Bertemu di Kafe

Jalanan ibukota pagi ini cukup ramai. Di Jam menjelang kerja seperti ini, banyak para karyawan swasta maupun karyawan negeri yang berangkat kerja.

Arjuna mengemudikan mobilnya, hingga baru separuh perjalanan, macet sudah di depan mata. Alhasil, Juna menghembuskan nafasnya panjang.

"Den, kalau kelamaan dan takut terlambat ke kantor, Ira mau jalan kaki saja sudah. Lagian juga Ndak mungkin den Juna antar Ira. palingan kalau jalan kaki cuman sekitar dua puluh menitan." Ira mengungkapkan rasa segannya pada Arjuna yang sejak tadi hanya diam. Tentu saja arjuna segera menatap Ira.

"Dari rumah, aku yang bawa kamu, Ira. Satpam rumah juga tau. Kalau terjadi apa-apa sama kamu nanti di jalan, pasti mama dan papa nyalahin aku. Gimana kalau untuk mengusir bosan, kita ngobrol dulu?"

"Boleh, den."

Juna hanya bisa mengangguk. lelaki itu tengah berpikir merangkai kata untuk membuka percakapan mengenai rencana perjodohannya dengan Ira.

"Ra?"

"Iya, den?"

"Kamu mau dijodohkan dengan saya?"

Aira diam, berpikir sejenak sambil menatap Juna dari samping. Jika diperhatikan, Juna tak seperti lelaki berusia matang. Ia tampak seperti sepuluh tahun lebih muda dari usianya, karena memang Juna rajin merawat diri dan mengonsumsi sayur setiap hari.

"Mau, den. Asal Aden juga nggak menolak."

Kini, ganti Juna yang menatap Ira secara intens. Diperhatikannya Ira yang menatapnya polos. Cantik alami, dan juga sempurna. Andai saja Juna tak segera sadar, mungkin lelaki itu akan terhanyut dalam pesona si gadis bernama Aira Marlina.

"Kamu nggak menolak?"

"Aden mau Ira menolak?"

"Bukan." Juna mengibaskan telapak tangannya, "Bukan begitu, Ira. Maksud saya, kamu memangnya mau kalau menikah sama saya?"

"Yang penting Ira nggak menawarkan diri. Justru bapak sama ibu yang menawarkan. Bukan hanya menawarkan, sih, tapi bapak dan ibu kayak...... terkesan setengah memaksa."

"Terus, kamu langsung mau, gitu?

"Iya lah, den. Memangnya kalau di paksa, Ira harus berontak?"

"Bukan begitu, maksudnya kamu nggak menolak dulu, saat mama dan papa setengah memaksa kamu?"

Juna mendesah dalam hati. Berbicara dengan Ira butuh kesabaran dan juga ketelatenan. "Memangnya kamu nggak ada keinginan lain setelah lulus SMA, selain menikah?"

"Ira sih pasrah saja, den. Yang penting nggak merugikan Ira."

"Jadi kamu langsung Terima?"

"Iya."

"Alasannya?"

"Karena bapak cakep." Ira menjawab dengan polosnya. Tak lama kemudian, Ira menutup mulutnya tak percaya. Sungguh, Ira sangat malu dibuatnya karena keceplosan. "Eh.... Maaf, den. Anu.... emm ... gini deh."

"Ah, sudahlah. kamu belibetan kalau ngomong." Ira lantas diam. "Kalau nanti kita menikah, aku berharap kamu nanti jangan berharap banyak pada pernikahan kita."

Ira tetap diam dan menunduk. Ia tak mengerti, mengapa ia tak boleh berharap banyak. Namun ia tetap memilih diam karena Juna menyuruhnya untuk tetap diam.

"Iya, den."

Juna lantas menjalankan mobilnya. Pagi ini, hati Ira sedang ngilu karena merasa Juna tak menginginkannya. Hanya saja, Ira memiliki keyakinan bahwa ia akan dicintai oleh Juna suatu saat nanti, bila dirinya dan Juna hidup bersama. Entah mengapa, sudut hati Ira merasakan aura lain saat sedang bersama Juna.

--

Siang ini, di sinilah Juna dan juga kedua temannya, Aryo dan Rehan. Sebuah kafe yang cukup berkelas dengan tema klasik.

Juna baru saja menceritakan bahwa dirinya akan dinikahkan dengan Ira, lantaran mamanya mendengar percakapannya kemarin bersama kedua sahabatnya itu.

Kini, Juna menjadi bahan candaan hingga membuat Aryo dan Rehan terpingkal.

