Usaha Sekar

Arya kembali ke kantor dengan perasaan tidak menentu, dia tidak habis pikir kalau Sekar akan nekad seperti itu. Sekar yang cantik, cerdas dan gadis kecilnya yang selalu manja terhadapnya punya rasa cinta terhadapnya. Arya mondar-mandir memikirkan gadis tersebut hingga Riki asistennya sekaligus sahabatnya datang ke ruangannya tidak diketahuinya.

“Bos, kenapa kamu jadi galau? Tenangkan dulu pikiranmu, baru kita cari solusinya!” ucap Riki yang datang begitu tiba-tiba.

“Sial, kamu tidak tahu sifat Sekar makanya ngomong aja gampang. Sekar itu orangnya tidak pernah menyerah apalagi putus asa! Aku yakin setelah ini dia akan buat ulah lagi,” ucap Arya sambil menghempaskan tubuhnya duduk di kursinya.

“Kau berilah penjelasan, ayah angkat menikahi putri angkatnya itu tabu di mata masyarakat!” ucap Riki berusaha menenangkan bosnya sekaligus sahabatnya.

“Aku rasa itu tidak mungkin. Kau tahu kan Sekar? Sekar pasti dengan sekuat tenaga ingin mewujudkan keinginannya.

“Ya sudah kamu tunangan saja dengan pacarmu itu! Dan bawa dia pulang ke rumah kamu!” ucap Riki berusaha memberi saran.

“Santi maksud kamu?” tanya Arya kepada sahabatnya sambil mengerutkan alisnya.

“Iya! Memang kamu ada pacar lain selain Santi?” tanya Riki kepada bosnya meskipun ragu.

“Sial! Ngomong jangan asal mangap!” ucap Arya kemudian berpikir sejenak, mungkin saran Riki boleh dia coba karena bagaimanapun dia harus menyiapkan serangan untuk mematahkan rasa cinta Sekar kepadanya.

Sementara itu Sekar yang sudah berada di rumah menangis tersedu-sedu dan mengurung dirinya di dalam kamar. Sekar merasa kecewa karena cintanya ditolak oleh Arya.

“Hik…, hik…, om Arya nyebelin. Masa iya aku yang cantik seperti ini ditolaknya!” gumamnya lirih sambil menghadap cermin yang ada di kamarnya. Sekar duduk sambil sesekali mengusap wajahnya yang bersih dan cantik.

Setelah lelah memandangi wajahnya tiba-tiba dirinya mengambil alat make up di meja riasnya dan mulai merias wajahnya. Kemudian Sekar berdiri dan mengganti pakaiannya dengan rok mini dan tenk top. Sekar berlenggak-lenggok dicermin dengan bodinya yang seksi. Dengan tiba-tiba dia menjentikan jarinya.

“Fix…, aku rasa, aku harus bertindak seperti wanita dewasa dan bisa melayani om tampan dengan baik!” gumam Sekar lirih. Sekar kemudian tersenyum tipis di cermin dan mulai bangkit menuju ke dapur.

Sekar mulai membuat makanan yang disukai oleh Arya kemudian dengan cekatan menyajikannya di meja makan. Sekar tersenyum puas karena masakan yang dia buat hari ini bagus bahkan rasanya cukup bisa menggoyangkan lidahnya.

Setelah semuanya dirasa cukup, Sekar kembali ke kamarnya untuk mandi dan mengganti bajunya dengan dres yang mini dan seksi. Sekar tak lupa kembali membuat make up tipis di wajahnya sehingga terkesan anggun dan tidak norak.

Jam menunjukkan jam 18.30 wib, Arya belum juga pulang. Sekar mulai gelisah dan kembali menuju ruang depan. Sekar mondar-mandir tidak menentu seperti menunggu suaminya yang tidak kunjung pulang.

“Om Arya kemana ya? Jam segini belum pulang juga!” gumamnya lirih dan terus gelisah.

Tidak lama kemudian terdengar suara kendaraan Arya berhenti di depan rumah. Sekar tersenyum puas kemudian melangkah menuju ke depan pintu untuk menyambut Arya.

“Malam om Arya? Sini aku bawakan tasnya!” ucap Sekar yang langsung meminta tas Arya dan bergelayut manja di lengan Arya. Arya hanya diam saja karena itu sudah kebiasaan Sekar seperti itu. Namun sesaat Arya merasa janggal setelah melihat penampilan Sekar yang agak berbeda.

