Clek ...
Kunci pintu pun berputar terbukalah pintu rumah dan ternyata andini belum pulang.
Evita langsung menyimpan tasnya di meja dan merapihkan beberapa barang yang tadi dia beli di toko grosir, ada gula, beras, teh, minyak goreng,bsarden, mie instan dan telur.
Setelah itu ia pun mengambil handuk untuk mandi. Setelah Evita selesai dari kamar mandi dan akan merapihkan handuknya, pintu depan pun terbuka sambil ada ucapan salam dari Andini,
" Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, sudah pulang de?" jawab Evita.
"Banyak sekali tadi tugasnya bikin kliping" Andini berbicara sambil ngedumel kesal.
"Sudah sana bersih bersih dulu lalu kita makan bareng" sambil menyiapkan makanan di meja.
"Wow sarden ya kak... extra cabe lagi, enak sekali pastinya," sambil mendekat kearah meja memandangi semangkuk sarden makanan favoritnya.
Dengan gerak cepat Andini pun langsung menuju kamar mandi dan beberapa menit pun selesai sudah mandi nya.
"Sekarang dini sudah ada di meja makan, dan kita makan bersama kakaknya."
Begitu selesai makan, tugas cuci piring pun Andini yang mengambil alih, karna kakaknya tadi sudah memasak sekarang tinggal beres beres tugas adiknya.
Terlihat Evita yang duduk di sofa sedang bermain hand phone nya, disusul Andini yang menyalakan MP3 di hpnya.
Hari itu kakak beradik itu duduk di sofa dan pintu depan pun dibukanya sehingga udara malam pun masuk kedalam rumah hingga terasa sejuk malam itu.
Andini pun bertanya pada kakaknya
"Kak boleh tidak dini mengajarkan Les untuk anak anak SD kan sebulan lagi akan ulangan tengah semester, lumayan lho bayarannya bisa dini tabung ?"
"Memang kamu bisa membagi waktu dengan sekolah kamu, yakin ga akan keteter dengan tugas disekolah?".
"Kakak siih bagaimana kamu saja, yang penting selama hal itu positif dan tidak mengganggu waktu kamu belajar kakak ijinkan."
Andini pun memeluk sang kakak, seraya mengucapkan terimakasih pada Evita
"Terima kasih kakak ku yang cantik."
Andini pun anak yang mandiri dia tidak pernah menyusahkan kakaknya, tidak pernah mengeluh dengan keadaannya sekarang.
Sejak ditinggal kedua orang tuanya Andini dulu, dia belum terbiasa dengan kemandirian hingga akhirnya kini dia sudah menikmati dengan hidupnya yang sekarang.
Tak ... tak ... tak
Terdengar jarum jam yang melaju di heningnya malam itu, waktu pun sudah menunjukan pukul 20.30 wib, dan Andini pun segera masuk ke dalam kamar tidurnya.
Sementara Evita masih membaca WhatsApp dari temannya yang berada di Yogyakarta, Elya namanya dulu dia tempat sebangku Evita ketika di SMA, namun kesempatan berpihak pada Elya yang bisa meneruskan kuliahnya karena Elya berada dari keluarga berada.
Malam pun semakin larut, dan Elya pun sudah mengakhiri chat nya, rasa kantuk pun sudah dirasakan Evita.
Clek ...
Suara kunci pintu yang di putar Evita.
Evita pun beranjak dari ruang tengah menuju kamar dan lampu kamar pun dipadamkan nya.
Suara adzan subuh pun berkumandang di masjid sebrang, alarm hp Evita pun berbunyi dan dia pun terbangun dari tidurnya untuk membangunkan Andini.
Jarak sekolah dengan rumah lumayan cukup jauh sehingga Andini harus lebih pagi berangkat ke sekolah.
Sementara Evita menyiapkan sarapan dan bekal untuk Andini, Andini yang tengah bersiap pun sudah mengenakan seragam sekolahnya dengan rapih.
Selesai sarapan Andini pun berpamitan berangkat sekolah. Karena waktu masih pukul 06.00, masih lama untuk Evita berangkat kerja, sehingga ia bisa beres-beres rumah dulu, nyapu, ngepel tidak dilakukan setiap hari hanya seminggu 2x saja.
