Keluarga Reynand adalah pemilik perusahaan properti terbesar di Indonesia. Diversifikasi usaha Perusahaan Reynand berupa hunian, kota mandiri, mall, hotel, rumah sakit, apartemen hingga kawasan industri.
Anak tunggal mereka yaitu Evan Harold Reynand memiliki wajah perpaduan antara ayahnya yang asli Indonesia dengan ibunya yang keturunan Belanda.
Evan memiliki tinggi badan 182 cm dan berat 70 kg dengan badan yang sangat terbentuk oleh olahraga membuatnya menjadi pria yang banyak diincar oleh perempuan dari berbagai kalangan.
Berita pernikahannya yang beredar membuat banyak perempuan patah hati. Dia akan menikah dengan model terkenal kota Paris, Freya Grisshom.
"Evan, Freya menghilang" Tiba-tiba Arman, teman Evan mengatakan hal yang sulit dipercaya. "Apa maksudmu?" Evan mengira itu adalah lelucon yang digunakan Arman untuk menggodanya.
"Dia tidak ada di kamar, juga tidak ada di hotel. Semua keluarganya dan pihak keamanan sudah mencari tapi dia tidak ditemukan" Evan sangat terpukul dengan kejadian ini.
Freya adalah perempuan tercantik yang pernah dia kenal saat berkuliah bersama Arman di London. Lima tahun bersama membuat cinta Evan terus tumbuh dan memberanikan diri untuk melamarnya.
Freya menjawab "Iya" ketika Evan berlutut di depannya dihadapan Menara Eiffel. Tapi menghilangnya Freya membuat Evan bingung.
"Aku sudah memerintahkan beberapa orang mengawasi bandara" Arman adalah teman yang bisa diandalkan.
Evan segera pergi ke Bandara ketika salah satu orang suruhan Arman melihat sosok yang mirip dengan Freya. "Freya" Evan memegang tangan Freya dengan kuat.
Freya membawa semua baju dan kopernya. "Apa yang kau lakukan?" Melihat air mata di pipi Freya membuat Evan semakin bingung.
"Maafkan aku Evan. Tapi aku tidak siap untuk menikah denganmu. Aku akan pergi ke Italia untuk melanjutkan mimpiku menjadi model. Maafkan aku"
Perkataan Freya membuat Evan terpukul. Dia sama sekali tidak mengira kejadian ini terjadi padanya. "Tidak bisakah kau menjadi istriku dan model bersamaan?" Evan mencoba menahan Freya disisinya.
"Aku ingin bebas dan tidak terikat pernikahan. Sebaiknya kita tetap berkencan dan memikirkan pernikahan beberapa tahun lagi" Tangis Freya terhenti dan mencoba mempengaruhi Evan.
"Pergilah!" Evan melepas tangannya dari tangan Freya.
"Evan" Freya menyentuh tangan Evan
"Aku tidak akan menahanmu, Pergilah!" Evan menarik tangannya dan berbalik pergi meninggalkan Freya.
Freya juga berbalik dan berangkat ke Itali. Arman melihat seluruh kejadian yang dialami Evan. Dia sangat tahu bahwa sahabatnya iitu berusaha menguatkan diri.
"Bagaimana dengan keluarga Freya?" kata Arman ketika menghadapi Evan yang memiliki aura gelap.
"Pulangkan mereka! Aku ingin tidur" Arman membawa Evan ke kamar hotel yang telah disiapkan untuk pengantin baru. Evan benar-benar tertidur di ranjang dengan nyenyak.
Arman menghubungi asisten keluarga Reynand yang bernama Graham dan menceritakan semuanya. Walaupun sedikit terkejut, Graham memahami semua dan akan melaksanakan semua perintah Evan yang diwakili oleh Arman.
Graham memberikan berita tidak menyenangkan ini kepada orang tua Evan. Awalnya mereka tidak percaya, tapi ketegasan Graham membuat mereka sangat terpukul mendengar pernikahan ini harus dibatalkan.
Seluruh keluarga Freya pulang siang itu ke Inggris dengan air mata dan banyak kata maaf. Tidak ada satupun keluarga Reynand yang mengantar kepergian mereka selain Graham.
"Semua sudah dilaksanakan Pak Arman. Tolong jaga tuan muda disana" Graham menghubungi Arman setelah mengantar kepergian keluarga Freya, mengurus hotel dan para undangan.
"Aku akan bersamanya untuk menghindari hal buruk. Tenangkan paman dan bibi" Arman berbicara tepat di depan Evan yang berbaring. "Semua sudah diselesaikan. Tidurlah dengan nyenyak"
Arman pergi dari hadapan Evan dan duduk di kursi dengan tetap mengawasi temannya itu. "Pergilah. Aku tidak akan melakukan hal yang buruk" Arman bangun dari kursi dengan tetap melihat temannya itu.
"Aku akan pergi sekarang. Jangan mengacau!" Evan masih bisa tertawa mendengar perkataan Arman yang serius. Walau sedikit khawatir, Arman meninggalkannya untuk memberi penjelasan pada orang tua Evan.
Evan menatap langit-langit kamar setelah kepergian Arman. Apa yang salah dengan menjadi istrinya? Dia tidak pernah melarang Freya melakukan segala yang disukainya walaupun itu berpose dengan laki-laki lain tanpa busana.
Sudah lima tahun mereka bersama tapi Freya tetap tidak ingin melepas kebebasannya untuk Evan. Apakah kali ini dia harus mengejar Freya ke Italia dan menyeretnya ke sini?
Orang tua Evan sebenarnya tidak suka dengan Freya. Diana Reynand yang merupakan keturunan Belanda menilai Freya adalah perempuan yang sulit diatur. Bagi ayah Evan, Damar Reynand, Freya tidak memiliki latar belakang keluarga yang baik.
Untuk Evan, mereka meredam segala keinginan memiliki menantu sempurna dan menerima Freya.
"Aku sudah tahu kalau ini pasti terjadi" Diana Reynand sangat kesal dengan Freya. "Aku tidak akan memperbolehkannya masuk ke dalam kehidupan Evan lagi" Sepertinya dia sangat kesal.
"Sudahlah ma, yang terpenting sekarang adalah perasaan Evan" Damar Reinand meredam kemarahan istrinya. "Benar. Bagaimana keadaan Evan sekarang, Arman?"
"Sepertinya akan buruk" Arman merasa Evan akan bertingkah kali ini. Dengan hati yang sakit, Arman tidak bisa memperkirakan kelakuan Evan berikutnya.
Tapi semua prediksi Arman tidak terjadi. Evan kembali ke Indonesia keesokan harinya dan mulai bekerja. "Apa kau baik-baik saja?" Arman tetap merasa khawatir dengan keadaan Evan. "Aku baik-baik saja. tidak perlu khawatir padaku"
Arman meninggalkan kantor Evan dengan hati yang tidak tenang. "Graham. Jangan pergi dari sisinya!" Graham mengangguk mendengar perintah Arman.
Evan bukanlah pria pemabuk dan tidak bertanggung jawab. Tapi dengan kepergian Freya, Arman dan orang tuannya khawatir hal ini menjadi pemicu perubahan sikap Evan. Mengingat Evan sangat mencintai Freya.
"Aku akan mengemudi sendiri" Evan menolak bantuan Graham. "Sebaiknya Saya mengantar tuan muda ke rumah Tuan Besar" Graham berusaha menghalangi Evan pergi.
"Aku bukan anak kecil lagi Graham. Usiaku sudah 30 tahun. Aku akan baik-baik saja" Graham mendeham pelan dan memberikan jalan untuk Evan.
Mobil sport Jerman berwarna abu metalik adalah milik Evan pribadi. Dia sangat menyukai kecepatan yang dihasilkan mobil ini. Tapi hingga sekarang Evan tidak pernah mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal.
Perlahan tapi pasti, kecepatan mobil Evan bertambah. Dia mendahului beberapa mobil dengan sempurna dan melaju lurus ke arah laut.
Graham mengikuti dari belakang sejak Evan pergi. Tapi kecepatan mobil Graham tidak sebanding dengan mobil sport Evan. Akhirnya Graham menyerah di tengah jalan dan menghubungi Tuan Besarnya.
"Saya kehilangan Tuan muda. Tapi sepertinya Saya tahu tujuan Pak Evan" Orang tua Evan juga menduga ini terjadi. Karena itu Damar Reynand memerintahkan Graham untuk selalu mengikutinya. "Jangan menghalanginya. Ikuti saja!"
Evan sampai di tepi pantai di bawah langit gelap. Terdengar debur ombak dari kejauhan dan membuat pikirannya sedikit lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Gesang
betuuul saya juga kagum dengan tulisan2nya semua berbeda alur crtnya tp smkin menarik ketika membacanya.ditambah lagi thor crt2nya saya tunggu karyamu👍👍👍👍
2024-12-10
0
LinaShop
ciri penulis bagus. ini karya ke 4 yg aku baca. penulisan simpel sederhana biasa saja tapi ndak bikin bosen buat baca....
semoga end betul betul
2023-12-14
3
dwie
awal yg bagus tidak berbelit
2022-06-01
0