Malam ini ibunya Alisya berulang tahun. Mereka mengadakan jamuan makan malam dirumahnya. Rumah itu keliatan mewah dan besar. Tak heran karena ayahnya seorang pengusaha batu bara yang sangat sukses. Rumah itu berlantai tiga. Ruang pesta berada dilantai dasar. Semua hiasan didominasi warna putih. Sesuai dengan warna kesukaan ibunya. Beberapa sudut ruang juga dihiasi dengan mawar putih. Beberapa orang tampak sudah mulai berdatangan. Sepertinya diantara mereka banyak kolega bisnis ayahnya dan teman arisan ibunya. Benar-benar pesta kalangan atas.
Alisya menunggu Qiara di teras sesuai dengan permintaannya di telpon beberapa menit yang lalu. Malam itu ia memakai gaun brokat selutut lengan pendek warna coklat muda. Tak selang berapa lama Qiara muncul juga. Qiara melambai padanya begitu melihat Alisya. Hari itu ia memakai gaun selutut lengan panjang dengan bahu yang sedikit terbuka. Rambutnya yang panjang di ikat setengah saja. Ditangan kanannya memegang sebuah buket bunga yang berisi mawar putih kesukaan ibunya.
"Wow... Kau cantik sekali!" Pujinya.
"Terima kasih! Kau juga sangat cantik!" Pujinya balik.
Bisa dikatakan bentuk tubuh dan tinggi mereka berdua hampir sama. Hanya rambut saja yang berbeda. Rambut Qiara sedikit lebih panjang.
"Ayo masuk! Mamaku sudah tidak sabar ingin segera bertemu denganmu!" Ucapnya sambil menarik tangan Qiara.
Mereka berdua bergegas masuk. Dari arah berlawanan terlihat Arya dan Rio baru datang.
"Siapa wanita yang bersama adikmu itu? Aku baru pertama kali melihatnya!" Tanya Rio.
"Itu teman lama adikku!" Jawabnya setelah melihat wanita yang dimaksud.
"Mereka berdua seperti bidadari! Sangat cantik!" Pujinya sampai terpana.
Arya hanya menunjukkan ekspresi wajah yang datar. Rio segera menyapa mereka berdua. Mereka berempat masuk bersama-sama. Tapi begitu melihat kearah meja hidangan, Rio langsung melupakan kedua wanita itu dan pergi kesana. Arya benar-benar sakit kepala melihat kelakuan temannya itu. Arya menghampiri ayahnya yang sedang terlihat sedang mengobrol dengan beberapa orang temannya.
"Apa kau menanam bunga itu sendiri?" tanya Alisya sambil berjalan pada Qiara.
"Iya! Aku menanamnya sendiri. Kebetulan banyak yang sudah mekar. Jadi aku bisa membawanya untuk mamamu." Jelasnya.
Mereka menghampiri ibu Alisya. Dia sangat cantik dan terlihat awet muda. Sepertinya ia melakukan perawatan khusus setiap hari. Ia juga sangat ramah dan keibuan.
"Tante selamat ulang tahun! Ini untuk tante!" Ucap Qiara sambil menyerahkan buket mawar putih yang dibawanya.
"Wah! Cantik sekali! Terima kasih sayang!" pujinya seraya mencium kedua pipi Qiara. "Akhirnya kita bertemu juga. Sudah lama tante ingin bertemu denganmu. Tapi baru tercapai sekarang. Alissya sudah menceritakan tentangmu dan juga keluargamu. Terima kasih karena sudah menjaga Alisya dengan baik selama sekolah dulu." jelas wanita bernama Anindya itu sambil memegang tangan Qiara.
"Tante tidak perlu berterima kasih padaku. Aku tidak melakukan apapun untuk Alisya. Dia sendiri yang mendatangi kami setiap hari. Walaupun itu agak sedikit merepotkan." candanya.
Mereka bertiga tertawa serentak. Mama Alissya ternyata orang yang sangat ramah juga menyenangkan. Ia tidak terlihat seperti wanita-wanita kaya lainnya yang haus akan status. Ia sama sekali tidak membeda-bedakan status Qiara yang mungkin tidak sebanding dengan keluarganya.
