mereka terus berjalan, Dena dengan kekhawatiran nya sementara Galang merasa aneh dengan sikap Dena yang hanya diam sepanjang perjalanan menuju rumahnya.
"tangan kamu dingin banget den, Kedinginan ya? "Galang membuyarkan kekhawatiran Dena yang langsung menghentikan langkahnya,dia menatap Galang kemudian dia perhatikan tangan nya yang masih di genggam oleh Galang, reflek Dena melepaskan tangan nya dari genggaman sang dosen.
"kenapa dilepas? udah kuat jalan sendiri?" tanya Galang.
" udah sampai pak, itu rumah saya "Dena menunjuk pada rumah sederhana dengan cat biru langit di bagian depannya.
"oh, tapi pintu rumah mu tertutup, apa kedua orang tua mu tidak ada di rumah? "tanya Galang lagi.
" biasanya bapak sama ibu ada di ruangan tengah kalau menjelang magrib begini pak"
"ya udah sampai sini aja ya"Galang tidak ikut masuk karena sebentar lagi masuk waktu sholat magrib, ia pun membalilkan badannya bergegas akan meninggalkan Dena.
" eh, bapak gak mau singgah dulu?" ucapan Dena menghentikan langkah Galang, dia pun menoleh "gak den, udah mau masuk waktu sholat magrib nih".
" makanya singgah dulu pak, gak baik lho magrib di jalan"
"gak baik juga kan magrib di rumah orang".keduanya lalu saling menatap.
" ya udah kalau gak mau saya gak maksa kok"
"bukan gak mau den, tapi lain waktu mungkin saya akan singgah di rumah mu, oke?"
" oke deh, bye" Dena meninggalkan Galang yang masih menatapnya.
"gak mau bilang makasih gitu den".tanya nya dalam hati.
seperti mempunyai ikatan bathin Dena tiba- tiba menoleh, "makasih pak, sampai ketemu besok di kampus".
setelah berucap Dena segera membuka pintu rumahnya yang memang tidak di kunci.
" Assalamu'alaikum ", Dena langsung berjalan menghampiri kedua orang tuanya. "Wa'alaikumussalam, nduk kok jalannya gitu, kenapa?" ibu tampak khawatir melihat cara Dena berjalan.
"iya kenapa nduk", bapak ikut bertanya.
" motor nya mana? kok bapak gak denger ada suara motor" tanya bapak lagi.
"motor nya Dena tinggal di kampus pak".jawab Dena.
" lho kok bisa?terus kamu pulang nya naik apa? "kali ini wajah ibu Benar-benar sangat khawatir.
" Dena terjatuh buk, kaki Dena terkilir susah buat jalan, jadi Dena di anter sama dosen Dena yang kebetulan bareng pulang nya sama Dena"
"mana dosen kamu itu? kok gak di suruh masuk dulu? "tanya bapak kemudian.
" udah pulang pak"
"lho kok gitu?"
" iya dia mau langsung pulang aja katanya"
"ya udah, kamu bersihin badan kamu terus makan ya, ibu masak sayur kesukaan mu nih, ibu menunjukkan mangkuk yang berisi orek tempe lengkap dengan kacang dan juga teri gorengnya.
Dena tersenyum lalu melangkah kekamar nya. setelah selesai membersihkan diri Dena merasa sangat lelah, dia pun merebahkan diri di ranjang nya.
"Dena, kamu lagi ngapain nak?" ibu mengetuk pintu kamar Dena namun tak ada jawaban dari dalam kamar.
" apa udah tidur ya?"ibu mengira-ngira, kemudian membuka pintu perlahan.
"oh, sudah tidur rupanya"
Dena tertidur dengan guling di pelukan nya.
sang ibu akan keluar, namun sekilas ia melihat handphone Dena masih menyala.
" ya ampun masih online kok di tinggal tidur".
sang ibu meraih handphone dari tangan Dena, namun sebelum menekan tombol off dia sekilas melihat obrolan pada smartphone putri nya itu.
"Dosen ku?"begitu nama yang tertera pada chat yang terlihat pada layar handphone Dena.
[udah tidur ya Dena adreena? tapi masih online]
begitu isi chat yang terbaca oleh sang ibu. "owalah, jadi ini toh dosen yang nganter kamu tadi nduk,emm kayak nya lagi kesemsem nih putri bapak sama ibu"
ibu meletakkan handphone Dena di lemari, kemudian bergegas keluar.
Sementara itu di kamarnya Galang nampak belum bisa memejamkan matanya, dia tampak menimang- nimang handphone nya.
