Ep. 3

Seperti Biasa Sasha berdiri di loby apartement nya untuk menunggu taxi. Tiba tiba sebuah mobil audi berwarna grey berhenti di depan nya. Saat kaca mobil diturunkan, Jack tersenyum sambil melepas kacamata hitamnya.

"Masuklah, kita bisa ke kantor bersama."

Sasha berjalan mendekat dan menyentuh pintu mobil Jack.

"Wahh Jack, aku tidak tahu kau punya mobil se mewah ini. Apa kau benar Jack yang ku kenal?"

Jack tertawa mendengar kata kata Sasha.

"Masuklah. Aku akan mengantarmu dengan mobil mewah ini." Jawab Jack sombong, yang tentu saja hanya bercanda.

"Hahaha astaga Jack, kau sudah membuatku tertawa di pagi hari ini. Tapi terima kasih untuk tawaranmu, aku sudah memesan taxi online."

"Oh ayolah kau bisa membatalkannya dan ikut bersamaku. Aku lebih senang berangkat ke kantor jika ada yang menemani."

"Tidak perlu Jack sungguh. Aku naik taksi saja."

Tin tin tin

Suara klakson mobil di belakang mobil Jack mengalihkan perhatian Sasha. Ternyata itu taksi online yang dia pesan.

"Lihat, taksi ku sudah datang."

Jack keluar dari mobil dan berjalan menghampiri supir taksi itu. Terlihat Jack mengeluarkan beberapa lembar uang yang jumlahnya cukup banyak dan menyerahkan ke supir taksi itu. Lalu taksi itu pun pergi. Sasha terlihat bingung menatap Jack.

"Apa yg kau lakukan Jack? Kau menyuruh taksi ku pergi?"

Jack membuka pintu mobilnya untuk Sasha.

"Aku hanya ingin kita bisa berangkat bersama."

"Tapi tetap saja, astaga Jack kau bahkan memberikan uang terlalu banyak kepada supir taksi itu."

"Sudahlah, cepat masuk. Kita bisa terlambat ke kantor."

Dengan terpaksa Sasha masuk ke dalam mobil Jack diikuti senyum kemenangan Jack.

Dalam perjalanan menuju kantor mereka banyak bicara mengenai proyek yang sedang mereka kerjakan. Tim pemasaran sedang mengerjakan proyek untuk brand ambassador perusahaan. Mauren group adalah perusahaan besar yang identik dengan industri perbankan dan finansial. Perusahaan ini juga menaungi salah satu e-commerce terbesar di eropa. Kantor pusatnya berada di New York, Amerika Serikat.

Perusahaan multinasional ini memiliki nilai kapitalisasi pasar Rp1,2 triliun dengan keuntungan Rp2,53 triliun. Sasha benar benar merasa beruntung bisa menjadi salah satu bagian dari perusahaan besar ini.

"Aku sudah membuat proposal untuk proyek kita. Kau tahu aktris Alexa Olivia? Aku rasa dia pantas menjadi brand ambassador kita tahun ini." Sasha mulai mendiskusikan tentang pekerjaan.

"Bukankah dia sangat sulit untuk di temui. Kau akan kesulitan membuat janji temu dengannya."

"Kita tidak tahu sebelum mencobanya."

"Aku menyukai semangatmu. Ajak aku saat kau mau menemuinya."

"Apa ini? Apa kau salah satu penggemarnya?"

Sasha tertawa membayangkan seorang pria dewasa seperti Jack menggemari gadis 20 an. Agak kurang pas dengan image nya.

"Karena aku bisa membantumu untuk bertemu dengannya."

Mereka berbincang dan sesekali tertawa karena lelucon yang Jack katakan. Padahal ini kali pertama Sasha dan Jack bisa berbincang panjang kali lebar berdua. Biasanya mereka selalu berempat dan hanya mengobrol saat di kantor saja. Tapi Sasha merasa Jack orang yang cukup nyaman untuk Sasha jadikan teman.

Mobil Jack berhenti di parkiran. Jack turun dan membukakan pintu untuk Sasha.

"Terima kasih Jack."

Sasha turun dari mobil. Mereka jalan berdua memasuki gedung kantor Mauren group.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jean menatap ipad di tangannya dengan geram. Jadi Sasha sudah memiliki seorang putra?? Jean memperbesar foto Rainer yang tengah tersenyum menggemaskan. Tapi anak kecil ini terasa familiar. Apa mereka pernah bertemu sebelumnya??

Disini tidak ada informasi apapun tentang ayah anak Sasha. Apa Sasha hamil di luar nikah?

Sasha tinggal di Regatta Terrace. Salah satu apartement kalangan menengah di New York. Bersama dengan seorang putra bernama Rainer Alison. Dan juga ada seorang asistant rumah tangga bernama Anne. Orang tua Sasha berada di Chicago.

Sasha pindah dari Chicago ke New York City 5 tahun yang lalu. Dan tidak lama mulai bekerja di Mauren group.

"Hanya ini? Kenapa hanya sedikit sekali informasi tentang Sasha."

Perhatian Jean beralih ketika bunyi email masuk. Jean membuka email yang ternyata dari manager tim marketing, Sasha Alison.

"Kebetulan sekali, aku ingin bertemu dengannya."

Jean tersenyum melihat proposal yang Sasha kirim. Ini bisa di jadikan alasan agar Sasha mau bertemu dengannya. Karena dari semalam telepon atau chat dari Jean semua diabaikan oleh wanita itu.

Jean menekan intercom, menyuruh sekretarisnya agar memberitahu Sasha untuk menemuinya jam makan siang nanti.

Di ruangan tim marketing,

Sasha meremas kertas dihadapannya menjadi bola tidak berbentuk. Barusan dia menerima telepon dari sekretaris Jean, menyampaikan agar ia ke ruangan Jean jam makan siang nanti.

Sasha akan menerima jika itu berkaitan dengan pekerjaannya. Tapi jika dia membual lagi tentang hubungan mereka, Sasha akan menjambak rambutnya dan menendang wajahnya, yang tentu saja hanya bisa dilakukan dalam mimpinya.

Mau bagaimanapun hubungannya dengan Jean, mereka tetap bos dan karyawan di kantor. Sasha akan bersikap profesional sekarang. Kejadian saat Sasha menampar Jean, itu karena dia tidak bisa berfikir jernih. Dia terlalu terkejut dengan pertemuan pertama mereka.

Saat jam makan siang,

"Ada restoran jepang baru di persimpangan. Bagaimana kalau kita makan siang disana?"

Kimberly sudah bersiap dan tidak sabar untuk pergi ke restoran itu.

"Setuju, aku dengar tempatnya nyaman, makanan nya juga enak." Rose mengangguk setuju.

"Jack?" Tanya Kim menatap pria yang masih saja mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Aku ikut saja."

"Good. Bagaimana denganmu Sasha?"

"Maafkan aku. Aku ingin sekali ikut dengan kalian, tapi aku tidak bisa. Aku harus menemui direktur kita." Sasha membereskan beberap berkas yang akan ia bawa.

"Apa ada masalah?" Tanya Jack.

"Entahlah. Mungkin ada yang salah dengan proposal yang aku ajukan. Aku pergi dulu." Sasha berdiri lalu berjalan keluar.

Saat di lift, tak hentinya dia berfikir bagaian mana dari proposalnya yg salah. Sebelum memberikannya pada direktur utama, Sasha sudah terlebih dahulu memberikannya kepada manager umum untuk di evaluasi. Dan semuanya bagus.

Ting

Pintu lift terbuka. Sasha berjalan menuju satu satunya ruangan di lantai paling atas gedung ini. Lantai direktur utama. Langkah Sasha berhenti didepan meja sekretaris Jean.

"Nona Alison, silakan masuk. Tuan Synder sudah menunggu anda." Dengan senyum ramah dan sopan sekretaris itu mempersilakan Sasha masuk.

"Terima kasih." Jawab Sasha ramah.

Sasha mengetuk pintu dulu, menunggu jawaban.

"Masuk."

Sasha membuka pintu dan masuk. Jean terlihat masih sibuk dengan laptop di depannya. Sasha berdiri di depan meja Jean.

"Anda memanggil saya tuan?" Tanya Sasha langsung. Dia hanya ingin cepat menyelesaikan urusannya disini.

Jean melepas kacamatanya lalu menatap Sasha.

