...༻⑅༺...
Jaden memegangi dagu Lova. Lalu menyampirkan anak-anak rambut yang menempel di wajah gadis itu. Ia memperhatikan wajah Lova baik-baik.
"Lova memang yang paling cantik di antara yang lain," komentar Jaden. Membuat Felly dan yang lain langsung cemberut. Mereka sudah muak mendengar pujian yang dilantunkan orang untuk Lova.
"Kumohon... Tolong aku..." lirih Lova dengan bibir yang bergetar. Menatap nanar kepada Jaden.
"Aku akan menolongmu. Aku akan membawamu ke kamar. Kau bisa istirahat di sana." Jaden menggendong Lova dengan ala bridal. Dia juga tidak lupa menyuruh Madam Jessy untuk menyiapkan makanan dan pakaian bagus.
Jaden meletakkan Lova ke ranjang. Kemudian menutupi badan gadis itu dengan selimut.
"Terima kasih..." ungkap Lova. "Tapi wanita singa itu tidak akan menggangguku lagi kan?" tanya-nya memastikan. Lova membicarakan perihal Madam Jessy. Wanita itu memang berwajah sangar dan memiliki rambut kribo.
"Wanita singa? Maksudmu Madam Jessy?" tebak Jaden. Lova lantas menjawab dengan anggukan.
Jaden tergelak sejenak. Dia tidak bisa membantah ejekan yang diberikan Lova. Selain itu, Jaden juga tidak menepis kalau ada yang aneh dengan gadis tersebut.
'Apa kepalanya terbentur? Mungkin saja dia menderita amnesia tanpa sepengetahuan orang,' duga Jaden dalam hati.
"Bolehkah aku bertanya? Apa kita sekarang berada di tempat yang bernama Axenia?" tanya Lova.
Jaden mengangguk. "Iya, kerajaan Axenia. Memangnya kenapa? Apa kau lupa?" tanggapnya heran.
"Apa ada Pangeran yang bernama Nathan?" Lova memastikan sekali lagi. Dia mengabaikan pertanyaan dari Jaden.
"Iya, dia Pangeran yang sangat menyukaimu. Pangeran Nathan selalu berkunjung ke sini karena dirimu," ujar Jaden.
Kini Lova tidak bisa menolak kenyataan. Sudah jelas dirinya masuk ke dunia novel Putri & Tiga Pangeran Axenia. Lova hanya bisa menelan salivanya sendiri. Tidak tahu harus berbuat apa.
Pintu perlahan terbuka. Felly tampak membawa nampan berisi makanan dan minuman. Sedangkan dibelakangnya ada Cheryl yang membawa pakaian baru untuk Lova.
"Kalian bisa letakkan di atas nakas!" suruh Jaden. Dia, Felly, dan Cheryl segera pergi dari kamar.
Lova merubah posisi menjadi duduk. Dia yang merasa gundah, memutuskan memakan makanan yang ada di atas nampan. Lova menghabiskan semuanya dalam beberapa menit.
"Apa yang harus aku lakukan?" Lova lagi-lagi mengamati kartu tarot yang sempat dia dapatkan kemarin. Dia berpikir untuk mencari seseorang yang bisa mengartikan kartu tarot yang dirinya dapatkan itu.
Lova mencoba membuka pintu. Namun pintunya lagi-lagi terkunci.
"Apa orang-orang di sini pengurung akut? Mereka selalu mengunci orang sendirian di dalam ruangan!" keluh Lova seraya mendengus kasar.
Lova berdecak kesal. Dia memilih ke kamar mandi dan membersihkan diri. Lalu mengenakan pakaian baru yang tadi dibawakan Cheryl.
"Ya ampun. Kenapa gaun pendek begini lagi?" Lova tercengang. Dia lagi-lagi mendapati gaun mini sepangkal paha dan bertali spageti. Hanya warnanya yang berbeda dibanding gaun sebelumnya.
Lova enggan mengenakan pakaian minim lagi. Dia lebih memilih mengenakan pakaian lelaki yang kebetulan ada di lemari.
Bertepatan dengan itu, terdengar ada seseorang yang memutar kunci ke pintu. Sosok tersebut tidak lain adalah Madam Jessy.
"Baju macam apa itu?!" timpal Madam Jessy seraya berkacak pinggang.
"Ini adalah gayaku yang sebenarnya," sahut Lova santai.
"Cepat lepaskan! Dan pakai gaun yang dibawakan Cheryl!" titah Madam Jessy.
"Kalau aku tidak mau?" tantang Lova.
Madam Jessi menarik sudut bibirnya ke atas. Dia memanggil tiga lelaki berbadan kekar untuk datang.
Lova tersenyum singkat. Belum sempat kena serangan, dia segera bergerak lebih dulu. Lova mengambil lampu tidur dan memukulkannya ke wajah Madam Jessy.
