Setelah pertemuan kemarin, Alisya menagih janjinya pada Qiara untuk bertemu lagi. Siang ini mereka janjian ketemu di sebuah restoran yang tak jauh dari toko bunga nya.
Saat dia masuk ke restoran, untuk kesekian kalinya dia kembali menabrak seseorang karena terlalu sibuk memainkan ponselnya. Qiara langsung meminta maaf pada orang itu. Tasya yang melihatnya langsung menegurnya.
"Kau ini memang ceroboh ya! Sejak bertemu sudah berapa kali kau menabrak orang karena sibuk dengan ponselmu. Itu kan berbahaya. Apalagi jika kau sedang mengemudi. Apa tidak lebih bahaya lagi." Omelnya setelah
Qiara duduk di kursinya.Dia hanya tersenyum malu dan memasukkan ponselnya kedalam tas. Mereka mulai memesan makanan.
"Oh ya! Apa aku boleh menanyakan satu hal padamu. Aku benar-benar penasaran dengan hal itu!" Ucapnya agak ragu-ragu.
Qiara menghentikan makannya sejenak. Terdiam sesaat lalu menjelaskan semua pada Alisya.
"Jika kau menanyakan masalah itu, Jujur aku sendiri bahkan juga tidak tahu jawabannya sama sekali. Dihari pernikahan kami ia tidak hadir dan tidak memberikan kabar sedikitpun. Pihak keluarga nya juga tidak bisa dihubungi. Rumahnya juga kosong. Mereka seperti hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak. Waktu itu aku hanya berfikir untuk mengakhiri hidupku beberapa kali. Tapi sepertinya Tuhan tidak mengizinkan aku untuk mati. Aku masih selamat. Karena itulah Ayah memutuskan untuk meninggalkan kota itu selama-lamanya dan pindah kemari."
Perlahan airmatanya mulai mengalir dari sudut matanya. Alisya menggenggam tangannya dan minta maaf karena sudah membuatnya mengingat kembali kejadian pahit itu. Ia duduk disebelahnya dan memeluknya. Setelah beberapa saat ia kembali tenang, Alisya kembali ke tempat duduknya dan mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oh ya! Sabtu ini mama ku berulang tahun. Dia sangat berharap kau bisa datang!"
"Kenapa?" Tanyanya penasaran.
"Aku mengatakan padanya kalau aku sudah bertemu denganmu. Sebenarnya sejak kita masih sekolah, mama selalu ingin bertemu denganmu. Karena selama aku tinggal sendiri, kau dan orangtuamu sangat baik padaku. Ibumu selalu membuatkan aku makanan dan menjagaku layaknya anak kandungnya sendiri. Aku juga sering menginap dirumahmu. Walaupun aku tinggal sendiri, namun aku tidak pernah merasa kesepian walau harus jauh dari keluargaku."
"Itu karena kau manja dan seperti anak kecil. Makanya ibuku menganggapmu sebagai adikku."
"Terlepas dari semuanya, aku harap kau bisa datang ya!" Ucapnya penuh harap.
"Iya aku pasti datang!"
Setelah makan siang selesai mereka kembali ke aktivitas masing-masing. Alisya kembali ke kantor nya. Bisa dibilang diumurnya yang masih dua puluh delapan tahun, ia sudah menjabat sebagai manajer keuangan di sebuah perusahaan swasta besar. Padahal ayahnya juga mempunyai perusahaan batu bara yang sudah sangat sukses. Namun sepertinya kedua anaknya tidak mau bergantung pada nama besar ayahnya.
Sesampainya di kantor, ia langsung menelpon ibunya.
Bagaimana apa dia bisa datang? tanya mamanya penasaran.
"Iya ma! Tenang saja dia akan datang!"
Baguslah kalau begitu. Mama sudah tidak sabar. Mama harap kali ini kita akan berhasil!
"Apa mama yakin mau melakukan hal ini. Mama bahkan belum bertemu dengannya sama sekali."
"Entah kenapa mama sangat yakin. Kamu juga pasti sudah yakin kan. Kalau begitu semua tergantung dia dan kakakmu saja! Biarkan kita membuka kesempatan buat mereka!"
"Baiklah! Aku ikut kata mama saja!" Ucapnya lalu mengakhiri pembicaraan dengan ibunya.
Kalau kakak sampai tahu. Dia pasti akan membunuhku. batinnya.
Sementara itu disisi lain, tampaknya Arya tiba-tiba bersin.
"Kenapa tiba-tiba kau bersin? Kau sedang flu ya?" tanya Rio, sahabat baiknya.
"Tidak! Mungkin karena debu! Oh ya! Sabtu ini kau jangan lupa datang ya! Mama ulang tahun."
"Iya tenang saja! Dimana ada makanan enak aku pasti hadir!"
"Kau ini sama sekali tidak tahu malu. Entah kenapa aku bisa bersahabat denganmu!" keluhannya.
"Oh ya! Masalah orang yang merusak rem mobilmu apa sudah beres?" tanya Rio penasaran.
"Belum! Aku belum tahu siapa orangnya! Mungkin itu hanya ketidaksengajaan."
"Ketidaksengajaan katamu? Kau hampir saja menabrak orang kemarin. Kalau kau tidak menghindar, mungkin kau sudah dipenjara saat ini." kesalnya.
"Apa kau sudah memberi tahu keluargamu soal ini?" tanyanya kemudian.
"Tidak! Mereka tidak perlu tahu. Dan kau jangan sampai kelepasan bicara dan memberi tahu mereka. Kau mengerti kan? Kalau kau sampai memberi tahu mereka. Awas kau!" ancamnya.
"Iya aku mengerti! Kau tenang saja! Aku akan jaga rahasia ini!"
Sebenarnya Arya juga penasaran dengan masalah ini. Tapi ia sama sekali tidak tahu apakah ini murni ketidaksengajaan atau memang ada yang sengaja ingin melenyapkannya. Bagaimana dengan pekerjaannya yang beresiko tinggi seperti sekarang, bukan tidak mungkin ia memiliki seorang musuh. Tapi dia tidak punya bayangan sama sekali tentang pelakunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Anice Redysaid
penasaran....
2021-06-25
0
Risdawati Sinurat
lanjuuut!
2020-08-04
0
Torop Umrahyani
penasaran uey
2020-05-31
0