“Sekar, apa yang kamu lakukan? Apakah pantas kamu berpenampilan seperti itu?” tanya Arya kepada Sekar dengan kasar menghentikan Sekar dan menariknya hingga berhadapan dengan dirinya.

“Hik…, hik…, aku sudah 17 tahun. Dan aku hanya ingin merayakan kelulusan aku yang gagal tadi bersama om Arya di rumah!” ucapnya sambil berlinang air matanya.

“Merayakan kelulusan, jangan alasan Sekar! Om tidak suka kamu berbuat seperti itu!” ucap Arya yang sedikit melunak karena tidak tega dengan Sekar.

“Iya, aku hanya membuat hidangan kecil-kecilan untuk kita berdua! Aku memasaknya sendiri, tapi kalau om keberatan tidak masalah, aku akan memberikannya pada mang Akri!” ucapnya sambil berlari meninggalkan Arya menuju ruang makan.

Arya menghela nafasnya kemudian, dengan cepat mengatakan sesuatu kepada Sekar.

“Ok, untuk kali ini saja! Ayo kita makan!” ucap Arya yang berjalan mengikuti Sekar. Namun Sekar sudah terlanjur bad mood, semua makanan yang ada di meja dibersihkan dan dibawanya ke depan hendak diberikan ke mang Akri sopirnya.

“Mau kemana kamu Sekar?” ucap Arya dengan agak marah berusaha menarik lengan Sekar hingga tubuh Sekar menabrak berhadapan dengan dirinya.

“Apa peduli om! Terserah Sekar mau kemana juga kaki-kaki Sekar. Sekar yang menjalaninya!” ucap Sekar dengan wajah menghadap ke arah Arya hingga mereka beradu pandang.

Gerakan Arya yang begitu cepat menarik tubuh Sekar ternyata membuat dirinya menyenggol bagian tubuh Sekar yang menyembul di dadanya. Sekar yang tumbuh dengan gizi yang cukup membuat pengembangannya berbeda dengan gadis seusianya. Tubuhnya nampak montok dan mempesona bisa membuat naluri setiap laki-laki kepanasan untuk berfantasi.

“Sekar maksud om, ayo kita makan bersama! Om juga lapar, duduklah!” ucap Arya pelan setelah berhasil mengendalikan dirinya. Arya dengan pelan menggandeng Sekar duduk kembali di meja makan. Arya dengan cekatan memencet ponselnya hendak memesan makan untuk makan malam mereka berdua.

“Om pesan makanan saja! Om tidak yakin dengan masakan kamu!” ucap Arya meremehkan Sekar. Sekar seperti tertantang dengan perkataan Arya kemudian mengambilkan makanan favorit Arya yang dia masak kemudian menyajikannya kembali untuk Arya.

“Om, jangan pernah meremehkan Sekar! Sekar ini wanita dewasa yang pintar segalanya!” ucap Sekar sambil menyuapi makanan ke mulut Arya. Arya menikmati makanan tersebut dengan lega karena makanan Sekar benar-benar enak.

“Iya…, ya. Ini lumayan. Tapi om juga sudah terlanjur pesan. Pokoknya hari ini kita makan saja. Untuk masalah kamu dan om tetap kita harus kembali ke permasalahan semula dimana kamu dan om hanya sebatas orang tua dan anak!” ucap Arya menyakinkan dan menekankan kepada Sekar agar tidak nekad.

“Aku tau, tapi perasaan aku tidak bisa dimatikan. Bagaimanapun aku tetap ingin bersama om dan menjadi istri om, mendampingi om hingga akhir hayat aku!” ucap Sekar kembali nekad menyampaikan kepada Arya dengan tegas. Arya yang tahu betapa keras kepalanya Sekar,  hanya menghela nafas sambil sesekali memandangi Sekar.

Arya merasa Sekar sudah tidak bisa dikendalikan, jadi percuma saja dia menghentikan niat Sekar.

“Hem…, berarti aku harus melaksanakan rencana semula! Dasar keras kepala!” gumamnya lirih namun masih terdengar oleh Sekar.

“Siapa yang keras kepala om? Bukannya om yang keras kepala. Kalau om tidak keras kepala harusnya om terima Sekar jadi kekasih om,” ucap Sekar tiba-tiba menyampaikan kepada Arya.

“Ya…, terserah kamu. Yang terpenting kamu makan dulu!” ucap Arya sambil makan makanan yang disiapkan oleh sekar.

Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Kita terus mengikuti kisahnya ya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!