Chapter 5

...

...

Senja tak sadar jika yang dipeluknya sekarang adalah orang yang ia kenal sekedar nama, tapi ia merasa hatinya terlampau akrab, ia merasa jika dirinya lekat dengan lelaki itu. Sungguh hangat dan nyaman, dadanya membuat semua rasa sakit runtuh dan hilang. Bagi Senja, lelaki itu bisa menenangkannya walau dengan diam.

"Hiks.. makasih," kata Senja sembari melepas pelukannya.

"Hm," balas langit singkat.

"Maaf, udah lancang meluk lo," ujarnya sambil menghapus air matanya.

Langit hanya menghembuskan nafas kasar, ia pun menarik lengan Senja dan hendak mengantarnya ke kelas. Tak sadar jika masih terdapat ketiga temannya, Langit dan Senja terkejut dan agak malu. Itu artinya mereka menyaksikan semuanya?

"Mau kemana lo Lang?" tanya Arif.

"Sebentar!"

Setelah sampai di teras kelas X IPA empat, Langit tak beranjak begitu saja, melainkan ia berbicara panjang dengan gadis itu. Ia bermaksud ingin menasehati Senja, bahwa tidak baik berurusan dengan perempuan tadi.

"Makasih banyak Langit," kata Senja sedikit canggung mengucap nama cowok itu.

Langit mengangguk. "Jangan so jagoan mau lawan cewek itu. Lo gak bisa sendirian."

Senja terlonjak kaget. "Eh gue gak nyangka, lo bisa juga ya bicara panjang?" Bagi Langit, itu respon yang lebai.

Lalu Langit mencoba bertanya alasannya. "Gak boleh?" katanya dengan wajah dingin khasnya.

"Ya boleh-boleh aja sih."

Langit tak percaya, baginya Senja sangat unik. Saat sedih, ia bungkam dan saat tenang, ia cerewet. Tapi itu wajar-wajar saja bagi gadis yang baru saja dipeluk.

Senja memilih masuk ke kelas, ya karena lelaki dingin itu sudah kembali kepada teman-temannya. "Yaampun, Senja. Lo gak apa-apa, kan?" tanya Lia sambil mengecek apakah ada bagian tubuh Senja yang terluka.

"I.. iya gue gak apa-apa Lia."

"Beneran? Maaf kalau misalnya gue diem aja tadi. Soalnya gue gak bisa lawan Kak Oppi," kata Lia, ia hanya tak ingin berurusan dengan gadis macam Oppi.

"Hm, beneran."

Seketika ada sesuatu yang janggal. Senja pun merogoh saku dan tasnya, bahkan meraih kolong meja terdalam, tapi benda itu masih tak ada. Ia mencari benda yang harusnya ada di sakunya.

"Lo nyari apaan sih?" tanya Lia kebingungan.

"Hp gue Li, kok gak ada ya?" tanya Senja menatap sendu Lia.

"Gue inget! Tadi kayanya lo bawa ke kantin deh." Nah, ada kemungkinan ponselnya tertinggal di sana.

"Eh yaudah deh, gue cari dulu."

Kring

Saat hendak mencari, ternyata bel berbunyi. Jadi, terpaksa Senja mencari sendiri keberadaan ponselnya.

"Udah bel, gimana dong?"

"Gak apa-apa. Gue sendiri aja. Lo bilang ke Bu Ida kalau gue lagi ke toilet."

"Iya deh. Hati-hati lo." Lia sangat takut jika Senja bertemu dengan Oppi di saat kantin sepi dan mereka bertengkar lagi.

Senja pun berlari ke arah kantin. Namun benda itu masih tak ada, ia kelabakan mencari di setiap jalan yang dilewati. Ia pun mencari ke toilet dan akhirnya benda itu ada.

"Ini hp gue kenapa ada di sini?" gumamnya sambil mengambil ponselnya yang basah di wastafel.

Senja mencoba menyalakan ponselnya. Namun nihil tak ada tanda-tanda hidup. Ia pun murung dan hanya mampu memandangi ponselnya yang kini rusak. Gadis itu hanya pasrah dan buru-buru membawa mayat ponselnya itu ke kelas.

Tapi di jalan, ia bertemu dengan kakak kelas favoritnya. "Senja? Ini kan udah masuk, kok lo masih diluar?" tanya kakak kelas itu.

"Eh iya Kak, ini hp gue rusak," katanya memperlihatkan ponselnya. Ya, kakak kelas yang menyapanya adalah Arkan.

"Pantes aja gue hubungin lo tapi gak bisa." Jadi dia menghubungi Senja?

"Oh ya? Hm, maaf Kak. Gue gak pegang hp gue tadi."

"Gue bisa bantu."

"Beneran?" tanya Senja memperlihatkan wajahnya yang tidak lagi murung.

Senja dan Arkan sudah saling mengenal beberapa minggu lalu. Sehingga sudah cukup akrab dan dekat. Dilihat dari penglihatan orang-orang, Arkan menyukai Senja. Senja juga sepertinya begitu. Tapi karena Arkan adalah seorang most wanted, maka tak ada dari mereka yang setuju jika cowok yang satu itu ada hubungan spesial dengan Senja.

"Iya, beneran. Sini hp lo."

Senja memberikan ponselnya. "Kalo udah bener, gue kasih ke lo," kata Arkan yang langsung memasukkan ponsel Senja di saku almamaternya.

"Makasih banyak Kak."

Arkan hanya mengangguk dan tersenyum. Ia bahagia melihat Senja yang kini kembali tertawa. Gadis itu memang cepat berubah moodnya. Hanya perlu sentuhan, maka ia akan kembali ke mode semula. Anak yang periang. Namun ternyata banyak sekali masalah yang menderanya, tapi itu tak menjadikan ia mundur dan memilih tidak takut pada apapun.

Dari kejauhan ternyata sudah ada Oppi yang melihat kebersamaan Arkan dan Senja. Ia menatap dengan tatapan murka dan kepalan tangan kesal. "Awas aja lo! Gue bakal kasih lo pelajaran!"

****

Sepulang sekolah, Senja harus berpisah dengan temannya, Lia. Gadis itu sudah dijemput ayahnya menggunakan mobil. Seketika Senja teringat akan sosok ayah. Namun segera ia tepis, karena ia tak membutuhkan sosok itu. Mungkin orang lain akan menganggap seorang ayah memiliki jiwa penyayang, tapi bagi Senja ayah itu adalah manusia terkejam.

Lia melambaikan tangannya kepada Senja.

"Dah." Senja membalas lambaikan tangan Lia.

Saat mobil Lia keluar gerbang, tiba-tiba pundak Senja dirangkul oleh seseorang.

"Duh kasian nih cewek, gak ada yang jemput ya?" tanya Oppi meledek.

"Eh cewek songong, beli mobil makanya, jangan bisanya nawar omongan kita yang mahal." Yang bicara ini adalah temannya, Teny.

"Kalian apaan-apaan sih? Lepas!" Senja pun menghempas tangan Oppi dari pundaknya.

"Eh! Biasa aja dong!" pekik Oppi sambil mendorong tubuh Senja sampai jatuh.

"Aw."

"Heh! Lo itu cuma cewek cupu yang punya gaya selangit tau gak?" Seraya menoyor kepala Senja.

Senja yang tak terima itu pun bangkit dan menjenggut rambut Oppi. Namun antek-antek dari Oppi membantunya, hingga Senja terjatuh kembali.

"Eh lo gila ya? Lo berani banget sama gue?" tanya Oppi menaikkan oktafnya.

Hingga orang-orang beramai-ramai mendatangi mereka yang berada didepan gerbang.

"Iya, gue berani. Gue bukan penakut kaya dulu, emangnya lo siapa?" Senja berteriak seperti itu di depan Oppi.

"Lo tanya gue siapa? Gue anak kepala sekolah ini, gue gak akan segan-segan buat lo keluar dari sekolah ini, ngerti?!"

Setelah mendengar pengakuan itu, Senja kaget bukan main. Karena ia tak ingin berdebat dengan Oppi lagi, ia pun berlari menuju halte. Gadis itu menangis dan menutup rapat-rapat wajahnya menggunakan tangannya.

Bukan suara bus yang datang, namun suara motor besar.

"Ehem."

Senja mendongak dan melihat siapa yang berdehem itu. "Langit?"

Lagi-lagi Langit hanya mengulurkan tangannya dan yang diulurkan kebingungan.

"Gue anter," ucap Langit.

"Eh gila, si Langit bisa ngomong." Itu Lailla teman sekelas Langit.

"Cowok ganteng itu ngapain sama si cengeng?"

"Cowok dingin vs cewek cengeng."

Bisikan itu membuat telinga Senja dan Langit memanas. Ia pun menyambar tangan langit dan buru-buru pergi untuk menghentikan ocehan netizen secara langsung ini.

...****...

...🔱...

Terpopuler

Comments

Aprilliana Eka Sari

Aprilliana Eka Sari

Ceritanya bagussssssss😭

2020-10-06

4

Kinan Kevin

Kinan Kevin

seandainya cerita kek gini ini dibikin komik 🥰

2020-09-27

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 MY PASTINY 2
56 Part 1 : Maba
57 Part 2 : Ada apa dengan Arkan?
58 Part 3 : Orang Tengah
59 Part 4 : Hampir Saja
60 Part 5 : Masih Berlangsung
61 Part 6 : 2 in 1
62 Part 7 : Sepercik Masa Lalu
63 Part 8 : Orang Baru
64 Part 9 : Simbiosis Mutualisme
65 Part 10 : Langit dan Sara
66 Part 11 : Kecewa
67 Part 12 : Sedikit Berubah
68 Part 13 : Langit tidak sama lagi
69 Part 14 : Bukan lagi Senja
70 Part 15 : Senja hilang
71 Part 16 : Senja juga Egois
72 Part 17 : Putus?
73 Part 18 : Senja atau Bulan?
74 CAST!
75 Part 19 : Masih Peduli
76 Part 20 : Risa Tahu Semuanya
77 Part 21 : Bagaimana dengan Senja?
78 Part 22 : Ciuman liar untuk Senja
79 Part 23 : Sekali Lagi
80 Part 24 : Arkan Menyerah?
81 Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
82 Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
83 Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
84 Part 25 : Arkan Kenapa?
85 Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
86 PENTING!
87 Part 26 : Berakhir
88 Part 27 : Tentang Kita
89 Part 28 : Sara, Pelakor!
90 Part 29 : Mulai Sejuk
91 Part 30 : Salah Paham
92 Part 31 : Tamat
93 Bagian Akhir : Spesial Falah & Luna
94 EXTRA PART
95 PROMOSI CERITA
96 TANYA AUTHOR
97 CERITA BARU
98 PENGUMUMAN
99 Rumah Tangga Senja dan Langit
100 Fitnah
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
MY PASTINY 2
56
Part 1 : Maba
57
Part 2 : Ada apa dengan Arkan?
58
Part 3 : Orang Tengah
59
Part 4 : Hampir Saja
60
Part 5 : Masih Berlangsung
61
Part 6 : 2 in 1
62
Part 7 : Sepercik Masa Lalu
63
Part 8 : Orang Baru
64
Part 9 : Simbiosis Mutualisme
65
Part 10 : Langit dan Sara
66
Part 11 : Kecewa
67
Part 12 : Sedikit Berubah
68
Part 13 : Langit tidak sama lagi
69
Part 14 : Bukan lagi Senja
70
Part 15 : Senja hilang
71
Part 16 : Senja juga Egois
72
Part 17 : Putus?
73
Part 18 : Senja atau Bulan?
74
CAST!
75
Part 19 : Masih Peduli
76
Part 20 : Risa Tahu Semuanya
77
Part 21 : Bagaimana dengan Senja?
78
Part 22 : Ciuman liar untuk Senja
79
Part 23 : Sekali Lagi
80
Part 24 : Arkan Menyerah?
81
Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
82
Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
83
Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
84
Part 25 : Arkan Kenapa?
85
Part 25 : Gue bisa Nikahin Senja Besok!
86
PENTING!
87
Part 26 : Berakhir
88
Part 27 : Tentang Kita
89
Part 28 : Sara, Pelakor!
90
Part 29 : Mulai Sejuk
91
Part 30 : Salah Paham
92
Part 31 : Tamat
93
Bagian Akhir : Spesial Falah & Luna
94
EXTRA PART
95
PROMOSI CERITA
96
TANYA AUTHOR
97
CERITA BARU
98
PENGUMUMAN
99
Rumah Tangga Senja dan Langit
100
Fitnah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!