Sekarang Syakila tau alasan mengapa Syden sangat ngotot agar Mila kakaknya yang datang kesini,, agar jika Ibunya salah paham Syden bisa langsung menikahi Mila. Karena mamanya pasti akan menikahkan mereka.
Syakila terus menyusun file sambil mendengarkan cerita Laras, padahal mereka baru saja bertemu tadi siang tapi mereka sudah sangat akrab,, mereka memang sama-sama butuh teman.
"Kenapa Mbak Inka tidak dirawat saja di rumah sakit jiwa?" tanya Syakila lagi.
"Ibu dan Tuan tidak tega pada Mbak Inka, makanya mereka mempekerjakan empat orang suster untuk menjaga Mbak Inka, mereka bekerja secara shift, dan juga satu orang dokter yang akan datang kesini dua atau tiga kali dalam seminggu," jawab Laras lagi sambil mengambil kemoceng untuk membantu Syakila membersihkan meja kerja Syden dari debu.
"Terus sekarang tinggal dimana mantan suaminya Mbak Inka?" tanya Syakila.
"Masih di Kota ini juga Kila, dia menikahi selingkuhannya,, makanya itulah yang membuat Mbak Inka depresi dan bahkan sempat gila," jawab Laras.
Laras langsung menghentikan gerakan tangannya begitu mendengar suara mobil Syden.
"Kila,, aku turun dulu yah, sepertinya itu suara mobil Tuan," ucap Laras.
"Kok cepat dia kembali," ucap Syakila.
"Biasanya suster yang merawat kakaknya akan menelepon Tuan, mau sesibuk apapun Tuan jika mengetahui Mbak Inka histeris dia pasti akan pulang," ucap Laras.
Laras segera meletakkan kemoceng di tempatnya kembali lalu segera berjalan ke luar dari ruang kerja Syden.
"Besok kita cerita lagi Kila," ucap Laras menoleh kepada Syakila sambil melambaikan tangannya,, Syakila pun membalas dengan anggukan sambil tersenyum pada Laras.
Syakila yang penasaran segera mengintip melalui gorden jendela,, dan benar apa yang dikatakan Laras,, ada dua orang yang masuk ke dalam paviliun itu, Syden dan juga seseorang yang berpakaian dokter, dihalaman depan paviliun ada dua mobil yang parkir.
Beberapa menit kemudian...
"Kamu sudah yakin bahwa apa yang kamu kerjakan ini tidak salah kan?" tanya Syden yang sedang berdiri di depan Syakila, mereka dipisahkan oleh meja saja.
"Kalau Tuan tidak percaya,, Tuan bisa cek sekarang,,, biar aku segera membenahi mana yang salah," ucap Syakila.
"Apa gunanya aku mempekerjakan kamu jika aku harus mengecek ulang lagi, kerjakan saja dan minimkan kesalahan,, aku percaya pada kamu," ucap Syden lalu segera masuk ke dalam kamar, tanpa menutup pintu Syden melepaskan bajunya,, Syakila segera membalikkan badannya karena tidak mau melihat hal itu.
"Kila,,, kesini sebentar," teriak Syden dari dalam kamar.
Syakila benar-benar terkejut karena saat ini mungkin pria itu tidak memakai baju,, dan bahkan mungkin tidak memakai celana lagi.
"Syakila," teriak Syden lagi.
"I..i..iya sebentar," ucap Syakila sambil berjalan secepatnya ke tempat Syden,, Syakila terus menundukkan kepalanya.
"Di map itu ada file baru,, kamu ambil dan susun sekalian," ucap Devan sambil menunjuk sebuah map di atas nakas.
"Iya," ucap Syakila meskipun Syakila tidak tau dimana map itu berada,,, makanya dia melirik ke kanan dan ke kiri untuk mencari map itu dalam keadaan terus menundukkan kepalanya.
"Jika kamu terus menunduk seperti itu tidak mengangkat kepala mu,, mana mungkin kamu tau map itu ada dimana, kamu tidak usah takut aku tidak akan macam-macam padamu,, aku mana tertarik dengan dada rata milikmu itu," ucap Syden.
Lagi-lagi Syden merendahkan keindahan tubuhnya tapi baguslah menurut Syakila karena dia bisa nyaman dalam bekerja, apalagi dirinya mengurus segala kebutuhan Syden yang membuat mereka selalu bertemu, bahkan di ruangan pribadi Syden seperti ini.
Syakila segera mengangkat kepalanya mencari dimana keberadaan map itu,, dan Syden menunjukkan sekali lagi keberadaan map itu di atas nakas. Setelah mengambil map,, Syakila dengan segera bergegas keluar dari dalam kamar Syden.
Dada seindah ini dibilang rata? hmm belum tau saja kamu kalau ini hartaku yang paling berharga setelah kegadisan ku,, batin Syakila.
Dan kembali Syakila melanjutkan pekerjaannya,, berulang kali Syakila menguap karena mengantuk, Syakila benar-benar lelah,, jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam pantas saja udara semakin dingin.
"Tidurlah dulu kalau kamu mengantuk,, jangan dipaksa nanti bisa-bisa kamu keliru,, itu file penting semua," ucap Syden di pintu antara kamar dan juga ruang kerja.
