EVITA
Evita Putri wijaya seorang anak yatim piatu yang hidup jauh dari kata berkecukupan rela berjuang apapun demi adik semata wayangnya, dia rela bekerja apapun demi mencukupi kebutuhannya sehari hari dengan sang adik yang kini masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Semenjak ditinggal kedua orang tua nya, Evita tidak melanjutkan kuliah dia hanya tamatan SMA, untuk melamar pekerjaan saja dirasanya cukup hanya bermodalkan ijazah SMA nya.
Beruntungnya kedua orang tua Evita meninggalkan sebuah rumah yang tidak terlalu kecil, berkamar 2, ruang tamu yg sederhana, dapur dan kamar mandi yang airnya cukup jernih .
Rumah itu cukup untuk dirinya dan adiknya berteduh, tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengontrak namun Evita tetap saja harus membiayai sekolah sang adik karena bersekolah di swasta .
Kala itu ketika waktu pendaftaran sekolah adiknya telat masuk ke sekolah negeri dikarenakan bertepatan mengurus pemakaman sang ibu, jadi mau tidak mau harus masuk SMP swasta.
Andini putri wijaya itulah nama lengkap sang adik, Andini termasuk anak yang cerdas disekolah nya, dia tidak mau mengecewakan sang kakak maka dia berusaha belajar dengan giat menunjukan prestasinya agar nanti ketika SMA dia ingin bisa masuk SMA negeri.
Saat ini Evita masih bekerja di sebuah cafe milik salah satu orang tua temannya ketika di SMA.
Sebagai pelayan cafe, jam kerjanya dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore kebetulan Minggu itu dia mendapatkan shift pagi.
Evita pun mengenakan seragam khas cafe berwarna Cream dengan apron berwarna hijau, dengan rambut terikat rapih dia pun sibuk mempersiapkan kebersihan dan menata ulang meja dan kursi karna cafe akan buka pukul 10.00 pagi.
Dia dan beberapa karyawan sudah siap menunggu kedatangan customer, biasanya customer datang hanya untuk ingin minum kopi atau sarapan .
Pintu cafe pun terbuka terlihat seorang perempuan yang bergaya sosialita masuk lalu duduk di meja bertuliskan no.7
Evita pun sigap langsung menghampiri nya.
" Selamat pagi, selamat datang di cafe ROSE, ini buku menunya, silahkan dibaca dahulu ... ibu mau pesan apa ?"
Setelah beberapa saat Evita berdiri menunggu customer tersebut memilih menu.
"Saya mau pesan sandwich dengan coffe cappucino panas!" customer tersebut memesan menu sarapan setelah membuka buku menu.
"Baik Bu, silahkan menunggu sebentar!" jawab evita dengan ramahnya.
Walaupun ibu itu membalasnya dengan nada jutek.
Evita pun memberikan menu yang dipesan kepada rekannya bagian pantry.
Tak lama makanan pun selesai dibuat, dan diambil Evita menuju meja no.7
" Pesanan sudah siap... selamat menikmati"
" Ya ..." balas perempuan tersebut.
Evita terus memperhatikan gelagat perempuan itu sepertinya beliau sedang banyak begitu masalah, mungkin soal pekerjaan nya atau masalah keluarga.
"Ahh ... sudahlah mengapa mengurusi urusan orang lain yang belum tentu kita tidak tahu."
Kemudian datang lagi seorang laki laki paruh baya dia adalah langganan dicafe tersebut Om Martin.
Seorang duda yang ditinggal kan istrinya dia tahun yang lalu karena kanker rahim, sehingga mereka tidak dikaruniai seorang keturunan.
Evita pun menghampirinya dengan senyum.
"Selamat pagi Om Martin, ceria sekali pagi ini seperti cuaca dihari ini" sambil menyodorkan buku menu ke hadapan pria itu.
"Pagi juga nona Evita yang cantik, seperti biasa black coffe saja, tambah satu lagi roti bakar selai strawbery".
Tanpa membuka buku menu langsung memesan menu sarapan favoritnya
"Oke..tunggu sebentar ya om" jawab evita.
Masih dengan wajah berseri mungkin pria paruh baya itu sedang gembira sambil menunggu pesanannya.
Tak lama beberapa customer pun berdatangan yang dipesan tidak jauh dari menu kopi.
Dan seketika cafe pun ramai dengan para customer.
Tak lama membuat pesanan om Martin, Evita pun langsung menyuguhkannya , dan pria paruh baya itu pun menyeruput minuman yang dipesan nya sambil terus membuka handphone miliknya.
Satu persatu customer pun silih bergantian berdatangan dan ada pula yang pulang karena sudah selesai sarapan.
Dan waktu pun tak terasa sudah pukul 12.00 siang, sudah waktunya makan siang, dan menu yang dipesan pun makanan berat.
Karena cafe tersebut berada ditengah perkantoran dan kampus, sehingga para karyawan dan para mahasiswa yang datang ke cafe tersebut.
Evita pun bergantian dengan rekannya untuk mengambil istirahat pertama.
Glek..glek...glek...
Suara air yang mengalir masuk ke tenggorokan Evita dengan penuh rasa haus.
Kemudian dia pun membuka loker dan mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah box makan berwarna ungu muda, dia sering membawa bekal makanan dari rumah dengan lauk seadanya.
Demikian pun dengan adiknya Andini selalu dibiasakan sarapan dari rumah dan membawa bekal supaya tidak jajan disekolah.
Evita pun mulai menyantap makanan yang dibawanya dengan lahap, karena tugas menjadi pelayan itu sangat melelahkan hingga menguras banyak energinya.
Makanan pun habis tak tersisa tak lupa dia pun mencuci box makannya kemudian mengelapnya hingga kering dan memasukannya lagi ke tas yang ia bawa. Setelah itu dia pun mengecek hp nya ternyata ada pesan masuk dari Andini
(Assalamualaikum kak ... dini pulang agak sore ya, dini mau kerumah Alena dulu mengerjakan tugas, mungkin nanti kita berbarengan sampai dirumah.)
Setelah pesannya dibaca lalu Evita memasukan kembali hp nya kedalam tas, dan memasukannya lagi ke loker.
Evita pun mencuci muka dan menyisir rambutnya kembali serta mengikatnya.
Jam istirahat pun sudah habis, waktunya Evita kembali ke depan untuk melayani customer.
Dilihatnya ternyata om Martin masih disana dan sekarang sudah bersama dengan 2 temannya, mereka pun asiik mengobrol sambil tertawa.
Terlihat juga langganan yang selalu makan siang di cafe mba Dewi seorang karyawan kantor sebelah cafe di meja no.4, dan beberapa meja yang masih kosong, dan beberapa jasa makanan online pun sedang menunggu pesanannya.
Hari ini Alhamdulillah cuaca cerah, tidak menampakan sedikit pun tampak awan abu abu. Sepertinya akan cerah sampai malam.
Lalu lalang Evita dan rekannya yang lain sedang begitu sibuknya melayani para customer yang memesan makanan dan bergantian sambil merapihkan meja yang telah selesai ditinggalkan oleh customer.
Akhirnya karyawan yang shif sore pun sudah berdatangan satu persatu, waktu masih pukul 15.40. Dua puluh menit lagi Evita akan menyelesaikan pekerjaannya.
Akhirnya jam pulang pun tiba, Evita langsung menuju loker membuka dan menyimpan apron nya, kemudian membersihkan wajahnya dengan sabun muka, setelah itu dia langsung mengambil sebuah sweater .
Dia pun mengisi absen terlebih dahulu sebelum pulang.
Dan tak lupa melihat isi dalam dompetnya , disana masih ada 3 lembar uang kertas berwarna merah dan 3 lembar uang kertas berwarna biru.
Evita pun mampir kesebuah toko grosiran untuk membeli beberapa keperluan rumah, terbilang cukup komplit toko tersebut dari sembako hingga beras pun ada, dan setelah selesai dan membawa sebuah kantong belanjaan Evita pun pulang dengan naik angkot .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ArgaNov
Andai saya punya kakak kek dia. Hai aku datang☺️
2022-11-15
1
Syhr Syhr
Semangat buat Evita ..💪💪
2022-09-30
1