Nanti datang ke ruang kerja ku Syakila, isi pesan dari Syden.
Syakila yang sedang asik duduk di kursi kamar segera berdiri sambil mengikat rambutnya asal-asalan menuju ruang kerja Syden.
Syakila segera mengetuk pintu yang tertutup itu.
"Masuk," ucap Syden dari dalam.
"Bereskan semua kertas-kertas ini Syakila,, masukkan ke folder yang sesuai dengan jenis file nya, aku tidak perlu mengajari kamu,, karena kamu sudah pasti tau,," ucap Syden yang sudah berpakaian rapi di belakang meja kerjanya,, bau parfum mahal tercium jelas di indera penciuman Syakila.
"Iya," ucap Syakila.
"Bereskan secepat yang kamu bisa," ucap Syden lagi.
Syakila pun mengangguk.
"Kamu harus makan malam dulu kalau belum makan,, karena aku tidak mau pekerja ku sakit lalu bikin repot," ucap Syden lalu keluar namun tiba-tiba menghentikan langkahnya di ambang pintu.
"Dikotak P3K tersedia vitamin,, kamu bisa meminum nya setiap hari,, tanyakan itu pada Bik Siti dan juga pada Laras," ucap Syden lagi.
Sekali lagi Syakila menganggukkan kepalanya begitu melihat Syden telah keluar Syakila pun segera memulai pekerjaannya. Membaca dan memilah kertas-kertas yang ada di atas meja saat ini,,, entah kapan pekerjaan nya itu bisa selesai terlalu banyak yang harus dia kerjakan.
Syakila tiba-tiba berhenti ketika mendengar jeritan seorang wanita dari bawah,, sepertinya dari arah paviliun,, Syakila mengintip dari gorden yang sedikit tersingkap,, teriakan histeris dari wanita itu kembali terdengar.
Rasa penasaran membawa Syakila turun ke bawah,, menemui Laras yang sedang menyiapkan menu makan malam di nampan.
"Ada wanita yang teriak-teriak di paviliun," bisik Syakila pada Laras.
Laras pun menganggukkan kepalanya.
"Dia sakit apa?" tanya Syakila.
"Aku antar makan malam ini dulu,, baru nanti aku ceritakan yah," ucap Laras.
Laras pun segera mengangkat nampan yang berisi makanan itu.
"Apa perlu bantuan?" tanya Syakila.
"Tidak usah,, kamu tunggu saja disini," ucap Laras.
Syakila pun duduk di kursi ruang makan,,, seketika hening,, teriakan dari wanita itu sudah tidak terdengar lagi.
Laras terlihat membawa nampan yang berisi piring kosong dan juga gelas kosong, itu mungkin piring tadi siang.
"Bik Siti kemana?" tanya Syakila begitu melihat Laras telah menyimpan nampan itu.
"Bik Siti kalau malam memang tidak tidur disini,, tapi tidur di belakang di paviliun itu bersama dengan Pak Junaedi,,, suaminya. Kamu sudah lihatkan satpam yang di depan," ucap Laras.
"Iya," ucap Syakila
"Nah itu suami Bik Siti," ucap Laras.
Syakila pun mengangguk mengerti.
"Terus wanita yang berada di paviliun itu siapa?" tanya Syakila lagi.
"Kamu mau dengar ceritanya sekarang atau besok saja? bukannya kamu ada pekerjaan dari Tuan sekarang?" ucap Laras.
"Iya sih,, tapi aku nggak tau kapan selesainya,, karena banyak banget kertas yang harus aku pilih-pilih," ucap Syakila.
"Oh ayo kalau gitu aku temani sebentar sebelum Tuan pulang,, tapi aku tidak bisa membantu kamu,,, aku takut salah karena sekolah saja aku tidak tamat,," ucap Laras.
"Kamu berhenti sekolah di kelas berapa?" tanya Syakila sambil beriringan jalan dengan Laras menuju ke lantai dua.
"Kelas satu SMP,, orang tua ku tidak sanggup lagi membiayai aku Kila, padahal aku ingin sekali menjadi guru," ucap Laras.
Syakila prihatin pada Laras,, terbesit syukur dalam hatinya,, karena biar bagaimanapun keadaannya pontang-panting agar mendapatkan beasiswa,,, dia bisa sampai menyelesaikan kuliah nya,, namun Laras tidak seberuntung dirinya. Tapi mungkin gadis yang berada di sampingnya saat ini memiliki keluarga yang lengkap meskipun hidup seadanya.
"Sebelum ada aku siapa yang membersihkan kamar Tuan?" tanya Syakila sambil sibuk memilah kertas-kertas itu.
"Aku yang kerjakan tapi hanya sebatas bersih-bersih saja, aku tidak berani menyentuh,, meja kerja Tuan, kertas-kertas dan juga laptop Tuan,," jawab Laras.
"Sudah lama yah kamu kerja disini?" tanya Syakila lagi.
"Semenjak putus sekolah sampai sekarang," jawab Laras.
"Sudah lama juga yah," ucap Syakila.
"Iya," ucap Laras.
"Terus siapa wanita yang di paviliun itu?" tanya Syakila lagi.
Laras langsung menggeser tubuhnya sedikit ke dekat Syakila.
"Namanya Mbak Inka,, dia kakaknya Tuan," ucap Laras.
"Apa dia gila atau depresi?" ucap Syakila lagi.
"Kurang lebih sih seperti itu,, awalnya dia juga ikut mengurus perkebunan ini bersama suaminya,, setelah dia kecelakaan dan lumpuh satu tahun,, dokter mengatakan kalau dia tidak bisa hamil,, suatu hari Mbak Inka memergoki suaminya selingkuh dengan mata kepala Mbak Inka sendiri,, Mbak Inka memergoki suaminya sedang melakukan hubungan terlarang dengan salah satu asisten di perkebunan ini di sebuah kamar dekat gudang, Mbak Inka marah besar dan mengamuk lalu melempar suaminya dengan palu yang besar,, namun yang kena malah selingkuhan suaminya, wanita itu langsung dilarikan ke rumah sakit bahunya retak karena lemparan itu, lalu seminggu setelahnya suami Mbak Inka melayangkan gugatan cerai, kalau tidak mau diceraikan laki-laki itu akan melaporkan Mbak Inka atas kasus penganiayaan," ucap Laras.
"Bukankah itu bisa dilaporkan kembali dengan kasus perzinahan,, kan laki-laki itu terbukti selingkuh?" ucap Syakila lagi.
"Iya bisa tapi Bu Sinta tidak mau kalau kasus itu terlalu bertele-tele,, Bu Sinta memaksa Mbak Inka untuk menyetujui perceraian itu, lagian buat apa juga bertahan dengan suami pengkhianat seperti itu, selingkuhannya juga sudah hamil tiga bulan, namun akhirnya keguguran karena peristiwa itu, pas peristiwa itu pun Tuan Syden tidak di Indonesia,, dia sedang di luar negeri menyelesaikan S2- nya," ucap Laras.
"Berarti nama mamanya Bu Sinta yah?" tanya Syakila lagi.
Laras langsung mengangguk.
"Kapan-kapan kalau Bu Sinta datang kamu kabari aku yah,, Tuan bilang Bu Sinta tidak boleh melihat aku," ucap Syakila lagi.
"Iya,, beliau memang suka kesini seminggu dua kali untuk menjenguk Mbak Inka dan juga mengecek perkebunan," ucap Laras lagi.
"Beliau memangnya tinggal dimana? kok dia tidak tinggal disini?" tanya Syakila.
"Bu Sinta kerja jadi dosen,,, jadi dia tinggal di pusat kota bersama dengan adik laki-laki Tuan yang masih kuliah saat ini,," ucap Laras lagi.
"Oh kira-kira kapan Bu Sinta datang?" tanya Syakila lagi.
"Sepertinya akhir pekan nanti dia datang,, karena kemarin beliau baru datang," jawab Laras.
"Aku sungguh heran mengapa mamanya tidak boleh melihat aku disini? padahal aku juga pekerja disini," ucap Syakila heran.
"Karena Ibu sering memaksa Tuan menikah,, mungkin Tuan takut jika Ibunya nanti salah paham begitu melihat kamu,, karena kamu sangat cantik Syakila," ucap Laras sambil tersenyum.
Gadis berhidung mancung itu tersenyum tipis begitu mendengar pujian Laras,, karena dia tidak merasa cantik sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
anita
bagus ceritanya,gk muluk2,gk bertele2 jg,ada konflik jg,krn biasanya crt ttg org kaya seolah gk ada susahnya sm skali,klo kryamu ada konflik ttg kakaknya yg gangguan mental lanjut thor
2023-04-19
0
Hana Safira
like
2022-10-23
0