Tak lama kemudian terlihat papa dan kakak Alisya menghampiri mereka. Tampaknya ia tak terlalu menyukai kehadiran Qiara disana. Terbukti dari caranya yang tidak merespon saat Qiara hendak menjabat tangannya seraya memperkenalkan dirinya. Anindya dan Alissya merasa tidak enak pada Qiara melihat perlakuan pria itu padanya. Adrian memang seperti itu jika bertemu dengan seseorang yang tidak dikenalnya.
"Sayang ! Ayo ikut denganku. Ada yang ingin memberikan selamat untukmu! Sebaiknya kita menghampiri mereka. Ayo!" Adrian mengajak istrinya sambil memegang tangannya.
Anindya tampak memanggil seorang pelayan dan menyuruhnya untuk meletakkan bunga di dalam vas dan diletakkan di kamarnya. Ia lebih dulu pamit pada Qiara sebelum pergi dari hadapannya.
"Sepertinya papamu tidak menyukaiku!" Ucap Qiara begitu orangtua dan kakaknya pergi.
"Bukan begitu! Papa memang selalu seperti itu terhadap orang yang baru dikenalnya. Sudah lupakan saja! Papa itu sebenarnya sangat baik. Sudah ayo kita makan." ajaknya menenangkan Qiara sambil menggandeng tangannya.
_______________
"Kau mau makan apa?" Tanya Alissya sambil mengajaknya melihat beberapa stan makanan yang ada disana.
Ia benar-benar tidak menyangka jika sahabat yang dulu dikenalnya adalah putri seorang pengusaha kaya raya. Bahkan di setiap stan ada koki khusus yang memasak langsung hidangannya.
"Kau mau sushi?" Tanyanya begitu sampai di stan masakan Jepang.
"Boleh juga!" Ucapnya.
Dia langsung mengatakan pada chef untuk menyiapkan dua porsi sushi untuk mereka.
Setelah mendapatkannya, mereka mencari tempat duduk yang kosong.
"Aku tidak menyangka jika kau benar-benar berasal dari keluarga yang kaya raya. Bisa-bisanya dulu kau berbohong padaku dan berpura-pura menjadi anak seorang petani." gerutunya saat kembali terkenang dengan masa lalu.
"Maaf! Aku juga sudah memberitahu alasannya padamu, kan!"
"Iya aku tahu! Kau benar-benar pandai memanipulasi orang ya!" sindirnya sambil tersenyum.
Mereka lalu mencari meja kosong begitu mendapatkan makanannya. Setelah mendapatkan tempat duduk, mereka segera menyantap makanan mereka yang terlihat sangat mengunggah selera makan.
Arya dan Rio terlihat menghampiri mereka berdua dan ikut duduk disana bersama mereka.
"Alisya kau tidak ingin memperkenalkanku pada temanmu ?" Tanya Rio tiba-tiba saat melihat Qiara.
"Buat apa? Dia juga tidak tertarik berkenalan dengan kakak!" ledeknya.
"Kau ini!" serunya. "Aku Rio!" Ucapnya pada Qiara seraya mengacungkan tangan kanannya untuk bersalaman.
Qiara menyambut tangannya sambil menyebutkan namanya. Tampaknya Rio jauh lebih ramah daripada Arya. Terlihat jelas dari ekspresi wajahnya yang datar tanpa ekspresi itu. Tapi Qiara segera mengabaikannya karena makanan yang terpampang di hadapannya itu jauh lebih menarik daripada pria dingin yang duduk didepannya.
Ia mengambil sejumput wasabi yang terletak di mangkuk keramik kecil yang ada disamping piringnya lalu meletakkannya diatas potongan tuna segar yang menjadi topping untuk sushi nya. Ia memasukkan satu potong sushi itu sekaligus kedalam mulutnya. Ia mengunyahnya dengan cepat. Saat dirasa mulutnya sudah kosong, ia melakukan hal yang sama untuk potongan sushi yang kedua. Ia baru saja hendak memasukkannya kedalam mulut, tapi langsung terhenti begitu melihat tatapan tajam yang begitu menusuk dari pria dihadapannya itu.
Qiara seketika mengerutkan keningnya karena merasa heran. Apa dia telah melakukan suatu kesalahan? Ia menundukkan kepalanya karena merasa canggung. Ia kemudian memasukkan potongan sushi yang sudah dipegangnya kedalam mulut. Lalu mengunyahnya dengan cepat. Ia mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada Arya tanpa tahu malu.
Tiba-tiba pandangan tertuju pada seseorang yang baru saja datang. Dia seorang wanita yang sangat cantik. Qiara sampai terpana melihatnya. Mungkin jika dia seorang pria, ia bisa jatuh cinta dengannya.
"Alisya! Siapa wanita itu? Dia cantik sekali!"
"Apanya yang cantik! Biasa saja!" Ucapnya malas setelah melihat siapa yang dimaksud Qiara.
"Ternyata dia! Apa ayahmu masih berteman baik dengan ayahnya?"tanya Rio pada Arya.
"Aku tidak tahu dan tidak mau tahu sedikitpun. Tidak perlu mengurusi hal yang tidak penting!" Akhirnya setelah diam dari tadi, Arya akhirnya berbicara.
Rio menurut dan melanjutkan makannya. Sepertinya hanya Qiara yang kebingungan dengan suasana yang aneh ini. Tapi dia malas untuk bertanya lagi melihat sikap Arya yang sepertinya menjaga jarak dengan wanita itu. Suasana jadi agak canggung setelah itu. Karena kehabisan minuman, Qiara pergi untuk mengambil minuman lagi.
Sesampainya di meja minuman, ia bertemu dengan ayah Alisya. Melihat sikap ayahnya yang acuh tadi, Qiara jadi merasa tidak nyaman.
"Kau teman Alisya?" Tiba-tiba ia bertanya.
"I.. iya, om!" Jawabnya ragu.
"Kalau begitu tetaplah menjadi temannya. Jangan berharap lebih dari itu. Jika kau berharap lebih, maka om tidak akan membiarkanmu menjadi temannya lagi! Ingat itu baik-baik!"
Setelah mengatakan itu dia langsung pergi meninggalkan Qiara yang kebingungan. Dia tidak mengerti kenapa ayah Alisya bersikap begitu dingin kepadanya. Padahal mereka baru pertama kali bertemu. Karena terus melamun, ia tak sadar telah menabrak seorang wanita. Dan membasahi pakaiannya dengan minuman. Qiara segera meminta maaf pada wanita itu yang ternyata adalah wanita cantik yang tak disukai Alisya dan Arya. Kelihatannya wanita itu sangat marah karena pakaiannya basah. Ia mengangkat tangannya seperti hendak menampar Qiara. Tetapi seseorang menghentikan tangannya.
"Arya!" Serunya.
Ia kelihatan takut saat melihat Arya. Arya melepaskan tangannya.
"Jangan membuat keributan disini! Ini ulang tahun mamaku!"ucapnya.
Wanita itu tampak tidak senang. Ia langsung pergi menemui ayahnya dan mengajaknya pulang. Sebelum pergi ia menatap Arya dengan perasaan kesal.
"Terima kasih!" Ucap Qiara.
"Selain ceroboh ternyata kau juga sangat mudah ditindas oleh orang lain. Apa tidak ada sesuatu yang bagus pada dirimu?"
"Bukan begitu! Aku hanya tidak ingin membuat keributan!"
"Lalu kau akan dengan sukarela ditampar seperti itu! Dasar bodoh! Jangan pernah berpikir untuk mengorbankan dirimu hanya untuk membuat orang lain bahagia. Kau mengerti?" Keluhnya.
"Ah sudahlah! Buat apa aku bicara denganmu!" Ia mengakhiri pembicaraan singkat itu lalu pergi begitu saja.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang mengawasi mereka dari kejauhan. Ayahnya Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Yadi
kayaknya ada bau bau calon mertua Qiara alias ortunya Arya akan bucin pada Qiara, menantu kesayangan
2021-05-16
0
Jeng Anna
Sering banget nabrak
2020-12-08
0
Sisri Gusmira
sprtinya ini kelanjjtan my dearest wife yach.... mantap..
2020-06-20
0