Bab 3. Kepulangan Evita

"Siang suster saya mencari kakak saya korban kecelakaan tadi pagi, namanya Evita Putri wijaya" dengan nafas masih Terengah-engah.

"Untuk semua korban kecelakaan masih berada diruang UGD ini, nona Evita ada di bangsal no.4 disebelah sana", suster pun menunjukan tempat Evita berada.

Setelah Andini cek benar kakaknya berada disana sedang tidur, dengan tangan yang di infus.

Sekilas memang tidak terlihat luka apapun, lecet pun tidak terlihat sama sekali. Dia membiarkan kakaknya tidur dan andini pun duduk ditempat duduk disamping ranjang pasien.

Akhirnya dia pun bisa tenang sekarang sudah bertemu dengan kakaknya, dan andini pun mengabari ayu dan Rani tentang kondisi kakaknya.

Tak lama Evita pun bangun dari tidurnya, dan dia sudah melihat Andini berada disampingnya.

"De ... kamu sudah pulang sekolah?"

Andini pun hanya mengangguk saja.

Tak lama terdengar panggilan dari meja suster.

"Keluarga dari nona Evita Putri wijaya?"

"Sebentar ya kak dini ke suster dulu"

Andini pun langsung merapat menuju meja suster yang memanggilnya tadi.

"Saya keluarga dari pasien atas nama Evita Putri wijaya suster!"

"Nona Evita sudah diperbolehkan pulang, ini hasil Rontgen nya, nona evita tidak ada masalah di paru paru atau pun bagian lain nya, di bagian punggung sama kepalanya yang sakit itu hanya traumatik saja, kami berikan obat untuk penghilang rasa sakit nya nanti bisa ambil resep ini di Apotik sebelah sana."

Suster pun menunjukan sebuah lorong dan disana tertulis Apotik.

"Bila nanti ada keluhan bisa datang kesini lagi untuk kontrol, ini surat kontrolnya, tapi jika sudah membaik dan tidak ada keluhan tidak perlu kontrol."

Suster menjelaskan sambil memberikan beberapa lembar kertas berupa resep obat, surat kontrol, kartu BPJS dan KTP.

Andini pun menuju apotik dan menunggu tak begitu lama, dan kemudian suster di apotik pun memanggil nama Evita Putri wijaya, dan Andini pun langsung menuju loket pengambilan obat, dan dijelaskan satu persatu aturan minumnya dan obatnya hanya tiga macam saja.

Andini pun menuju bangsal tempat kakaknya tadi dan setelah sampai sana ada dokter jaga dan suster yang sedang membuka infusan dari tangan Evita.

"Bagaimana keadaannya sekarang nona Evita apakah masih pusing, jika masih pusing bisa tiduran lagi sebentar, jangan dipaksakan ya."

"Nona sudah boleh pulang karena hasil pemeriksaan semua bagus dan tidak perlu di opname. Jika tidak ada yang perlu ditanyakan saya permisi untuk memeriksa pasien yang lain."

Dokter menjelaskan perihal kondisi Evita saat ini yang diperbolehkan pulang.

Para korban yang lukanya ringan diperbolehkan pulang setelah dicek kondisinya baik , sedangkan yang patah tulang dan luka cukup berat dirawat terlebih dahulu di rumah sakit.

"Yuuk kak kita pulang, semuanya sudah beres," ajak Andini sambil memapah sang kakak.

Hari itu seharian Evita tidak masuk kerja dan mungkin akan ijin untuk istirahat beberapa hari, sampai kondisinya benar benar pulih.

Evita dan Andini pulang diantar mobil polisi, kebetulan polisi tersebut salah satu pelanggan di cafe Evita bekerja.

Mas Randi namanya dia tidak mau dipanggil bapak karena menurutnya dia masih muda dan belum jadi bapak bapak karena belum mempunyai anak, walau sudah beristri dia sering menggoda Evita namun hanya sebatas kekaguman saja, istrinya pun pernah dibawa ke cafe tempat Evita bekerja.

