Gadis Pembayar Hutang
"Aku tidak tertarik sama sekali dengan mu,, kenapa malah kamu yang datang kemari,, lebih baik kamu pulang! aku ingin kakakmu yang berada disini," ucap seorang pria yang sedang duduk di kursinya sambil merokok,, kedua kakinya masih menggunakan sepatu dan terjulur di atas meja dengan santainya.
"Aku saja jangan kakakku,, aku akan menggantikan dia,, kakakku akan menikah dua hari lagi," ucap Syakila dengan tenang meskipun saat ini dia sedang ditatap oleh seorang pria.
Pria bernama Syden itu tersenyum sinis begitu mendengar ucapan Syakila.
"Apa perduli ku jika kakakmu akan menikah dua hari lagi,, suruh dia kesini paman mu sudah berjanji bahwa Mila yang akan membayar hutang-hutang pamanmu yang tidak berguna sama sekali itu," ucap Syden.
"Hati-hati bicara mengenai pamanku,," ucap Syakila.
Syden langsung tertawa lepas begitu mendengar ucapan Syakila.
"Untuk apa kamu membela pamanmu itu,, mana ada seorang paman yang baik akan rela menumbalkan keponakannya sendiri demi menyewa wanita murahan di luaran sana,, dia merelakan kalian menjadi budak dari pria lain, dan kamu malah masih membela nya," ucap Syden lagi.
Syakila merasakan sakit di dadanya karena memang benar yang diucapkan oleh Syden,, tetapi karena dirinya adalah keponakan yang dirawat sejak kecil,, Syakila tidak terima jika ada yang menjelek-jelekkan pamannya sendiri,, meskipun Syakila sangat membenci sifat pamannya yang suka main perempuan,, mabuk-mabukan dan juga berjudi.
"Bagaimana pun dia itu adalah pamanku,," ucap Syakila lagi.
Syden lagi-lagi tertawa begitu mendengar ucapan Syakila.
"Lebih baik kamu pulang,, dan suruh kakakmu yang kesini," ucap Syden lagi.
"Kan sudah aku bilang,,, aku yang akan menggantikan kakakku jadi jangan ganggu kakakku lagi," ucap Syakila lagi.
"Aku akan menelepon pamanmu,, awas saja jika pamanmu itu berani mempermainkan aku," ucap Syden.
Syakila berjalan mendekat pada Syden.
"Tidak ada gunanya menelepon pamanku karena ponselnya jatuh dan langsung rusak," ucap Syakila lagi.
Syden langsung menatap tajam pada Syakila.
"Aku datang kesini untuk melunasi hutang paman ku,, kamu jangan khawatir aku bisa melakukan pekerjaan apa saja untuk melunasi hutang paman ku,, dan mulai hari ini juga aku bekerja disini,, jangan lagi memberi paman ku pinjaman," ucap Syakila.
Syden lalu berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke depan Syakila.
"Apa pamanmu itu memberitahukan kamu dengan cara apa kamu harus membayar hutang nya?" ucap Syden yang posisinya sangat dekat dengan Syakila.
"Dengan cara bekerja di rumah mu,, mengurus rumah mu,, dan juga memasak untuk para pekerja yang ada di perkebunan mu," ucap Syakila.
"Apa itu saja?" tanya Syden sambil tersenyum miring.
"Iya," jawab Syakila.
"Kamu salah besar Nona,, pekerjaan mu tidak sesederhana itu,, sepertinya pamanmu tidak memberitahukan kamu yang sebenarnya," ucap Syden lagi.
"Apa maksudmu?" tanya Syakila tidak mengerti.
"Baiklah melihat kebingungan,, maka aku akan memberitahukan kamu,, jadi kamu ikut dengan ku sekarang," ucap Syden sambil melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya yang sangat mewah dan luas itu. Ruang kerja dan kamar pribadi Syden nampak terhubung.
Syakila lalu berdiri di ambang pintu kamar Syden.
"Kenapa malah diam disitu? bukankah tadi kamu mengatakan bahwa kamu akan melunasi hutang-hutang paman mu itu?" ucap Syden lagi.
"Iya aku memang mengatakan nya, tapi bukan berarti tidur dengan mu,," ucap Syakila.
Syden langsung tertawa lepas begitu mendengar ucapan Syakila,, kemudian Syden mendekat kepada Syakila,, menunduk untuk melihat wajah Syakila,, Syakila langsung mundur ke belakang dengan perasaan takut.