"Iya," ucap Syakila, lalu segera meletakkan map terakhir yang dipegangnya di folder, kemudian segera dia letakkan di filing cabinet.
"Lakukan itu diwaktu senggang mu saja,, besok siang mamaku datang,, jangan sampai dia melihat mu," ucap Syden.
Tanpa menjawab lagi, Syakila segera keluar dan menutup pintu secara perlahan.
Pagi masih berkabut disaat Syakila sedang mencuci baju Syden,, ada beberapa baju Syden yang tidak boleh memakai mesin cuci,, jadi Syakila mencucinya menggunakan tangan.
"Kila, nanti Ibu datang,, mungkin karena Mbak Inka mengamuk tadi malam," ucap Bik Siti memberitahukan pada Syakila.
"Iya Bik,, makanya aku buru-buru mengerjakan pekerjaan ini," jawab Syakila.
"Kamu sarapan dulu Kila," ucap Bik Siti.
"Iya nanti saja Bik," ucap Syakila.
Syakila segera membereskan cucian dan ikut memasak juga, Syakila baru tau dari Bik Siti dan juga Laras bahwa Syden ternyata seorang vegetarian.
Tahu goreng, tumis sawi, dan perkedel sudah disiapkan di atas meja untuk sarapan Syden.
"Sebentar lagi Tuan pasti akan pulang dari jogging dan sarapan setelah dia mandi, kemudian dia berangkat ke perkebunan, kamu siapin baju ganti Tuan yah,," ucap Laras.
Syakila segera berjalan ke kamar Syden menyiapkan baju ganti untuk Syden kemudian setelah itu,, Syakila turun untuk mandi dan juga sarapan.
"Kila buruan,, ternyata Ibu sudah datang,,, dia sudah ada di paviliun sekarang," ucap Laras.
Secepatnya Syakila sarapan,, sesudah sarapan Syakila masuk ke kamar sambil membawa baju Syden untuk disetrika, walaupun harus bersembunyi tapi dia masih bisa bekerja.
"Syden,, siapa wanita cantik yang berada di rumah?" tanya Bu Sinta begitu telah selesai menyuapi Inka,, kemudian segera duduk di sofa dekat Syden.
"Dia itu pekerja baru atau kekasih mu?" tanya Bu Sinta lagi.
Syden yang masih sibuk dengan ponselnya hanya memandang mamanya sekilas. Syden tidak menduga kalau mamanya bisa datang sepagi itu,, padahal kemarin bilangnya akan sampai sepulang dari mengajar di kampus, tadi Syden sempat mengirim pesan untuk Syakila tapi sepertinya Syakila tidak membuka pesan darinya.
"Syden,, jangan menyimpan wanita hanya untuk bersenang-senang saja,, mama tidak suka rumah kita jadi tempat berbuat yang tidak senonoh," ucap Bu Sinta.
"Syden,,, jawab Mama," ucap Bu Sinta dengan nada suara yang sudah meninggi karena putranya itu hanya diam saja.
"Bukan kekasih aku Ma, dia itu hanya pekerja baru," ucap Syden.
"Pekerja baru? yang benar saja Syden,, kemarin-kemarin katamu kamu tidak perlu pekerja baru untuk mengurus rumah,,, lalu kenapa tiba-tiba sekarang ada pekerja baru,, cantik banget pula, jangan bohongi mama Syden," ucap Bu Sinta.
"Siapa yang bohong sih Ma,, aku nggak bohong,, dia memang baru bekerja kemarin," ucap Syden lagi.
Bu Sinta langsung berdiri..
"Mama mau tanya langsung ke dia," ucap Bu Sinta.
Mama Syden bergerak ke luar paviliun,, Syden tidak bisa mencegah mamanya,, karena mereka berdua sama,, yaitu sama-sama keras kepala.
Bagaimana jika ditanya dan Syakila malah jujur bahwa dia bekerja untuk menebus hutang pamannya, pasti Syden akan di amuk oleh mamanya karena di tuduh memanfaatkan keadaan,, padahal tujuan awal Syden melakukan itu,, karena dia ingin Mila yang masuk ke dalam rumahnya bukan Syakila.
Terus pas dimana Mamanya melihat wanita itu? apakah tadi wanita itu sudah sempat masuk ke dalam rumah?
Syden berpikir sangat keras alasan apa yang harus dia bilang ketika mamanya mengamuk nanti,, apalagi urusan hutang itu berkaitan dengan Pak Samsul,, pamannya Syakila. Orang yang sebenarnya pernah sangat berjasa menyelematkan Ayahnya berpuluh-puluh tahun yang lalu.
"Syden dimana kamu menyembunyikan gadis cantik itu? mama cari di Vila tapi dia sudah tidak ada," ucap Bu Sinta begitu masuk kembali ke dalam Paviliun.
Syden bernafas lega,, kemungkinan besar Syakila sudah bersembunyi di dalam kamar rahasia itu.
"Oh dia sudah pulang mungkin Ma, karena dia hanya bekerja paruh waktu saja," ucap Syden.
"Awas saja kalau kamu sampai bohong Syden, disuruh buruan nikah malah menyimpan perempuan untuk bersenang-senang," ucap Bu Sinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments