Bab 1

"Nona! Nona Rara!" Panggil seorang gadis muda membuyarkan lamunan Qiara.

Saat itu ia berada di toko bunga miliknya. Toko itu sudah berjalan hampir dua tahun lamanya. Ia merintis usaha itu dari nol dengan modal seadanya yang ia pinjam dari ayahnya. Dengan tujuan agar ia punya kegiatan rutin dimasa-masa pemulihan dari depresi yang dideritanya selama dua tahun belakangan ini. Toko ini buka dari pagi hari sampai sore hari.

"Ada apa?" tanyanya sambil menatap gadis muda yang tengah berdiri diambang pintu ruangannya.

"Semua pesanan sudah selesai diantar nona! Jika nona sudah tidak ada keperluan lain lagi, aku dan Ningsih mau izin pamit untuk pulang! Karena sudah pukul setengah enam sore." ia tampak ragu saat menjawab pertanyaan bos nya itu.

Qiara langsung melihat jam tangannya. Benar saja sudah hampir pukul enam sore.

"Ya sudah kalau begitu. Kau dan Ningsih boleh pulang. Biar aku saja yang menunggu Anto dan menutup toko." ucapnya ramah.

"Ehm... apa nona yakin? Aku bisa pulang terakhir nona. Biar aku saja yang menunggu Anto." Ucapnya.

"Tidak apa-apa, Sekar! Kalian pulang saja duluan. Ini sudah hampir malam." ucapnya pada gadis bernama Sekar itu.

Akhirnya sekar menuruti ucapan Qiara. Tak lama setelah mereka pulang, Anto, kurirnya, datang dan menyerahkan semua bukti penerimaan padanya dan izin pamit untuk pulang.

Sebelum pulang, Qiara terlebih dahulu mengecek keadaan toko bunganya dengan hati-hati. Toko bunga ini sudah dirintis nya selama hampir dua tahun lamanya. Dia hanya punya tiga orang pegawai saja karena memang tokonya tidak begitu besar. Dia lebih suka berbisnis sendiri dari pada bekerja bersama orang lain. Mungkin itu sudah turunan dari ayahnya yang juga punya toko material yang sangat sukses.

Setelah menutup tokonya, dia pun pulang. Entah kenapa hari ini jalanan terlihat macet tidak seperti biasanya. Qiara seketika bertanya pada pengemudi motor yang berada disebelah mobilnya.

"Maaf, tuan! Ada apa ya? Kenapa tiba-tiba macet total seperti ini?" tanyanya heran.

"Ada kecelakaan mobil didepan nona. Tapi sepertinya sebentar lagi jalanan sudah kembali normal karena sudah ditangani oleh polisi. " Jelasnya.

Qiara hanya bisa menunggu sambil sesekali mengecek ponselnya nya. Ternyata ada banyak panggilan tak terjawab dari ibunya.

Dia segera melakukan penggilan balik.

"Rara.... Kau dimana? Kenapa tidak menjawab telpon dari ibu?" Tanya ibunya dengan nada cemas.

"Maaf Bu! Tadi aku sedang banyak pesanan. Jadi tidak sempat menjawab panggilan telpon dari ibu. Aku sedang dalam perjalanan menuju rumah sekarang. Tapi sepertinya agak lama karena jalanan sedang macet saat ini." Jelasnya sembari menenangkan ibunya yang cemas.

"Iya sudah tidak apa-apa. Hati-hati mengemudi mobilnya, ya! Sepertinya sebentar lagi juga akan hujan." pesannya.

"Iya Bu!" Ucapnya mengakhiri pembicaraan.

Tiba-tiba mesin mobilnya mati. Dia mencoba men - starter beberapa kali. Namun sepertinya mobilnya benar-benar tidak bisa menyala. Padahal posisi mobilnya tepat ditengah jalan. Dan tampaknya lalu lintas sudah kembali normal. Sudah terdengar bunyi klakson disepanjang jalan. Mungkin saat ini orang-orang sedang memakinya. Entah kenapa ia merasa sial hari ini.

"MOBIL NYA MOGOK!" Qiara berteriak pada pengemudi mobil dibelakangnya setelah mendapatkan belasan klakson sedari tadi.

Tak jauh dari tempatnya, tampak beberapa polisi sedang sibuk mengatur mobil-mobil yang sedari tadi terjebak macet. Seorang polisi tampak sedang melihat kearah belakang karena kebisingan yang terjadi.

"Seperti nya ada masalah di sana! Coba kau periksa!" perintah seorang polisi pada seorang polisi lainnya.

Polisi tersebut segera pergi untuk memeriksa keadaan. Dia bertanya pada Qiara yang tampak kesal karena tak seorangpun yang berinisiatif menolongnya. Mereka hanya terlihat bersemangat untuk memakinya.

"Selamat sore nona! Apa ada masalah? Karena sepertinya mobil anda menghalangi kendaraan yang lainnya?" tanyanya.

Rara yang sedari tadi terus mencoba menghidupkan mobilnya semakin kesal mendengar pertanyaan itu. Ia menoleh kearah orang yang bertanya. Ia tampak sedikit terkejut karena didatangi seorang polisi.

"Maaf! Saya juga tidak bermaksud untuk menghalangi jalan orang lain. Tapi mobil saya tidak bisa dinyalakan. Mobil saya mogok. Dan tidak ada seorangpun yang berniat untuk membantu saya. Jadi maaf jika saya mengganggu kenyamanan pengendara lainnya." ia tampak menggerutu kesal.

Ia lalu menyuruh Qiara untuk mengemudikan setir mobil nya. Ia lalu memanggil dua orang temannya untuk membantu mendorong mobil Qiara ke tepi jalan agar tidak menghalangi laju kendaraan lain.

"Terima kasih tuan!" Ucap Qiara pada polisi yang sudah membantu mendorong mobilnya.

Tampaknya disekitar sana tidak ada bengkel yang terlihat. Ia pun segera menghubungi bengkel mobil langganan nya. Namun, tidak ada montir yang bisa dikirim kesana saat itu juga. Akhirnya terpaksa mobil itu di derek ke bengkel.

Qiara mencoba menelpon untuk memesan taksi, tapi sedari tadi jaringannya sibuk. Akhirnya Qiara seketika menelpon ayahnya untuk menanyakan apa ia bisa menjemput nya atau tidak.

"Bisa! Tapi ayah baru bisa datang sekitar dua jam lagi. Apa tidak apa-apa? Atau sebaiknya kau pulang naik taksi saja! Langit juga terlihat mendung. Ayah takut jika kau kehujanan." jawabnya.

"Rara sudah mencoba menghubungi taksi, tapi dari tadi jaringannya sibuk terus, yah! Ya sudah tidak apa-apa. Rara tunggu ayah saja." Ucapnya.

"Ya sudah! Ayah akan berusaha secepatnya menjemputmu ya!"

Qiara mematikan ponselnya. Selang setengah jam kemudian mobil derek datang dan membawa pergi mobilnya. Langit terlihat semakin gelap. Tiba-tiba hujan deras seketika mengguyur tubuhnya. Disana juga tidak terlihat tempat yang bisa disinggahinya untuk berteduh. Sekujur tubuhnya kini telah basah. Sialnya hari itu dia hanya menggunakan dress floral selutut untuk membalut tubuh rampingnya. Qiara hanya bisa pasrah dengan keadaan. Ia tampak bersedekap untuk melindungi tubuhnya yang kedinginan.

Namun, tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang sedang memayunginya dari arah belakang. Ia segera menoleh. Ternyata orang itu adalah polisi yang menolongnya tadi. Qiara seketika sadar bahwa polisi itu ternyata sangat tampan. Walaupun tatapan matanya terlihat tajam dan raut wajahnya sangat dingin. Kehadiran pria itu membuat Qiara terpana sejenak.

"Apa kau hanya ingin menatapku saja? Bisakah kau memegang payung ini sendiri? Atau kau ingin ku payungi? "tanyanya membuyarkan lamunan Rara.

Ia langsung mengambil payung itu dengan gelagapan. Dan mengucapkan terima kasih padanya. Polisi itu mengajak Rara berteduh di pos polisi yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri. Mereka berdua berteduh disana. Melihat Qiara yang menggigil kedinginan, ia berinisiatif memberikan jaketnya.

"Pakai ini!" perintahnya sembari menyodorkan sebuah jaket kulit padanya.

" T-Terima kasih!" Ucapnya terbata-bata sambil memakai jaket itu.

"Apa sudah ada yang menjemput mu?" Tanyanya memastikan.

"Ayahku yang akan menjemput ku! Mungkin dia sedang dijalan!"

"Baguslah jika seperti itu. Temanku sedang menungguku diseberang sana. Aku harus segera pergi. Apa kau tidak apa-apa menunggu seorang diri disini?" tanyanya lagi.

Qiara tampak ragu. Ia sebenarnya takut jika harus menunggu seorang diri disini. Apalagi jalanan yang tadinya ramai, seketika mendadak sepi. "Iya! Tidak apa-apa!" Qiara memberanikan dirinya sendiri.

Arya berjalan perlahan meninggalkan Qiara. Ia sebenarnya takut menunggu sendirian. Tapi ia berusaha untuk tenang. Selang setengah jam ayahnya akhirnya datang. Wanita itu segera masuk kedalam mobil karena ia sudah sangat kedinginan. Setelah mobil mereka pergi, dari seberang jalan terlihat sebuah mobil polisi yang terparkir tak jauh dari pos polisi tersebut. Di dalam mobil ada dua pria. Yang satu tampak sedang asyik memainkan telpon genggam nya. Yang satunya lagi tampak seperti orang yang sedang bosan menunggu.

"Sampai kapan kita disini?" gerutunya.

Pria yang sedari tadi sibuk memainkan telpon genggam nya mengarahkan pandangannya ke mobil yang baru saja pergi dari hadapannya. Pria itu lantas menyuruh teman nya untuk pergi sekarang.

"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan, Arya" Serunya sambil menggelengkan kepalanya.

Arya hanya menyunggingkan senyum pada sahabatnya yang tengah kesal.

_________________

Terpopuler

Comments

Ina Inati

Ina Inati

ehhhmmmm😘😘😘

2022-09-29

0

Risdawati Sinurat

Risdawati Sinurat

ceritanya orang biasa ga ceo2 !

2020-08-05

2

🌹isma🌹

🌹isma🌹

suka ceritanya bagus😁😁😁

2020-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32.
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 bab 38.
40 Bab 39
41 Bab 40.
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Episode 46 Maaf dan Terima kasih
48 Bab 47 Mengagetkan
49 Bab 48 Kejutan
50 Bab 49 Suka padanya?
51 Bab 50 Menatapku?
52 Bab 51 Keputusan
53 Bab 52 Melamar
54 Bab 53 Persiapan lamaran Alissya.
55 Bab 54 Persiapan lamaran Alissya part 2
56 Bab 55 Mengacuhkan
57 Bab 56 Si kembar Laura dan Lauren
58 Bab 57 Kerja sama
59 Bab 58 Surat nikah
60 Bab 59 Alissya's wedding day
61 Bab 60 Alissya's wedding day part 2
62 Bab 61. Alissya's wedding day part 3
63 Bab 62 Pria dalam mimpiku
64 Bab 63 Isi hati
65 Bab 64 Mimpi yang jadi nyata
66 Bab 65 Belum memberi jawaban.
67 Bab 66 Mengambil keputusan
68 Bab 67 Aku bersedia
69 Bab 68 Memulai semuanya dari awal.
70 Bab 69 Gaun pengantin
71 Bab 70 Cincin pernikahan
72 Bab 71 Wedding day
73 Bab 72 Malam pertama
74 Bab 73 Aku sangat menyukainya
75 Bab 74 Pindah rumah
76 Bab 75 Hamil?
77 Bab 76 Kau memang berbeda.
78 Bab 77 Cemburu
79 Bab 78 Terima kasih karena sudah hadir dalam hidupku.
80 Bab 79 Tamu bulanan
81 Bab 80 Rindu padamu
82 Bab 81 Hari yang melelahkan
83 Bab 82 Mencoba menahan diri
84 Bab 83 Bersedia membantuku.
85 Bab 84 Kau terlihat menggemaskan
86 Bab 85 Hadiah yang tak terduga
87 Bab 86 Mengambil inisiatif
88 Bab 87 Masih butuh waktu
89 Bab 88 Tuduhan yang menyakitkan
90 Bab 89 Keras kepala
91 Bab 90 Menyembunyikan
92 Bab 91 Insiden tomat
93 Bab 92 Menyalahkan diri
94 Bab 93 Mengakui
95 Bab 94 Menceritakan segalanya
96 Bab 95 Berdebat
97 Bab 96 Bermalam di hotel
98 Bab 97 Mudah tersulut emosi
99 Bab 98 Serangan tiba-tiba
100 Bab 99 Terluka
101 Bab 100 Bertemu musuh
102 Bab 101 Mencoba untuk memprovokasi
103 Bab 102 Meragukan
104 Bab 103 Menyiapkan pesta kejutan
105 Bab 104 Memberikan kejutan
106 Bab 105 Meragukan kesetiaan
107 Bab 106 Masalah selesai
108 Bab 107 Rencana liburan
109 Bab 108 Diamond Rose
110 Bab 109 Balas dendam
111 Bab 110 Kejutan
112 Bab 111 Hadiah terindah untukku
113 Bab 112 Tiba-tiba sakit
114 Bab 113 Cemas
115 Bab 114 Jangan terlalu baik padaku
116 Bab 115 Ancaman
117 Bab 116 Hilang
118 Bab 117 Rencana.
119 Bab 118 Mendapatkan apa yang diinginkan
120 Bab 119 Tidak akan sepertinya
121 Bab 120 Honeymoon (part 1)
122 Bab 121 Honeymoon part 2
123 Bab 122 Honeymoon part 3
124 Bab 123 Honeymoon (ending part)
125 Bab 124 Melihat wajahmu dipagi hari.
126 Bab 125 Memberikannya hadiah
127 Bab 126 Pertemuan kembali
128 Bab 127 Goyah
129 Bab 128 Vano
130 Bab 129 Tak sanggup mengatakannya
131 Bab 130 Akhirnya mengatakannya
132 Bab 131 Takut ditinggalkan
133 Bab 132 Mencemaskan
134 Bab 133 Hamil?
135 Bab 134 Akhirnya kita bertemu kembali.
136 Bab 135 Mengingat kembali
137 Bab 136 Ku harap kau menyukainya
138 Bab 137 Merelakan
139 Bab 138 Ada yang pergi, ada yang datang
140 Bab 139 Menunggu
141 Bab 140 Kontraksi
142 Bab 141. Terulang kembali.
143 Bab 142 Atharrazka
144 Bab 143. Ending.
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32.
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
bab 38.
40
Bab 39
41
Bab 40.
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Episode 46 Maaf dan Terima kasih
48
Bab 47 Mengagetkan
49
Bab 48 Kejutan
50
Bab 49 Suka padanya?
51
Bab 50 Menatapku?
52
Bab 51 Keputusan
53
Bab 52 Melamar
54
Bab 53 Persiapan lamaran Alissya.
55
Bab 54 Persiapan lamaran Alissya part 2
56
Bab 55 Mengacuhkan
57
Bab 56 Si kembar Laura dan Lauren
58
Bab 57 Kerja sama
59
Bab 58 Surat nikah
60
Bab 59 Alissya's wedding day
61
Bab 60 Alissya's wedding day part 2
62
Bab 61. Alissya's wedding day part 3
63
Bab 62 Pria dalam mimpiku
64
Bab 63 Isi hati
65
Bab 64 Mimpi yang jadi nyata
66
Bab 65 Belum memberi jawaban.
67
Bab 66 Mengambil keputusan
68
Bab 67 Aku bersedia
69
Bab 68 Memulai semuanya dari awal.
70
Bab 69 Gaun pengantin
71
Bab 70 Cincin pernikahan
72
Bab 71 Wedding day
73
Bab 72 Malam pertama
74
Bab 73 Aku sangat menyukainya
75
Bab 74 Pindah rumah
76
Bab 75 Hamil?
77
Bab 76 Kau memang berbeda.
78
Bab 77 Cemburu
79
Bab 78 Terima kasih karena sudah hadir dalam hidupku.
80
Bab 79 Tamu bulanan
81
Bab 80 Rindu padamu
82
Bab 81 Hari yang melelahkan
83
Bab 82 Mencoba menahan diri
84
Bab 83 Bersedia membantuku.
85
Bab 84 Kau terlihat menggemaskan
86
Bab 85 Hadiah yang tak terduga
87
Bab 86 Mengambil inisiatif
88
Bab 87 Masih butuh waktu
89
Bab 88 Tuduhan yang menyakitkan
90
Bab 89 Keras kepala
91
Bab 90 Menyembunyikan
92
Bab 91 Insiden tomat
93
Bab 92 Menyalahkan diri
94
Bab 93 Mengakui
95
Bab 94 Menceritakan segalanya
96
Bab 95 Berdebat
97
Bab 96 Bermalam di hotel
98
Bab 97 Mudah tersulut emosi
99
Bab 98 Serangan tiba-tiba
100
Bab 99 Terluka
101
Bab 100 Bertemu musuh
102
Bab 101 Mencoba untuk memprovokasi
103
Bab 102 Meragukan
104
Bab 103 Menyiapkan pesta kejutan
105
Bab 104 Memberikan kejutan
106
Bab 105 Meragukan kesetiaan
107
Bab 106 Masalah selesai
108
Bab 107 Rencana liburan
109
Bab 108 Diamond Rose
110
Bab 109 Balas dendam
111
Bab 110 Kejutan
112
Bab 111 Hadiah terindah untukku
113
Bab 112 Tiba-tiba sakit
114
Bab 113 Cemas
115
Bab 114 Jangan terlalu baik padaku
116
Bab 115 Ancaman
117
Bab 116 Hilang
118
Bab 117 Rencana.
119
Bab 118 Mendapatkan apa yang diinginkan
120
Bab 119 Tidak akan sepertinya
121
Bab 120 Honeymoon (part 1)
122
Bab 121 Honeymoon part 2
123
Bab 122 Honeymoon part 3
124
Bab 123 Honeymoon (ending part)
125
Bab 124 Melihat wajahmu dipagi hari.
126
Bab 125 Memberikannya hadiah
127
Bab 126 Pertemuan kembali
128
Bab 127 Goyah
129
Bab 128 Vano
130
Bab 129 Tak sanggup mengatakannya
131
Bab 130 Akhirnya mengatakannya
132
Bab 131 Takut ditinggalkan
133
Bab 132 Mencemaskan
134
Bab 133 Hamil?
135
Bab 134 Akhirnya kita bertemu kembali.
136
Bab 135 Mengingat kembali
137
Bab 136 Ku harap kau menyukainya
138
Bab 137 Merelakan
139
Bab 138 Ada yang pergi, ada yang datang
140
Bab 139 Menunggu
141
Bab 140 Kontraksi
142
Bab 141. Terulang kembali.
143
Bab 142 Atharrazka
144
Bab 143. Ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!