Galang menatap Dena dengan tatapan tajam.
"saya sudah berbaik hati lo masih mau nolongin kamu, tapi kamu masih bilang saya sadis, kalau saya memang se sadis dan se horror yang kamu bilang tadi,pasti saya sudah pergi ninggalin kamu disini den, atau yang lebih horror lagi saya masukkin lagi satu kaki kamu kedalam lubang, iya itu yang kamu mau?" tanya Galang kesal.
tapi kemudian dia melihat wajah Dena yang sedikit pucat, lalu kaki Dena yang sedikit tergores sepertinya terkilir.
"Dena", tegur Galang, namun Dena hanya diam saja. Galang merasa bersalah karena bicara dengan intonasi tinggi kepada Dena yang dilihatnya memang Benar-benar sedang menahan rasa sakit di kakinya.
namun kemudian Dena berucap,
" iya saya mohon maaf deh Prof. Galang aditama"
"kurang lengkap" jawab Galang.
" apa? namanya ya?" Sahut Dena.
"iya nama plus gelar nya" jawab Galang.
"idih katanya low profile, ini sih bukan low profile pak tapi high profile".ucap Dena lagi.
" tapi gak apa-apa bisa saya perbaiki, iya maaf bapak Prof. Galang aditama Wijaya, lengkap banget kan pak?".Dena tersenyum menatap Galang.
"ok, fine, maaf nya diterima dan jangan sebut saya berwajah horror lagi ok?"
"he eh,iya,ok siap, udah kan selesai? tanya Dena.
Dia hendak berdiri, namun kakinya terasa lemas hingga hampir terjatuh.
Galang yang melihat itu segera menghampiri dan meraih tangan Dena.
"kamu baik-baik saja Dena?"
" sangat baik, terimakasih pak".jawab Dena.
baru saja Dena hendak berdiri tetapi dia kembali terjatuh, kali ini Galang bukan hanya meraih tangan Dena tapi memeluk tubuh Dena, karena jika tidak, maka Dena benar-benar terjatuh .
Dena merasakan jantung nya berdetak lebih kencang.
"apakah karena terjatuh ya?" bathin nya.
"Dena, sepertinya kamu tidak sedang baik-baik saja ya? terutama kaki kamu itu sepertinya terkilir, benar begitu?" tanya Galang.
" sepertinya begitu pak, bagaimana saya bisa mengendarai roda dua saya kalau begini?" Dena merasa bingung.
"ya sudah biar saya antar kamu sampai ke rumah boleh?" Galang menawarkan bantuan.
" memang nya bapak gak apa-apa kalau mengendarai sepeda motor saya? ehm... itu motor butut pak kurang pas sama tubuh dan wajah bapak yang..."
Dena menghentikan ucapannya.
"horror maksud kamu"Galang berbicara sedikit ketus.
" bukan pak, bukan itu maksud saya"
"lalu apa?".Goda Galang.
" udah ah! jadi mau anterin saya pulang naik apa dong?
"jalan kaki bisa?" tanya Galang.
Dena menggeleng kan kepalanya.
" ok saya bantu mau?"
"tetap gak bisa pak" ujar Dena.
" sampai sana aja"Galang menunjuk pada kendaraan nya.
"iya bisa, tapi pelan-pelan jalan nya"
" iya".sahut Galang.
ia kemudian meraih satu tangan Dena untuk kemudian menuntun nya berjalan sampai di depan kendaraan nya.
"pak"Tiba-tiba Dena memanggil Galang.
"iya, ada apa?"tanya Galang.
"terimakasih sebelumnya ya"
"belum sampai den!"
"iya saya bilang kan sebelumnya pak bukan sesudahnya".
"eh kamu kok galak banget sih Dena, sekarang saya percaya kalau kamu memang belum pernah pacaran"
Dena menaikkan satu alis nya, lalu bertanya.
"kenapa memangnya bapak bisa berpikiran seperti itu terhadap saya?"
"karena saya pikir pasti cowok gak ada yang berani deketin kamu yang galak macam harimau,aum" ujar Galang menirukan suara fauna yang hampir punah itu.
"macan pak bukan harimau"ucap Dena.
"memang apa bedanya?"
"macan, manis dan cantik dong".Dena tertawa kecil.
"ya ya ya... pujian terhadap diri sendiri, keputusan yang baik, lebih baik daripada kamu menjadi orang yang tidak percaya pada diri sendiri".ucap Galang.
." eh udah sampai pak, bukain pintunya dong".pinta Dena.
Galang membuka pintu mobilnya lalu Dena masuk dan duduk di samping Galang. sebelum mobil melaju, Galang melihat Dena belum memasang seat belt nya.
"gak bisa masang nya?" tanya nya.
"apa nya pak?".jawab Dena dengan wajah penuh tanya.
"itu"tunjuk Galang pada sabuk pengaman yang belum terpasang di tubuh Dena.
saat Galang hendak memasang sabuk pengaman untuk Dena, seketika Dena langsung memejamkan matanya, dia malu Galang berada sedekat ini dengan dirinya.
setelah selesai Galang segera beranjak dari posisi nya itu, dia melihat wajah Dena sekilas, namun dia melihat mata Dena terpejam. dia pun menepuk pipi Dena pelan,
"Dena kamu tidur? "
"eh, nggak pak, tapi memang saya sedikit lelah hari ini, maaf ya saya jadi merepotkan bapak" ujar nya.
"iya gak apa- apa, lagi pula kamu begini kan karena saya"jawab Galang.
kemudian mobil melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan yang tidak terlalu ramai.
" kurangi dong pak kecepatannya",pinta Dena memecah keheningan antara mereka berdua.
"kenapa, kamu takut? "tanya Galang tanpa menoleh pada Dena.
"iya"jawab Dena.
" ok,begini kan?"ujar Galang saat mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang.
Dena mengangguk lalu tersenyum. tanpa terasa mereka sudah sampai di depan lorong rumah Dena.
"stop disini aja pak"
" memangnya sudah sampai?" tanya Galang saat mobil sudah berhenti.
"rumah saya masuk gang kecil pak, mobil bapak gak bisa masuk jadi saya turun sini aja". Dena menjelaskan.
" jauh gak dari jalan raya rumah kamu itu"
"lumayan jauh sih pak kurang lebih lima belas menit untuk sampai di rumah saya". jawab Dena. "itu sih bukan lumayan den, tapi jauh".ucap Galang.
"lebih baik saya antar sampai di depan rumah kamu ya? gak usah nolak!" ucap Galang kemudian saat dia tahu Dena akan menolak saran nya tersebut.
"saya bukan nolak pak, tapi kan saya sudah jelaskan bahwa jalannya kecil gak bisa di lalui mobil, jangan maksa deh" kesal Dena.
"emang kapan saya bilang nganterin nya pake mobil ha?"
"lalu? Dena mengerutkan kedua alisnya.
"ya ayo kita jalan"Galang berlalu meninggalkan Dena.
" eh jauh pak nanti bapak capek, dan juga jalanannya gak bagus plus becek nanti pakaian bapak kotor lo". ucap Dena yang tak di hiraukan oleh Galang, bahkan dia berjalan semakin jauh meninggalkan Dena yang masih terpaku.
"udah jangan bawel! keburu gelap nih, mendung juga".jawab Galang.
" pak Galang ".Dena berteriak memanggil sang dosen.
"apa?" Galang menyahut tanpa menoleh ke belakang.
" saya disini kenapa bapak jalan duluan, emang tau rumah saya dimana?"tanya Dena.
"eh, iya ya"Galang berhenti kemudian dia menoleh kebelakang, dia melihat Dena masih berdiri di samping mobilnya,dengan posisi masih menyandar pada badan mobil.
" Dena,apa kaki mu masih sakit?" tanya nya sedikit khawatir.
"iya" Dena mengangguk kemudian menundukkan kepalanya.
" masih kuat jalan sampai ke rumah mu?" tanya Galang lagi, Dena menggelengkan kepalanya pelan.
"saya bantu boleh?
"kan tadi niatnya memang begitu, terus kenapa bapak jalan duluan?" Dena menjawab seakan ingin menangis saja,sungguh dia sangat lelah hari ini,tapi kenapa si dosen tampan nya ini selalu membuatnya semakin lelah.
Galang mengulurkan tangan nya, Kemudian di sambut oleh Dena,sambil menunduk, dia malu juga takut jika ada orang yang melihat dia dan pak dosen nya jalan berduaan seperti ini, pasti dia akan dijadikan bahan gibahan sama ciwi-ciwi plus ibu-ibu di sana.
santai aja den, hidup memang begitu, kita benar saja masih jadi bahan gibahan orang, apalagi kalau kita berbuat kesalahan, wuih makin gurih aja tuh aroma pergibahannya.
"semua orang berhak memberi penilaian terhadap kita, jika baik maka itu adalah ujian dan jika buruk itu juga ujian"
tetap semangat dan selalu tersenyum
hidup adalah anugerah.
terimakasih.
see u,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
R.F
semangat kk
2023-03-12
1
XMantan SElaTAN
😊😊😊
2023-02-17
1