Semakin Menyebalkan

Hubungan Arya dengan Sekar di rumah semakin terlihat aneh. Arya merasa canggung ketika berhadapan dengan Sekar setelah mengetahui isi hati Sekar. Hari ini hari libur Arya bangun pagi memakai baju olahraga berjalan menuju tempat fitnes. Dengan tubuhnya yang kekar dan dibalut baju olahraga yang ketat dan celana pendek Arya mulai beraktivitas dengan alat olahraganya. Keringatnya mulai bercucuran membasahi wajahnya yang cool terlihat semakin macho.

Sekar yang mengetahui aktivitas Arya berniat untuk mengikuti aktivitas Arya. Sekar meskipun kecewa dengan Arya atas kejadaian di kantor kemarin namun Sekar terlihat santai dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sekar justru bertingkah semakin menyebalkan dengan berjingkat-jingkat agak sedikit berlari langsung masuk ke ruang fitnes mendekati Arya. Sekar dengan penuh percaya diri dengan memakai baju olahraganya yang seksi dan dada berbelah agak rendah juga mengikuti aktivitas Arya. Sekar yang bertingkah seperti wanita dewasa tiba-tiba duduk di depan Arya dengan cuek langsung memakai alat olahraga milik Arya.

Arya yang berada di depan Sekar tidak luput menatap Sekar yang menunjukan tubuhnya yang seksi dan padat berisi. Arya yang mereupakan lelaki normal tidak bisa mengontrol diri, skujur tubuhnya terasa panas dan mulai mengalir ke ubun-ubunya.

“Gila…, Sekar kamu memang gadis kecilku yang menyebalkan. Kalau seperti ini, pertahanan aku sebagai laki-laki akan runtuh,” gumam Arya lirih dan dengan gerakan pelan turun dari alat olahraganya dan mengambil handuk untuk mengelap keringatnya.

Sekar yang tahu kalau Arya sudah tidak lagi fokus memandangnya tiba-tiba ikut berdiri dan hendak berjalan menemui Arya.

“Ah…,” Aekar pura-pura kesandung alat kesehatan yang ada di dekatnya dan terhuyung manimpa tubuh Arya. Arya yang memang berada di dekatnya langsung menangkapanya.

“Sekar…, kamu kenapa?”ucapnya penuh rasa kuatir. Sekar yang pura-pura langsung duduk dan memegangi kakinya yang menyandung peralatan olahraga tersebut.

“Kaki Sekar sakit om, hik…, hik!” ucap Sekar manja dan berusaha mengeluarkan air matanya untuk menarik perhatian Arya.

“Coba sini aku lihatnya!” Arya berjongkok memeriksa kaki Sekar.

“Sekar ini tidak apa-apa! Coba kamu berdiri dan berjalan!” ucap Arya yang membimbing Sekar untuk berdiri. Sekar langsung merasakan sensasi yang luar biasa. Degup jantung Sekar berdetak begitu kencang, Sekar pun langsung melaksanakan aksinya.

“Om…, ini Sakit. Bisakah om mengantarku ke kamar?” ucap Sekar dengan suara agak sedikit merendah berusaha memancing Arya agar mau mengantarnya masuk ke kamar. Arya yang tidak curiga dengan ulah Sekar menggendongnya berjalan menuju ke kamar Sekar.

Sekar terseyum simpul, dengan pelan dan hati-hati tanganya dilingkarkan di leher om Arya. Sekar terlihat seperti rubah kecil yang berusaha menarik mangsanya. Arya yang telah membesarkanSekar dari kecil tidak terbayang kalau Sekar bersikap seperti itu. Baginya Sekar adalah gadis kecilnya yang lugu dan lucu yang selalu membutuhkan perhatiannya.

Sekar semakin bersikap manja, sehingga om Arya semakin tidak berdaya. Om Arya berusaha tenang mengatur pernafasannya karena bagaimanapun dirinya tidak mampu memandang gundukan kembar milik Sekar yang sedikit terbuka menunjukan belahannya. Sesekali Arya menelan air liurnya, ternyata gadis kecil yang dulu diasuhnya memiliki pesona yang kuat dan bisa merobohkan pertahanan dirinya sebagai laki-laki.

Setelah sampai kamar Sekar dengan pelan Arya menurunkan Sekar ke ranjangnya. Arya dengan pelan hendak memutarkan tubuhnya kembali untk keluar dari kamar Sekar. Sekar tiba-tiba menahannya dengan memegang tangan Arya.

“Terimakasih om,” ucap Sekar sambil menatap Arya yang terlihat bengong karena gesekan tubuhnya dengan Sekar. Sesaat mereka beradu pandang hingga menembus relung hatinya masing-masing. Sekar tersenyum puas karena dirinya merasakan kalau sesungguhnya Arya ada rasa juga terhadapnya.

“Eh…, iya! Kamu mau sarapan di kamar apa di ruang makan? Biar bibik yang menyiapkan!” tanya Arya basa-basi mengalihkan sikap canggungnya.

“Aku sarapan di sini saja om!” ucap Sekar yang kemudian berusaha bangun dari tidurnya dan memijit kakinya yang merah karena tersandung benda yang cukup keras di ruang olahraga.

“Ok. kamu tunggu di sini saja!” ucap Arya keluar dari kamar Sekar dan langsung mencari bibik yang ada di dapur. Arya menemui bibik, dan meminta sarapan Sekar untuk diantar ke kamarnya.

Setelah itu Arya kembali ke kamarnya hendak membersihkan diri dan berencana keluar dengan Santi pacarnya. Arya bersiap diri dan memakai pakaian yang maskulin yhaitu setelan kaos dengan celana jin. Bodinya yang tegap dan six pcak membuat dirinya percaya diri.

Arya nampak keluar dari kamarnya dengan bersiul penuh percaya diri karena hendak bertemu dengan Santi.

“Bik…, makanan untuk Sekar sudah disiapkan? Tolong jaga Sekar, aku ada acara keluar!” ucap Arya yang berpesan pada asisten rumah tangganya sebelum pergi.

“Siap tuan muda!” ucap bibik dan langsung pergi menuju kamar Sekar.

“Tok…, tok!” bibik mengetuk pintu kamar Sekar.

“Masuk!” terdengar suara Sekar yang ada di kamarnya.

“Non…, ini sarapannya!” ucap bibi sambil menempatkan makanannya di meja.

“Terimakasih bik…! Bik…, om Arya kemana?” tanya Sekar penasaran karena sejak kejadian tadi Arya tidak kembali menengoknya.

“Tidak tahu non, kelihatannya tuan muda pergi!” ucap bibik kepada Sekar.

“O…, kira-kira kemana ya…?” gumam Sekar lirih dan mulai gelisah. Sekar dalam hatinya berpikir kalau Arya akan enemui tante-tante kemarin.

“Ach…, awas ya om! Aku pastikan om Arya akan mencintaiku!” ucap Sekar prustasi sambil menjambak rambutnya sendiri dengan kesal. Si bibik yang tahu betul perasaan Sekar langsug mendekatinya dan mengusap-usap rambutnya.

“Sayang…, kamu jangan begitu! Ingat seperti yang bibik sampaikan kemarin. Bagaimanapun tuan muda Arya itu yang membesarkanmu jadi itu sangat tabu jika diamati oleh masyarakat. Kamu csntik non, banyak laki-laki yang seumuran kamu pasti suka sama kamu. Yakinlah kamu akan mendapatkan laki-laki yang jauh segalanya dari tuan muda Arya!” ucap si bibik menasehati Sekar.

“Tapi bik…, aku cinta dan sayang sama om Arya. Tidak ada laki-laki yang baik seperti om Arya. Pokoknya aku maunya sama om Arya,” ucap Sekar bersikeras dengan pendirinannya sambil meneteskan air matanya Sekar melempar boneka-boneka yang ada di dekatnya.

Bibik yang tidak tega dengan Sekar langsung merengkuhnya dalam pelukannya.

“Non…, kamu yang sabar! Kamu tidak boleh seperti itu!” ucap bibik dan kembali mengusap-usap rambut Sekar hingga Sekar berhenti menangis. Bibik memang dari dulu selalu menenangkan Sekar ketika ada masalah. Dan sudah dipastikan Sekar kecil hingga dewasa tertidur dalam pelukan bibik. Pelan-pelan bibik merebahkan Sekar ke ranjangnnya.

“Non…, kamu belum mengerti bagaimana kejamnya kehidupan. Meskipun kamu boleh menikah dengan tuan Arya karena bukan mahramnya akan tetapi masyarakat pasti akan mempergunjingkan hubungan ini. Masyarakat pasti akan menilai hal tersebut tidak lumlarah dan tabu di masyarakat!” gumam si bibik lirih dan menghela nafas panjang.

Si bibik kemudian menyelimuti Sekar dan merapikan boneka-bonekanya yang telah dilempar Sekar. Setelah semuanya rapi si bibik kembali menjalankan aktivitaasnya di dapur dan bersih-bersih rumah.

 Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Kita terus mengikuti kisahnya ya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!