"Siang suster saya mencari kakak saya korban kecelakaan tadi pagi, namanya Evita Putri wijaya" dengan nafas masih Terengah-engah.
"Untuk semua korban kecelakaan masih berada diruang UGD ini, nona Evita ada di bangsal no.4 disebelah sana", suster pun menunjukan tempat Evita berada.
Setelah Andini cek benar kakaknya berada disana sedang tidur, dengan tangan yang di infus.
Sekilas memang tidak terlihat luka apapun, lecet pun tidak terlihat sama sekali. Dia membiarkan kakaknya tidur dan andini pun duduk ditempat duduk disamping ranjang pasien.
Akhirnya dia pun bisa tenang sekarang sudah bertemu dengan kakaknya, dan andini pun mengabari ayu dan Rani tentang kondisi kakaknya.
Tak lama Evita pun bangun dari tidurnya, dan dia sudah melihat Andini berada disampingnya.
"De ... kamu sudah pulang sekolah?"
Andini pun hanya mengangguk saja.
Tak lama terdengar panggilan dari meja suster.
"Keluarga dari nona Evita Putri wijaya?"
"Sebentar ya kak dini ke suster dulu"
Andini pun langsung merapat menuju meja suster yang memanggilnya tadi.
"Saya keluarga dari pasien atas nama Evita Putri wijaya suster!"
"Nona Evita sudah diperbolehkan pulang, ini hasil Rontgen nya, nona evita tidak ada masalah di paru paru atau pun bagian lain nya, di bagian punggung sama kepalanya yang sakit itu hanya traumatik saja, kami berikan obat untuk penghilang rasa sakit nya nanti bisa ambil resep ini di Apotik sebelah sana."
Suster pun menunjukan sebuah lorong dan disana tertulis Apotik.
"Bila nanti ada keluhan bisa datang kesini lagi untuk kontrol, ini surat kontrolnya, tapi jika sudah membaik dan tidak ada keluhan tidak perlu kontrol."
Suster menjelaskan sambil memberikan beberapa lembar kertas berupa resep obat, surat kontrol, kartu BPJS dan KTP.
Andini pun menuju apotik dan menunggu tak begitu lama, dan kemudian suster di apotik pun memanggil nama Evita Putri wijaya, dan Andini pun langsung menuju loket pengambilan obat, dan dijelaskan satu persatu aturan minumnya dan obatnya hanya tiga macam saja.
Andini pun menuju bangsal tempat kakaknya tadi dan setelah sampai sana ada dokter jaga dan suster yang sedang membuka infusan dari tangan Evita.
"Bagaimana keadaannya sekarang nona Evita apakah masih pusing, jika masih pusing bisa tiduran lagi sebentar, jangan dipaksakan ya."
"Nona sudah boleh pulang karena hasil pemeriksaan semua bagus dan tidak perlu di opname. Jika tidak ada yang perlu ditanyakan saya permisi untuk memeriksa pasien yang lain."
Dokter menjelaskan perihal kondisi Evita saat ini yang diperbolehkan pulang.
Para korban yang lukanya ringan diperbolehkan pulang setelah dicek kondisinya baik , sedangkan yang patah tulang dan luka cukup berat dirawat terlebih dahulu di rumah sakit.
"Yuuk kak kita pulang, semuanya sudah beres," ajak Andini sambil memapah sang kakak.
Hari itu seharian Evita tidak masuk kerja dan mungkin akan ijin untuk istirahat beberapa hari, sampai kondisinya benar benar pulih.
Evita dan Andini pulang diantar mobil polisi, kebetulan polisi tersebut salah satu pelanggan di cafe Evita bekerja.
Mas Randi namanya dia tidak mau dipanggil bapak karena menurutnya dia masih muda dan belum jadi bapak bapak karena belum mempunyai anak, walau sudah beristri dia sering menggoda Evita namun hanya sebatas kekaguman saja, istrinya pun pernah dibawa ke cafe tempat Evita bekerja.
Mobil polisi pun parkir tepat di depan gang rumah evita, Evita keluar dari mobil lalu di papah oleh tetangganya menuju rumah.
Sesampainya dirumah, beberapa tetangga datang untuk sekedar tau kondisi evita, sebab mereka pun mendengar kabar angkot yang ditumpangi Evita mengalami kecelakaan.
"Syukurlah neng Evita ga kenapa-napa," ucap salah satu tetangganya .
Setelah Evita dan Andini sampai teras rumahnya, mas Randi pun pamit pada Evita dan Andini.
"Sekarang sudah dirumah, kalau begitu saya pamit dulu ya, masih banyak tugas menanti saya, semoga lekas pulih lagi Evita."
"Iya mas, terimakasih ya mas Randi sudah mengantar Evita pulang." Jawab evita pada mas Randi seraya berterimakasih.
Beberapa teman kerja Evita pun ada yang datang menjenguk Evita, sambil membawa buah buahan, makanan dan kue.
"Untung lho cuma luka ringan ya Vit, pas denger kabar lho kecelakaan yang ada dipikiran gue udah campur aduk malah."
"Terimakasih kalian sudah khawatirkan keadaan gue, alhamdulillah nya ga ada luka, cuma kepentok aja tadi, jadi sakit banget ini badan." tandas Evita.
"Gue titip surat ijin ya, mungkin beberapa hari gue ga masuk dulu nih," sambil memperlihatkan kaki kanannya yang sedikit bengkak.
Rasa pusingnya sudah hilang tapi rasa sakit dipunggung dan pundak masih terasa.
Semua yang menjenguk pun sudah pulang satu persatu, tinggal Evita yang sedang duduk di ruang tengah sambil nonton tv, dan Andini pun sudah selesai sholat Maghrib.
"Kak mau makan sekarang kah, lumayan nih kita ga usah beli makanan, banyak sekali makanan yang dibawa teman kakak tadi" ucap Andini sambil membuka satu persatu bungkusan yang ada di meja.
Andini pun menyiapkan makanan untuk mereka berdua dan mereka pun makan dengan lahapnya, karena sedari dirumah sakit Andini belum makan apa-apa.
Tapi Evita tadi siang dapat makanan ala rumah sakit.
Kali ini Andini yang sibuk membereskan bekas makan mereka, sementara sisa makanan dia simpan di kulkas supaya bisa dihangatkan kembali besok.
Beres minum obat rasa kantuk pun tak tertahankan Evita, dan dia langsung menuju kamarnya.
"De ... kakak tidur duluan ya, ngantuk sekali ini"
"Iya kak," sahut dini sambil mengerjakan tugasnya yang sedari tadi siang belum dia kerjakan.
...*****...
Keesokan paginya Andini sudah bersiap untuk berangkat sekolah, dan makanan pun telah dihangatkan olehnya untuk sang kakak sarapan.
"Kakak yakin ga apa apa dini pergi sekolah."
Sambil memasukan beberapa kue kedalam box makanan dan buah ke tas nya.
"Sudah sana berangkat nanti kamu telat lg, kakak ga apa apa kok."
" Dini berangkat dulu ya kak, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Evita pun mengambil makanan untuk sarapan di atas meja, sambil mengeluarkan dan melihat handphone nya yang dari kemarin belum sempat dia buka.
"Waduh banyak juga ternyata chat yang masuk"
Namun disana ada salah satu nomor asing yang tidak dia kenal, setelah dia buka ternyata itu dari mantan nya yang bernama Galin.
( Assalamualaikum evita, bagaimana kabarmu sekarang, semoga kamu baik baik saja ya, saya masih menyimpan nomor handphone mu, syukurlah ternyata kamu belum ganti nomor, maafkan saya atas kejadian terdahulu kita, ternyata pernikahanku kini juga tidak baik-baik saja, saya salah telah memilih Dita sebagai pasangan hidup, ternyata Dita mengkhianati saya ternyata Dita selingkuh dan masih berhubungan dengan mantan pacarnya, pernikahan kami kini sudah berada diujung tanduk ...)
Evita pun tidak melanjutkan membaca pesan dari Galin. Bahkan Evita langsung menutup handphone nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments