Istri Pembelenggu Hati Tuan Vatler
Pagi itu adalah awal dari mereka berdua untuk pergi ke sekolah. Dua anak muda dengan kesibukan mereka yang cukup berbeda menjadi awal keributan yang sering terjadi diantara mereka berdua.
“Risya! Ini sudah jam 06:30 apa kau benar-benar ingin membuatku terus menunggu?!“ Suara keras dari anak laki-laki yang sudah tidak mempunyai kesabaran untuk menunggu orang yang bernama Risya tadi, segera memecah keheningan di rumah mewah itu.
“Iya! Sebentar!“ Lalu pemilik dari nama yang dipanggil Risya tadi langsung menjawab dengan sama lantangnya.
“....................” Laki-laki ini hanya terdiam.
Tidak lama kemudian suara dari derap langkah kaki yang cepat yang berasal dari lantai dua akhirnya datang.
Sepasang kaki ramping dengan kulit putih yang terbungkus oleh kaos kaki hitam yang ditarik sampai setinggi lutut, berpadukan dengan sepatu boots heels berwarna hitam, akhirnya memperlihatkan sosoknya yang terlihat lebih tinggi. Ditambah karena keberadaan dari gadis muda ini tengah memakai seragam sekolah yang mempunyai style blazer dengan warna kelabu dan juga rok pendek rempel berwarna hitam, maka dia terlihat seperti seorang gadis rajin dan rapi.
Sedangkan laki-laki yang seumuran dengan gadis ini hanya diam sambil memperhatikan perempuan yang menjadi tersangka untuk membuatnya menunggu lama, kini sedang turun dengan tergesa-gesa.
“Ayo berangkat.“ Ajak gadis ini kepada pemuda yang sekarang ada di sebelahnya.
“Hh? Harusnya aku yang mengatakan itu kepadamu.“ Celetuk laki-laki ini, tidak suka dengan kalimatnya yang sudah dicuri oleh Risya.
“.............? Apa bedanya?“ Tanya Risya dengan salah satu alisnya terangkat. Dia tidak mengerti isi pikiran dari orang di sebelahnya, padahal pada akhirnya tujuannya juga sama.
“Tentu saja berbeda. Karena kau orang yang membuatku menunggu, jadi harusnya aku yang mengatakan itu untuk memberitahumu, bukan kau yang memerintahku.“
“Ah...iya iya.“ Jawab Risya dengan selamba. Dia benar-benar menghiraukan ucapannya yang terdengar hanya berisi omong kosong saja.
Kemudian mereka berdua pun berjalan keluar rumah, dimana tepat di depan rumah, mereka berdua sudah disambut oleh sebuah mobil hitam mewah. Itu adalah kendaraan yang akan digunakan untuk mengantar mereka berdua ke sekolah.
Tidak hanya mobil, seorang supir pribadi juga sudah bersiap di tempatnya untuk menunggu kedatangan kedua majikan muda itu.
“Selamat pagi tuan dan nona muda.“ Sapa sang sopir kepada mereka berdua.
“Pagi.“ Jawab lelaki ini kepada pria paruh baya itu.
“Ya, pagi paman Ard.“ Risya juga sama-sama membalas sapaan dari sopirnya.
Namun kedua orang ini hanya menyampaikan balasan sapaannya saja tanpa melihat orang yang menyapanya, karena setelah keluar dari pintu rumah, Risya dan laki-laki yang tidak lain adalah saudara kembarannya itu, sudah berada di kesibukan masing-masing.
Risya sudah serius dengan ponselnya sendiri, sedangkan saudaranya sudah berkutat dengan membaca buku, yang dari sampulnya saja sudah terlihat bahwa isinya cukup rumit.
Paman Ard hanya diam tanpa berkomentar apapun soal sopan santun dari kedua majikannya itu yang sebenarnya tidak sopan. Tapi itulah dunia orang kaya, dia tidak mempunyai hak untuk mencampuri yang sudah menjadi urusan pribadi mereka.
