Bab 2. Kecelakaan tak terduga

Emelly sedari tadi tidak berhenti mengoceh, dirinya sangat kesal dengan sang adik, terkadang ia merasa aneh sendiri, kenapa ia memiliki adik yang sangat cuek dan  menjengkelkan.

Belum lagi dia harus menghadapi satu mahluk yang lebih ekstrim. Komplit sudah penderitaannya. Emelly merebahkan tubuhnya di atas ranjang untuk istirahat sebentar, ia memejamkan matanya menghilangkan rasa penatnya.

Emelly Carolyn seorang wanita berumur 22 tahun yang semua orang pikir dirinya memiliki kehidupan yang sempurna padahal nyatanya tidak, orang tua Emelly sudah berpisah saat ia berumur 10 tahun, saat itu ia merasa sangat sedih ketika harus memilih untuk tinggal bersama siapa.

Dan pada akhirnya ia dan Theo memilih untuk tinggal bersama sang ayah yang sudah memiliki calon pengganti ibu mereka, wanita itu bernama Wilona Scarlett, seorang janda yang sudah memiliki seorang putera.

Hari demi hari, Emelly dan Theo mulai bisa menerima kehadiran Wilona namun tidak dengan Arion Melwies saudara tiri mereka. Lelaki itu sangat tertutup lebih tepatnya bersikap dingin dan acuh. Dia bahkan dengan terang-terangan memberi tatapan tajam pada keluarga barunya.

Sedangkan keluarga ibunya, Emelly tidak terlalu akrab, dia hanya bersikap apa adanya. Emelly juga sudah ikhlas dengan takdir yang sudah memecah keluarganya.

Emelly juga bersyukur memiliki ibu seperti Bunda Wilona, wanita itu sangat baik dan hangat, bahkan dia tidak pernah pilih kasih antara anak kandungnya dan anak tirinya.

***

Drtt!

Drtt!

Suara deringan ponsel itu membuat Emelly mengerjapkan matanya, tangan kanannya meraba seprai mencari ponsel.

"Hm, siapa ya?" tanya Emelly yang masih setengah sadar itu.

["Hari ini ada pemotretan! Apa kau lupa?!"]

Emelly menjauhkan ponsel dari telinganya, dirinya berdecak mendengar teriakkan manajernya.

"Iya, iya. Aku akan segera datang." Setelah mengucapkan itu, Emelly mematikan ponselnya sepihak dan beranjak pergi ke kamar mandi.

Emelly keluar dari kamarnya, dia memakai topi dan juga kacamata hitam untuk menambah kecantikannya. Oh, ayolah Emelly juga mengakui bahwa dirinya memang sangat cantik.

Emelly berjalan dengan sepatu putihnya, dia harus berjalan cepat, tidak ada waktu untuk bersikap anggun. Dengan secepat kilat, Emelly masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu dirinya dari tadi.

"Lama! Apa jadinya kalau orang tahu, aktris yang sangat fenomenal ini adalah orang yang malas dan pelupa?" sindir sang manajer yang bernama Violet.

"Oh ayolah! Jangan membuang waktu! Tolong ya Violet! Waktu itu adalah emas yang harus dihargai!" ujar Emelly dengan wajah santainya, dia memainkan ponsel menghiraukan ocehan Violet.

"Padahal  dia yang telat dan nggak  kenal waktu. Lah sekarang dia malah bersikap sebaliknya! Sabar, Violet! Kau harus sabar," gerutu Violet yang mencoba menenangkan dirinya sendiri.  Mobil yang dikendarai Emelly pun melaju meninggalkan rumah Emelly yang berisi hanya para pembantu saja, kedua orangtuanya memang sedang berada diluar negeri, sedangkan Rion sedang kerja kelompok berbeda dengan Theo yang menongkrong bersama teman-temannya di taman kota.

***

Setelah beberapa jam, akhirnya Emelly istirahat dia duduk di kursi sambil memperhatikan model lain yang sedang pemotretan, Emelly meminum sebuah botol air untuk menghilangkan rasa hausnya, Emelly menyimpan lagi botol itu dan memainkan ponselnya.

Namun telinganya tak sengaja mendengar obrolan beberapa staf yang tak jauh darinya.

"Hei! Apa kau tahu CEO muda dari keluarga Zach itu?" tanya perempuan berambut pendek.

"Ya, tahu."

"Ya ampun dia ganteng banget! Tetapi sepertinya dia sudah memiliki pacar," sahut yang lain.

"Apa! Siapa?!"

Staf perempuan itu tersenyum masam. "Kau tidak tahu gosip yang beredar itu, kalau CEO muda itu dekat dengan sekretarisnya? Mereka bahkan serasi, seperti novel-novel yang selalu kubaca! CEO yang jatuh cinta dengan sekretarisnya!"