"Aku tidak tertarik padamu sama sekali Nona Syakila,, kamu jangan berlebihan berpikir bahwa kamu itu menarik hasrat ku, itu tidak sama sekali karena tubuh mu itu bukan tipe ku sama sekali," ucap Syden lalu, setelah mengatakan itu,, Syden berbalik dan jalan ke dekat ranjang besarnya,, Syden meninggalkan Syakila yang masih betah berdiri mematung di tempatnya saat ini,, Syakila merasa antara kesal dan juga senang.
Senang karena mendengar bahwa dirinya bukan lah tipe pria itu,, berarti dia akan aman,, kesal karena pria itu merendahkan dirinya.
"Kerja apa yang bisa aku lakukan di rumah mu?" tanya Syakila kemudian.
Syden melangkah lagi menuju sebuah pintu,, saat pintu itu terbuka,, terlihat walk in closed dengan isi yang fantastis,, ruangan dengan ukuran 4x2 meter itu dipenuhi dengan baju-baju mahal,, dasi,, sepatu dan di dalam sebuah lemari kaca juga berjajar jam tangan berbagai merk yang sangat mahal-mahal.
Syakila masih terdiam di depan pintu.
"Sekarang kamu yang mengurus semuanya,, mulai dari menyiapkan pakaian untukku,, membersihkan tempat ini,, kamarku,, ruang kerja ku,, kamar mandi ku juga mengurus makananku,, ingat satu hal semua ini barang mahal yang harus kamu jaga," ucap Syden.
Sungguh Syakila meratapi nasib,, apa gunanya dia kuliah susah payah mendapatkan beasiswa kalau hanya untuk jadi pembantu saja.
Syden mendekat kemudian berdiri hanya berjarak beberapa senti saja dari Syakila.
"Aku sangat tidak suka makanan berlemak,, aku tidak suka bakso,, soto ayam atau apalah yang sejenisnya,, tanya sama Bik Siti biar kamu tidak keliru dalam menyiapkan makanan untuk aku," ucap Syden lagi.
Hening kemudian.
"Kenapa malah diam,, kamu paham atau tidak?" tanya Syden.
"Ya aku paham," ucap Syakila.
"Terus satu lagi,, jika mamaku datang kesini jangan pernah menampakkan wajah mu di depannya," ucap Syden.
"Baik,, tapi aku belum tau mamamu itu yang mana," ucap Syakila.
"Bik Siti yang akan menunjukkan fotonya nanti," ucap Syden.
"Iya baik," ucap Syakila.
"Terus bagaimana dengan perhitungan gaji ku? biar aku tau sudah berapa banyak hutang paman ku yang aku bayar menggunakan tenaga ku," ucap Syakila lagi.
"Kevin yang akan melakukan perhitungan itu, tenang saja aku tidak suka menggelapkan tenaga orang lain,, jadi perhitungannya akan sesuai,, tapi satu hal yang mesti kamu ingat bahwa untuk melunasi hutang itu kamu mungkin akan menua tinggal disini,," ucap Syden.
Syakila tampak mengernyitkan dahinya,, sebenarnya berapa hutang pamannya itu yang sudah tega menggunakan ponakannya yang yatim piatu untuk melunasi hutang nya.
"Kamu bisa bebas dari sini tapi dengan satu syarat," ucap Syden lagi.
"Syarat apa?" tanya Syakila.
"Suruh Mila yang kesini menggantikan kamu,, maka kamu akan bebas,, Mila hanya membutuhkan waktu satu tahun saja untuk melunasi hutang itu," ucap Syden lagi.
"Apa bedanya aku dengan kakakku? toh kita juga akan melakukan pekerjaan yang sama," ucap Syakila lagi.
"Karena aku tertarik dengan kakakmu," jawab Syden sambil menyeringai.
"Jangan ganggu kakakku,, aku yang akan membayar hutang paman ku,, tidak perduli seberapa lama pun waktu yang dibutuhkan,," ucap Syakila.
"Aku akan beri waktu kamu untuk berubah pikiran,, apa kamu tidak sayang masa muda mu itu?" ucap Syden sambil berjalan mengitari tubuh Syakila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Hana Safira
menarik semoga sampai akhir
2022-10-23
0
SiTi Aisyah
awal cerita yg bagus
2022-10-12
0
Sumawita
awal yg bagus kak
2022-09-19
2