Bab 5. Wawancara yang Membuat Jantung Berdebar

Menunggu ternyata tidaklah mudah. Butuh kesabaran tingkat tinggi untuk mempercayai bahwa kemampuanmu diakui oleh orang lain.

Percaya diri semakin terkikis semakin bertambahnya hari tidak mendapat e-mail balasan.

"Apa yang sedang kaulakukan?" Manda datang ke rumah di hari minggu. "Sedang menunggu panggilan wawancara" jawabku agak tidak sabar.

"Kemana saja kau kirimkan?" Manda melihat daftar perusahaan yang membuka lowongan. "Pacarku mengenal CEO di perusahaan ini" Manda mengatakan hal yang luar biasa.

"Benarkah? Wah pacarmu pasti sangat kaya." Manda belum pernah bercerita tentang pacar barunya. Padahal setiap kali dia putus, Manda selalu menangis di pundakku.

"Siapa dia?" aku lebih tertarik dengan pacar baru Manda sekarang.

Ternyata pacarnya adalah pemilik perusahaan properti yang baru berkembang. Aku tidak tahu bagaimana cara mereka berkenalan, tapi sepertinya Manda sangat menyukainya.

Kami saling bercerita tentang masa lalu dan impian masa depan masing-masing. Sayang sekali, saat ini aku tidak memiliki impian selain membahagiakan orang tua.

"Bagaimana lamaran pekerjaanmu?" Ayah menanyakan hal yang sama setiap kali kami makan malam. "Belum ada yang membalas Ayah" jawabku kesal.

"Sabar Om. Kemampuan Anna sangatlah hebat dibanding aku. Tidak lama lagi, pasti ada perusahaan yang menerimanya" Manda menghibur Ayah.

Manda pulang setelah makan malam. Aku menghela napas karena belum menemukan e-mail balasan satu pun. Mungkin karena hari ini Minggu.

Bangun tidur esoknya, belum kutemukan e-mail balasan satu pun. Aku mulai pesimis pada lamaran yang kukirimkan. Mungkin karena usia, aku tidak diperhitungkan. Atau karena statusku yang janda.

Kemungkinan terburuk mulai muncul di otakku. Apakah aku menjadi pegawai toko roti Ayah seumur hidupku? Aku berteriak dan menarik rambut di kepalaku.

Tring

Akhirnya ada e-mail balasan. Aku segera membukanya dan berteriak senang.

"Anna. Ada apa? Kenapa kau berteriak?" Ibuku menggedor pintu kamar karena khawatir. "Aku dipanggil wawancara besok Bu" aku memeluk ibu dan menari kegirangan.

"Syukurlah" Ibu ikut menari senang bersamakku. "Perusahaan mana yang memanggilmu?" Ibu bertanya. "Perusahaan properti Reynand. Mereka sangat sukses dan pemiliknya tidak segan memberi gaji besar. Aku akan berjuang agar bisa diterima menjadi sekretaris CEO" aku menjawab ibu dengan hati riang.

Tapi tidak dengan ibu. "Ibu tidak senang?" aku khawatir ibu tidak senang dengan posisi yang disediakan. "Ibu senang" wajah ibu tersenyum, tapi seperti ada yang disembunyikan.

Aku menyiapkan baju kerja, sepatu, serta tas yang akan kupakai dalam wawancara besok. Mereka adalah perusahaan besar, aku harus berpakaian pantas dan tidak membosankan.

Akhirnya hari wawancara tiba. Aku memutuskan memakai kemeja putih, rok span berwarna coklat dan syal bercorak yang diikat di kerah kemeja.

Untuk rambut aku memilih mengikat sebagian rambut di belakang dan membiarkan sebagian lainnya terurai. Sepatu berhak runcing dan tidak terlalu tinggi dan tas berwarna senada melengkapi penampilanku.

"Pakai mobil ayah. Jangan mengebut dan berdoalah yang banyak" Ayah memberiku kunci mobilnya dan memelukku. Ibu seperti mengirim anaknya ke wilayah perang. Tangisannya melebihi saat aku bercerai.

Wawancara dimulai pukul 08.00, aku memilih berangkat setengah jam sebelumnya karena jarak gedung Reynand Properti dekat dengan rumah dan toko roti kami.

Lalu lintas lancar membuat aku tiba jauh lebih awal dari yang kuperkirakan. Setelah memarkir mobil di tempat parkir perusahaan, aku masuk ke gedung perusahaan dari depan.

Terlihat beberapa orang berbaris dan yang lain tetap di tempat. Aku mengikuti yang lainnya dan berada agak jauh dari pintu masuk.

Mobil Sport Jerman berwarna abu metalik meluncur dan berhenti tepat di depan pintu masuk. Aku melihat sosok tinggi dan menakutkan yang pernah kulihat. Itu Pak Graham yang kulihat di rumah bibi Diana.

