“Hei, apa tugasmu minggu lalu sudah dikerjakan?“
“Hmm, tentu saja sudah. Aku sudah menyelesaikan segala tugas yang ada tepat di hari pertama libur, jadi tugas yang menghalangiku untuk bersantai di rumah pun sudah sirna dari kehidupanku bersantai selama seminggu penuh.“ Ucap laki-laki ini dengan sombongnya kepada teman sekelasnya yang punya motif sendiri. Jadi sebelum mengatakan alasan sebenarnya bertanya seperti itu, dia langsung kembali berkata. “Tapi asal kau tahu saja, aku tidak akan mengizinkan kamu meminjam buku catatanku!“
Ucap laki-laki itu dengan cepat kepada teman sekelasnya.
Yang membuat lawan bicaranya itu langsung diam membisu, karena sudah ditolak mentah-mentah bahkan sebelum mengucapkan tujuannya itu kepadanya.
Murung dalam kesedihan karena sudah ditolak, tapi bukan penolakan karena putus cinta, laki-laki ini pun memperlambatkan langkah kakinya, yang akhirnya ditinggal pergi oleh temannya itu.
‘Apa anak orang kaya memang seperti itu?’ Batin murid laki-laki ini dalam diam.
Karena terlarut dalam pikirannya sendiri, dan membuat langkah kakinya menuntun ke tengah jalan, dalam seketika itu sebuah mobil yang baru belok untuk masuk melewati pintu gerbang, langsung berhenti mendadak.
TINN...!
“.............!“
Suara decit ban karena mengerem mendadak membuat banyak pasang mata tertuju pada pemandangan itu.
“Apa yang kau tidak melihat jalan?“ Seorang murid lain langsung menarik tangan remaja laki-laki yang hampir tertabrak itu sambil mengucapkan kata menyindir kepadanya.
“S-saya minta maaf.“ Ucap murid laki-laki ini kepada sang sopir yang sudah menurunkan kaca jendelanya.
“Apa kau tidak apa-apa?“ Tapi paman Ard bertanya balik atas keadaan anak yang hampir ketabrak itu.
“S-saya tidak apa-apa.“ Jawab murid ini dengan gugup.
“Syukurlah kalau kau tidak apa-apa. Lain kali hati-hati, dan jangan melamun saat berjalan ya.“ Kata paman Ard, memperingatkan.
Dia hanya memberikan anggukan cepat. Sampai akhirnya sudut matanya secara tidak sengaja melihat tatapan dingin dari seorang anak laki-laki yang duduk di kursi penumpang.
“Tch….!”
Tapi lebih dari itu, seorang desisan dari suara seorang perempuan membuatnya menyadari satu hal, kalau di dalam mobil di depannya itu ada dua orang yang dibawa oleh supir ini.
Setelah menutup jendela mobil dan kembali melanjutkan perjalanannya untuk membawa kedua majikannya ke depan gedung sekolah persis, desisan dari Risya sudah beraut wajah kesal langsung kembali terjadi.
“Maaf nona, karena saya sekarang seragam anda jadi kotor.“ Ujar paman Ard, sambil melihat ke arah spion untuk melihat nona Risya penampilannya sudah tidak seperti awal keberangkatan tadi.
“Aku tidak mau berkomentar.“ Jawab Risya singkat sambil mengangkat sepasang kakinya dan sedikit menyingkir dari tempat duduknya sendiri, karena bekal makanan yang dibawanya tadi kini sudah tumpah.
Mana yang salah dan mana yang benar, dia sudah tidak memikirkan soal itu kecuali sekarang roknya sudah kotor kena tumpah nasi dan lauk yang ingin Risya makan untuk sesuap tadi.
Sedangkan Arshel hanya meliriknya dalam diam tanpa berkomentar apapun, karena disini adalah salah Risya sendiri yang ingin makan di dalam mobil.
Sesampainya di depan pintu depan gedung sekolah, Arshel lebih dulu turun dan Risya memilih untuk turun nanti.
Paman Ard memarkirkan terlebih dahulu mobil yang dikendarai di tempat parkir.
Setelah itu paman Ard langsung bergegas keluar dari mobil dan pergi ke belakang mobil untuk mengambil seragam ganti yang memang sudah disiapkan di dalam bagasi, untuk berjaga-jaga jika mendapatkan kejadian yang tidak terduga seperti tadi.
“Ini nona."
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Risya menyambar pakaian ganti lewat jendela mobil yang sengaja dibuka.
Lalu Risya pun berganti pakaian di dalam mobil.
Karena sekarang sudah sendirian di dalam mobil, air mata yang terbendung itupun akhirnya tumpah sedikit demi sedikit.
Risya sebenarnya hanya kesal sendiri, karena pagi-pagi sudah mendapatkan banyak kejadian. Soal bertengkar dengan kakaknya, lalu hal tidak terduga karena secara paksa Arshel menghapus riasannya Risya.
Itulah yang membuat beberapa waktu lalu dia berteriak 'tidak' dengan keras. Karena diam-diam ternyata Arshel, sang kakak selalu membawa spray penghapus riasan di dalam bajunya.
Soal yang terakhir, mau makan pagi di dalam mobil untuk sesuap saja karena baru merasa lapar, tapi semua makanan yang ada di dalam kotak langsung berserakan di tempat duduknya gara-gara mobilnya berhenti mendadak.
“Sangat buruk.“ Gumam Risya.
Dalam kurun waktu kurang dari empat menit, akhirnya Risya sudah selesai menyelesaikan kekacauan pada dirinya saat ini.
CKLEK…….
Dia turun dari mobil sendirian dengan wajah masam. Dia benar-benar sudah tidak bersemangat dalam banyak hal.
“...................” Murid yang beberapa saat lalu hampir kena tabrak, kebetulan tidak sengaja melihat mobil barusan sedang terparkir di tempatnya, tapi dia akhirnya melihat seseorang yang baru saja keluar dari mobil itu.
Dia melihat Risya yang sedang membuka bagasi mobil untuk meletakkan seragamnya yang kotor, dan setelah itu dia juga melihat Risya yang sedang membuang sampah yang tidak salah lagi adalah makanan dari nasi sampai lauknya.
Wajah dari merasa bersalah pun terjadi. ‘Dia membersihkan mobil dengan tangannya sendiri?’ Merasa bersalah karena akhirnya kecerobohannya saat berjalan tadi dan membuat dirinya hampir tertabrak mobil, ternyata membuat seseorang dalam mobil mendapatkan kondisi yang cukup kacau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments