Bab 4. Kecopetan

Sebenarnya Evita sudah mulai melupakan kejadian satu tahun lalu, karena Evita gagal menikah dengan Galin gara-gara teman dekatnya sendiri Dita.

Sebenarnya Evita sudah tidak mau mengingatnya namun dia terpaksa harus mem flashback kembali kejadian itu.

Surat undangan telah disebar, makanan telah dipesan. Tenda didepan rumah evita sudah terpasang, semua saudara sudah berkumpul dan semua orang pun tengah sibuk mempersiapkan pesta perkawinan Evita dan Galin untuk esok hari.

Namun malam itu Dita tiba-tiba datang dengan memohon agar Evita dan Galin membatalkan pernikahannya karena dibelakang Evita selama ini Galin selingkuh dengan Dita sahabatnya sendiri, dengan berbagai alasan Dita pun berhasil menggagalkan pernikahan Galin dan Evita.

Dan keesokan harinya keluarga Galin pun tidak menampakan batang hidungnya, hanya lewat WhatsApp meminta maaf pada Evita, dan akhirnya pernikahan pun tidak terjadi.

Karena sebab itulah Evita sekarang hanya fokus untuk membiayai sekolah adiknya.

Dan Evita masih trauma sehingga dia enggan membuka hati untuk siapapun.

Terkadang jodoh tidak bisa ditebak dan ditentukan oleh Allah.

Bila menurut kita baik belum tentu menurut Allah baik, dan mungkin ada hikmah dibalik kegagalan itu semua.

Evita pun memblok nomor Galin, agar dia tidak mengganggunya lagi. Evita sudah mengubur dalam dalam semua yang berkaitan dengan Galin.

...*****...

Tiga hari sudah Evita beristirahat dan dia pun merasakan badan nya sudah agak enak, mungkin besok dia akan masuk kerja, hari ini Andini bilang mulai ngajar Les mungkin pulang agak sore.

Evita pun mulai bosan, dan dia melihat beberapa stok makanan sudah habis, tinggal tersisa beras minyak dan telur saja, sepertinya dia mau berbelanja saja ke toko grosiran.

Evita pun lalu pergi menuju jalan untuk naik angkot, ketika didalam angkot dia hampir saja mau kecopetan, tas yang dia bawa hanya berisi dompet dengan sisa uang lembaran seratus ribu dan beberapa puluhan ribu.

Tadinya sempat curiga seorang pria asing duduk terus mepet ke samping evita padahal disamping pria itu masih cukup ruang untuk dia geser sedikit tapi evita cuek saja.

Tiba-tiba tangan pria itu terasa mengenai baju Evita dan setelah Evita menoleh tangan pria itu telah masuk ke tas Evita dan berusaha mau mengambil dompetnya, sontak Evita langsung menendang pria itu.

"Hey ... mau apa kau!"

Para penumpang di angkot tersebut pun semua kaget dan seorang pria muda menghalangi kakinya ke pintu sehingga pencopet itu tidak bisa kabur dari angkot tersebut, pencopet pun mendapatkan pukulan dari beberapa ibu ibu dan bapak yang berada di angkot itu setelah seorang pria menghadangnya.

Mukanya pun memar kena bogem para ibu-ibu di angkot.

Angkot pun lalu berhenti, Evita pun turun mengikuti pria muda yang memegangi pria pencopet itu, dan kebetulan dijalan raya itu ada beberapa polisi lalu lintas dan pria muda itu pun memberikan pria pencopet itu ke polantas disana.

"Lain kali hati-hati ya kalo dalam angkot,"

Pria itu pun pergi dari hadapan Evita.

Belum sempat Evita berterima kasih pada pria itu, pria muda itu sudah menghilang dari hadapannya entah kemana.

Evita pun sempat bersyukur lembaran uang nya tak jadi hilang dibawa pencopet. Ia pun bergegas ketempat grosiran yang sudah tak jauh dari dia turun dari angkot tadi.

Selesai dari toko grosir, Evita pun pulang naik angkot kembali, kini dia pun berhati hati kali ini.

Sesampainya dirumah Evita langsung merebahkan tubuhnya di kursi, sambil mengingat kejadian tadi.

Dalam hatinya dia bertanya

'Kira-kira pria muda itu siapa ya, kok dia berani sih, dan belum sempat berterimakasih malah pergi.'

Seketika pun Evita sadar apa yang dipikirkannya tadi.

"Loh kok malah mikirin pria itu sih."

Evita berbicara sendiri sambil senyum tersipu malu.

Hingga Evita tertidur di kursi itu, sementara Andini yang baru pulang terheran kakaknya yang berada diruang tengah yang tertidur .

"Kak ... kakak?"

Andini membangun kan kakaknya yang tertidur.

Seketika Evita pun terperanjat bangun dengan kagetnya.

"Eeh kamu baru pulang din?"

"Kakak kenapa tidur disini apa kakak pusing lagi kepalanya, perlu kita dokter lg?" Andini mengkhawatirkan kakaknya.

"Nggak kok de ... tadi kakak pulang dari toko grosiran dan kakak malah ketiduran disini, tuuh kantong belanjaan belum sempat kakak beresin" sambil menunjuk ke arah meja.

"Bagaimana tadi kamu ngajar lesnya? banyak yang ikut?"

"Senang kak ngajar Les tadi, anak anaknya juga pada gampang diajarin nya, ga banyak sih baru 5 orang yang ikut!"

"Kesepakatan dengan para orang tua jadi bayar nya setiap pertemuan saja katanya, nih hasilnya ?"

Andini pun tersenyum sambil memperlihatkan uang 5 lembar berwarna ungu.

Evita pun tersenyum sambil mengacungkan dua jempol tangan nya melihat adiknya bisa menghasilkan uang dari usahanya sendiri.

Padahal diusianya sekarang jarang anak yang seperti andini yang mau mandiri, mungkin karena kondisi yang mengharuskan dia lebih dewasa dari pada anak yang lain sebayanya.

Sambil menyiapkan makan malam Evita pun bilang pada adiknya bahwa dia besok akan mulai masuk kerja lagi.

"Memang kakak sudah benar-benar sehat, ga pusing pusing lagi gitu?" Andini memastikan keadaan kakaknya.

Setelah Andini beres bersih-bersih dan sholat, mereka berdua pun makan malam seperti biasa dengan lauk seadanya yang dibeli dari warteg depan.

......................

Satu tahun kemudian

Kini saatnya ajaran baru dimulai Andini pun naik ke kelas tiga, dan tinggal setahun lagi Andini masuk ke SMA.

Sedangkan Evita masih aktif bekerja dicafe.

"Mba buku menunya dong!"

Seorang pelanggan pria muda yang duduk di meja no.6 memanggil pelayan cafe untuk meminta buku menu.

Saat itu Evita yang menghampiri nya sambil menyodorkan satu buku menu.

"Silahkan mas ..."

Ketika pria muda itu menoleh dan mau memesan mereka sempat saling bertatapan dan menunjuk jari masing-masing berhadapan kearah yang berlawanan,

serentak

"Kamu ...!"

"Maaf mas saya refleks, mas nya yang dulu sempat bantu saya di angkot itu kan"

Evita menceritakan untuk mengingatkan nya.

"Iya, kamu yang dulu mau kecopetan kan?" jelas pria muda itu.

"Iya mas, sekarang mumpung ketemu saya mau bilang terimakasih mas, sudah menolong saya waktu itu, dulu sempat mau bilang mas nya malah keburu pergi."

"Sekarang masnya mau pesan apa?" kembali lagi Evita menjadi pelayan cafe karena sedari tadi Evita sadar dipantau terus oleh supervisor baru.

"Saya pesan es cappuccino saja sama nasi goreng special, soalnya laper belum makan nih?"

"Itu saja mas, baik ditunggu sebentar ya mas."

Sambil mengambil kembali buku menu dari meja.

Tak menunggu lama pesanan meja no.6 pun sudah siap diantar Evita.

Episodes
1 Bab 1. Kesederhanaan
2 Bab 2. Kecelakaan Evita
3 Bab 3. Kepulangan Evita
4 Bab 4. Kecopetan
5 Bab 5. Cinta tapi malu
6 Bab 6. Perkenalan
7 Bab 7. Pendekatan Rangga
8 Bab 8. Bertemu calon mertua
9 Bab 9. Rencana pernikahan
10 Bab 10. Proses Lamaran
11 Bab 11. Kedatangan Mantan
12 Bab 12. Korban Tabrak Lari
13 Bab 13. Kepulangan Andini
14 Bab 14. Pernikahan
15 Bab 15. Pengantin Baru
16 Bab 16. Kehadiran Maharani
17 Bab 17. Hampir keguguran
18 Bab 18. Periksa ke dokter kandungan
19 Bab 19. Bedrest
20 Bab 20. USG
21 Bab 21. Lahirnya sang jagoan
22 Bab 22. Imunisasi pertama bayi Tara
23 Bab 23. Teman baru
24 Bab 24. Pengakuan
25 Bab 25. Pelaku tabrak lari tertangkap
26 Bab 26. Keputusan Andini
27 Bab 27. Kebakaran
28 Bab 28. Evita Terjatuh dari Tangga
29 Bab 29. Pelaku Sabotase Kebakaran
30 Bab 30. Pelaku Kebakaran
31 Bab 31. Tertangkapnya maharani
32 Bab 32. Sup ikan gabus
33 Bab 33. Keberangkatan Rangga
34 Bab 34. Cerita Masa lalu
35 Bab 35. Singapura
36 Bab 36. Evita Sakit
37 Bab 37. Oleh-oleh Singapura
38 Bab 38. Menanti Kepulangan Rangga
39 Bab 39. Kepulangan Rangga
40 Bab 40. Lusyana
41 Bab 41. Toko Bunga
42 Bab 42. Bulan madu kedua
43 Bab 43. Makan Siang
44 Bab 44. Hari Terakhir di Singapura
45 Bab 45. Pulang ke Jakarta
46 Bab 46. Mba Ema
47 Bab 47. mba Ema 2
48 Bab 48. Yang Tak Terduga
49 Bab 49. Kabar Baik
50 Bab 50. Bengkel Motor
51 Bab 51. Ta'aruf
52 Bab 52. Kabar Baik Yang Meresahkan
53 Bab 53. Kekhawatiran Evita
54 Bab 54.
55 Bab 55.
56 Bab 56. Pernikahan Andini
57 Bab 57. Kegelisahan
58 Bab 58. Andini dan Heru
59 Bab 59. Keputusan Rangga
60 Bab 60. Kelahiran Prematur
61 Bab 61. Kecemasan Arini
62 Bab 62. Sebuah Ujian Kesabaran
63 Bab 63. Harunya Arini
64 Bab 64. Berjuang hidup dengan alat
65 Bab 65. Terungkap
66 Bab 66. Keikhlasan evita
67 Bab 67. Pelukan Pertama Dan Terakhir
68 Bab 68. Tinggal sementara dibandung
69 Bab 69.Kesedihan
70 Bab 70. Menjemput pulang
71 Bab 71. Kembali ke Jakarta
72 Bab 72. Lupa waktu
73 Bab 73. Kepulangan Dari Semarang
74 Bab 74. Sampai Dirumah
75 Bab 75. Kecemburuan Evita
76 Bab 76. Kesibukan Evita Dan Rangga
77 Bab 77. Membaik
78 Bab 78. Jalan-jalan Ke Mall
79 Bab 79. Roti Bakar, cilok dan tahu crispy
80 Bab 80. Makan Siang Dengan Sambal
81 Bab 81. Penampilan Baru
82 Bab 82. Ke Salon
83 Bab 83. Dress Marun
84 Bab 84. Kabar Mengejutkan 1
85 Bab 85. Kabar mengejutkan 2
86 Bab 86. Terbongkar Rencana Sarah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Kesederhanaan
2
Bab 2. Kecelakaan Evita
3
Bab 3. Kepulangan Evita
4
Bab 4. Kecopetan
5
Bab 5. Cinta tapi malu
6
Bab 6. Perkenalan
7
Bab 7. Pendekatan Rangga
8
Bab 8. Bertemu calon mertua
9
Bab 9. Rencana pernikahan
10
Bab 10. Proses Lamaran
11
Bab 11. Kedatangan Mantan
12
Bab 12. Korban Tabrak Lari
13
Bab 13. Kepulangan Andini
14
Bab 14. Pernikahan
15
Bab 15. Pengantin Baru
16
Bab 16. Kehadiran Maharani
17
Bab 17. Hampir keguguran
18
Bab 18. Periksa ke dokter kandungan
19
Bab 19. Bedrest
20
Bab 20. USG
21
Bab 21. Lahirnya sang jagoan
22
Bab 22. Imunisasi pertama bayi Tara
23
Bab 23. Teman baru
24
Bab 24. Pengakuan
25
Bab 25. Pelaku tabrak lari tertangkap
26
Bab 26. Keputusan Andini
27
Bab 27. Kebakaran
28
Bab 28. Evita Terjatuh dari Tangga
29
Bab 29. Pelaku Sabotase Kebakaran
30
Bab 30. Pelaku Kebakaran
31
Bab 31. Tertangkapnya maharani
32
Bab 32. Sup ikan gabus
33
Bab 33. Keberangkatan Rangga
34
Bab 34. Cerita Masa lalu
35
Bab 35. Singapura
36
Bab 36. Evita Sakit
37
Bab 37. Oleh-oleh Singapura
38
Bab 38. Menanti Kepulangan Rangga
39
Bab 39. Kepulangan Rangga
40
Bab 40. Lusyana
41
Bab 41. Toko Bunga
42
Bab 42. Bulan madu kedua
43
Bab 43. Makan Siang
44
Bab 44. Hari Terakhir di Singapura
45
Bab 45. Pulang ke Jakarta
46
Bab 46. Mba Ema
47
Bab 47. mba Ema 2
48
Bab 48. Yang Tak Terduga
49
Bab 49. Kabar Baik
50
Bab 50. Bengkel Motor
51
Bab 51. Ta'aruf
52
Bab 52. Kabar Baik Yang Meresahkan
53
Bab 53. Kekhawatiran Evita
54
Bab 54.
55
Bab 55.
56
Bab 56. Pernikahan Andini
57
Bab 57. Kegelisahan
58
Bab 58. Andini dan Heru
59
Bab 59. Keputusan Rangga
60
Bab 60. Kelahiran Prematur
61
Bab 61. Kecemasan Arini
62
Bab 62. Sebuah Ujian Kesabaran
63
Bab 63. Harunya Arini
64
Bab 64. Berjuang hidup dengan alat
65
Bab 65. Terungkap
66
Bab 66. Keikhlasan evita
67
Bab 67. Pelukan Pertama Dan Terakhir
68
Bab 68. Tinggal sementara dibandung
69
Bab 69.Kesedihan
70
Bab 70. Menjemput pulang
71
Bab 71. Kembali ke Jakarta
72
Bab 72. Lupa waktu
73
Bab 73. Kepulangan Dari Semarang
74
Bab 74. Sampai Dirumah
75
Bab 75. Kecemburuan Evita
76
Bab 76. Kesibukan Evita Dan Rangga
77
Bab 77. Membaik
78
Bab 78. Jalan-jalan Ke Mall
79
Bab 79. Roti Bakar, cilok dan tahu crispy
80
Bab 80. Makan Siang Dengan Sambal
81
Bab 81. Penampilan Baru
82
Bab 82. Ke Salon
83
Bab 83. Dress Marun
84
Bab 84. Kabar Mengejutkan 1
85
Bab 85. Kabar mengejutkan 2
86
Bab 86. Terbongkar Rencana Sarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!