"Kau sudah makan siang?" Bukannya menjawab pertanyaan Sasha, pria itu malah balik bertanya.

"Saya langsung kesini karena tuan ingin bertemu dengan saya."

"Baiklah. Ayo." Jean berdiri meraih jas nya lalu berjalan keluar.

Sasha dibuat bingung dengan Jean yang sudah terlebih dahulu keluar ruangan. Dengan cepat Sasha berjalan mengejar Jean yang sudah berdiri di depan lift.

"Tuan, anda belum mengatakan alasan anda memanggil saya. Apa tentang proposal yang saya kirim?" Tanya Sasha menatap bingung bosnya ini.

"Kita bicara sambil makan. Aku sangat lapar."

Ting

Pintu lift terbuka. Jean melangkah masuk, namun Sasha tetap berdiri di tempatnya. Jean menahan pintu lift yang sudah akan tertutup.

"Ada apa lagi? Cepat masuk."

Sasha ragu sejenak. Pasalnya, mau sepenting apapun, dia tidak pernah yang namanya membahas pekerjaan dengan atasan sambil makan bersama. Apalagi ini hanya berdua.

"Anda bisa makan dengan nyaman tuan. Saya akan kembali setelah anda selesai makan siang."

Jean menatap Sasha sebentar, lalu kakinya maju selangkah. Dengan cepat tangannya meraih pinggang ramping Sasha dan menariknya kedalam lift.

"Astaga Jean, apa yang kau lakukan." Bisik Sasha takut suaranya terdengar Sekretaris Jean yang Sasha yakini melihat adegan tadi.

"Aku bilang sangat lapar. Kau malah membuang waktuku dengan memberi alasan konyol." Jean menjawab cuek.

"Kita tidak bisa makan siang bersama. Sudah pasti akan beredar gosip aneh kalau ada yang melihat kita makan siang bersama."

Jean mengedikkan bahunya tanda tidak peduli.

"Dengar Jean, seburuk apapun hubungan kita, jika di kantor kau tetap bosku dan aku karyawanmu. Yang sudah sewajarnya menjaga jarak. Sekarang katakan padaku alasanmu memanggilku."

"Hubungan kita tidak buruk. Tidak sampai saat nanti kau mendengar penjelasanku."

Ting

Pintu lift terbuka. Jean meraih tangan Sasha dan menggandengnya keluar menuju loby. Dengan panik Sasha berusaha melepas genggaman Jean.

"Jean apa kau sudah gila. Cepat lepaskan tanganku." bisik Sasha.

Jean tidak menjawab dan tidak melepaskan genggaman tangannya. Dia terus berjalan menggandeng tangan Sasha sampai mereka masuk ke dalam mobil Jean. Tentu saja dengan beberapa pasang mata yang terkejut melihat pemandangan itu.

"Jangan lakukan itu lagi."

Sasha berkata kesal. Matanya enggan menatap Jean, dia terus melihat keluar jendela selama perjalanan menuju tempat makan bos nya ini.

"Kau tidak merindukanku?" Tanya Jean lembut.

Sasha memejamkan matanya merasa muak dengan sikap Jean.

"Apa kau tahu, sikapmu akan membuatku sulit. Bisakah kita pura pura tidak saling kenal? Oh bila perlu kita lupakan kalau kita pernah saling mengenal."

Sasha menatap tajam Pria yang pernah menjadi cinta pertamanya ini.

"Maafkan aku." Kata Jean tulus.

Sasha diam menatap wajah Jean. Terlihat ketulusan terpancar dari tatapan matanya.

"Aku mencarimu 3 tahun yang lalu. Aku menemui orang tuamu. Tapi mereka tidak mau memberitahuku dimana kau berada. Mereka menyuruhku melupakanmu dan jangan mencarimu."

Sasha memang berpesan kepada orang tuanya sebelum pergi meninggalkan chicago. Jika suatu hari Jean datang mencarinya, jangan pernah memberitahu keberadaannya.

"Aku bersalah padamu. Aku bersalah karena 2 tahun tanpa kabar, dan saat kembali kau sudah benar benar pergi meninggalkanku."

Tenggorokan Sasha tercekat tanpa bisa mengatakan apapun.

"Pernikahanku tidak nyata Sasha. Tidak bagiku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!