Bab 02

Setelah dari cafe indah Siska tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi dulu ke suatu tempat yang bisa membuat nya tenang dan damai setalah dari sana.

Sesampai nya di tempat yang dia tuju terlihat sebuah gundukan tanah yang terlihat sangat terawat dengan rumput yang di pangkas dengan cantik, di batu nisan tertulis KANIA SARASWATI. Siska langsung duduk bersimpuh memeluk dan mencium nisan ibunda tercinta.

"Ma, kenapa mama ninggalin Siska sendirian. Mama tau gak papah jahat banget sama Siska masa dia mau jodohin Siska sama laki laki yang sama sekali gak Siska kenali ma, papah gak mau ngertiin posisi dan perasaan Siska. Padahal papa tau kalau Siska pengen banget jadi spesialis kandungan, tapi nanti kalau Siska menikah siska gak akan bisa kuliah ma" Adunya pada sang mama. Tumbuh besar tanpa kehadiran sang mama membuat Siska selalu merindukan sosok sang mama, pernah beberapa kali siska menawarkan papahnya untuk menikah kembali tapi sampai sekarang papahnya masih betah dengan kesendirian, kesetiaan dan bukti cinta yang untuk sang mama meskipun maut sudah memisahkan mereka.

di saat kondisi seperti ini gak ada tempat Siska untuk mencurah kan isi hati nya, gak ada tempat siska untuk berkeluh kesah meskipun Siska mempunyai seorang kakak laki laki tapi dia tak pernah memperhatikan siska selalu sibuk dengan dunia nya sendiri, ketika pulang ke rumah pun siska dengan kakanya seperti orang asing, siska selalu membuka diri dan mendekat tapi entah kenapa sang kaka selalu menghindar saat siska ingin lebih dekat dengan nya.

Setelah di rasa hati nya plong, siska beranjak dari kuburan sang mama " Mah, siska pamit dulu ya nanti kalau siska jadi menikah siska gak tau bakal bisa sering ke sini atau tidak, siska tidak tau watak calon suami siska itu seperti apa. Doa kan siska ya ma kalau nanti siska menikah smoga suami siska sayang sama siska" Ucap nya sambil mengusap ujung mata nya yang mengeluarkan cairan bening.

Setelah menenangkan dirinya sebentar siska langsung pulang ke rumah. "Ya ampun, beneran nih papah keluarin aku dari daftar kartu keluarga" Ucap nya sambil melihat dua buah koper pink miliknya di depan pintu.

"Pah, papah. Siska pulang papa yuhuuu " Teriak nya dari balik pintu karena pintu terkunci rapat. "Buset beneran papah marah" Gumam nya.

Tak kehabisan akal, Siska langung manjat pohon mangga di pinggir kamar nya, kebetulan pohon mangga Siska dahan nya ada yang manjang ke arah balkon kamar nya. "Huh akhirnya sampai juga hihihi" Gumam nya sambil cekikikan, namun seperti takdir berkata lain sang papah sudah menunggu dengan betolak pinggang dan menatap tajam sang anak.

"Masih ingat pulang " Tanya pak bagas sambil menjewer telinga Siska.

"Oh me got, mampus ketahuan dah" Ucap nya dalam hati sambil meringis menahan panas di telinga kirinya. " Ampun pah, Siska gak akan nakal lagi, siska minta maaf sudah kurang ajar sama papah tadi, lepasin pah nanti telinga siska putus, nanti kalau telinga siska putus suka gak jadi nikah deh. si bandot tua itu gak akan mau nikahin siska, upsss " Sadar dengan ucapan nya yang kelewatan siska langsung menutup mulutnya. kepala nya mendongkak melihat expresi sang papa bukannya marah malah terlihat heran.

"Siapa yang kamu bilang bandot tua, hah jawab siska? " Tanya pak bagas dengan heran.

"Calon suami Siska lah papah, siapa lagi kayanya klu di banding kan lebih tampan papah dari pada dia" Ucapnya sambil mengusap telinga nya yang terasa panas.

"Dasar anak nakal, tau dari mana kamu kalau dia itu sudah tua hah, siapa yang berbicara seperti itu jangan banyak bicara kalau tidak tau. Sekarang pilih mau nikah sama Devandra atau keluar dari rumah, koper nya sudah papah taruh di luar? " Pak bagas bergegas keluar kamar putri nya takut nanti malah kebablasan, meskipun kadang kelakuan Siska sangat menjengkelkan tapi pak bagas sangat menyayangi putri kecilnya.

"Pasrah deh" Ucap nya sambil membanting tubuhnya di atas kasur king size miliknya. Setelah beberapa saat ingatan nya pun mulai pindah ke alam mimpi.

"Non, non Siska bangun ini sudah jam 8 malam non waktunya makan malam sudah ditunggu sama tuan non!" bi santi menggoyangkan lengan nona mudanya.

"Engghhhhhh, bi jam berapa ni bik? " Tanya nya sambil mengucek matanya.

"Jam 8 malam non, ayok bangun tuan sudah menunggu non untuk makan malam" Setelah membangunkan majikan kecil nya bi santi pun pamit untuk ke bawah kembali.

"Gimana bi udah bangun Siska nya? "

"Sudah tuan, seperti nya mau mandi dulu sebenar" Ucap bi santi sambil menata piring di atas meja makan.

"Dimas, kapan kamu akan membuka hati kamu untuk menerima kehadiran adik mu nak, kelak kalau papah sudah tidak ada hanya kamu keluarga yang dia miliki" Pak bagas sudah kehabisan cara untuk membujuk anak sulung nya agar bisa menerima kehadiran adiknya tapi sampai sekarang masih belum membuahkan hasil.

"Gak tau pah, dimas gak mau membahas masalah ini tolong jangan paksa dimas untuk menerima semua yang sudah terjadi di masa lalu" Ucap nya dingin. selera makan nya langsung hilang, ingatan nya kembali berputar ke masa lalu.

"Tapi itu sudah jadi masa lalu dimas, bahkan sekarang usia adik mu sudah menginjak 20 tahun, berarti selama itu pula kamu memusuhi adik mu sendiri, buka lah hati mu sedikit saja nak, Terima adik mu meskipun kamu bersikap dingin dan cuek terhadap siksa tapi dia tetap menyayangimu" Pak bagas terus membujuk anak sulung nya, meskipun kecil harapan untuk dimas bisa menerima kehadiran Siska.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki terus mendekat ke arah pak bagas dan juga dimas. " Selamat malam papah, selamat malam kakak" Siska mengembang kan senyum manis nya pas melihat ada sang kakak yang sangat ia rindukan. jarang bertemu dengan sang kakak membuat siska sangat merindukan nya, meskipun dimas selalu bersikap cuek dan dingin tapi hal itu tak membuat siska membenci sang kakak, tapi sungguh siska sangat penasaran apa sebenarnya masalah yang membuat dimas membenci siska.

"Duduk lah sayang, kita makan malam dulu " Ucap pak bagas. Peraturan makan di rumah pak bagas tidak boleh ada yang bersuara sebelum makan yang ada di atas piring habis tak bersisa. Selesai menyantap makan malam Siska langsung mengajak ngobrol sang kakak.

"Kakak siska senang sekali kakak pulang ke rumah, siska kangen sama kakak. berarti besok kakak bisa menghadiri acara pernikahan Siska dong" Ucap nya sumbringah . Tanpa di duga dimas langsung ngeloyor pergi tak menghiraukan ucapan adiknya.

"Kakak" Ucap nya lirih.

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

knpa kakaknya brsikap kek gitu Thor ??? apa ibunya mninggal pas lahirin Siska mangkanya dia jdi benci ma Siska ??

2022-11-02

0

Laila Umami

Laila Umami

kira2 ada apa ya dngn Kaka y Siska?

2022-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!