Paman Ard kemudian membuka pintu belakang mobil, agar kedua anak yang masih menginjak bangku SMP itu bisa langsung masuk ke dalam mobil dengan nyaman.
Tapi sebelum pintu mobilnya tertutup, seorang wanita paruh baya langsung berteriak memberitahu.
“Nona! Ini bekal makanan pesanan anda.” Ucap wanita awal empat puluh tahunan ini kepada nona mudanya.
Sesampainya di samping pintu mobil, dia memberikan sebuah kotak makanan yang sudah dibungkus rapi dengan kain hitam berhiaskan bunga sakura berwarna putih yang mekar itu kepada nona muda, yaitu Risya.
Risya langsung menyimpan ponselnya ke dalam saku blazer nya, dan menerima kotak makanan itu sambil berkata. “Terima kasih bi.“
“Sama-sama nona.“ Setelah melihat kedua majikannya menutup pintu mobil, wanita ini kembali berkata. “Tuan, nona, hati-hati di jalan.“
Setelah itu mereka berdua hanya memberikan anggukan kecil, kemudian jendela mobil langsung ditutup secara otomatis dan meninggalkan kediaman dengan penuh ketenangan.
‘Hah…! Meskipun tuan muda dan nona muda adalah anak kembar, kenapa sifat mereka jauh berbeda? Tuan muda terlihat seperti tuan besar, hanya saja nona muda wajahnya lebih condong mendiang dari nyonya. Aku harap mereka berdua untuk mengurangi pertengkaran mereka. Karena tidak ada yang tahu masa depan akan seperti apa.’ Pikir wanita ini sambil melihat kepergian mobil yang kini sudah menghilang setelah benar-benar keluar dari pintu gerbanng.
___________
Di dalam mobil, Risya meletakkan bekal makanannya di atas pangkuannya, hanya saja di satu isi seseorang tengah menjelingnya dengan terang-terangan.
“Arshel, kenapa kau menatapku seperti itu?“ Tanya RIsya kepada laki-laki di sebelahnya, dia adalah Arshel saudara kandungnya yang tidak lain adalah sang kakak.
Arshel dan Risya lahir di hari yang sama dan di jam yang sama, namun perbedaan rentan waktu mereka lahir adalah lima menit. Jadi dengan demikian, Risya adalah adiknya Arshel.
Namun disini, meskipun mereka berdua dianggap sebagai saudara kembar, hanya saja secara fisik dari wajah mereka, Arshel lebih dominan mirip ke ayahnya, sedangkan Risya mirip dengan ibunya.
Mungkin dari situlah sifat mereka berdua juga berbeda.
“Sebenarnya aku dari tadi penasaran. Apa-apaan dengan penampilanmu yang norak itu?“ Sudut mata Arshel terus melirik perempuan di sampingnya itu dari atas kepala sampai ke bawah.
Meskipun tidak ada perubahan dari segi penampilan seperti gaya pakaiannya, tapi ada yang satu yang berbeda.
“Apa? Memangnya salah jika aku seperti ini?“ Tanya Risya.
Perdebatan di dalam mobil akhirnya dimulai. Sang kakak yaitu Arshel dan sang adik sang nona muda Risya, adu mulut yang tidak terhindarkan terjadi lagi.
Arshel langsung menjawab dengan jelas. “Bagiku kau benar-benar bermasalah. Penampilanmu itu terlalu berlebihan, tidak sesuai umurmu. Baru kelas dua, tapi kau sudah pakai make up, apa kau mau jadi model?“ Ucap Arshel kepada Risya dengan nada mengejek.
Arshel benar-benar menatap adiknya yang pakai make up dengan tatapan jijik, dan benar-benar tidak suka dengan penampilannya yang di matanya begitu norak.
“Ini wajah-wajahku, jadi terserah aku.“ Kata Risya, membalas tatapan kakaknya dengan tatapan sama-sama tidak suka.
“Aku sudah memperingatkanmu, ya.“ Ucap Arshel di detik berikutnya.