Setelah itu, Lova langsung berkelahi dengan lelaki berbadan kekar. Hanya bermodalkan keahlian bela diri yang mumpuni, Lova mampu menumbangkan semua lawannya.
Untuk berjaga-jaga, Lova mengurung Madam Jessy dan tiga lelaki berbadan kekar di kamar. Dia memanfaatkan waktu untuk melarikan diri. Tetapi jalannya harus terhambat karena ada Jaden yang menghalangi.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada kepalamu, Lova. Yang pasti aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini." Jaden menempelkan ujung pistol ke jidat Lova. Sisi jahatnya mulai terlihat. Tatapan Jaden sangat tajam. Seolah-olah akan membunuh.
Mata Lova membulat sempurna. Sekujur badannya gemetar. Sebab selama seumur hidup, dia belum pernah berhadapan dengan pistol. Ujung senjata api itu terasa sangat dingin.
"Ba-baiklah... Aku tidak akan pergi..." Lova ketakutan. Dia akhirnya memilih mengalah. Jaden segera membawanya kembali ke kamar.
Madam Jessy mengeratkan rahang kesal. Wajahnya tampak lebam gara-gara serangan Lova tadi. Ia melotot ke arah Lova. Begitu pun tiga lelaki berbadan kekar.
"Sudah. Kalian bisa menghukum Lova, setelah kunjungan Pangeran Nathan berakhir. Untuk sekarang, bersabarlah!" ujar Jaden. Madam Jessy memang selalu tunduk kepadanya. Kebanyakan pelanggan yang datang ke Eden Night, karena koneksi yang dimiliki Jaden.
Dengan terpaksa, Lova menuruti apa yang disuruh Madam Jessy. Penjagaan terhadapnya semakin bertambah.
Jaden mempekerjakan dua lelaki berbadan kekar untuk berjaga di depan pintu kamar Lova. Tahu Lova takut dengan pistol, Jaden memberikan senjata itu kepada dua penjaga.
Sekarang Lova tidak bisa kemana-mana. Dia hanya bisa berdiam diri di kamar dalam pengawasan. Lova harus bersiap terhadap pertemuannya dengan Pangeran Nathan nanti malam.
...****************...
Ketika Madam Jessy datang, saat itulah Lova harus pergi dari kamar. Dia harus menemui Pangeran Nathan di kamar khusus dan mewah.
"Masuklah dan tuangkan minuman ke dalam gelas untuk pangeran! Jika kau berani macam-macam, maka Jaden akan menembakkan peluru ke kepalamu!" ancam Madam Jessy dengan nada penuh penekanan.
"Baik, Madam." Lova menjawab malas. Ia segera duduk ke kursi yang telah disediakan. Madam Jessy segera meninggalkannya seorang diri.
Selang sekian menit, pintu kamar terbuka. Sosok lelaki berwajah tampan tampak memasang tatapan sayu. Matanya juga agak memerah. Dia jelas sedang mabuk.
Meskipun begitu, lelaki tersebut masih mampu berjalan lurus. Ia datang bersama dua pengawal berseragam. Jelas kalau lelaki itu adalah Pangeran Nathan.
"Lova... Aku sangat merindukanmu," ungkap Nathan sembari melangkah masuk. Lalu menutup pintu dengan sekali bantingan.
Lova terkesiap. Dia sempat terpaku akan paras rupawan yang dimiliki Nathan. Lelaki itu segera duduk ke dekatnya. Duduk dengan gaya melipat salah satu kaki.
Nathan meletakkan satu tangan ke atas lutut yang terlipat. Gayanya benar-benar tidak seperti seorang pangeran pada umumnya. Dia justru bersikap seperti anggota kerajaan yang kurang ajar.
"Terima kasih. Kau selalu tahu minuman favoritku." Nathan mengambil gelas berisi alkohol yang tadi dituangkan Lova.
"Bukan aku yang memilihnya. Tapi Madam Jessy. Harusnya kau berterima kasih kepadanya," sahut Lova sambil membalas tatapan Nathan. Nada bicaranya terkesan sinis.
Mulut Nathan menganga lebar. Dia sepertinya sangat kaget. "Baru kali ini aku melihatmu bicara begitu kepadaku. Kau bahkan berani menatapku," ucapnya tak percaya. Nathan terkekeh. Lalu mendekatkan wajah.
Lova berusaha menghindar. Tetapi Nathan sigap memegangi wajahnya. Kemudian menyambar bibir Lova dengan ciuman penuh gairah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Rose_Ni
love love you Lova
2022-10-07
1
Fitriani Fitriani
aku suka gaya mu lova..
2022-09-25
1
zeaulayya
Lova ini bar bar banget yah thor 😁 sukaa 😂 wah madam singa sebutan lova 🤭 menarik,lucu dan bikin deg”seerr
next thor 👍🏻
2022-09-17
2