Sasha Alison
Sasha terbangun karena alarm yang berbunyi tepat jam 5 pagi. Dia meregangkan badannya sebelum beranjak keluar kamar. Masuk kedalam kamar anak laki laki nya yang berusia 5 tahun. Anak itu terlihat masih tertidur pulas. Dengan pelan Sasha menutup kembali pintu kamar anaknya.
Setelah mandi dan memakai setelan kerja, dia pergi ke dapur, membuat roti panggang untuk dirinya. Sambil menunggu bibi Anne, pengasuh putranya yang bernama Rainer. Sasha adalah ibu tunggal. Dia membesarkan Rainer seorang diri tanpa sosok suami yang mendampinginya. Maka dari itu dia harus tetap bekerja untuk bisa menghidupi putranya.
Bibi Anne adalah seorang wanita paruh baya yang Sasha temui ketika dia baru pindah dari kota kelahirannya sekaligus kota dengan sejuta kenangan pahit yang ingin ia lupakan, Chicago menuju kota besar New York City. Saat ini, Sasha bekerja sebagai manager pemasaran di sebuah perusahaan besar di kota yang tidak pernah tidur itu.
Suara pintu terbuka, bibi Anne masuk dengan kedua tangan membawa kantong berisi bahan makanan.
"Pagi sayang, apa pria tampan ku belum bangun?" Bibi Anne langsung menata barang belanjaannya di dapur.
"Pagi bibi Anne, " Sapa Sasha, "Rainer masih tertidur pulas. Maafkan aku karena menyuruhmu datang sepagi ini. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan di kantor, jadi aku harus datang lebih pagi."
"Its ok, sweetheart. Pergilah," Bibi Anne tersenyum hangat.
"Apa kau sudah sarapan Sasha? Mau ku buatkan sesuatu?"
"Tidak perlu bibi Anne, Terima kasih. Aku sudah sarapan roti tadi. Kalau begitu aku pergi dulu. Bye."
"Bye. Hati hati sayang."
Sasha masuk ke dalam taxi yang sudah menunggu nya di depan apartemennya. Dalam perjalanan menuju kantor, grup chat kantornya sedang ramai membicarakan tentang pergantian CEO perusahaannya. Sasha tidak pernah sekalipun tertarik untuk ikut bergosip di grup chat itu. Dia hanya akan ikut bicara ketika obrolannya seputar pekerjaan dan urusan kantor. Sasha hanya melihat lihat obrolan para rekan kerja nya itu.
Tapi tiba tiba jarinya berhenti scroll saat Daniel, rekan kerja dari tim bagian keuangan mengirim sebuah foto dengan caption 'Wajah CEO baru kita'.
Tidak mungkin.
Mata Sasha melebar melihat foto CEO barunya adalah Jean Synder, pria yang pernah menjadi kekasihnya 7 tahun silam. Sasha menghela nafas frustasi. Kebetulan macam apa ini. Dari sekian banyak tempat di belahan dunia ini, kenapa Sasha bisa bertemu lagi dengan Jean. Pria yang paling Sasha hindari. Pria yang sudah memberinya seorang anak. Pria yang tidak pernah bisa ia lupakan.
...~•~...
Sasha baru duduk dan menyalakan komputernya, saat Kimberly, rekan Sasha di tim pemasaran, menggeser kursinya ke samping meja Sasha.
"Sasha, kau melihat foto CEO kita yang Daniel kirim tadi?" Dengan senyum seperti remaja labil yang jatuh cinta, Kimberly menatap Sasha menunggu jawaban.
"Ya, aku melihatnya." Jawab Sasha singkat.
"He is very hot right? Aku dengar dia sudah menikah. Pasti istrinya juga tidak kalah good looking. Kau tahu, aku sudah tidak sabar untuk melihatnya. Pasti dia sangat tampan bila dilihat langsung."
Kimberly bicara panjang lebar yang membuat kepala Sasha semakin pusing.
"Kim, please, bisakah kau memberiku waktu untuk menyelesaikan pekerjaanku? Aku harus menyelesaikannya dan membawa laporannya saat rapat nanti."
"Aku sangat iri padamu, kau bisa langsung bertemu dengannya nanti. Kenapa hanya manager tim saja yang harus menghadiri rapat itu."
Justru aku yang iri padamu karena tidak harus bertemu dengannya.
Sasha menghela nafas frustasi. Sungguh rasanya dia ingin masuk ke lubang terdalam dan bersembunyi di dalam nya, alih-alih bertemu dengan Jean lagi.
5 tahun yang lalu...
"Maafkan aku Sasha, aku harus kembali ke Berlin. Ayahku mengancam akan benar benar mencoret namaku sebagai pewaris nya jika aku tidak kembali."
Jean terlihat sibuk mengemasi barang barang nya dan memasukannya ke dalam koper. Terlalu sibuk sampai tidak melihat raut wajah kekasihnya yang sedih.
"Apa kau akan meninggalkanku disini?" Sasha duduk di tepi ranjang, menatap sendu Jean yang akan pergi entah berapa lama.
