Tunangan

Malam sudah mulai larut, namun Arya tidak bisa tidur dan memejamkan matanhya. Arya nampak gelisah karena sikap Sekar yang tidaak bisa dikendalikan lagi. Sekar terlihat nekad ingin menjadi kekasih dan pendamping hidupnya. Arya menganggap Sekar sebagai keponakannya sendiri karena dari kecil dibesarkannya. Arya menhela nafasnya sambil beberapa kali mondar-mandir di kamarnya. Arya yang merasa haus dan panas, pergi ke dapur untuk mengambil minuman.

“Bruk…, prak…,” Arya menabrak seseorang ketika berjalan menuju dapur. Sekar terlihat sempoyongan akan jatuh namun dengan cepat Arya menyambarnya hingga mereka berjatuh di lantai.

“Aduh…, om kenapa sich selalu membuat Sekar terkejut?” tanya Sekar yang kaget dan posisi di atas tubuh Arya.

“Om haus hendak minum! Kamu sendiri ngapain?” tanya Arya yang masih memeluk Sekar yang ada diatas tubuhnya hingga mereka saling berpandangan.

Sekar yang terlihat polos tidak menhjawab pertanyaan Arya namun tiba-tiba mencoba mencium bibir Arya yang ada dibawahnya.

“Plak! Sekar jaga sikap kamu! Janganlah kau bersikap seperti itu! Jangan urakan dan murahan! Kamu aku besarkan biar tahu tata krama dan etika!” ucap Arya marah dan meninggalkan Sekar untuk kembali ke kamarnya.

“Om…, aku cinta om Arya. Aku selamanya cinta sama om Arya dari sekarang hingga nanti cintaku tidak berubah!” ucap Sekar tegas sambil emnghapus air matanya.

Arya yang semula berjalan menuju kamarnya terhenti sesaat dan menghela nafasnya panjang. Sudah dipikirkan apa yang menjadi angan-angan Sekar sesuai dengan perkiraanya. Arya merebakantubuhnya di ranjangnya yang begitu besar. Tanganya berada dibawah kepalanya dan pikirannya menerawang ke atas atap kamarnya hingga akhirnya dirinya tertidur.

Suara adzan berkumandang menerobos masuk ke ceah-celah kamarnya. Arya terbangun dan segera melaksanakan aktivitas paginya. Setelah seuanya siap Arya pergi ke kantor tanpa melihat Sekar terlebih dahulu.

Semantara itu Sekar masih bermalas-malasan di kamarnya. Sekarpun bangkit dari tidurnya kemudian mandi dan berendam dengan wewangian aroma terapi yang biasa dia gunakan.

“Aku harus terlihat cantik dan **** di depan om Arya. Nanti istirahat aku akan ke kantornya,” gumamnya lirih. Sekar menyiapkan dirinya dengan berendam di arom aterapi yang dia beli lewat online. Sekar meskipun sudah di tolak oleh Arya tetap bersemangat untuk mendapatkan hati om Arya.

Setelah mandi Sekar pergi ke dapur untuk memasak makanan kesukaan Arya. Sekar kembali berkutat dengan masakan di dapur. Si mbok yang bekerja part time di rumah itu membantunya.

“Non, masak apa? Boleh aku bnatu?” tanya si mbok yang mendekati Sekar yang sedang memasak.

“Sop buntut kesukaan om Arya, mbok! Dan ini sekalian buat puding untuk om Arya!” ucap Sekar sambil tersenyum senang karena sebentar agi bertemu dengan om Arya yang dai cintai.

“Non, sup buntutnya sudah matang. Sini bibi bantu masukan ke tempat sayur!” ucap bibi yang teerlihat meembantu Sekar. Bibi memang sangat menyayangi Sekar seperti putrinya sendiri.

“Iya bi…, teriakasih. Bi bolehkah aku tanya sesuatu?” tanya Sekar kepada bibinya. Sedngkan bibi yang menyiapkan makanan yang hendak dibawa Sekar langsung menghentikan aktivitasnya.

“Iya non. ada apa? “ ucap bibi yang duduk mendekati Sekar.

“Bi…, om Arya itu tampan dan macho ya? Misal om Arya jadi suami aku cocok tidak?” tanya Sekar kepada bibi yang kerja di rumahnya.

“Non…, nyebut non. Itu tidak boleh non,nanti pasti kalian berdua akan dapat gunjingan masyarakat!” ucap bibi berusaha menjelaskn kepada Sekar.

“Tapi aku kan bukan siapa-siapnya bi? Aku kan hanya orang lain yang dibesarkan om!” ucap Sekar berussaha menyakinkan si bibi.

