Kisi Pertama

”Jatuh cinta pada siapa?”

Novi tersentak kaget dan menengok ke arah sumber suara itu, ternyata bawahannya sekaligus teman dekatnya Mey yang menghampirinya untuk memberikan laporan yang sudah dia selesaikan.

”Lo ngagetin deh.” omel Novi.

”Iya maaf, lagian gue mau nyerahin laporan ini tapi gue ketuk dari tadi gak ada jawaban yaudah gue masuk aja, eh gataunya gue liat bos gue lagi ngelamun.” ucap Mey.

”Yaudh letakkan di meja dulu.”

”Lo kenapa? tumben banget lo ngelamun di jam kerja. Lo lagi jatuh cinta?” tebak Mey.

”Ah kepo lo. Udah sana lanjutin aja kerja lo.”

Mey menepuk pundak Novi karena tahu sepertinya Novi sedang jatuh cinta hanya saja bingung karena belum pernah berkencan sebelumnya.

”Lo tahu kan kalo butuh saran tentang cinta harus nyari siapa?” ucap Mey.

”Siapa emang yang jatuh cinta.” sanggah Novi.

”Pokoknya kalo lo butuh bantuan gue, hubungi gue ya? gue keluar dulu.” ucap Mey lalu keluar dari ruangan Novi.

Kasian sahabat gue, jomblo akut jadi gak tau apa itu cinta. Tenang aja nov, gue akan dukung lo sepenuhnya.

Setelah Mey keluar dari ruangannya, Novi kembali termenung dan mulai memikirkan bagaimana caranya memikat hati seseorang.

Dia mencari di internet dan menemukan beberapa kisi kisi.

”Wah ini dia kisi kisi nya. Gak ada salahnya kucoba. Yang pertama masak makanan kesukaannya. ” gumam Novi.

Sepulang kerja Novi langsung berbelanja bahan makanan di supermarket untuk memasak.

Ketika sampai di rumah dia berganti pakaian santai lalu membereskan bahan belanjaannya.

”Semua bahan sudah siap. Tapi aku gak tahu apa makanan kesukaannya, dia kan bukan manusia apa dia bisa merasakan lezat atau tidaknya makanan? aah biarin lah apa salahnya kucoba.”

Novi berniat memasak spageti yang simple lalu, ketika dia sedang memasak tiba tiba malaikat maut itu muncul dibelakangnya.

”Kau sedang apa?”

Novi terkejut dan hampir saja memukul malaikat maut itu dengan spatula yang ia pegang.

”Berapa kali aku bilang jangan muncul tiba tiba.” omel Novi.

”Habisnya aku merasa mencium bau aneh makanya aku kesini, gak taunya bau makanan yang kau masak.” ledek nya.

”Bau apa maksudnya?”

”Entahlah seperti bau cucian yang belum kering.”

”Sialan, padahal aku sengaja masak buat kamu.” gumam Novi dengan sangat pelan.

”Kenapa masak untukku?” tanya malaikat maut.

”Kamu dengar aku ngomong apa?”

”Ya dengar lah, aku kan punya telinga.”

”Punya telinga juga percuma, tiap disuruh jangan muncul mendadak gak didengerin.” gerutu Novi.

”Komplen mulu, yaudah mulai sekarang aku hanya akan muncul kalau kau panggil.”

”Yang benar?” jawab Novi antusias.

”Iya, asal jangan komplen mulu. Aku pusing dengar ocehan kamu.”

”Oke.”

Malaikat maut itu kemudian duduk di sofa dan menonton televisi. Sedangkan Novi membereskan dapur dan membuang masakannya ke tong sampah kemudian membawa wine dan dua buah gelas ke meja depan sofa yang diduduki malaikat maut.

Sial, rencana pertama gagal. Padahal aku udah cape cape masak padahal aku gak pernah ngelakuin itu, malah dia gak tertarik sama sekali.

Novi menuangkan wine itu ke kedua gelas tersebut lalu memberikan salah satunya pada malaikat maut itu.

”Nih ambil.” ucap Novi.

Malaikat maut itu menerima gelasnya tanpa bertanya sama sekali.

”Ngomong ngomong bagaimana aku memanggilmu ya?”

”Ya terserah kamu saja.”

Novi kesal lalu menjitak kepala malaikat maut itu.

”Berani sekali kamu memukul kepalaku.” omel malaikat maut itu.

”Lagian diajak ngomong terserah mulu.”

”Ya terserah aku lah.”

”Tuh kan terserah lagi, jitak nih.” ancam Novi.

