Hoammmmmmm.....
Uapan Sera membuat Sang Ayah menengok,
"Kalau ngantuk tidur aja sana, Ayah hanya nunggu jam 12 malam aja," Suta
"Ahhhh Ayah selalu saja, gak baik tau bergadang, cepet tidur, biar aku juga bisa tidur," Sera
"Anak ini bengkung* sekali," Suta
*Bengkung : Bandel(Susah dibilangin)
"Huh, Ayah lebih bengkungan," Balas Sera sambil menjulurkan lidahnya sebentar
Sera duduk di sofa yang sudah rusak,
"Ayah, nanti aku kuliah sih harus ngekost dong, siapa yang akan ngurus Ayah??" Sera
"Ayah mah gampang, Ayah bisa urus diri sendiri. Kamu harusnya mikirin gimana kamu nantinya, udah gak bisa naik motor," Suta
"Ayah juga gak pernah ngajarin. Beliin sepeda aja kagak, anak kesayangan Ayah aja terus Ayah manjain. Udahlah, males ngomong sama Ayah," Sera yang kesal mendengus lalu pergi.
.
2 hari kemudian... Tepat di Hari Senin...
Sera seperti biasa diantar ke sekolah oleh Suta(Karena masih semester ganjil), Sera juga seperti biasa bermalas-malasan dan bersikap dingin karena sifat introvertnya.
Disekolah Sera yang sedang mengadakan Festival Ulang Tahun Sekolah yang biasanya diadakan setelah libur Semesteran membuat suasana sekolah ramai karena Festival akan diadakan selama 2 minggu sebelum memulai pelajaran akhir semester.
Karena hanya persiapan Festival, banyak murid yang membolos dan ada juga yang tak hadir karena tidak diabsen, Sera yang sebenarnya ingin pulang tapi malas jika harus pulang duluan membuat Sera harus bekerja bersama teman-teman sekelasnya untuk mendekor Kelas.
Saat jam 17.20 WITA tiba, Sera memutuskan pulang lebih akhir(Seharusnya Sera pulang jam 15.30 WITA), Sera menelepon Ayahnya yang memang sudah menelepon sedari jam 15.30, namun Sera beralasan ada ekstrakurikuler yang harus dijalankan.
Sampai rumah, Sera melepas sepatunya sembarangan di ruang tengah rumahnya dan masuk ke kamar, namun saat baru masuk, Sera terkejut melihat kamarnya yang sebelumnya tembok kasar menjadi dinding yang halus bercat putih, ranjang Sera juga berubah yang sebelumnya single bed ukuran 100×200 menjadi ranjang berukuran 180×200, lemari walk in closet juga menjadi lebih rapih karena dilengkapi oleh pelindung baju serta tirai, lemarinya pun menjadi lebih besar dari sebelumnya, serta meja belajar di dekat walk ini closet, bahkan langit-langit kamar Sera juga menjadi putih bersih seperti baru.
“AYAHHHH, APA YANG TERJADI DENGAN KAMARKU???!” Sera teriak
Suta datang,
“Aduhh suaramu kencang sekali Sera, ini sebenarnya-“ Suta
“Hai Sera,”
Sera melihat seorang cowok yang tampan dibelakang Ayahnya dan yang sudah memotong pembicaraan Suta, Sera yang pemalu terdiam seperti orang yang dingin, Pemuda itu mendekat ke Sera,
“Sera, aku adalah adik kembarmu, aku Julian,” Ujar Pemuda yang adalah Julian
“Apa?? Adik?? Kembar??” Sera
Sera terdiam, dan-
“Pffft hahahahaha, Ayah, apakah Ayah sedang main drama?? Aku mana punya adik, kembar pula,” Sera tertawa
“Tapi aku sungguh adikmu Sera, apakah kita harus tes dna untuk membuktikannya??” Julian serius
Sera terdiam karena Julian nampak serius,
“Ekhm Sera, maafkan Ayah karena gak pernah cerita, ini memang adalah adik kembarmu Julian, dulu saat Mama meninggal, Ayah meninggalkan Julian di Keluarga Ginanjar karena keuangan kita yang sedang terpuruk saat itu, dan waktu berlalu dengan cepat, 12 tahun berlalu, liat adik laki-lakimu sudah tumbuh menjadi Pemuda yang tampan, Ayah tidak menyangka jika kamu akan melupakan Julian,” Suta
“Sera, kita sudah lama sekali tidak bertemu, aku sangat merindukanmu,” Julian
Julian memeluk Sera, pelukan yang cukup erat dan hangat bagi Sera, Sera hanya bisa diam membeku.
