Bab 4

Pov Author

Tak tak tak !!

Bunyi sepatu pantofel terdengar, seorang pria gagah bersetelan jas mahal dengan jam tangan mewah membalut tubuhnya, dengan tatapan tajam rahang kokoh potongan rambut two block menambah kesan cool dan maskulin.

Dengan langkah penuh percaya diri Darren memasuki lobi perusahaaan Wijaya Group sebagai seorang pimpinan.

" Selamat pagi pak" sapa karyawan.

" pagi " jawab darren dengan senyum singkat.

*Oh my god senyumnya bikin gue meleleh*

*liat pak darren kayak lihat my future husband deh*

* sarapan pagi sama senyumannya pak darren bikin lebih kenyang*

Dan masih banyak celetukan-celetukan lain mengenai dirinya hingga lift ditutup. Kemarin setelah papanya mengenalkan dirinya sebagai CEO baru tiba-tiba ia jadi seleb dadakan.

Darren sudah tak heran kalau para karyawannya akan seperti itu, karena semenjak sekolah darren selalu jadi peran utama karena memang ia memiliki rupa yang tampan bahkan sangat tampan dengan mata Tajam hidung mancung rahang kokoh dan kulita putih bersih. Membuat siapa pun akan terpesona melihatnya.

'Gak sia-sia gue dandan maksimal hari ini'

'Semoga aja Fatira juga terpesona liat gue' batin Darren terkekeh.

Sesampainya di depan ruangannya dia langsung di sambut dengan senyuman Fatira.

Mereka berdua sejenak terpaku saling bertatapan mata mengagumi lawan masing-masing.

"Ehm.. Selamat pagi pak" ucap Tira setelah tersadar oleh apa yang ia lakukan barusan.

'Bodoh banget' rutuk Tira dalam hati.

"Pa-Pagi " ucap darren sedikit salah tingkah.

"Sarapannya sudah saya siapkan di ruangan bapak" Lanjut Tira.

" Kamu sendiri yang bikin kan?? " tanya darren.

"Iya pak"

'Gue subuh-subuh udah bergelut sama dapur gara-gara lo tau gak' kesal Tira dalam hati.

"Makasih Fatira" Ucap darren sambil tersenyum dan berlalu masuk ruangan.

'Deg deg deg'

"Kenapa jantung gue" ucap tira sembari meraba detak jantungnya.

satu jam kemudian setelah memberikan waktu untuk bossnya sarapan tira beranjak untuk memberi tahu jadwal kegiatan hari ini.

Tok tok tok!!

"Masuk "Teriak Darren dari dalam.

" Permisi pak"

" Hari ini jadwal bapak hanya mempelajari berkas-berkas yang pak pandu berikan dan menimbang proposal yang mengajukan tawaran kerja sama dengan wijaya group saja "

"Oke" jawab darren sembari menerima berkas.

" Ini kamu sendiri yang bikin sarapan?"tanya darren

" Iya pak " jawab fatira melirik kearah piring kosong di sebelah darren.

" Enak " puji Darren.

" Kamu pintar masak ya "

" Sekedar Hobi pak" jawab tira berusaha setenang mungkin tidak melayang-layang.

Wanita manapun kalau di puji masakannya enak oleh orang lain pasti senang guys, tak terkecuali Tira. Ia menekan rasa euforia dalam dirinya supaya tak berguling-guling dilantai. Syukur deh usaha masak pagi-pagi sebelum subuh hasilnya tidak mengecewakan.

" Oh ya Fatira hubungi OB untuk memindahkan meja kamu" perintah Darren.

" Lah mau dikemanain pak? " tanya Tira bingung.

" Pindah kesini" ujar Darren.

" Kok gitu pak sekretariskan memang mejanya didepan" kukuh Tira.

" Iya memangnya kenapa kalo disini gak ada yang melarangkan?" tanya darren tersenyum.

"Iya ta-tapikan-"

" Gak ada bantahan Fatira ini perintah!" potong darren.

" Saya capek manggilin kamu terus buat ngurus ini itu" alibi darren.

"Bapak tinggal pencet aja telepon " ucap Tira sembari menunjuk telepon.

" Lebih efektif kalo kita seruangan gampang kalo saya butuh apa-apa" jawab Darren masih dengan pendirian nya.

" Bapak juga butuh privasi" cicit Tira.

" Privasi itu dirumah Fatira, disini tempatnya kerja" tegas darren.

"Saya gak punya waktu buat debat sama kamu, Kerjaan kita banyak saya mau nangkep tikus yang menggerogoti perusahaan ini"

'Sekalian modus deket-deket terus sama kamu'kekeh Darren dalam hati.

Tanpa menunggu lama meja Fatira telah berpindah ke dalam ruangan Darren. Tak lama dari itu mereka pun larut dengan pekerjaan masing-masing, Walaupun darren masih mendengar helaaan nafas kasar dan sesekali gerutuan gadis itu ia tak peduli yang penting ia bisa dekat dengan gadis pujaannya.

'Lucu banget pengen gue kunciin ke kamar jadinya' batin darren.

Sesekali ia masih melirik Fatira disela-sela kerjanya.

'Cantik banget sih calon istri gue kalo lagi fokus' gumam darren tersenyum sambil senyum-senyum.

" Pak "

" Bapak! " Panggil tira dengan nada agak meninggi.

" Euh ya?" kaget darren.

" Bapak ngapain dari tadi senyum-senyum?" tanya tira menyelidik.

"Ehem.. ah anu saya lagi baca laporan yang hasilnya lumayan menyenangkan" jawab darren gugup.

Fatira mengangguk-anggukan kepalanya, sepertinya ia percaya dengan alasan Darren.

"Kok saya malah nemuinya yang bobrok semua ya pak?" tanya Tira sedikit bingung.

" Kamu nemuin kecurangan?" tanya sedikit terkejut, masalahnya daritadi ia belum ketemu hal-hal yang patut dicurigai.

'Waah papa bener-bener gak salah orang' kagum Darren.

"Ini Pak" Tira menyerahkan beberapa berkas yang patut di curigai ke Darren.

" Ini proyek pembangunan Tol yang di kota B, saya menemukan keanehan tentang harga yang mereka minta terlalu tinggi dengan bahan yang biasa kita pakai"

" Dan ini juga pembangunan Mall milik Wijaya group masih belum ada kelanjutan alibi mereka dana kita belum cair, sementara tadi saya cek ke manajer keuangan dana mereka sudah cair dua minggu yang lalu dan masih banyak hal janggal lain lagi" Ucap tira sembari memilah-milah berkas yang haru di periksa Darren dulu.

Tanpa mereka sadari posisi wajah mereka semakin dekat karena saking seriusnya membahas masalah perusahaan.

" Kapan rencana bapak mau mengeksekusi mereka" tanya Fatira sembari menoleh kearah Darren.

Untuk sesaat mereka terpaku selama beberapa detik.

Deg Deg Deg

Jantung mereka berdetak tak karuan.

" Ehem.. itu saja dulu pak, nanti kalo bapak ada rencana kasih tau saya" ucap Tira yang sadar dengan posisi mereka yang terlalu dekat.

" Ehem,, Iya nanti saya fikirkan lagi" jawab darren gugup terlihat mukanya sedikit merah.

Apalagi ia tadi sempat menghirup parfum Fatira yang beraroma vanilla dan rambut yang bahkan wanginya sangat menenangkan, apalagi kalau ia bisa menghirup wangi itu semalaman. Ahh pasti membahagiakan pikir darren.

'Fokus fokus' maki darren sambil menggelengkan kepala.

Tira kembali duduk dengan jantung yang masih berdetak tak karuan.

'Goblok banget gue' makinya sambil mengetuk pulpen ke kepalanya.

Jam makan siang pun tiba beberapa menit yang lalu, tetapi Fatira masih belum melihat hilal bossnya mengajak istirahat.

' Itu jam tangan hidup gak sih dari tadi gak di liat-liat sayang banget, gue colong baru tau rasa lu' gerutunya dalam hati.

' Kalo gak mau istirahat minimal nyuruh gue istirahat duluan kek'

' Gue kan laper ntar kalo telat makan cacing-cacing gue bisa langsing bahaya ntar dilirik agensi model gimana??' rutuk Tira.

"Pak??"

"Hemm" jawab Darren masih fokus dengan laptopnya.

"Bapak gak istirahat??" Tanya Tira.

"Hemm,, nanti aja" jawabnya tanpa mengalihkan pandanganya.

"Ini udah jam makan siang pak" ucap Tira gemes.

"Kamu laper??" tanya Darren dengan muka polosnya.

'IYAH BAMBANG!!' ingin Tira teriak begitu di depan muka sang Boss tapi apalah daya nasib bawahan selalu ngenes kalo ngelawan atasan apalagi ini menyangkut Karir gemilangnya.

"Iya" jawab Tira singkat padat dan jelas.

"Saya fikir kamu gak laper" jawab darren terkekeh.

" Pak saya punya energi banyak bukan karena di Charger loh" kesal Tira.

" Hahaha.. Kamu lucu juga ya" jawab Darren tertawa.

'Lah bambang dikira gue lagi nglawak'

" Bapak gak mau nyuruh saya istirahat gitu?" tanya Tira.

" Oh kamu juga butuh istirahat juga ternyata"

'Bener-bener ngajak WAR nih si boss'

" Yaudah kamu istirahat duluan aja saya masih ada kerjaan" suruh Darren.

" Bapak gak mau nitip makanan gitu?" tanya Tira masih berbaik hati.

" Emm.. kamu beliin saya makanan aja terserah apa" jawab Darren.

" Pak kata-kata TERSERAH ternyata berlaku juga ya buat laki-laki" ucap tira.

"Maksudnya" tanya Darren dengan alis menyatu.

"Biasanya yang bilang TERSERAH kan cewek-cewek, Kenapa bapak ikut-ikutan??" ujar Tira.

"Pokoknya bapak tentuin mau makan apa jangan bilang terserah" kesal Tira.

" Saya pemakan segala kok, apalagi yang beliin kamu" ucap Darren mengerlingkan mata.

Fatira mendengar itu langsung melototkan matanya.

Tanpa babibu dia langsung berdiri meninggalkan si boss yang sedang tertawa terpingkal-pingkal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!