”Wah manusia gila, mentang mentang umurnya sudah tidak lama lagi jadi sudah tidak punya rasa takut ya.”

Melihat malaikat maut itu mulai kesal sedikit membuat Novi merinding sehingga dia mencoba mengalihkan pembicaraan.

”Namamu siapa?” tanya Novi.

”Aku gak punya nama.”

”Mulai sekarang namamu Hades.”

”Nama macam apa itu.” protes malaikat maut.

”Hades itu artinya dewa kematian.”

”Tapi aku bukan dewa.”

”Udahlah jangan protes, aku akan panggil kamu Hades. Jadi kamu jangan pernah muncul sebelum aku memanggil nama itu.” ucap Novi.

”Tapi kalau kamu tidak memanggil namaku seharian bagaimana?”

”Ya kamu gak usah muncul.”

”Kalau seharian kita tidak bertemu artinya umurmu juga berkurang sehari. Apa kamu tidak masalah?”

”Apa? kenapa baru bilang sekarang.” teriak Novi.

”Ya aku cuma gak mau bilang saja.” ucapnya cuek.

”Sial, kalau kamu sengaja gak menemuiku seharian bagaimana? kamu bisa mengurangi umurku.” omel Novi.

”Ya makanya kamu jangan menyebalkan jadi aku akan muncul menemuimu.”

”Sial, ini gak adil. Aku harus punya sesuatu yang memaksamu datang menemuiku.”

”Sudah kuduga pasti kamu protes lagi. Manusia menyebalkan.”

Novi mendesak malaikat maut itu agar memberikan sesuatu sebagai jaminan bahwa dia akan muncul jika dipanggil.

”Cepat berikan sesuatu.”

Novi terus mendesak sampai tidak sadar tubuhnya berada sangat dekat dengan Hades itu.

Entah kenapa Novi justru merasa berdebar melihat wajah Hades sedangkan Hades hanya memasang ekspresi datar.

Dengan cepat Novi langsung membalikkan wajahnya dan menghindar menjauhi tubuh Hades.

Sialan, harusnya gue yang bikin dia berdebar bukannya diri gue sendiri yang berdebar gini. Sadar Novi sadar...

”Kamu kenapa?” tanya Hades karena merasa aneh melihat Novi yang tiba tiba jadi diam.

”Gak papa, pokoknya aku minta jaminan. Cepat berikan, kamu harus adil.” ucap Novi.

”Hah, kamu satu satunya manusia yang merepotkan ku. Tapi aku juga gak bisa membunuhmu. Menyebalkan.”

”Makanya cepat berikan apapun untuk jaminan.”

Hades memberikan cincin bermata batu hitam yang dia pakai kepada Novi.

”Ini apa?”

”Tadi kamu minta jaminan, itu cincin kehidupanku. Kalau itu hancur, aku juga akan hilang dan musnah. Maka dari itu jaga itu baik baik.”

”Kalau kau musnah, apa aku akan tetap hidup.”

”Entahlah, bisa jadi kau tetap hidup bisa jadi juga tugasku digantikan malaikat maut lain dan kau mati lebih cepat.”

”Tapi tidak ada salahnya dicoba kan?” ancam Novi.

”Silahkan saja, lagi pula cincin itu tidak bisa musnah oleh kekuatan manusia. Hanya atasan ku dan yang setara dengannya yang bisa memusnahkannya.”

”Bagaimana kalau aku bisa.”

”Ya berarti aku akan musnah menjadi abu.” jawab Hades dengan tenang.

”Kenapa kau tenang sekali, jangan jangan ini bukan cincin se berharga itu.” ucap Novi curiga.

”Aku bicara yang sebenarnya. Itu memang cincin kehidupanku.”

”Kenapa kamu tenang? bagaimana kalau aku sampai berhasil memusnahkan cincin ini? apa kamu tidak takut?”

”Kalau kau bisa memusnahkannya justru aku merasa berterimakasih, aku sendiri sudah bosan menjadi malaikat maut. Bagiku menjadi malaikat maut dengan menjadi debu tidak ada bedanya.”

”Kenapa? ”

Hades tersadar bahwa dia sudah terlalu banyak bicara.

”Sudahlah, untuk apa aku menceritakan pada manusia lemah.”

Setelah mengatakan hal itu, Hades langsung menghilang sedangkan Novi terdiam sambil melihat cincin bermata hitam itu.

Kenapa kau malah ingin musnah? padahal aku saja ingin sekali bertahan hidup.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!