Selanjutnya kulihat pria tampan dan tinggi yang juga kukenal. Itu pria yang ditinggalkan kekasihnya. Orang yang berbaris dan berdiri di tempat membungkuk dengan hormat kepadanya.

Itu berarti dia menduduki jabatan tinggi di perusahaan ini. Ada perempuan yang berdiri di dekatku dan aku mulai bertanya padanya. "Siapa orang yang keluar dari mobil mewah itu?"

Dia menatapku seperti tidak percaya. "Itu CEO perusahaan kita. Kau pasti karyawan baru" Aku terkejut dan merinding mendengarnya.

Para karyawan lain dan semua orang yang berbaris meninggalkan tempatnya untuk masuk ke dalam perusahaan. Aku terdiam di tempatku dan mulai mengambil ponsel.

Aku mengetik nama perusahaan ini dan keluarlah foto pria itu. Hampir saja ponselku jatuh dari tanganku. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku membuang kesempatan ini dan pulang?

Tapi tidak akan ada kesempatan kedua. Sebaiknya aku masuk ke dalam dan tetap menjalani wawancara kerja. Kami hanya berciuman sebentar di dekat mobil.

Tidak, itu hanya kecupan. Yang kami lakukan di atas pasir lebih memalukan. Semua itu terjadi karena kami berdua diliputi kesedihan yang dalam. Tapi kami menghentikan semuanya sebelum melakukan hal yang terlarang.

Aku menghentikan langkahku lagi dan mulai ragu. Aku mulai berjalan lagi setelah memikirkan kemungkinan dia tidak ingat pada kejadian itu.

Pria itu kaya dan tampan, pasti banyak wanita yang ingin bersamanya. Dia tidak akan ingat berciuman denganku.

Aku menunggu di luar ruang wawancara dengan pelamar pekerjaan yang lain. Jantungku berdegup kencang setiap kali ada orang yang masuk dan keluar ruangan wawancara.

"Camelia Anna Hamid" Akhirnya aku masuk ke dalam ruangan wawancara. Seandainya aku gagal dalam wawancara kali ini, kemungkinan besar aku akan ditolak oleh perusahaan lain.

Tapi kalau aku berhasil dalam wawancara ini, aku akan bertemu dengan Evan Harold Reynad setiap hari.

Aku menghadapi lima orang yang akan memutuskan nasibku siang ini. Para eksekutif yang sangat berpengalaman memperlihatkan wajah profesional mereka.

"Apakah kali ini ada calon sekretaris yang sesuai?" Terdengar teriakan perempuan dari luar ruangan. CEO membuka pintu ruangan dan kedua pelamar yang lain menatapnya dengan mata yang mengeluarkan hati merah.

Kelima eksekutif berdiri dan membungkuk padanya. Aku menundukkan kepalaku ke arah dada agar wajahku tidak terlihat.

Aku mendengar semua orang duduk kembali termasuk pria itu. Dia menyebut nama pelamar yang lain lalu akhirnya namaku.

Terpaksa aku mengangkat kepala lalu menunjukkan wajahku. Aku melihatnya duduk tepat di hadapanku dan jantungku kembali berdetak kencang.

"Pendidikan dan pengalaman kerja yang sangat bagus. Tapi kau sudah menjadi janda di usia semuda ini?" kata pria itu.

Aku menggigit bibirku dan menjawab "Itu adalah ketidak beruntungan Saya. Dan Saya mengambil pelajaran yang banyak dari pengalaman ini"

Wajah pria itu tersenyum, membuat wajahnya semakin tampan. "Menurutmu bagaimana dengan pegawai yang memiliki perasaan pada atasannya?" Karena dia menatap tepat di mataku, kupikir aku yang harus menjawabnya.

Kedua pelamar yang lain menjawab bahwa mereka tidak akan pernah jatuh cinta pada atasan mereka. Tapi mata mereka jelas mengatakan hal yang berbeda.

"Memiliki perasaan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang normal. Asalkan pekerjaan pegawai tersebut tidak terbengkalai, maka tidak ada masalah karenanya" Aku menjawab dengan menatap kembali padanya.

Wawancara selesai dengan beberapa pertanyaan tambahan dari para eksekutif lain. Aku keluar dari ruangan wawancara dan berjalan lurus ke arah lift untuk segera pulang