"Ya, mereka sangat serasi."

Emelly memakai earphone, dia sangat malas mendengar perkataan para staf itu, namun kali ini sepertinya, kali ini Emelly tertarik dengan pembicaraan mereka. Emelly tersenyum lebar, bukan senyuman manis yang biasa ia tunjukkan, melainkan senyuman miris karena kecewa?

Ya! Lagi-lagi Emelly kecewa dengan orang yang sama.

Morgan Zach, Emelly sangat mengenal lelaki itu, bahkan dirinya juga tahu apa yang lelaki itu sukai dan apa yang tidak ia sukai. Lelaki itu sangat menarik perhatiannya, sampai-sampai Emelly tidak bisa membedakan apa itu kasihan dan perhatian.

Emelly semakin tertarik dengan lelaki itu karena dia sudah menjad CEO muda yang sangat terkenal di dalam negeri maupun luar, dia masih muda tetapi sudah memiliki perusahaan yang sangat sukses, Emelly akui itu, ia sosok pekerja keras dan sangat tampan, sosok yang hampir mendekati sempurna.

Emelly menaikkan bahunya acuh, dia melepaskan earphone nya. Tiba-tiba matanya berbinar melihat sebuah nama yang menelponnya, tanpa banyak basa-basi Emelly langsung mengangkatnya.

["Hai Em! Apa kabar!"]

"Baik! Aku baik-baik saja! Kau juga baik-baik saja kan?" tanya Emelly pada sahabatnya itu.

["Iya, Aku baik. Tetapi aku sangat rindu padamu!"]

"Aku tahu. Aku ini sosok yang selalu dirindukan!"

Setelah lama berbincang-bincang dengan sahabatnya, Emelly memutuskan untuk pulang, hari juga sudah sore, ia harus sudah pulang sebelum malam.

Sebenarnya dua Minggu ini, Emelly sengaja mengosongkan jadwalnya, dia merasa memiliki tanggung jawab mengurus Theo dan Rion, ya walaupun mereka sudah dewasa tetapi harus diawasi, terlebih ibunya dan Ayah berada di luar negeri, jadi Emelly harus bisa menjadi kakak yang baik.

Emelly masuk ke dalam mobil, ia menatap jalanan yang ramai. Tiba-tiba ia merasa rindu dengan para sahabatnya yang sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Seseorang yang tadi menelponnya bernama Seyra Gevio seorang dokter yang bekerja di luar kota, Emelly sangat merindukan Seyra, sosok yang pemarah dan tomboy.

Emelly terkekeh mengingat profesi Seyra, bagaimana seseorang yang pemarah dan galak menjadi seorang dokter? Apa para pasiennya tidak kabur karena dirawat dokter seperti Seyra?

Kening Emelly mengkerut, kenapa tiba-tiba berhenti. "Ada masalah?" tanyanya pada sang manager yang duduk di samping sang supir.

"Itu, ada beberapa orang yang menghalangi jalan. Mereka sepertinya seorang fans," jawab Violet dengan geram.

Emelly membuka kaca mobilnya, dia melihat beberapa pria berdiri di tengah jalan sambil memegang kertas karton yang bertuliskan Poto dan namanya.

Emelly terharu, tapi dia juga kesal kenapa mereka bisa senekat ini? Kenapa juga mereka bisa tahu ini mobilnya?

Emelly ingin keluar dari mobil, namun Violet menahannya. "Mau kemana? Kalau keluar nanti bisa bahaya, Em!"

"Tapi kalau cuman diam, mereka nggak akan pergi. Lihat! Para pengendara mulai protes!" jawab Emelly yang khawatir dan gelisah.

"Tapi, nggak usah keluar Em. Biar beberapa bodyguard saja yang keluar."

Emelly mengangguk pasrah, kedua bodyguardnya yang berada di mobil belakang pun keluar untuk membubarkan para remaja itu.

"Bubar! Bubar!" perintah sang bodyguard.

"Kami cuman mau lihat Emelly aja! Nggak lebih!" jawab salah satu dari mereka.

"Tidak usah! Cepat bubar-bubar!"

Para remaja itu keras kepala, hingga kejadian tak terduga pun terjadi.

Tin!

Tin!

"AWAS!"

Brak!

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

fans fanatik ngeri jg ya nekad😁😁

2022-09-30

0

Deniayu ajah⚞⚟🧕🤑💦

Deniayu ajah⚞⚟🧕🤑💦

aduh siapa yg kecelakaan itu

2022-09-23

1

kuning_kusuka

kuning_kusuka

yang ini pun menarik ceritanya. ga sabar nunggu kelanjutan nya

2022-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!