Mobil polisi pun parkir tepat di depan gang rumah evita, Evita keluar dari mobil lalu di papah oleh tetangganya menuju rumah.

Sesampainya dirumah, beberapa tetangga datang untuk sekedar tau kondisi evita, sebab mereka pun mendengar kabar angkot yang ditumpangi Evita mengalami kecelakaan.

"Syukurlah neng Evita ga kenapa-napa," ucap salah satu tetangganya .

Setelah Evita dan Andini sampai teras rumahnya, mas Randi pun pamit pada Evita dan Andini.

"Sekarang sudah dirumah, kalau begitu saya pamit dulu ya, masih banyak tugas menanti saya, semoga lekas pulih lagi Evita."

"Iya mas, terimakasih ya mas Randi sudah mengantar Evita pulang." Jawab evita pada mas Randi seraya berterimakasih.

Beberapa teman kerja Evita pun ada yang datang menjenguk Evita, sambil membawa buah buahan, makanan dan kue.

"Untung lho cuma luka ringan ya Vit, pas denger kabar lho kecelakaan yang ada dipikiran gue udah campur aduk malah."

"Terimakasih kalian sudah khawatirkan keadaan gue, alhamdulillah nya ga ada luka, cuma kepentok aja tadi, jadi sakit banget ini badan." tandas Evita.

"Gue titip surat ijin ya, mungkin beberapa hari gue ga masuk dulu nih," sambil memperlihatkan kaki kanannya yang sedikit bengkak.

Rasa pusingnya sudah hilang tapi rasa sakit dipunggung dan pundak masih terasa.

Semua yang menjenguk pun sudah pulang satu persatu, tinggal Evita yang sedang duduk di ruang tengah sambil nonton tv, dan Andini pun sudah selesai sholat Maghrib.

"Kak mau makan sekarang kah, lumayan nih kita ga usah beli makanan, banyak sekali makanan yang dibawa teman kakak tadi" ucap Andini sambil membuka satu persatu bungkusan yang ada di meja.

Andini pun menyiapkan makanan untuk mereka berdua dan mereka pun makan dengan lahapnya, karena sedari dirumah sakit Andini belum makan apa-apa.

Tapi Evita tadi siang dapat makanan ala rumah sakit.

Kali ini Andini yang sibuk membereskan bekas makan mereka, sementara sisa makanan dia simpan di kulkas supaya bisa dihangatkan kembali besok.

Beres minum obat rasa kantuk pun tak tertahankan Evita, dan dia langsung menuju kamarnya.

"De ... kakak tidur duluan ya, ngantuk sekali ini"

"Iya kak," sahut dini sambil mengerjakan tugasnya yang sedari tadi siang belum dia kerjakan.

...*****...

Keesokan paginya Andini sudah bersiap untuk berangkat sekolah, dan makanan pun telah dihangatkan olehnya untuk sang kakak sarapan.

"Kakak yakin ga apa apa dini pergi sekolah."

Sambil memasukan beberapa kue kedalam box makanan dan buah ke tas nya.

"Sudah sana berangkat nanti kamu telat lg, kakak ga apa apa kok."

" Dini berangkat dulu ya kak, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Evita pun mengambil makanan untuk sarapan di atas meja, sambil mengeluarkan dan melihat handphone nya yang dari kemarin belum sempat dia buka.

"Waduh banyak juga ternyata chat yang masuk"

Namun disana ada salah satu nomor asing yang tidak dia kenal, setelah dia buka ternyata itu dari mantan nya yang bernama Galin.

( Assalamualaikum evita, bagaimana kabarmu sekarang, semoga kamu baik baik saja ya, saya masih menyimpan nomor handphone mu, syukurlah ternyata kamu belum ganti nomor, maafkan saya atas kejadian terdahulu kita, ternyata pernikahanku kini juga tidak baik-baik saja, saya salah telah memilih Dita sebagai pasangan hidup, ternyata Dita mengkhianati saya ternyata Dita selingkuh dan masih berhubungan dengan mantan pacarnya, pernikahan kami kini sudah berada diujung tanduk ...)

Evita pun tidak melanjutkan membaca pesan dari Galin. Bahkan Evita langsung menutup handphone nya.

Episodes
1 Bab 1. Kesederhanaan
2 Bab 2. Kecelakaan Evita
3 Bab 3. Kepulangan Evita
4 Bab 4. Kecopetan
5 Bab 5. Cinta tapi malu
6 Bab 6. Perkenalan
7 Bab 7. Pendekatan Rangga
8 Bab 8. Bertemu calon mertua
9 Bab 9. Rencana pernikahan
10 Bab 10. Proses Lamaran
11 Bab 11. Kedatangan Mantan
12 Bab 12. Korban Tabrak Lari
13 Bab 13. Kepulangan Andini
14 Bab 14. Pernikahan
15 Bab 15. Pengantin Baru
16 Bab 16. Kehadiran Maharani
17 Bab 17. Hampir keguguran
18 Bab 18. Periksa ke dokter kandungan
19 Bab 19. Bedrest
20 Bab 20. USG
21 Bab 21. Lahirnya sang jagoan
22 Bab 22. Imunisasi pertama bayi Tara
23 Bab 23. Teman baru
24 Bab 24. Pengakuan
25 Bab 25. Pelaku tabrak lari tertangkap
26 Bab 26. Keputusan Andini
27 Bab 27. Kebakaran
28 Bab 28. Evita Terjatuh dari Tangga
29 Bab 29. Pelaku Sabotase Kebakaran
30 Bab 30. Pelaku Kebakaran
31 Bab 31. Tertangkapnya maharani
32 Bab 32. Sup ikan gabus
33 Bab 33. Keberangkatan Rangga
34 Bab 34. Cerita Masa lalu
35 Bab 35. Singapura
36 Bab 36. Evita Sakit
37 Bab 37. Oleh-oleh Singapura
38 Bab 38. Menanti Kepulangan Rangga
39 Bab 39. Kepulangan Rangga
40 Bab 40. Lusyana
41 Bab 41. Toko Bunga
42 Bab 42. Bulan madu kedua
43 Bab 43. Makan Siang
44 Bab 44. Hari Terakhir di Singapura
45 Bab 45. Pulang ke Jakarta
46 Bab 46. Mba Ema
47 Bab 47. mba Ema 2
48 Bab 48. Yang Tak Terduga
49 Bab 49. Kabar Baik
50 Bab 50. Bengkel Motor
51 Bab 51. Ta'aruf
52 Bab 52. Kabar Baik Yang Meresahkan
53 Bab 53. Kekhawatiran Evita
54 Bab 54.
55 Bab 55.
56 Bab 56. Pernikahan Andini
57 Bab 57. Kegelisahan
58 Bab 58. Andini dan Heru
59 Bab 59. Keputusan Rangga
60 Bab 60. Kelahiran Prematur
61 Bab 61. Kecemasan Arini
62 Bab 62. Sebuah Ujian Kesabaran
63 Bab 63. Harunya Arini
64 Bab 64. Berjuang hidup dengan alat
65 Bab 65. Terungkap
66 Bab 66. Keikhlasan evita
67 Bab 67. Pelukan Pertama Dan Terakhir
68 Bab 68. Tinggal sementara dibandung
69 Bab 69.Kesedihan
70 Bab 70. Menjemput pulang
71 Bab 71. Kembali ke Jakarta
72 Bab 72. Lupa waktu
73 Bab 73. Kepulangan Dari Semarang
74 Bab 74. Sampai Dirumah
75 Bab 75. Kecemburuan Evita
76 Bab 76. Kesibukan Evita Dan Rangga
77 Bab 77. Membaik
78 Bab 78. Jalan-jalan Ke Mall
79 Bab 79. Roti Bakar, cilok dan tahu crispy
80 Bab 80. Makan Siang Dengan Sambal
81 Bab 81. Penampilan Baru
82 Bab 82. Ke Salon
83 Bab 83. Dress Marun
84 Bab 84. Kabar Mengejutkan 1
85 Bab 85. Kabar mengejutkan 2
86 Bab 86. Terbongkar Rencana Sarah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Kesederhanaan
2
Bab 2. Kecelakaan Evita
3
Bab 3. Kepulangan Evita
4
Bab 4. Kecopetan
5
Bab 5. Cinta tapi malu
6
Bab 6. Perkenalan
7
Bab 7. Pendekatan Rangga
8
Bab 8. Bertemu calon mertua
9
Bab 9. Rencana pernikahan
10
Bab 10. Proses Lamaran
11
Bab 11. Kedatangan Mantan
12
Bab 12. Korban Tabrak Lari
13
Bab 13. Kepulangan Andini
14
Bab 14. Pernikahan
15
Bab 15. Pengantin Baru
16
Bab 16. Kehadiran Maharani
17
Bab 17. Hampir keguguran
18
Bab 18. Periksa ke dokter kandungan
19
Bab 19. Bedrest
20
Bab 20. USG
21
Bab 21. Lahirnya sang jagoan
22
Bab 22. Imunisasi pertama bayi Tara
23
Bab 23. Teman baru
24
Bab 24. Pengakuan
25
Bab 25. Pelaku tabrak lari tertangkap
26
Bab 26. Keputusan Andini
27
Bab 27. Kebakaran
28
Bab 28. Evita Terjatuh dari Tangga
29
Bab 29. Pelaku Sabotase Kebakaran
30
Bab 30. Pelaku Kebakaran
31
Bab 31. Tertangkapnya maharani
32
Bab 32. Sup ikan gabus
33
Bab 33. Keberangkatan Rangga
34
Bab 34. Cerita Masa lalu
35
Bab 35. Singapura
36
Bab 36. Evita Sakit
37
Bab 37. Oleh-oleh Singapura
38
Bab 38. Menanti Kepulangan Rangga
39
Bab 39. Kepulangan Rangga
40
Bab 40. Lusyana
41
Bab 41. Toko Bunga
42
Bab 42. Bulan madu kedua
43
Bab 43. Makan Siang
44
Bab 44. Hari Terakhir di Singapura
45
Bab 45. Pulang ke Jakarta
46
Bab 46. Mba Ema
47
Bab 47. mba Ema 2
48
Bab 48. Yang Tak Terduga
49
Bab 49. Kabar Baik
50
Bab 50. Bengkel Motor
51
Bab 51. Ta'aruf
52
Bab 52. Kabar Baik Yang Meresahkan
53
Bab 53. Kekhawatiran Evita
54
Bab 54.
55
Bab 55.
56
Bab 56. Pernikahan Andini
57
Bab 57. Kegelisahan
58
Bab 58. Andini dan Heru
59
Bab 59. Keputusan Rangga
60
Bab 60. Kelahiran Prematur
61
Bab 61. Kecemasan Arini
62
Bab 62. Sebuah Ujian Kesabaran
63
Bab 63. Harunya Arini
64
Bab 64. Berjuang hidup dengan alat
65
Bab 65. Terungkap
66
Bab 66. Keikhlasan evita
67
Bab 67. Pelukan Pertama Dan Terakhir
68
Bab 68. Tinggal sementara dibandung
69
Bab 69.Kesedihan
70
Bab 70. Menjemput pulang
71
Bab 71. Kembali ke Jakarta
72
Bab 72. Lupa waktu
73
Bab 73. Kepulangan Dari Semarang
74
Bab 74. Sampai Dirumah
75
Bab 75. Kecemburuan Evita
76
Bab 76. Kesibukan Evita Dan Rangga
77
Bab 77. Membaik
78
Bab 78. Jalan-jalan Ke Mall
79
Bab 79. Roti Bakar, cilok dan tahu crispy
80
Bab 80. Makan Siang Dengan Sambal
81
Bab 81. Penampilan Baru
82
Bab 82. Ke Salon
83
Bab 83. Dress Marun
84
Bab 84. Kabar Mengejutkan 1
85
Bab 85. Kabar mengejutkan 2
86
Bab 86. Terbongkar Rencana Sarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!