"eh, kok gak di baca padahal masih online, apa dia masih sibuk dengan temannya atau mungkin dia sedang berchating ria sama someone nya,ah, bodohnya aku nungguin orang yang ternyata malah sibuk dengan yang lain"Galang menggerutu sendiri.
dia pun kemudian merebahkan tubuhnya, sementara tangannya masih sibuk dengan Smartphone miliknya.
"apa kamu sudah tidur Dena, apa kakimu baik-baik saja atau semakin parah?" Galang nampak mengkhawatirkan Dena. sementara orang yang di khawatirkan kan?
ternyata sudah terlelap dalam dunia mimpi indahnya.
" ah, kenapa aku sangat mengkhawatirkan nya? ayo lah lang, siapa dia, cuma mahasiswi di kampus mu, bertemu juga baru berapa kali saja"Galang mengusap wajahnya lelah, mencoba memejamkan matanya.hingga akhirnya dia pun terlelap.
waktu menunjukkan pukul tiga dini hari, Dena nampak menggeliat perlahan.
"handphone ku mana ya?". Dena mencari sekeliling dan menemukan smartphone miliknya tergeletak di atas lemari.
"kok disini, bukan kah sebelum tidur aku masih online sama pak Galang, aduh kacau nih, pak Galang marah gak ya?"Dena segera meraih Handphone nya lalu mengusap layarnya perlahan.
[ maaf Pak, saya ngantuk banget tadi malem, jadi ketiduran tanpa menutup obrolan sama bapak]
begitu isi pesan yang dikirim Dena untuk sang dosen yang hanya cek list.
Dena terperanjat saat melihat waktu di jam dinding kamarnya.
"ya Tuhan masih dini hari rupanya gak sopan banget sih den".dia mengusap wajahnya perlahan,mencoba memejamkan mata namun tak kunjung terpejam. akhirnya dia buka kembali aplikasi chatting di smartphone nya.
" masih offline" ujar Dena.
ya iya lah den, subuh aja belum. akhirnya Dena terjaga hingga menjelang pagi.
saat akan berangkat ke kampus dena bingung.
" naik apa ya? bapak sama ibu udah berangkat, saat sedang bingung tiba- tiba handphone dena berdering,
"siapa ya? apa pak Galang? hehehe" kenapa jadi pak Galang terus sih den, ngaca den ngaca! gerutu Dena pada dirinya.
"eh ternyata bener pak Galang yang nelpon. " aku gak kepedean kan, memang dia yang nelpon, "pagi Dena, suara yang terdengar dari seberang sana,membuat pipi Dena merona dibuatnya. " khumairo oh khumairo Dena malu saat menyadari dirinya seperti itu.
"pagi juga pak" jawab Dena singkat.
" udah baikan? kuliah gak hari ini? naik apa ke kampus?".Tanya Galang.
"alhamdulillah udah baikan pak, iya ini lagi nunggu gojek" jawab Dena.
" udah di pesen belum? kalau belum kebetulan saya di jalan deket lorong kamu nih"
Dena salah tingkah di buatnya,
" mau bilang udah di pesan rugi dong gak bisa barengan sama dia, mau bilang belum tapi malunya itu mas keterlaluan sekali. aduh gimana ni?
"kok diem aja, ya udah gak apa- apa kalau udah di pesan tunggu aja, tapi ini udah siang lho kalau kamu terlambat saya berikan sanksi oke?"Dena makin salah tingkah.
" duh pak Galang ini apa punya profesi lain selain seorang dosen sih, paranormal gitu, kok bisa tau kalau aku lagi galau antara sudah atau belum"
ya iya lah den, kamu gak lihat dosen tampan mu itu sedang memperhatikan mu di seberang sana sambil tersenyum manis.
aduh manis banget den, cocok buat nemenin teh mu yang tak kau tambahkan gula tadi pagi saat sarapan.
" hidup semanis kopi, pasti ada pahit yang menyertai,resapi manisnya, ambil hikmah pada pahit nya"
thanks for Reading and be like.
see u,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Mom Dian
koreksi kakak setelah tanda petik jangan ada sepasi antara kita yaa.
"Duh, Pak Galang ini apa punya profesi lain selain seorang dosen sih.
Pak Galang hurup besar karena panggilan dan orangnya ada dalam dialog jika orang ada dalam dialog panggilan huruf besar kakak. Mama, Papa, Adik, Pak, Paman. 🙏
2023-03-24
1
R.F
hhh
2023-03-13
0
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
kok sama kaya aku ya, online sampai tertidur. 😅😅😅
2023-02-25
1