepat," perlahan Jenna bangkit dari kursi rias.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu lumayan keras mengganggu indra pendengaran gadis manis itu.

Tok tok tok

Pintu kembali di ketuk, namun kali ini lebih keras.

"Masuk!" sahut Jenna dari dalam kamar.

Sebelumnya gadis manis itu memilih berpindah duduk di atas ranjang.

Ceklek

Pintu kamar di buka perlahan, memperlihatkan sosok tinggi putih dengan postur tubuh yang sempurna.

"Boleh Abang masuk?" tanya pria dengan ketampanan jauh di atas rata-rata masih berdiri di ambang pintu.

"Hmm, silahkan!" jawab Jenna memberikan ijin.

Lihatlah! Kali ini apa lagi yang akan pria ini lakukan? Jenna membathin

Gadis manis itu yakin ada sesuatu yang tidak beres, dan sudah pasti sangat merugikan dirinya.

Di tangan pria itu ada nampan berisi makanan dan satu gelas air putih, hal sudah biasa yang setiap makan malam tiba Jenna di larang turun ke ruang makan, semua itu berlangsung sudah dua tahun lamanya.

Kedatangan sang Abang sedikit menimbulkan ketakutan di hati Jenna, rasa takut bagaimana bila keterlambatannya tadi sore sampai di ketahui.

Usai makan malam, Jenna di minta berpindah duduk di sofa panjang depan TV. Aura tidak bersahabat dengan perasaan tidak nyaman mulai menyelimuti hatinya.

DEG

Haaaa,, LAGI? Pekik Jenna dalam hati

Matanya melirik kearah pria tampan yang kini mala memperlihatkan senyum yang begitu manis.

"Aira, malam ini tolong kamu kerjakan soal 120 nomor itu! Semua jawabannya tidak panjang kok, dan tidak akan membuat tangan mu sampai KERITING."

🍃🍃🍃🍃🍃

Mampus, di kerjain mulu.😩

Episodes
1 Bab 1 ~ SINOPSIS
2 Bab 2 ~ Terlambat
3 Bab 3 ~ Hukuman
4 Bab 4 ~ Lagi?
5 Bab 5 ~ Cantikan Mama
6 Bab 6 ~ Jujur!
7 Bab 7 ~ Tidak Jadi
8 Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9 Bab 9 ~ Cukup Doakan
10 Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11 Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12 Bab 12 ~ Apa Lagi
13 Bab 13 ~ Ampun
14 Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15 Bab 15 ~ Harga Diri
16 Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17 Bab 17 ~ Calon Menantu
18 Bab 18 ~ Dia Putriku
19 Bab 19 ~ Posesif
20 Bab 20 ~ Dia Milikku
21 Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22 Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23 Bab 23 ~ Meminta Maaf
24 Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25 Bab 25 ~ Siapa Dia
26 Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27 Bab 27 ~ Cium Sini
28 Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29 Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30 Bab 30 ~ Aroma Apa?
31 Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32 Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33 Bab 33 ~ Menjadi
34 Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35 Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36 Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37 Bab 37 - Se Indah Berlian
38 Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39 Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40 Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41 Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42 Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43 Bab 43 ~ Nikah Abang
44 Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45 Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46 Bab 46 ~ BAHAYA
47 Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48 Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49 Bab 49 ~ Harus Janji
50 Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51 Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52 Bab 52 ~ Telat Selangkah
53 Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54 Bab 54 ~ Benalu
55 Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56 Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57 Bab 57 ~ Cari Selir
58 Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59 Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60 Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61 Bab 61 ~ Biarkan
62 Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63 Bab 63 ~ Kasihan
64 Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65 Bab 65 ~ Rumah Sakit
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 ~ SINOPSIS
2
Bab 2 ~ Terlambat
3
Bab 3 ~ Hukuman
4
Bab 4 ~ Lagi?
5
Bab 5 ~ Cantikan Mama
6
Bab 6 ~ Jujur!
7
Bab 7 ~ Tidak Jadi
8
Bab 8 ~ Menyisipkan Namanya
9
Bab 9 ~ Cukup Doakan
10
Bab 10 ~ Mencoba Menerima
11
Bab 11 ~ Ada Yang Ganjil
12
Bab 12 ~ Apa Lagi
13
Bab 13 ~ Ampun
14
Bab 14 ~ Ancaman Mutlak
15
Bab 15 ~ Harga Diri
16
Bab 16 ~ Cuma Perasaan
17
Bab 17 ~ Calon Menantu
18
Bab 18 ~ Dia Putriku
19
Bab 19 ~ Posesif
20
Bab 20 ~ Dia Milikku
21
Bab 21 ~ Anak Mu Yang Salah
22
Bab 22 ~ Cemburu Yang Berlebihan
23
Bab 23 ~ Meminta Maaf
24
Bab 24 ~ Mengerjai Sang Abang
25
Bab 25 ~ Siapa Dia
26
Bab 26 ~ Kamu Cemburu
27
Bab 27 ~ Cium Sini
28
Bab 28 ~ Keluarga Besar Adhitama
29
Bab 29 ~ Calon Menantu Adhitama
30
Bab 30 ~ Aroma Apa?
31
Bab 31 ~ Menginap Di Hotel
32
Bab 32 ~ Memikirkan Kembali
33
Bab 33 ~ Menjadi
34
Bab 34 ~ Kejujuran Jenna
35
Bab 35 ~ Cukup Ingat Aku
36
Bab 36 ~ Menghubungi Kalian
37
Bab 37 - Se Indah Berlian
38
Bab 38 ~ Ujian Dadakan
39
Bab 39 ~ Kenyataan Dadakan
40
Bab 40 ~ Kita Bertemu Lagi
41
Bab 41 ~ Ceritanya Panjang
42
Bab 42 ~ Deretan Roti Tawar
43
Bab 43 ~ Nikah Abang
44
Bab 44 ~ Mama Belum Ngomong
45
Bab 45 ~ Ya Ampun Mama
46
Bab 46 ~ BAHAYA
47
Bab 47 ~ Acara Tunangannya Batal
48
Bab 48 ~ Akankah Pertunangan Kita Tetap Berlanjut?
49
Bab 49 ~ Harus Janji
50
Bab 50 ~ Berobat Keluar Negri
51
Bab 51 ~ Cium Juga Ya Baby
52
Bab 52 ~ Telat Selangkah
53
Bab 53 ~ Apa Bisa Tahan?
54
Bab 54 ~ Benalu
55
Bab 55 ~ Kedua Anak Ku Yang Malang
56
Bab 56 ~ Gara-gara Papa
57
Bab 57 ~ Cari Selir
58
Bab 58 ~ Makan Malam Diluar
59
Bab 59 ~ Ada Yang Mengikuti
60
Bab 60 ~ Ada Seorang Gadis Cantik
61
Bab 61 ~ Biarkan
62
Bab 62 ~ Punya Dua Anak Kembar
63
Bab 63 ~ Kasihan
64
Bab 64 ~ Musuh Bebuyutan
65
Bab 65 ~ Rumah Sakit
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!