Terpopuler

Comments

Rizka Susanto

Rizka Susanto

gpp ana klo gK diterima bisa jadi Karyawan ayahmu lagi...🤣

2025-01-22

0

Puji Entus

Puji Entus

ingat gak ya si bos sama anna

2021-01-13

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

jgn bilang klo manda adalah kekasih baru nya evan,...jgn y

2020-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perceraian
2 Bab 2. Pernikahan yang Dibatalkan
3 Bab 3. Jalinan Takdir
4 Bab 4. Kehidupan Baru
5 Bab 5. Wawancara yang Membuat Jantung Berdebar
6 Bab 6. Pertemuan Kembali
7 Bab 7. Bertemu Lagi
8 Bab 8. Bersama Dengannya
9 Bab 9. Hari Pertama Membara
10 Bab 10. Perubahan Sikapnya
11 Bab 11. Perasaanku
12 Bab 12. Rencana Arman Sanjaya
13 Bab 13. Makan Malam
14 Bab 14. Menyerah dan Tersingkir
15 Bab 15. Bertemu Lagi
16 Bab 16. Pesta Ulang Tahun Pernikahan Keluarga Reynand
17 Bab 17. Kehidupanku
18 Bab 18. Perasaan Evan yang Sebenarnya
19 Bab 19. Penyakit Ayah
20 Bab 20. Dia Berada di Rumahku
21 Bab 21. Menginginkanmu Menyakitiku
22 Bab 22. Keputusan
23 Bab 23. Kembali Seperti Dahulu Sebelum Bertemu Dengannya
24 Bab 24. Ada Apa Dengannya 1
25 Bab 25. Ada Apa Dengannya 2
26 Bab 26. Ada Apa Dengannya 3
27 Bab 27. Perjalanan Menuju Eropa
28 Bab 28. Bertemu Freya
29 Bab 29. Anehnya Perasaanku
30 Bab 30. Freya dan Dia
31 Bab 31. Pesta Freya
32 Bab 32. Cerita Freya
33 Bab 33. Ada Apa Dengan Pria Ini?
34 Bab 34. Caranya Mencintai
35 Bab 35. Caranya Mencintai 2
36 Bab 36. Miliki Aku. Tolong?
37 Bab 37. Sesuatu yang Tidak Terduga
38 Bab 38. Pernikahan Manda
39 Bab 39. Pergi dan Menetap
40 Bab 40. Kelahiran Adam
41 Bab 41. Lima Tahun Kemudian
42 Bab 42. Pertemuan Tidak Disengaja
43 Bab 43. Orang Terpenting di Hidupku ...
44 Bab 44. Orang Terpenting di Hidupku 2
45 Bab 45. Waktu yang Tidak Dapat Diputar Kembali
46 Bab 46. Perjalananku Bersama Adam
47 Bab 47. Pulang, Akhirnya ...
48 Bab 48. Pilihanku
49 Bab 49. Menjadi Utuh
50 Bab 50. Menjadi Keluarga
51 Terima Kasih
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. Perceraian
2
Bab 2. Pernikahan yang Dibatalkan
3
Bab 3. Jalinan Takdir
4
Bab 4. Kehidupan Baru
5
Bab 5. Wawancara yang Membuat Jantung Berdebar
6
Bab 6. Pertemuan Kembali
7
Bab 7. Bertemu Lagi
8
Bab 8. Bersama Dengannya
9
Bab 9. Hari Pertama Membara
10
Bab 10. Perubahan Sikapnya
11
Bab 11. Perasaanku
12
Bab 12. Rencana Arman Sanjaya
13
Bab 13. Makan Malam
14
Bab 14. Menyerah dan Tersingkir
15
Bab 15. Bertemu Lagi
16
Bab 16. Pesta Ulang Tahun Pernikahan Keluarga Reynand
17
Bab 17. Kehidupanku
18
Bab 18. Perasaan Evan yang Sebenarnya
19
Bab 19. Penyakit Ayah
20
Bab 20. Dia Berada di Rumahku
21
Bab 21. Menginginkanmu Menyakitiku
22
Bab 22. Keputusan
23
Bab 23. Kembali Seperti Dahulu Sebelum Bertemu Dengannya
24
Bab 24. Ada Apa Dengannya 1
25
Bab 25. Ada Apa Dengannya 2
26
Bab 26. Ada Apa Dengannya 3
27
Bab 27. Perjalanan Menuju Eropa
28
Bab 28. Bertemu Freya
29
Bab 29. Anehnya Perasaanku
30
Bab 30. Freya dan Dia
31
Bab 31. Pesta Freya
32
Bab 32. Cerita Freya
33
Bab 33. Ada Apa Dengan Pria Ini?
34
Bab 34. Caranya Mencintai
35
Bab 35. Caranya Mencintai 2
36
Bab 36. Miliki Aku. Tolong?
37
Bab 37. Sesuatu yang Tidak Terduga
38
Bab 38. Pernikahan Manda
39
Bab 39. Pergi dan Menetap
40
Bab 40. Kelahiran Adam
41
Bab 41. Lima Tahun Kemudian
42
Bab 42. Pertemuan Tidak Disengaja
43
Bab 43. Orang Terpenting di Hidupku ...
44
Bab 44. Orang Terpenting di Hidupku 2
45
Bab 45. Waktu yang Tidak Dapat Diputar Kembali
46
Bab 46. Perjalananku Bersama Adam
47
Bab 47. Pulang, Akhirnya ...
48
Bab 48. Pilihanku
49
Bab 49. Menjadi Utuh
50
Bab 50. Menjadi Keluarga
51
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!