“Sera sepertinya masih terkejut, Julian, kamu adiknya Sera, jadi Ayah mau kamu menjaga Kakakmu ini ya,” Suta
“Baik Ayah, aku akan melakukan segalanya untuk Sera,” Julian
Suta pergi, Sera menatap Julian dan dibalas Julian yang menatapnya, Julian tersenyum, lalu meraih tangan Sera dan mendudukannya di ranjang,
“Sera, kamu tidak perlu formal ataupun takut padaku, kita adalah saudara, jadi perlakukan aku seperti kamu memperlakukan Kak Rini maupun Kak Prayo, aku tidak masalah jika diteriaki atau diomeli, bahkan kamu bisa melampiaskan kekesalanmu padaku, aku akan selalu disampingmu,” Julian
Julian yang berjongkok dihadapan Sera pun berdiri dan memperlihatkan sebuah kalung,
“Aku dari dulu sangat ingin memberikan ini padamu, ini dipakai saat mandi juga gak papa, tidak akan luntur ataupun rusak, kamu suka kan,” Julian
Sera melihat kalung emas yang terlihat sangat cantik karena bertabur permata,
“Kau- tidak masalah punya Kakak sepertiku?? Aku gendut dan gak putih, kau gak malu?” Sera
“Hm? Kenapa harus malu? Aku malah senang punya Kakak sepertimu,” Ujar Julian lalu tersenyum manis
Sera menatap Julian dengan diam, Julian yang menyadari jika Sera masih tak menerimanya hanya bisa tersenyum lalu mencubit lembut pipi Sera,
“Sudahlah, yang terpenting kamu sudah tau kalau kamu punya adik, dan mau apapun kekuranganmu, aku tidak mempermasalahkan hal itu. Sekarang mandilah dan makan dulu, aku mau ajak kamu jalan-jalan keluar, anggap saja perayaan kembalinya aku,” Julian
Sera mengangguk, Julian pergi keluar kamar meninggalkan Sera.
“Aku? Punya Adik??” Bathin Sera masih bingung.
.
Jam 18.30 WITA, Sera dan Julian pun pergi ke luar dengan menggunakan motor Julian,
“Kita akan kemana??” Sera
“Kamu mau kemana?? Tempat apapun yang kamu mau maka kita akan ke sana,” Julian
“Aku jarang keluar, jadi ngak terlalu mengenal daerah disini,” Sera
“Hmmm aku tau satu tempat, kamu mau makan malam disana?? Kamu belum makan tadi kan,” Julian
“Ya boleh,” Sera
Julian diam-diam tersenyum puas.
Di tengah salah satu destinasi wisata tourist yaitu Ubud, Julian dan Sera berhenti di suatu restoran untuk makan, Sera bingung kenapa mereka turun di restoran dan Julian juga memilih restoran yang terlihat cukup mewah,
"Hei, kau kenapa membawaku kesini??" Sera
"Aku ingin membelikan beberapa makanan untuk Ayah, nanti bisa gak sempat, sekalian kamu isi perut juga kan, makan bakso aja gak bisa buat kenyang banget, sekarang ayo masuk," Julian
Mereka masuk dan duduk di meja kosong, mereka berdua mulai memilih makanan di menu yang diberikan pelayan,
"Sera, kamu mau makan apa??" Julian
"Aku bebas milih??" Sera
Julian mengangguk, "Ya, pesan saja yang kamu mau, kita hari ini akan sibuk berbelanja, aku gak mau kamu sampai kelaparan, jadi pilihlah, kita akan bungkus untuk Ayah dan Kak Rini juga," Julian
Sera melihat-lihat menu, Sera sedikit meringis karena mahalnya harga,
"Kenapa??" Julian bingung
"Harganya berdolar," Sera polos
Julian tersenyum kecil, "Tidak apa, pesan saja yang kamu mau, jangan melihat harga, berapapun harganya asalkan membuatmu senang maka aku akan membayarnya," Julian
"Hmmmm kalau gitu aku mau...." Sera
Sera pun memilih beberapa banyak makanan, Sera menatap Julian,
"Kau mau makan apa??" Sera
"Apa saja boleh, aku gak punya alergi makanan kok," Julian
"Kalau gitu samain aja ya," Sera
Julian berpikir ulang karena Sera memang memesan banyak dan Julian pasti tak bisa menghabiskan semuanya,
"Hmmm aku pesan ini dan ini aja deh, ukuran medium," Julian
"Hm baiklah," Sera
Sera lanjut memilih bahkan sampai yang dibawa pulang.
Setelah makanan datang, Julian tersenyum karena melihat Sera makan dengan lahap,
"Sera, pelan-pelan makannya, nanti kamu tersedak," Julian
Sera terdiam dan mengangguk.
Setelah selesai makan dan membayar, tepat di tempat parkir, Sera melihat bill pembayarannya,
"Oi, ini $1.033,21 itu berapa kalau di rupiahin??" Sera
"Hm?? Ah itu kira-kira 15 juta, kenapa??" Julian
"Kenapa?? Kau tanya kenapa?? Hanya untuk makan sekali dan mengeluarkan uang sebanyak ini?? Hei, motor Ayah kalau dijual saja tidak dapat segini uangnya," Sera
Julian tersenyum, "Sekali-kali makan mewah dan mahal kan gak masalah," Julian
Julian memasang helm ke Sera,
"Sudah jangan bengong aja, ayo naik, keburu malam nanti," Julian
Sera pun menurut dan naik ke motor sport Julian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments