BLOODY LOVE
Pagi ini suasana di kediaman keluarga Chen sangat sibuk.
Salah satu anggota keluarga Chen akan melangsungkan pernikahan megahnya dengan putra bangsawan keluarga Chou.
"Liu hari ini kau sangat cantik."
Salah seorang wanita paruh baya mengatakan hal tersebut kepada pengantin wanita yang saat ini sedang duduk di depan cermin untuk dirias.
"Terima kasih Oma, terima kasih Oma selalu ada di setiap kehidupan ku ini."
Liu gadis yang hari ini akan melangsungkan pernikahannya memeluk erat lengan Oma yang sangat dia cintai.
"Pasti Liu, Oma akan selalu ada di samping mu, kau sudah seperti anak kandung oma sendiri, sejak ke dua orang tua mu meninggal karena kecelakaan, Oma berjanji akan selalu menjaga mu sampai akhir hidup Oma."
Sang wanita paruh baya mengatakan hal tersebut sambil memeluk tubuh gadis cantik yang hari ini akan menjadi milik orang lain.
"Celina."
"Ya nyonya."
Salah seorang gadis muda sederhana yang sejak tadi berdiri di samping wanita paruh baya tersebut segera membungkukkan badannya ketika di panggil.
"Temani nona muda Liu Chen, aku akan mempersiapkan diri untuk menyambut para tamu, pemberkatan pernikahan serta resepsi akan di lakukan di rumah megah keluarga Chen saja."
"Baik nyonya Chen, saya akan menemani nona muda di dalam sini sampai semuanya selesai dengan baik."
"Terima kasih Celina, tidak percuma aku mempercayakan Liu Chen kepada mu."
Sang wanita paruh baya mengatakan hal tersebut sambil tersenyum kepada Celina salah satu pelayan kepercayaan keluarga Chen.
"Aku pergi dulu Liu."
"Hati - hati Oma."
Liu mengatakan hal tersebut sambil menerima kecupan sayang dari wanita paruh baya tersebut yang pada akhirnya meninggalkan kamar pengantin.
"Nona Liu bagaimana perasaan anda?"
Celina yang mengetahui bahwa nyonya besar telah pergi segera mendekatkan diri kepada Liu Chen.
"Kau tau Celina, jantung ku seperti ingin berhenti berdetak, meskipun aku belum begitu mengenal pangeran Gerald lebih dekat, namun kau tau bahwa pangeran Gerald adalah laki - laki paling tampan yang pernah aku temui."
Di depan cermin Liu Chen mengatakan hal tersebut sambil tersenyum penuh arti.
"Nona, bolehkah aku bertanya sesuatu kepada nona Liu?"
"Tentu saja Celina."
"Nona, apakah nona tidak berkeberatan menikah dengan laki - laki yang tidak nona Liu Chen cintai?"
"Ya aku tau pangeran Gerald itu sangat tampan, namun nona Liu belum begitu mengenal kepribadian pangeran Gerald, bagaimana jika dia bukanlah laki - laki yang baik untuk menjadi seorang suami? apakah nona Liu Chen tidak akan menyesal dengan pernikahan yang di landasi oleh perjodohan kali ini?"
Liu Chen langsung terdiam dengan perkataan Celina.
"Celina, apa yang kau katakan memang ada benarnya, dan semua tidak salah."
"Namun apa yang membuat aku menerima perjodohan ini dengan lapang dada, salah satunya adalah karena karakter pangeran Gerald yang baik."
"Tidak ada satupun warga sipil yang tidak mengenal dekat pangeran Gerald, pangeran yang sangat ramah dengan semua rakyatnya dan pangeran yang sangat di cintai oleh semua rakyat negara J."
"Pangeran Gerald juga seorang calon putra mahkota terbaik dengan kepintaran yang sangat luar biasa."
"Jadi apa lagi yang perlu aku ragukan tentang perjodohan ini Celina?"
Dengan tersenyum Liu Chen mengatakan hal tersebut sambil memandang cermin dengan Celina yang ada di belakangnya.
"Lalu bagaimana dengan cinta yang nona rasakan? saat ini aku yakin bahwa nona Liu belum memiliki perasaan apapun terhadap pangeran Gerald."
Liu Chen langsung kembali tersenyum dengan pertanyaan Celina berikutnya.
"Ya aku paham akan hal ini, dasar dari sebuah pernikahan adalah ke dua orang yang saling mencintai dan di persatuan di dalam ikatan pernikahan seumur hidup sampai ajal memisahkan."
"Namun bagiku, secara pribadi cinta itu bisa timbul seiring berjalannya waktu, dan aku mau untuk belajar mencintai pangeran Gerald, aku yakin jika pangeran Gerald laki - laki yang baik, maka dengan mudah aku akan secepatnya jatuh cinta kepadanya."
"Nona, berjanjilah satu hal kepada Celina."
"Janji? apakah yang bisa aku janjikan kepada mu Celina?"
"Berjanjilah, bahwa setelah nona Liu Chen menikah dengan pangeran Gerald, maka aku tidak akan melihat air mata nona Liu Chen lagi yang sering menangis setiap malam karena masa lalu."
Deg
Liu Chen langsung meminta pada perias untuk berhenti dan menghadapkan badannya kepada Celina.
"Celina dengarkan aku, bagiku kau bukan hanya assisten pribadi, namun kau adalah sahabat terbaik yang aku miliki."
"Tak segan - segan aku berani menceritakan setiap permasalahan mu kepada mu, aku tau bahwa kau begitu khawatir bahwa aku tidak akan bahagia dengan pilihan hidup ku ini."
"Namun sebagai manusia kita harus sadar betul bahwa setiap pilihan yang kita ambil memiliki konsekuensinya masing - masing."
"Begitu pun dengan pernikahan ku dengan pangeran Gerald, semua ada konsekuensi."
"Jadi bukan dengan cara kita tidak memaksakan untuk tidak menangis ketika berhadapan dengan konflik, namun bagaimana kita bisa menghadapi semua konflik tersebut dengan baik, bukan berlari untuk menyerah, namun hadapi konflik tersebut sampai selesai dengan baik."
"Celina percaya kepada ku bahwa aku akan baik - baik saja dan semuanya akan terlaksana dengan baik tanpa kurang suatu apapun."
Dan tepat setelah Liu Chen mengatakan semua hal tersebut terdengar suara ledakan di lantai satu.
"Nona kau dengar bukan? itu suara apa?"
Celina mengatakan hal tersebut sambil mencengkram lengan Celina.
"Entahlah, tapi seperti suara ledakan."
Dan seketika itu juga Liu Chen langsung mengingat kondisi Oma nya yang berada di lantai pertama.
Liu Chen langsung berdiri dari tempat duduknya dan bergegas membuka pintu kamar.
"Nona mau kemana? diluar mungkin saja berbahaya!"
Celina langsung kembali menarik tangan Liu Chen ketika melihat Liu Chen sudah membuka gagang pintu.
"Tapi ada Oma di lantai pertama Celina, aku harus melihat ada apa di lantai itu."
Dan tanpa menghiraukan ucapan dari Celina, Liu Chen langsung membuka gagang pintu, Celina menuruni tangga dengan menggunakan gaun pengantinnya.
Dan betapa terkejutnya dia ketika sampai di lantai pertama, semua pelayan serta beberapa pengawal sudah tergeletak tak bernyawa dan bersimbah darah.
"Oma!"
Liu Chen langsung berteriak ketika melihat tubuh sang Oma di sudut ruangan sudah tergeletak tak bernyawa.
Dengan cepat Liu Chen berlari menghampiri tubuh orang yang sangat dia cintai tersebut.
"Oma, siapa yang telah melakukan hal ini terhadap Oma?"
Liu Chen menangis memeluk tubuh wanita paruh baya yang sudah tidak bernyawa tersebut.
Liu Chen seakan - akan tidak peduli lagi ketika darah mengalir kepada gaun pengantin berwarna putih yang saat ini sedang dikenakannya.
"Oma, bangun Oma, bangun."
Dengan berlinang air mata Liu Chen mengatakan hal tersebut sambil masih memeluk tubuh wanita paruh baya tersebut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 7 Episodes
Comments