Episode 3

"Mau bicara apa mas?"tanya Kanya saat memasuki kamarnya.

Adit yang sedari tadi fokus pada laptopnya pun segera membereskan pekerjaannya dan mulai menatap mata Kanya yang sudah duduk didekatnya.

"Sampai kapan dia disini?"tanya Adit.

"Maksud kamu dia itu Aura?"ujar Kanya.

"Yah"jawab Adit.

"Sampai dia dapat rumah yang bisa dia tempati"ujar Kanya tersenyum.

"Lalu bagaimana dia mempunyai rumah kalau dia tidak bekerja sayang"ujar Adit.

"Owh iya yah mas, hmm, emang dikantor kamu nggak ada gitu lowongan pekerjaan?"ujar Kanya.

"Nggak ada"ujar Adit.

"Aku tau, gimana kalau dia bantu-bantu pekerjaan rumah aja"ujar Kanya.

"Kan ada bi Retno"ujar Adit.

"Yah dari pada dia nggak kerja mas"ujar Kanya.

"Gimana kalau kita langsung belikan dia rumah dan carikan dia pekerjaan"ujar Adit.

"Bisa juga sih kalau kayak gitu, besok aku bicara deh sama Aura"ujar Kanya dan dibalas senyuman oleh Adit, Adit sebenarnya bukan tidak suka jika Aura tinggal dirumahnya, tetapi Aura bukan mahromnya dan Aura adalah orang asing yang baru mereka kenali.

Esok pun tiba.

Aura bangun lebih pagi untuk memasak, saat lagi asik memasak tiba-tiba sebuah suara menghentikan aktifitasnya.

"Aura"ujar Kanya menghampiri Aura.

"Ehk, mba kanya"ujar Aura tersenyum.

"Sini aku bantuin masak"ujar Kanya.

"Nggak perlu mba, mba kanya duduk santai aja"ujar Aura dan Kanya pun mengangguk tanda setuju.

Setelah Aura selesai masak, Kanya pun memanggil Adit dan Nizam untuk makan.

"Bunda, nasi goreng sama ayamnya enak banget, besok bunda masak ini lagi yah"ujar Nizam.

"Iya sayang, ini enak banget lo"ujar Adit.

"Bukan aku yang masak, tapi Aura"ujar Kanya yang membuat Adit tersendak makanannya.

"Mas yaampun, minum dulu"ujar Kanya memberikan segelas air putih.

Kenapa aku bisa memuja wanita lain selain istriku, batin Adit.

"Aku sama Nizam langsung berangkat aja"ujar Adit.

"Makanannya nggak dihabisin dulu?"ujar Kanya.

"Udah kenyang, ayo Nizam"ujar Adit.

"Iya ayah"ujar Nizam meminum airnya lalu mengambil tasnya dan menyalimi Kanya serta Aura lalu pergi dengan Adit.

Setelah kepergian Adit dan Nizam, Kanya pun memakan makanan buatan Aura dan makanannya memanglah sangat enak.

"Kamu belajar masak dimana Ra?, ini enak banget lo"ujar Kanya.

"Dulu waktu mama saya masih hidup, mama pintar masak mba, jadi mama ajar saya deh dari kecil"ujar Aura sedih.

"Maaf yah saya jadi ngingetin kamu sama mama kamu"ujar Kanya.

"Owh nggak papa mba. Mba Kanya pasti bahagia sekali memiliki anak seganteng dan sepintar Nizam dan suami yang begitu baik kayak mas Adit"ujar Aura yang membuat Kanya tersenyum.

"Iya Ra, saya merasa sangat beruntung"ujar Kanya.

Setelah berbincang dengan Aura, Kanya pun pamit pergi sebentar untung saja Aura tidak bertanya kemana perginya Kanya.

Tujuan Kanya saat ini adalah rumah sakit karena hasil testnya sudah keluar, saat Kanya berada di koridor rumah sakit dia terus berdoa dalam hatinya, mudah-mudahan dia tidak mengidam penyakit itu.

"Bagaimana Dok?"ujar Kanya saat sudah menemui Dokter yang memeriksanya kemarin.

"Mba Kanya positif mengidam leukimia"ujar Dokter itu yang membuat Kanya terdiam membeku, air matanya jatuh satu persatu dari mata indahnya itu.

Dunia Kanya seolah hancur saat dia tau didalam dirinya sudah ada penyakit mematikan itu. Berarti dia tidak akan pernah bisa melihat Nizam dewasa karena sewaktu-waktu dia bisa meninggal, dia tidak bisa lagi menepati janjinya dengan Adit untuk menua bersama.

"Apa ada cara untuk mengobati penyakit saya Dok?"ujar Kanya menghapus buliran air matanya.

"Ada mba, kemoterapi, tapi itu tidak menjamin kesembuhan mba Kanya"ujar Dokter itu.

"Berapa persen kesempatan saya untuk sembuh menurut Dokter?"ujar Kanya.

"Dari sekian banyak pengidam leukimia yang saya tangani, mungkin cuman 20% saja kesempatan mba untuk sembuh"ujar Dokter itu.

Setelah Kanya pulang dari rumah sakit, dia pun menjemput Nizam dengan memasang wajah seperti biasanya agar Nizam tidak curiga padanya.

Sesampainya Kanya dirumahnya, Nizam langsung masuk kekamarnya untuk mengganti bajunya dan Kanya dia memilih untuk menonton tv saja, tapi bukannya menonton, Kanya malah memikirkan bagaimana Nizam dan Adit kalau dia tiada nanti.

"Mba Kanya!"ujar Aura dengan memegang bahu Kanya membuat Kanya terkejut.

"Astagfirullah, ada apa Aura?"ujar Kanya.

"Mba Kanya kenapa?, dari tadi saya lihat mba Kanya melamun terus"ujar Aura.

"Saya tidak apa-apa Aura, cuman pusing aja sedikit"ujar Kanya tersenyum menyembunyikan kesedihan dalam hatinya.

"Mba mau saya buatin teh atau apa?"ujar Aura.

"Tidak perlu Aura, makasih"ujar Kanya. "Owh yah Aura, saya sama suami saya berniat untuk membelikan kamu rumah, menurut kamu bagaimana?"ujar Kanya.

"Tidak perlu mba, saya sudah sangat merepotkan keluarga mba Kanya, atau begini saja mba, saya menjadi pembantu saja dirumah ini, digaji sedikit pun tidak apa-apa mba, kalau uang gaji saya sudah cukup, baru saya akan mencari rumah dan soal pekerjaan nanti saya cari sendiri mba, saya tidak mau merepotkan mba Kanya lagi"ujar Aura yang membuat Kanya kagum, biasanya seseorang akan langsung menerima dan mengucapkan terima kasih, tapi Aura dia malah tidak mau menerima itu semua dengan gratis dan malah memilih jadi pembantu.

Terpopuler

Comments

Dwi Ayu

Dwi Ayu

lanjut...semangat

2021-03-20

0

Nur Aini

Nur Aini

pasti kmu sembuh Kanya 😔

2021-01-08

0

Caramelatte

Caramelatte

semangat thor!
Dapat salam dari "Belong to Esme"

2020-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!