Evan Li

Stres dengan kegagalannya, Tamara memutuskan untuk menemui pacarnya yang bernama Zaki.

Di sebuah rumah elit di kawasan strategis, pacar Tamara yang bernama Zaki tampak sedang ganti baju. Zaki sedikit tersentak dengan kedatangan Tamara ke rumahnya, karena mendadak Zaki mengatakan jika Tamara sebaiknya menghubungi dirinya sebelum datang ke rumah Zaki

Dia bahkan berusaha cepat-cepat mengajak Tamara keluar. Tetapi, Tamara mau istirahat dulu. "Duh, dia sial banget hari ini!" keluh Tamara, lalu ia mengalihkan tatapannya ke arah tempat tidur, tapi yang tak disangka, dia malah melihat ada seorang wanita sedang ganti baju di sana. "Sialan!" umpat Tamara.

Jelas saja Tamara langsung emosi, apalagi wanita itu ternyata teman satu asramanya semasa kuliah. Zaki yang mengetahui keadaan tersebut langsung panik menghadapi situasi ini, tapi wanita itu santai saja, malah dengan sinisnya menyindir dan menantang Tamara yang ia nilai sungguh bodoh.

Tetapi biarpun sakit hati, tapi Tamara tak membiarkan harga dirinya diinjak-injak begitu saja. "Kalian berdua berselingkuh, pasti sulit. Karena kau menyukainya, ambil saja dia. Lagian aku juga sudah muak!" tukas Tamara dengan tingkat emosi yang tinggi

Dia bahkan langsung melempar makanan yang dibelikannya untuk Zaki dan mengutuk mereka lalu pergi dengan penuh amarah.

Tapi kesialan lagi-lagi menimpanya. Saat dia masuk ke dalam sebuah taksi, si supir malah menolaknya karena dia harus menjemput pacarnya.

Kontan saja Tamara jadi emosi lagi mendengar kata 'pacar' itu. "Dia pikir dia hebat cuma karena dia punya pacar? Setelah dia punya pacar, dia yakin kalau dia tidak perlu kerja lagi? Setelah punya pacar, dia yakin kalau pacarnya itu tidak akan pergi dan berselingkuh? Kalau dia tidak yakin, lalu kenapa dia tidak mau mengantarkannya pulang dulu?" keluhnya.

Emosi, Tamata terpaksa keluar dengan tetap berusaha mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Dia seorang aktris, calon bintang masa depan, dia harus bersikap cantik. Tapi segala emosi hebat yang dirasakannya hari ini, tiba-tiba membuat tubuhnya lemah hingga dia pingsan.

Dan begitulah bagaimana kemudian Tamara berada di rumah sakit dan di-diagnosis menderita leukemia. Dokter meyakinkannya bahwa dia bisa sembuh asalkan dia mendapat pengobatan secepatnya dan mendapatkan donor sumsum tulang belakang.

Tamara benar-benar sedih hingga dia hanya terbengong di tengah jalan dan mengabaikan ponselnya yang berbunyi dari temannya.

Keesokan harinya, Tamara dengan takut-takut memutuskan untuk melakukan tes sumsum tulang belakang. Sayangnya, dia benar-benar positif menderita leukemia.

Dan satu-satunya penyembuhan adalah dengan transplantasi sumsum tulang belakang dari donor yang cocok dengannya. Tapi sayangnya, dari daftar informasi yang dimiliki rumah sakit, tidak ada donor yang cocok dengannya. Jadi yang harus Tamara lakukan adalah mengontrolnya dengan kemoterapi.

"Apa rambutku akan jadi botak? Diare dan muntah-muntah? Akankah aku jadi sangat-sangat jelek? Aku tidak akan bisa jadi aktris lagi, kan?"

Berusaha menyemangatinya, Dokter meyakinkan kalau Tamara agar bisa kembali melakukan pekerjaan kesukaannya itu setelah dia sembuh nanti. Seperti Selena Gomez. Dia melanjutkan karirnya sebagai bintang setelah sukses transplantasi ginjal. "Jadi Tamara jangan menyerah, siapa tahu mereka akan bisa menemukan donor yang cocok." nasihat sang dokter.

Tamara tak percaya, "Jangan bohong! Dari informasi yang dibacanya di internet, rasio donor sumsum tulang belakang yang cocok itu sangat rendah."

Mendengar itu, dokter tampak melihat salah satu dokumennya dengan ragu. Akhirnya ia mengakui bahwa sebenarnya ada donor yang cocok. Sayangnya, orang itu tidak mau mendonor.

Tamara langsung semangat meminta Dokter untuk memberinya info kontak orang itu biar dia sendiri yang bicara dan memohon padanya. Tapi Dokter menolak, dia tidak bisa mengungkap identitas pribadi pasien, itu aturan rumah sakit.

Tiba-tiba seorang suster memanggil dokter untuk mengecek seorang pasien. Dokter pun keluar meninggalkan Tamara. Dan saat itulah Tamara langsung memanfaatkan kesempatan untuk membuka dokumen informasi pasien itu, dan mendapati nama si pasien adalah Evan Li.

Sementara itu, Evan sendiri sedang mengunjungi neneknya yang memberitahunya bahwa kemarin, Ibunya Evan datang mengunjunginya. Tetapi Evan malah biasa saja menanggapi kabar itu.

"Sudah beberapa tahun berlalu, kau masih belum memaafkannya?" tanya Nenek.

"Memangnya maafku masuk akal untuknya? Sejak dia meninggalkanku, aku tidak punya hubungan apapun dengannya." balas Evan dengan sinis.

.

Nenek kecewa mendengarnya, ia lalu mengganti topik menanyakan seseorang bernama Maulita yang kabarnya sudah lulus dan akan pulang. Tapi Evan malah tak tahu menahu tentang itu.

Sepertinya orang yang mereka bicarakan adalah seorang wanita. "Bukankan kamu tidak punya pacar bertahun-tahun lamanya? Karena itu kamu menunggu Lita?" goda Nenek.

Evan menyangkal, dia menganggap Lita hanya sebagai adik. Nenek tak percaya mendengarnya, "Kalau Lita kau anggap cuma sebagai adik, lalu apa Kau itu itu gay? Apa Kau mencintai Aron?

"Nek!!!"

"Aku tahu. Gara-gara ibumu, kau jadi kurang bisa memercayai siapapun. Tapi nenek sudah tua. Kuharap kau menemukan seseorang yang mencintaimu. Seseorang yang bisa mengurusmu, baru nenek akan merasa tenang. Siapapun yang kau suka, nenek juga akan suka."

"Asal kau tidak menikah dengan Aron saja. Kalau itu sampai terjadi, Nenek kan bingung harus menyebut Aron sebagai apa, cucu atau cucu menantu?"

"Nek, jangan terlalu memikirkan masalah itu. Aku akan memikirkan masalah pernikahan sesegera mungkin."

"Apa kau sudah punya pacar?"

"Semacam itulah."

"Apa maksudnya? Kalau punya, bilang saja iya. Kalau tidak, yah bilang tidak."

Apa para manajer tua di perusahaan itu memberi Evan banyak pekerjaan sampai Evan tidak punya banyak waktu untuk mencari pacar? Katakan saja, Nenek akan menangani para manajer tua itu."

"Aduh, Nek. Aku mengerti."

"Baguslah."

**

Malam harinya, Tamara mencari informasi tentang Evan Li yang ternyata seorang Presdir yang paling terkenal di Kota tempat tinggalnya.

Di tengah kesibukannya membaca informasi tentang Evan Li, tiba-tiba teman Tamara yang bernama Feli datang. Dia sudah tahu tentang perselingkuhan Zaki dan teman semasa kuliahnya dulu. Dan bahkan wanita ja lang itu juga memposting foto mereka di medsos.

"Kumohon kau jangan patah hati demi si ke pa rat Zaki itu." geram Feli.

Tapi Tamara bahkan sudah tidak mempedulikan masalah itu lagi. Feli melihat apa yang sedang ditelusuri oleh Tamara di internet dan langsung lega mengira kalau Tamara sudah tidak patah hati lagi, malah sedang mengejar target baru. Tapi kenapa Tamara kini mendadak tertarik dengan Evan Li?

"Belakangan ini kau mengikuti berita tentangnya dan Aron, kan? Apa kau mengenalnya dengan baik?" tanya Tamara.

"Iya lah. Tanya saja apa yang ingin kau ketahui."

"Aku menginginkan info kontaknya atau alamat rumahnya."

Feli heran, apa Tamara jatuh cinta pada Evan Li? Tamara lalu membisikinya tentang penyakitnya yang jelas saja membuat Feli kaget setengah mati. Kenapa Tamara tidak mengatakan dari dulu?. Setidaknya kan dia bisa menemani Tamara ke rumah sakit.

"Jadi maksudnya pendonor yang cocok dengannya adalah Presdir Evan Li? Kalau begitu, ayo cari dia. Tapi tidak mudah untuk masuk ke gedung perusahaannya tanpa reservasi." gumam Feli.

Namun,i tak perlu khawatir, Feli memiliki banyak ide. Ia langsung menghubungi teman-temannya untuk menanyakan lokasi yang sering didatangi Evan Li. Dia bahkan menjanjikan hadiah untuk siapapun yang bisa ngasih informasi. Hingga akhirnya ada yang memberitahu bahwa Evan itu suka berenang di kolam renang Atlantis setiap hari Rabu jam 3.

"Rabu? Besok hari Rabu bukan?" tanya Tamara dengan girang.

"Besok aku akan pergi ke Atlantis dan menangkapnya di sana."

Evan Li pria berusia 29 tahun, seorang elite di Kota tempat tinggalnya. Seorang pebisnis yang terkenal dan kekayaan yang melimpah. Bisnis yang dimilikinya termasuk bisnis real estate, produksi drama seri, elektronik, dll.

Tapi dia low profile, selalu sembunyi-sembunyi, dan tidak pernah diberitakan di media. Satu-satunya yang media ketahui tentangnya hanyalah dia teman baiknya Aron. Bahkan banyak yang mengira kalau mereka itu pasangan gay. Hah?

Itulah sedikit informasi yang didapatkan oleh Feli tentang siapa sebenarnya Evan Li. Keesokan harinya, kedua gadis itu pun pergi ke kolam renang untuk memburu Evan.

Terpopuler

Comments

[AIANA]

[AIANA]

eh, kok bisa data sumsum tulang belakang evan ada di sana kalau dia nggak berniat mendonor?

2022-10-01

0

Mega

Mega

Kikikikik, sabar Tam, kasian supir taksinya kamu omeli kek gitu.

2022-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!