“Iya…, tapi di maata masyarakat hal intu dianggap tabu. Jadi hindarilah non, kasihan om arya?” ucap si bibi sambil menasehati Sekar.

“Iya…, aku tahu bi, tapi aku sudsh terlajur sayang,” ucap Sekar sambil menghela nafasnya sambil membayangkan dirinya berad dalam pelukan Arya. Arya yang dari dulu mendampinginya hingga dirinya beranjak dewasa.

“Non…, kalau bisa dihindari! Bibi kasihan jika ini terjadi bisa-bisa kamu diusir sama Tuan dan nyonya besar,” bibi berusaha mereda keinginan Sekar. Sekar yang cuek tidak mau mendengarkan perkataan bibinya.

“Iya bi. Terimakasih pendapat bibi. Bagaimanapun bibi tetap yang tercantik. Meskipun kita beda pendapat, aku tetap sayang bibi. Sekar berusaha menyenagnkan bibinya kemudian pamit untuk pergi menuju kantornya Arya.

Sekar kali ini pergi dengan mengendarai mobil sportnya yang dibelikan oleh Arya. Dengan kecepatan sedang Sekar mengenadari mobilnya.

Tidak lama kemudian Sekar sampai di depan perushaan. Sekar dari parkiran menuju ruang om Arya. Sekar dengan penuh percaya diri masuk ke ruang kerja Arya.

Sekar langsung masuk ke ruang kerja om Arya tanpa mengetuk pintu dulu.

“Om Arya? Apa yang om Arya lakukan?” ucap Sekar dengan suara bergetar ketika tahu dipangkuan Arya ada seorang wanita dan bergelayut manja di leher Arya. Sedangkan Arya hendak mencium wanita tersebut. Sekar tidak bisa menahan rasa kecewanya hinga tubuhnya tereguncang hebat dan semua masakan yang dia bawa tumpah di lantai.

“Eh…, Sekar! Sini! Kenalkan calon istri om! Bulan depan om akan tunagan dengannya!” ucap Arya santai sambil menggeser tubuh wanita tersebut dari pangkuannya.

“Itu tidak mungkin om! Om Arya hanya milik Sekar! Tante ini tidak akan bisa mengambil om Arya dari Sekar!” ucap Sekar dengan menangis tersedu-sedu. Sekar yang kecewa langsung pergi meninggalkan om Arya.

Sekar melajukan kendaraannya dengan kencang sambil air matanya jatuh bercucuran. Sekar akhirnya menghentikan mobilnya di sebuah taman kota di pinggir kota.

Disaat dirinya sedang duduk sendiri tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya.

“Maaf dik…, ini dompet anda terjatuh saat anda turun dari mobil dan berlari ke taman sini!” ucap seorang pemuda tampan yang kira-kira 2 tahun diatasnya. Wajahnya yang tampan dan bersih tentunya akan menarik setiap wanita yang mengenalnya. Akan tetapi itu tidak berlaku bagi Sekar. Sekar yang dibutakan dengan cintanya di kepala dan otaknya hanya ada om Arya lelaki idamannya.

“Dompet? O…iya ini dompet aku, terimakasih kak!” ucap Sekar sambil menyeka iar matanya. Namun lelaki tersebut tidak juga beranjak dari tempatnya berdiri dan masih menatap Sekar dengan perasan iba.

Sekar yang menyadari kalau dirinya menjadi pusat perhatian lelaki tersebut langsung kembali menatap lelaki tersebut dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas untuk diberikan kepada lelaki tersebut.

“Kak…, maaf ini sebagai ucapan terimaksih aku tolong doterima ya?” ucap Sekar sopan sambil sesekali menghapus air matanya.

“Maaf dik! Uangnya adik simpan lagi. Maaf sebenaranya saya kuatir dengan kesehatan adik! Adakah sesuatu yang bisa aku bantu?” tanya lelaki tersebut menawarkan dirinya.

“Maaf kak! Terimakasih, aku hanya butuh sendiri! Sekali lagi terimakasih atas kebaikan kakak!” ucap Sekar menolak sopan karena sesungguhnya dirinya tidak mau diganggu.

“Baiklah dik! Apapun masalahnya tolong diselesaikan dengan baik!” ucap lelaki tersebut sambil meninggalkan Sekar yang masih bengong duduk sendiri.

“Cantik juga gadis itu! Tapi sayang tadi tidak sempat kenalan. Mudah-mudahan nanti bisa dipertemukan lagi.

Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Kita terus mengikuti kisahnya ya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!