"Nggak apa-apa,, paman dan saudara-saudara ku sendiri selalu menganggap kami tidak berguna,, jadi tidak apa jika aku disini," ucap Syakila.
Syden langsung berhenti bergerak,, ada rasa iba yang dia rasakan begitu mendengar ucapan Syakila namun berusaha ditepisnya, dipandangnya rambut Syakila dari belakang dengan baju kemeja yang sudah lusuh dan berubah warna,, celana jins pun sama telah berubah warna,, dari celah baju yang tersingkap karena hembusan angin Syden bisa melihat kulit putih mulus Syakila,, wajahnya sekilas mirip dengan Mila wanita yang sangat digilai nya sebelum Mila menolak dirinya dengan mentah-mentah waktu itu.
"Aku beri waktu sampai besok,, jika Mila datang kesini maka kamu akan ku biarkan pergi," ucap Syden.
"Kak Mila tidak akan pernah kemari untuk menggantikan aku,, sudah aku bilang dia akan menikah dan juga dia sangat mencintai calon suaminya,,, jadi percuma saja jangan mengganggu dia, dan percuma juga kamu menginginkan dia,," ucap Syakila.
Syden mengepalkan tangannya,, Syden benar-benar kesal karena pria itu berhasil memikat hati wanita pujaannya.
"Ya sudah terserah kamu saja jika ingin membusuk disini," ucap Syden.
"Lalu kapan aku mulai bekerja?" tanya Syakila.
"Sekarang juga, biar hutang paman mu segera lunas," ucap Syden.
"Dimana kamarku?" tanya Syakila.
Syden segera menarik tangan wanita itu,, membuka pintu yang tertutup oleh lukisan besar, ruang kerja Syden.
Ada ranjang single bed di dalam ruangan itu,, benar-benar ruangan yang sangat aneh,, apa gunanya ruangan-ruangan itu jika keluarnya hanya melalui satu pintu,, kamarnya juga terlihat sangat rahasia,, berada di dalam ruangan kerja.
"Kamu bisa tidur disini jika mamaku datang kesini dan menginap,, jika mamaku tidak ada maka kamu bisa tidur di bawah,, tanya saja sama Bik Siti kamar mana yang bisa kamu tempati di bawah," ucap Syden.
Syden melangkah keluar sambil memegang ponsel yang berdering,, meninggalkan Syakila begitu saja yang tampak terlihat bingung harus bagaimana.
Beberapa saat kemudian,, Syakila bergegas turun ke bawah.
"Syakila,, ayo sini aku tunjukkan kamar mu," ucap wanita setengah baya itu,, Bik Siti lalu membawa Syakila ke kamar belakang.
"Ini kamar kamu,, sudah bersih,, kamu istirahat saja dulu,, besok baru kamu mulai kerja,, Tuan sudah memberitahukan tadi untuk mengajari kamu bekerja disini,, panggil saja aku Bik Siti,, dan juga panggil Tuan muda pada Tuan," ucap Bik Siti.
"Oh iya makasih Bik,, katanya hari ini aku udah mulai bisa bekerja," ucap Syakila lagi.
"Oh gitu,, Tuan muda yang bilang?" tanya Bik Siti.
Syakila tampak menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah kamu bisa tunggu perintah dari Tuan saja disini sambil istirahat," ucap Bik Siti lalu segera keluar kamar dan menutup pintu.
Syakila tampak melamun setelah kepergian Bik Siti lalu setelah cukup lama terdengar suara ketukan pintu yang memecah lamunannya. Syakila dengan segera membuka pintu. Ternyata Bik Siti lagi yang datang menemuinya.
"Ini untuk mu dari Tuan," ucap Bik Siti sambil memberikan ponsel pada Syakila.
"Hah, untuk aku?" ucap Syakila.
"Iya,, kata Tuan,, ponsel ini harus selalu kamu bawa agar kalau Tuan membutuhkan sesuatu,, kamu bisa segera menyiapkan nya," ucap Bik Siti lagi.
Syakila mengangguk lalu Bik Siti kembali pergi. Setelah kepergian Bik Siti,, Syakila menatap ponsel mahal itu,, Syakila tidak pernah terbayangkan akan memiliki ponsel semahal itu namun nyatanya sekarang dia sedang memegang ponsel mahal itu.
Tiba-tiba sebuah panggilan telepon masuk,, tertera nama Tuan muda,, dengan nada dering lagu kesukaan nya, Syakila yakin itu hanya kebetulan saja,, Syakila tampak gugup untuk mengangkat panggilan telepon dari Syden.
"Ha..hallo," ucap Syakila sedikit gugup.
"Siapkan baju ku untuk acara malam ini,, baju semi formal,, aku hanya mau pakai kemeja dan juga celana bahan warna hitam," ucap Syden.
"Baik," ucap Syakila.
"Ingat,, jangan isi ponsel itu dengan nomor orang luar,, disitu hanya boleh ada nomorku dan juga nomor orang rumah disini," ucap Syden.
"Iya,," ucap Syakila lagi.
Panggilan pun diakhiri. Lalu Syakila segera menuju ke lantai dua,, dengan ponsel masih digenggaman nya.
Langkah Syakila langsung terhenti saat melihat Syden saat ini tengah tidur terlentang di atas tempat tidur tidak menggunakan baju,, sepatu juga belum di buka nya serta celana jins yang sudah terbuka kancingnya.
"Kenapa kamu malah terdiam disitu,, masuklah," ucap Syden.
Dengan cepat Syakila masuk ke ruang penyimpanan baju,, dada Syakila masih berdebar begitu melihat pemandangan barusan,, apakah pekerjaan nya tidak semudah seperti apa yang dia pikirkan sebelumnya?
Syakila lalu berdiri mematung di depan lemari pakaian,, pusing mau memilih warna apa,, sangat banyak baju di hadapannya,, akhirnya Syakila mengambil kemeja warna biru langit,, dan juga celana bahan warna hitam.
"Apakah anda suka jika memakai pakaian ini?" tanya Syakila sambil memperlihatkan baju pilihannya.
"Letakkan saja disitu,, aku akan memakainya," ucap Syden dingin tanpa melihat ke arah Syakila.
Syakila pun mengikuti ucapan Syden lalu segera keluar.
Orang kaya memang selalu aneh,, habis mandi kan dia bisa memilih baju sendiri sesuai dengan seleranya,, mengapa mesti memanggil aku? batin Syakila.
Syakila tampak menggerutu sambil melangkah turun,, dari jendela kaca besar dia bisa melihat ada bangunan paviliun yang terletak di samping rumah,, terlihat ada seorang satpam dan juga dua orang suster sedang menunggu seorang wanita.
Rasa penasaran membuat Syakila berjalan mendekat ke dekat jendela. Wanita yang sedang memakai piyama warna biru itu tampak sedang berbicara dengan sebuah boneka yang dipegangnya,, tersenyum lalu menangis,, dari kelakuan nya Syakila bisa melihat bahwa wanita itu seperti sedang gangguan jiwa.
Syakila segera berjalan ke dapur,, disana ada Bik Siti dan juga seorang gadis yang seusia dirinya.
"Kila,, kenalkan ini Laras,," ucap Bik Siti.
Gadis berkulit gelap itu segera menyalami Syakila sambil tersenyum ramah.
"Apa kamu mau puding? ayo makanlah," ucap Laras sambil menyodorkan puding itu pada Syakila.
"Apa ini jam makan?" tanya Syakila.
"Ayo makan saja kamu tidak perlu melihat jam," ucap Laras lagi sambil tersenyum pada Syakila.
"Em biasanya di rumah orang kaya selalu ada peraturan meskipun hanya jam makan," ucap Syakila lagi.
"Itu mungkin berlaku di rumah orang lain,, tapi di rumah ini tidak berlaku,, karena Tuan orang yang sangat baik," ucap Laras.
"Baiklah,, semoga saja begitu," ucap Syakila.
"Ayo duduklah disini," ucap Laras lagi sambil menarikkan kursi untuk Syakila duduk,, sedangkan Bik Siti masih sibuk menyusun piring yang telah dicuci.
Syakila tampak memakan puding itu,, perutnya memang belum terisi sejak tadi, namun dia sudah terbiasa menahan lapar.
"Oh iya aku tadi melihat ada seorang wanita yang dijaga oleh dua orang suster di paviliun,, itu siapa?" tanya Syakila yang penasaran.
Laras dan Bik Siti tampak saling pandang.
"Nanti saja kami ceritakan Kila," ucap Bik Siti.
"Iya, lebih baik kamu habiskan puding mu saja dulu,, sebelum Tuan memanggil kamu lagi," ucap Laras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Andriani
siapa wanita itu?? apa mama tuan muda
2022-09-29
0
Putri Coumel
ciritang bagus ... tapi Bisa selesain Cinta Presdir tampan dulu, biar tau ending nya🙏🙏😘
2022-09-19
0
Sumawita
Siapa wanita itu
2022-09-19
0