"Aku nggak nyangka, kamu akhirnya jadi laki-laki yang hidup di jaman Siti nur baya. Nggak bisa bayangin, akhirnya kamu akan jadi menikah sama Ira." Rehan hanya bisa memegangi perutnya karena tawanya cukup menjadi-jadi.

"Dan lagi, mungkin ini jalan jodoh." Aryo menimpali sambil tak kalah terpingkal dari Rehan. Bagi keduanya, ini sangat lucu tentunya. "Ya ampun, jodoh kok sama anaknya pembantu. Ya nggak ada manis-manisnya kalau lagi pengen kencan."

"Kalian berdua bisa diam, nggak? Aku juga nggak mau menikah sama Ira. Lagian, aku juga nggak mungkin berhenti mencintai Keysha."

Kedua temannya segera bungkam. Sejak dulu, Arjuna memang sangat mencintai Keysha Wiyana, sang kekasih. Hanya saja, Keysha masih enggan mempublikasikan hubungan mereka.

Backstreet, adalah pilihan keduanya karena Keysha tak ingin berhenti menjajaki kariernya dalam dunia pemodelan. Juna bahkan sering meminta Keysha untuk berhenti jadi model, dan Juna sangat mampu untuk mencukupi kebutuhan Keysha.

Sayangnya, Keysha tak mau. Juna memang bucin terhadap Keysha.

"Tapi kalau menurutku, bener orang tua kamu, Arjuna. Kamu udah tiga puluh tahun, sudah sangat pantas bila untuk menikah. Hanya saja, apa nggak ada kandidat lain, gitu? Anak dari relasi bisnis kek, contohnya?" Aryo menimpali. Nada bicaranya sangat serius.

"Kalau di pikir-pikir, bener juga apa yang dibilang Aryo." Rehan kembali bersuara.

"Atau gini, kenapa nggak coba di jalani saja dulu pernikahan dengan Ira. Sekalian lah, mencicipi gadis itu. Gue yakin si Ira itu gadis seratus persen."

Selama ini, Juna yang hidup dalam kehidupan metropolitan, tak bisa disebut polos juga. Tak terhitung, entah berapa kali ia dan Keysha sering menyewa kamar hotel untuk melampiaskan hasrat dan saling menuntut satu sama lain. Tetapi hanya pada Keysha, Juna melepas keperjakaannya dua tahun silam. Ya, meski hanya sebulan dua kali, atau sekali saja.

Keysha adalah wanita yang sangat sibuk. Kariernya juga sangat cemerlang. Meski memiliki hubungan spesial, namun keduanya jarang bertemu.

"Tapi aku nggak mencintai Ira. Please deh, kalian jangan nambah-nambah beban pikiranku."

"Bukan nambah beban. aku cuman memberi sedikit gambaran saja. Mungkin memang Ira adalah gadis yang tuhan kirim untuk menjadi jodoh kamu." Aryo kembali bersuara.

"Coba saja dulu jalani pernikahan dengan Ira. Toh ini juga sudah mentok banget, kan? Nanti kalau nggak cocok, gimana baiknya kalian berdua saja."

Juna tampak diam dan memikirkan apa yang Aryo katakan. Tapi tentang Keysha, apa yang harus Juna katakan pada Keysha kalau ia jadi menikah dengan Ira.

"Gimana dengan Keysha?"

"Kalian bisa diskusi berdua. Ini juga merupakan kesempatan bagus buat kamu untuk menegaskan ke Keysha, mau dibawa kemana hubungan kalian ini. Kalau Keysha nggak mau diajak menikah, ya sudah, putus. Kalau mau, ya kamu nggak jadi dijodohkan sama Ira."

Juna tampak manggut-manggut. Lelaki itu benar-benar kehabisan akal untuk menyangkal dari perjodohan sialan ini.

"Gue akan coba bicarakan sama mama dan papa."

Arjuna terdiam sejenak, sebelum kemudian matanya terfokus pada dua gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abu, salah satu gadis itu, Juna sangat mengenalnya. Keduanya memasuki pintu kafe dengan kikuk.

"Ira?" Suara Juna, berhasil membuat Aryo dan Rehan mengalihkan tatapan mereka. Ira sangat cantik dengan rambut yang di ikat ekor kuda. "Ngapain tuh anak datang ke kafe ini?" Gumam Juna lagi.

**

Terpopuler

Comments

Azzahra Rara

Azzahra Rara

nyusul kamu juna😅😅

2022-09-20

1

Diana Susanti

Diana Susanti

tahu ahhh

2022-09-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!