Evita pun mencuci pakaian yang sudah menumpuk 3 hari yang lalu. Selesai mencuci lalu menjemur, kemudian lanjut mandi dan bersiap untuk berangkat kerja.
Ketika dalam perjalanan, Evita yang sedang duduk santai di samping sopir angkot sontak kaget dengan mobil yang berada dibelakangnya menghantam angkot yang sedang ia tumpangi.
Jedeeeer ...
Bagian belakang angkot pun ringsek seketika, angkot yang Evita tumpangi ditabrak oleh truk pasir yang berada dibelakangnya karena rem blong.
Beberapa penumpang dibelakang kemudi mengalami luka-luka dan langsung dibawa kerumah sakit terdekat, sedangkan Evita tidak apa-apa, namun semua penumpang diharuskan dibawa kerumah sakit tak terkecuali Evita untuk dicek lebih lanjut, sedangkan sopir truk dan sopir angkot langsung dibawa polisi.
Evita pun mengabari rekan di cafe, bahwa dia sedang berada dirumah sakit karena angkot yang ditumpanginya mengalami kecelakaan.
Semua korban masuk keruang UGD
Secara penglihatan, dari badan Evita tidak ada luka di bagian luar, namun Evita merasa kesakitan dipunggung dan kepala nya karena tadi membentur dinding angkot.
Evita pun dimintai KTP dan kemudian dicek semua badannya, diperiksa oleh dokter jaga yang berada dirumah sakit itu.
Perawat pun menghampiri Evita dengan membawa kursi roda
"Nona Evita silahkan ikut saya, kita menuju ruang radiologi, biar kita Rontgen dulu punggungnya ya."
Evita pun mengikuti arahan perawat itu, setelah selesai dan bergantian dengan korban yang lain nya masuk ruang Rontgen.
Evita pun diantar kembali ke ruang UGD , Nona Evita istirahat dulu disini ya, kalau ada keluhan yang lain bisa panggil saya atau suster yang lain.
Evita pun mengangguk karena dadanya sedikit sakit dan sesak bila berbicara.
Evita pun mengambil handphone nya di tas, dan mengabari adiknya Andini.
( De ... kakak sekarang berada di UGD rumah sakit kota, angkot yang kakak tumpangi ditabrak truk tapi kamu ga perlu khawatir kakak baik baik saja tidak ada luka serius, namun kepala dan punggung sakit sedikit, mungkin terbentur dinding angkot karena hantaman dari belakang )
Pesan sudah centang dua namun belum berubah biru, Evita pun mengerti karena masih waktu belajar, siswa dilarang untuk memegang handphone.
Setidaknya sudah mengabari Andini dan Evita pun sedikit lebih tenang.
Evita pun berbaring dan diberikan infus untuk memasukan obat pereda sakit, tak lama dia pun tertidur karena efek obat yang disuntikan ke dalam infusan nya oleh suster tadi.
Untungnya tidak ada korban meninggal hanya semua korban luka luka, terutama yang duduk dibelakang kemudi, hanya Evita yang tidak terlihat luka dari luar.
Sontak Andini kaget seketika ia membaca pesan wa dari kakaknya "Inalillahi!"
"Kenapa din ... kok kamu kaget gitu!" tanya Rani.
"Ada yang meninggal kah Din ...?"
Tanya ayu mereka sedang bersiap untuk pulang namun sebelum pulang anak anak yang membawa handphone selalu mengeceknya.
"Kak Evita kecelakaan, sekarang ada di UGD rumah sakit kota, aku harus segera kesana melihat keadaan nya ..." jawab Andini pada kedua temannya itu.
"Perlu kami temani Din?" tanya ayu.
"Tidak perlu nanti aku kabari kalian setelah aku sampai di sana, aku duluan ya."
Andini berpamitan pada ayu dan rani sambil berlari keluar kelas dengan tergesa gesa.
Andini pun telah sampai dirumah sakit dia langsung menuju ke UGD dan dia langsung menanyakan ke resepsionis rumah sakit tentang keberadaan kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Semoga Evita baik-baik saja. 🥺
2022-10-13
1