Seratus Hari

”Aku Malaikat Mautmu.”

Novi tersentak ketakutan, dia semakin yakin bahwa pria ini adalah psikopat yang sudah membunuh banyak wanita lajang.

Novi panik dan terus berteriak minta tolong, namun entah apa yang terjadi rasanya tidak ada suara apapun selain suaranya yang menggema.

”Kamu jangan berani macam macam padaku, disini ada CCTV. kamu pasti akan dipenjara jika berbuat macam macam.” ancam Novi dengan panik.

Novi terus berjalan mundur sedangkan pria itu terus melangkah maju tanpa menjawab apapun.

Novi melempar apapun yang bisa dia jangkau namun tetap saja benda seperti itu bisa dihalau hanya dengan mengibaskan tangan tanpa tersentuh sedikitpun.

Bagaimana mungkin dia bisa menghalau semua barang barang itu tanpa menyentuhnya? apa dia memakai ilmu hitam? Apa yang aku harus lakukan sekarang, aku gak mau mati dibunuh psikopat ini.

Saat Novi sedang kebingungan tanpa sengaja dia melihat pisau buah di meja dekat dengannya, secepat kilat dia mengambil pisau itu dan menyodorkan nya pada pria itu.

”Kamu pergi dari sini atau aku gak segan segan menusukmu dengan pisau ini.” ancam Novi sambil mengacungkan pisaunya.

Namun pria itu tetap mendekat dengan wajah datar tanpa mengatakan sepatah katapun. Hal itu membuat Novi semakin panik, dan ketika pria itu sudah berada tepat di hadapannya dengan tangan sedikit gemetar dan juga rasa takutnya yang menjalar, dia menusukkan pisau itu ke perut pria itu.

Novi begitu terkejut karena pria itu tidak bereaksi apapun sehingga dia melihat ke arah tangannya yang menusukkan pisau itu.

Dia terkejut karena tidak ada darah sama sekali yang keluar dari tubuhnya walaupun pisau itu menancap di tubuh pria itu.

Dia begitu terkejut sampai sampai dia terjatuh ke lantai karena lemas sedangkan pisau buah itu masih menancap di tubuh pria itu.

”Kaa mu itu aa pa?” tanya Novi gemetar.

Mendengar itu akhirnya pria itu mengeluarkan ekspresi aneh, dia tersenyum tipis dengan bibir atasnya yang sedikit terangkat. Serasa dia berkata ”Cih, ”

Namun pria itu dengan tenang mencabut pisau ditubuhnya lalu pisau itu menghilang begitu saja saat ada ditangannya.

Entah sihir apa yang diperbuat pria ini?

Novi sama sekali tidak mempercayai sihir dan ilmu hitam. Di zaman modern seperti ini tidak mungkin ada hal semacam itu, namun itu pikirannya sebelum melihat pria di hadapannya itu.

Pria itu terus mendekati Novi yang ketakutan.

”Aku malaikat maut bukan psikopat.”

”Apa bedanya malaikat maut dengan psikopat? mereka sama sama mencabut nyawa.” ucap Novi dengan terbata bata.

”Ya kau memang benar, tapi aku tidak mencabut nyawa dengan sembarangan. Aku hanya mencabut nyawa orang yang sudah tertulis di kipas ini.”

Pria itu menunjukan kipas lipat dan bertuliskan nama Novi lengkap dengan tanggal lahir dan tanggal kematiannya.

”Kipas apa itu? kenapa kamu menuruti kipas macam itu, apa salahku sehingga kamu berniat membunuhku.”

”Sudah aku bilang aku tidak membunuh, aku malaikat maut yang mencabut nyawa manusia sesuai perintah.”

”Siapa yang memerintahkanmu?”

”Tentu saja atasanku.”

”Dasar gila, bagaimana bisa kau menuruti perintah untuk membunuh.”

Pria itu tertawa lalu dengan jentikan jarinya dia bisa memindahkan Novi yang tadinya duduk di lantai menjadi duduk di sofa.

Novi kaget dengan sihir itu sehingga dia semakin takut pria ini benar benar akan membunuhnya.

”Apa kamu masih belum sadar? aku bukan psikopat ataupun pembunuh karena aku bukan manusia.”

”Bukan manusia?” tanya Novi.

Pria itu mengangkat bajunya dan menunjukan luka pisau buah yang ada di perutnya.

”Kau lihat ini, ini bekas tusukanmu.” Pria itu lalu menyentuh luka itu namun dalam sekejap luka itu hilang.

”Bagaimana bisa hilang?” Mata Novi terbelalak karena kaget.

”Aku malaikat maut, aku tidak merasakan sakit karena aku bukan manusia. Dan tugasku adalah mencabut nyawa manusia yang sudah ditakdirkan mati. Kau pikir semua orang akan hidup selamanya?”

”Jadi kau benar benar malaikat maut?”

”Daritadi aku sudah mengatakannya.”

”Tapi kenapa aku yang akan dicabut nyawanya, umurku masih muda.”

”Kau tidak berhak menanyakan alasannya karena aku sendiripun hanya melakukan tugasku.”

”Tidak bisa, aku tidak mau mati dulu. Aku bahkan belum menikah, aku belum pernah berkencan. Bagaimana bisa aku yang lajang ini mati secepat ini?” teriak Novi.

”Barusaja kamu ketakutan melihatku, tapi apa ini? sekarang kamu malah berteriak memprotes.”

Novi mendekati malaikat itu lalu memegang baju malaikat itu.

”Aku tidak bisa mati begini, tolong bagaimana caranya aku bisa hidup.”

”Tidak ada yang bisa kamu lakukan, karena semua sudah ditakdirkan.”

Novi makin marah dan membentak malaikat itu.

”Mana bisa aku mati begini? bahkan aku belum menghamburkan uang hasil kerja keras ku.”

”Kau masih punya waktu seratus hari jadi kau bisa melakukan yang kau mau selama itu. Tapi setiap perbuatan pasti ada balasannya, jika kau berbuat buruk maka kau hanya akan tersiksa di Neraka.”

Novi manyun karena kesal,

”Tidak bisa, tolong jangan seratus hari bagaimana kalau dua puluh tahun lagi. Ya ya ya?” ucap Novi memohon pada malaikat itu.

”Kau pikir ini pasar. Aku akan mengawasimu selalu selama seratus hari, kau tenang saja karena kau tidak akan mati sebelum seratus hari terlewati.”

”Mana bisa begitu, tolong berikan waktu lebih lagi, lima belas tahun deh tidak apa apa ya?”

”Sudah aku bilang ini bukan pasar yang bisa tawar menawar.”

”Kalau begitu sepuluh tahun ya? aku gak bisa kurang lagi dari itu.”

Malaikat itu tidak menjawab lagi dan hanya diam.

”Kalau sembilan tahun?”

Novi terus menawar sampai dia menawar untuk satu tahun hidup, namun Malaikat itu tidak menjawab sama sekali.

”Hey bagaimana bisa kau tidak menjawab satupun.” omel Novi.

”Hanya kau manusia yang berani tawar menawar dengan malaikat maut. Dimana rasa takutmu tadi?”

”Aku sudah tidak perduli lagi tentang takut, yang penting sekarang aku harus hidup lama. Tolong bagaimana caranya?”

”Tidak ada caranya. ”

Setelah mengatakan hal itu, malaikat itu langsung menghilang tanpa jejak. Sedangkan Novi terus berteriak memanggilnya.

”Hey tuan Malaikat Maut kenapa kau pergi?”

”Jawab dulu tawaranku, mana bisa kau pergi begitu saja.”

”Heyyy tuan malaikat mauuutt.”

Novi terus berteriak teriak namun suasana hanya hening tanpa ada jawaban satupun.

Setelah lelah berteriak akhirnya dia terduduk lemas di lantai.

Sepertinya ini mimpi, ya tidak mungkin aku bertemu malaikat maut.

Ya aku yakin ini mimpi, besok saat aku bangun pasti semuanya kembali seperti semula.

Ya pria itu hanya halusinasi ku, di dunia ini tidak ada hal hal mistis seperti itu. Sebaiknya aku tidur lagi jadi besok saat bangun semuanya akan kembali seperti semula.

...****************...

...Sang Malaikat Maut...

Terpopuler

Comments

nandayue

nandayue

grim reapernya itu...ceritanya bagus

2022-09-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!