SMKN 11 Surakarta
Savitri Pratomo harusnya sudah makan siang tapi dia harus menemui orang tua murid yang memang dia panggil karena anaknya berbuat ulah di sekolah.
Duh apa kabar ini cacing dan nagaku bentrok di perut. Bisa perang Baratayudha tingkat cacing ini!
"Jadi Pak Bu, saya harap bapak dan ibu berdua bisa lah memberikan waktunya untuk putri kalian. Saya sendiri dengan berat hati harus mengajukan surat pengeluaran putri anda."
"Tapi Bu Savitri, apa Nina cerita siapa yang menghamilinya?" tanya ibu muridnya.
"Saya sudah menanyakan pada Nina tapi dia tidak mau bercerita dengan saya. Mungkin dengan pendekatan ibu, Nina bisa terbuka."
Ibu itu menangis sesenggukan sedangkan ayah Nina tampak muram dan raut kekecewaan tampak di wajahnya.
"Ya Allah... Astaghfirullah..." ucap si ibu berulang.
"Bu Savitri, apa Nina bisa melanjutkan sekolahnya?" tanya sang ayah.
"Jika Nina mau, bisa ikut kejar paket C atau sekolah di sekolah swasta pak. Saya bisa membantu nanti setelah Nina melahirkan dengan syarat, dia serius mau melanjutkan sekolahnya." Savitri memberikan solusi karena dia tahu Nina murid yang cerdas hanya terlalu polos hingga bisa dikadali sama pria yang menghamilinya.
"Terimakasih Bu Savitri." Kedua orangtua itu pun berpamitan dan Savitri pun menelpon seseorang.
"Mas Abian... aku butuh data dong!" rengek manja Savitri ke sepupu nya.
"Savitri cantik kesayangan Abian, apa kamu sadar jam berapa ini di New York?" goda Abian Smith.
"Jam satu malam."
"Terus?"
"Waktunya mas Abian boboks."
"Lha kenapa telpon?"
"Karena tahu mas Abian masih kerja urus tim IT PRC group" kekeh Savitri tanpa dosa.
"Iiissshhh kamu tuh! Untung sayang" gelak Abian. "Cantikku pasti minta sesuatu."
"Tahu saja" cengir Savitri.
"Kamu itu kalau sudah sok imut manjatos bikinikos begitu pasti ada udang di balik bikini bottom."
"Bingo Spongebob!"
"Cari aibnya siapa Savitri?"
"Guru bernama Herman Satria."
"Apa yang dia lakukan?"
"Menghamili muridku."
"Waduuuhh!"
***
Savitri langsung kalap memakan bekal makan siangnya yang sudah disiapkan mbok Mar. Meskipun nasi gorengnya sudah amburadul rasanya tapi demi kelangsungan kedamaian antara house of the dragon dan house of the cacing, Savitri menghabiskannya.
Abian Smith adalah anak dari dari Bryan Smith, anak buah Edward Blair. Karena Bryan sudah diangkat anak oleh Duncan McGregor, maka para keluarga Pratomo menganggap Abian adalah salah satu anggota keluarga mereka.
Usia Abian dan Savitri memang tua Abian meskipun di kalangan generasi ketiga termasuk bontot di untuk sepupu pria Savitri. Abian sendiri adalah didikan Bryan Smith dan Joshua Akandra untuk mencari aib orang.
Semua sepupu Savitri sudah biasa mendengar gadis itu sok imut dan manja dengan Abian bahkan banyak yang mengira ada apa-apa diantara mereka.
"Alhamdulillah kenyaaaannnggg!" ucap Savitri sambil membereskan tempat makannya.
"Bu Savitri, dipanggil pak Agus." Salah satu rekan guru ke Savitri yang sedang membereskan tempat makannya.
"Eh? Ono opo pak ( ada apa pak )?"
"Ora ngerti aku ( Tidak tahu aku )."
Savitri hanya menghela nafas panjang. "Njih pak, Matur nuwun. ( Iya pak. Terimakasih )." Setelah membersihkan tangan dan merapikan diri, Savitri pun berjalan menuju ruang kepala sekolah.
"Mbak Yuni, pak Agus wonten ( ada )?" tanya Savitri ke sekretaris kepala sekolah nya.
"Wonten mbak Savitri. Mlebet mawon ( masuk saja )" ucap Yuni.
Savitri pun mengetuk pintu.
"Masuk!" suara bariton terdengar mempersilahkan Savitri masuk.
"Pak Agus nimbali ( manggil ) saya?" tanya Savitri setelah membuka pintu.
"Njih Bu Savitri. Duduk Bu."
Savitri pun duduk di hadapan kepala sekolah itu.
"Begini Bu Savitri soal siswa yang bernama Nina Triana."
"Njih pak."
"Itu anak asuh ibu dari multi 1?" tanya Agus.
"Iya pak."
"Apa Nina sudah memberitahukan siapa yang menghamilinya?"
Savitri terdiam. Memang Nina sudah menceritakan tapi dia masih ragu untuk mengatakan pada kepala sekolahnya.
"Saya tahu pak."
"Sinten ( siapa )?" tanya Agus.
"Saya tidak bisa memberitahukan pada bapak karena masih saya selidiki dulu pak. Apakah suka sama suka atau ada unsur paksaan."
"Lha terus kalau tahu siapa, kenapa tidak minta pertanggungjawaban? Apakah sesama siswa juga?"
Savitri menggelengkan kepalanya. "Bukan pak."
Agus memajukan tubuhnya. "Guru?"
Savitri diam saja. Agus mendengus kasar. "Siapa Bu Savitri?"
"Saya selidiki dulu pak. Jika pak Agus percaya sama saya, tolong berikan saya waktu seminggu ini untuk mengumpulkan bukti-bukti agar saya dan bapak bisa memberikan hukuman untuk pria tidak tahu diri itu!"
Agus hanya tersenyum tipis. "Susah kalau sudah bertemu dengan keluarga Pratomo."
"Ih bapak tahu saja kalau saya harus pakai keluarga saya" kekeh Savitri.
"Tahu lah Bu. Karena saya tahu keluarga besar ibu kan dikenal garis lurus."
Savitri tertawa. "Seminggu pak, waktu yang saya minta ke bapak."
"Oke Bu. Tapi berikan saya hasilnya seminggu kemudian."
"Siap pak."
***
Rumah keluarga Pratomo Manahan
Savitri memasukkan motor Kawasaki Ninja nya ke dalam garasi yang ada sebuah Vespa dan mobil Mazda CX-5 miliknya.
Wajah gadis itu tampak lelah setelah seharian isinya mengkonseling murid dan orang tua murid. Apalagi mendengar murid nya yang dikenal alim malah berbadan dua oleh gurunya sendiri.
"Mbak Savitri sudah pulang?" tanya Mbok Mar.
"Udah mbok. Masak apa?" tanya Savitri sambil meletakkan tas ranselnya.
"Ada oblok-oblok tempe, bawal goreng, sambal sama sayur kembang kates."
"Duh, kenapa Ono ( ada ) kembang kates tho... kuwiii ( itu ) kan pahit sepahit hidupku hari ini..." keluh Savitri berdrama.
Mbok Mar yang sudah biasa dengan ucapan absurd ndoronya hanya tersenyum geli.
"Memangnya kenapa mbak?" Mbok Mar adalah pembantu rumah tangga dari Adrian Pratomo yang memang diplot untuk menemani cucunya yang bekerja di Solo.
Savitri mengambil nasi dan semua lauk pauknya. "Sing nggenah wae mbok, Ono guru kok nggapleki bin nggateli ngunu tho! Iso-isone ngapusi muridku eh malah Saiki hamil. Kan kurang ajar tho? Njaluk disawat bakiak tenan! ( Yang benar saja mbok, ada guru kok brengseeekkk gitu! Bisa-bisanya membohongi muridku eh sekarang hamil. Kan kurang ajar. Minta dilempar bakiak beneran! )"
Mbok Mar tertawa mendengar Omelan Savitri yang mirip dengan Niken, Oma Savitri.
"Mbak, kuwii gurune njaluk dicincang tenan ( Mbak, itu gurunya minta dicincang beneran )" kompor mbok Mar.
"Oh ta kebiri ta uncalke Ning Bengawan Solo! ( Oh aku kebiri aku lempar ke Bengawan Solo)"
"Opone mbak?"
"Manuke tho! Ben gundul sisan!"
Mbok Mar tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan absurd Savitri.
"Mbak, mbok Ojo judes-judes tho. Nanti jauh dari jodoh lho!"
"Eh siapa bilang? Budhe Nabila judes, Pakdhe Mike mau tuh! Tante Shanum apa kabar? Oom Hiroshi tabah dipukul terus. Tante Yuna? Oom Edward ajah sampai kalah saban gelut! Tenang mbok, cewek bar-bar keluarga Pratomo itu pasti dapat jodohnya! Tapi bentuknya kalem model papa atau absurd model Oom Edward atau Julid model Oom Abi, nah itu yang aku belum tahu."
"Lha seleranya mbak Savitri model gimana?"
"Ganteng dan membagongkan biar hidup itu penuh warna dan nggak monopoli dan monoton!" jawab Savitri tegas.
Mbok Mar hanya tersenyum mendengar ucapan nonanya. Angel nek kuwiii mbak.
Bu Guru Bar-bar
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaa
Semoga suka dengan Bu guru cantik yang mulutnya seenaknya sendiri kalau nyelemong
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
lha dianya ngak sadar kalau dia membagongkan, dasar savitri
2024-07-26
1
Moh Rifti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-02-10
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Innalillahi.. na'udzubillahi mindzalik.. astagjfirullah.. edddyyyaaann tenan gurune.
2023-11-01
1