Karena ucapan dari kakaknya terlebih lebih banyak tidak mengerti untuknya, Risya pun jadi terpaksa bertanya. “Mengingatkan soal apa?“
Arshel kembali membaca bukunya lagi, namun dia akan tetap menjawab pertanyaan adiknya yang baginya itu bodoh. “Akan aku ingatkan padamu apa yang aku maksud, karena aku akan jadi orang yang pertama mengingatkanmu sebelum kau benar-benar masuk ke wilayah sekolah. Dengar Risya, walaupun kau berdandan sekalipun, jika jelek ya tetap jelek.“
DEG!
“...........! Apa?!“ Risya seketika jengkel dengan ucapan yang keluar dari mulut kakaknya yang sudah menghinanya. “Terserah! Aku tidak peduli dengan pendapatmu!“ Tapi Risya justru memilih untuk menahannya, dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain ketimbang menatap wajah kakaknya yang berekspresi datar itu.
Namun lain hal dengan Arshel. Setelah mendengar Risya berkata demikian, dia langsung menutup bukunya lalu menoleh ke arah tempat dimana Risya duduk itu, dengan memberikan wajah seriusnya.
“Jika tidak peduli dengan pendapatku, berarti apakah kau akan peduli dengan pendapat orang lain? Ah! Atau jangan-jangan kau sebenarnya sedang mencoba menarik perhatian laki-laki sekelasmu nanti? Biasanya perempuan sepertimu apalagi di umur-umur seperti ini, sedang gencar-gencarnya mencari pacar.“ Jelas Arshel, yang mana ucapannya sukses untuk menarik perhatian Risya lagi untuk menatapnya.
“Pacar?!“ Risya bertanya dengan nada tinggi. “Siapa juga yang mau pacaran. Aku tidak mempunyai waktu untuk soal percintaan. Lalu memangnya salah jika aku dandan?! Apakah hal seperti itu butuh alasan? Apa kau juga akan berkomentar pada perempuan lain yang kau temui yang juga dandan sepertiku? Tidak kan?! Jadi diam dan jangan bicara soal itu lagi denganku!“ Racau Risya dengan nada tingginya kepada kakaknya.
Mana ada yang tidak kesal, jika mendapatkan komentar sedalam itu dari laki-laki, apalagi Arshel yang notabene nya adalah kakaknya. Dia tidak ingin diatur olehnya.
Tapi semua ucapannya langsung berdampak kepadanya saat itu juga. Yatu Arshel langsung merubah ekspresi wajahnya dengan ekspresi yang lebih dingin. “Apa kau baru saja memerintahku untuk diam?“ Tanya Arshel.
Dia tidak terima mendapat ceramah dari adiknya yang bodoh itu, karena berani berteriak kepadanya hanya karena soal dandan.
Sontak Risya terdiam sejenak karena merasa terintimidasi dengan tatapan dari kakaknya yang begitu dingin.
Meskipun dari ucapannya hanya kalimat yang mengutarakan pertanyaan, tapi tatapannya yang dingin seperti itu justru terlihat lebih mengerikan untuk Risya, karena seolah itu adalah sebuah peringatan keras untuknya agar tidak memberikan kata-kata memerintah kepadanya.
Sekaligus tatapannya juga mengisyaratkan sesuatu yang lain.
‘Aku sebagai kakakmu, apa kau punya hak untuk memberikan perintah seperti itu kepadaku?‘
“A-aku hanya memintamu diam.“ Risya menjawab dengan nada ragu, dan dia juga sudah tidak berani menatap wajahnya.
“Itu sama saja dengan memerintah, bodoh.“
DEG!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Liyahv07
aku mampir
2022-11-13
0
Aku mampir thooorr ... baru satu babb sihh tapi sepertinya menarik .... thooorr numpang tanya nih orang tua si kembar meninggal karena kecelakaan yg d sengaja atau enggak??
2022-11-02
1
Fiwanaka
mampir aku Thor...
saling dukung ya mampir di novel ku Tagisan Gadis Tegar dan Dikhianati tapi Dicintai
2022-10-21
2