"Aku akan secepat mungkin menyelesaikan urusanku di Berlin, dan akan kembali untuk menjemputmu."
Jean tersenyum mengusap pelan pipi Sasha dan mengecup bibirnya. Lalu dengan terburu buru meraih kopernya dan pergi meninggalkan Sasha.
Dan kenyataannya, berminggu minggu Jean tidak ada kabar sama sekali. Sasha sendiri pun takut untuk menghubungi Jean terlebih dahulu. Hingga 2 bulan kemudian, Sasha menyadari bahwa dirinya tengah hamil.
Sasha memberanikan diri untuk menghubungi Jean, ingin memberitahukan kabar gembira ini. Tapi kenyataan pahit yang ia dapat. Seorang wanita yang menjawab telpon Jean.
"Halo."
"Ha..halo..apa aku bisa bicara dengan Jean."
Suara Sasha bergetar menahan sakit hati. Otaknya memaksa agar terus berfikir positif.
"Jean sedang mandi, dan dengan siapa ini? Biasanya kalau untuk urusan pekerjaan melalui Dylan."
Nada suara wanita itu terdengar tidak senang.
"Aku temannya. Ada hal yg ingin aku sampaikan padanya bisa kau sambungkan aku dengan Jean."
"Kau bisa menyampaikan padaku, aku tunangan Jean. Aku akan menyampaikannya pada Jean nanti."
Hati Sasha bagaikan di remas dan hancur. Tangannya mencengkram kuat ponsel di tangannya. Suaranya tercekat menahan tangis.
"Suatu hari, aku harap kau melihat kembali apa yang kita miliki, dan menyesali setiap hal yang kamu lakukan untuk membuatnya berakhir. Tolong sampaikan itu pada Jean."
Tanpa menunggu jawaban wanita itu, Sasha menutup telponnya dan menangis keras.
Hidupnya hancur, ia tidak tahu harus menyalahkan siapa. Sasha dan Jean sudah hidup bersama selama 2 tahun. Sasha yakin mereka saling mencintai, lalu sekarang baru beberapa bulan dan Jean sudah dengan mudahnya menjalin hubungan lagi dengan wanita lain. Dan parahnya mereka akan menikah.
Bisa saja Sasha pergi menemui Jean di Berlin, tapi ia tidak mau melakukan nya. Banyak pertimbangan yang membuat Sasha untuk memilih berjuang seorang diri untuk anaknya.
Sasha tersentak saat Daniel menepuk pundaknya. Membuatnya kembali sadar dari flashback masa lalunya.
"Ayo Sasha, semua sudah berkumpul di ruang rapat."
Sasha mengangguk dan buru buru meraih ipadnya dan mengikuti Daniel masuk ke ruang rapat.
Sasha memilih duduk di bangku paling ujung yang jauh dari tempat duduk CEO. Sasha yakin hatinya belum siap untuk berhadapan langsung dengan Jean.
Tidak lama pintu ruang rapat terbuka, semua mata menatap penasaran siapa CEO baru yang akan memimpin perusahaan tempat mereka bekerja. Terkecuali Sasha yang terus menunduk enggan melihat pria yang sudah duduk di tempat duduk CEO.
"Aku yakin kalian semua sudah mencari tahu siapa aku."
Deg
Jantung Sasha seperti berhenti berdetak. Suara yang familiar. Suara yang sangat ia rindukan.
"Aku tidak perlu memperkenal kan diriku lagi. Aku yakin kalian sudah mencari tahu tentangku. Sebalik nya, aku ingin mengenal kalian, silakkan perkenalkan diri kalian."
Satu persatu manager dari setiap divisi memperkenalkan diri. Sampai tiba saatnya Sasha memperkenalkan diri. Dia menarik nafas pelan lalu berdiri. Tubuhnya membungkuk hormat dan menatap tajam Jean.
"Saya Sasha Alison, Manager tim Pemasaran."
Sedetik Sasha melihat Jean seperti terkejut, tapi detik berikutnya dengan wajah datar tanpa ekspresi Jean mengangguk.
Sasha pikir dirinya akan baik baik saja jika suatu saat bertemu dengan Jean kembali. Selama 5 tahun Sasha terus memaksa dirinya agar melupakan Jean, dan fokus dengan Rainer putranya. Tapi Tuhan dengan tidak adilnya memberi wajah putranya yang sangat mirip dengan Jean. Membuatnya selalu teringat dengan Jean setiap kali menatap wajah putranya.
Nyatanya kini, luka yang susah payah ia sembuhkan, kembali terasa sakit hanya dengan menatap wajah Jean. Sasha berusaha untuk fokus selama rapat berlangsung. Karir yang sudah ia bangun sampai ia berada di posisi sekarang, tidak akan ia biarkan hancur hanya dengan bertemunya kembali ia dengan Jean.
"Kita akhiri rapat ini. Aku ingin setiap divisi memberikan laporan yang aku minta."
Jean berdiri dari duduknya dan berjalan keluar. Sasha masih diam di tempatnya. Menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Menenangkan dirinya yang sangat kacau hari ini karena pertemuannya dengan Jean. 10 menit kemudian Sasha keluar dari ruang rapat dan kembali ke divisinya.
Saat kembali semua rekan timnya langsung mengelilingi mejanya dengan raut wajah ingin tahu.
"Sasha bagaimana rapat tadi?" Tanya Rose yang termuda di tim ini.
"Lebih tepatnya bagaimana Jean Synder CEO baru kita? Dia sangat tampan kan?" Kali ini Kim yang bertanya dan menjawab sendiri.
"Hei beri Sasha ruang, apa kau tidak melihat wajahnya yang tertekan itu? Aku yakin rapat tadi tidak berjalan lancar." Jack satu satu nya pria yang ada di tim pemasaran menatap Sasha iba.
Sasha tersenyum melihat antusias para rekannya kepada Jean. Tidak seperti dirinya.
"Rapat tadi berjalan lancar Jack, tidak ada masalah. Aku hanya sedikit lelah akhir akhir ini. Dan kau benar Kim, CEO baru kita sangat tampan."
Sasha tidak memungkiri ketampanan Jean dan tubuhnya yang sempurna. Sasha yakin sudah banyak wanita yang jatuh ke pelukannya. Termasuk dirinya 5 tahun yang lalu. Keempat rekan tersebut saling mengobrol sampai telpon di meja Sasha berbunyi.
"Halo."
"Nona Alison, kau diminta menemui tuan Synder sekarang." kata wanita yang Sasha yakini adalah sekretaris Jean.
"Oh oke, aku akan segera kesana."
Sasha menutup telponnya dan bersiap ke ruangan CEO menemui Jean.
"Kau mau kemana?" Tanya Jack.
"Aku harus ke ruangan tuan Synder sekarang. Mulailah bekerja tanpa aku."
Sasha berjalan keluar menuju ruangan Jean yang berada di lantai paling atas. Hatinya terus bertanya ada apa Jean memanggilnya? Untuk laporan dari setiap divisi yang dia minta, biasanya hanya akan dikirim melalui email.
Sasha berdiri di depan pintu ruangan Jean, menarik nafas panjang lalu mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Masuk."
Terdengar suara bariton dari dalam untuk mempersilakan Sasha masuk. Sasha melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan. Jean sedang berdiri di depan jendela kaca besar yang langsung memperlihatkan jalanan kota New york yg padat.
"Anda memanggil saya tuan Synder?"
Sasha berdiri di tengah ruangan, menatap punggung Jean yang tegap dan atletis. Menunggu pria yang menjadi bos nya ini bicara.
Jean membalikkan badan dan menatap Sasha cukup lama.
"Apa kabar Sasha?" Jean bertanya sambil berjalan mendekat. Lalu berdiri cukup dekat di depan Sasha. "Aku merindukanmu."
Harusnya Sasha mundur menjauh dari Jean, atau lebih baik keluar dari ruangan pria ini. Tapi entah kenapa kakinya tidak bisa di gerakkan. Tubuhnya seolah membeku. Matanya lurus menatap mata Jean.
"Aku berhutang banyak penjelasan padamu sayang. Aku..."
Plak
Sebuah tamparan melayang ke pipi Jean. Emosi Sasha membuncah saat Jean dengan mudahnya memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Aku berdiri disini sebagai Sasha Alison. Wanita yang kau campakkan 5 tahun yang lalu." Nafas Sasha memburu menahan emosi. "Kau tahu Jean, saat ini rasanya aku ingin menendang wajah aroganmu itu. Dasar kau bajingan. Brengsek. Kenapa kau harus muncul lagi di hadapanku!!"
Jean mengusap pelan pipinya. Bukannya marah, ia malah tersenyum.
"Tuhan masih ingin kita berhubungan, maka dari itu Dia mempertemukan kita kembali."
Jean berkata santai, seolah olah kemarahan Sasha adalah hal sepele.
Sasha sendiri sampai tidak bisa berkata kata. Dadanya sesak karena emosi. Bagaimana bisa dia bersikap santai setelah apa yang dia perbuat di hidup orang lain.
"Duduklah, banyak hal yang harus kita bicarakan." Jean meraih tangan Sasha untuk mengajaknya duduk di sofa, tapi Sasha langsung menyentak dengan keras. Mundur beberapa langkah menjauh.
"Dengar Jean, diantara kita sudah selesai 5 tahun yang lalu. Aku tidak pernah ada keinginan untuk berdamai lagi denganmu. Jadi aku harap kita hanya berhubungan sebatas pekerjaan. Jangan pernah memperlihatkan bahwa kita saling mengenal. Kau sudah menjadi orang asing bagiku."
Sasha berbalik dan keluar dari ruangan Jean. Sasha pikir dia akan menangis saat suatu hari nanti ia bertemu lagi dengan Jean. Nyatanya entah kemana perginya air mata itu. Yang ada kemarahan yang rasanya ingin meledakkan kepalanya. Melihat Jean yang menganggap sepele hubungannya membuat Sasha sangat marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mawar_Jingga
halo kak salam kenal,
aku mampir nih, mampir juga y kak"sepotong sayap patah" di tunggu like,dan komentarnya☺️
2023-08-27
0