DEG!
Seketika itu pula suasana di dalam mobil semakin tegang. Apalagi setelah mendengar kakaknya menyebutnya ‘bodoh’ secara langsung di depannya, itu membuat hati Risya sebenarnya berdenyut dengan nuansa sakit yang tidak bisa Risya pegang untuk dielus.
Oleh karena itu Risya hanya bisa diam dan tidak bisa berkomentar apapun soal apa yang Arshel katakan tadi kepadanya dengan nada dingin dan terasa nagkuh penuh dengan hinaan.
Ya.
Meskipun hanya satu kalimat, tapi bagi Risya, itu adalah kalimat yang terdengar memiliki banyak makna sampai tidak bisa dihitung dengan jari lagi.
Yang dikatain seperti itu tentu saja merasakan amarah, tapi juga terasa tidak bisa disangkal.
Benar.
Risya sebenarnya sudah merasakan perasaan yang sangat marah karena apa ucapan Arshel yang tidak bisa Risya sangkal saat itu juga.
Karena itu dia benar-benar ingin berteriak, memarahi kakaknya dengan suara sekeras-kerasnya karena menghinanya. Tapi yang jadi satu masalah, dia akan mengucapkan apa kepadanya dengan nada berteriak itu?
Dia selalu kehilangan hal untuk dikatakan agar kalimatnya bisa diucapkan dengan cukup lantang.
Itulah kelemahannya.
Dengan begitu, tangannya benar-benar ingin melempar sesuatu, atau ingin meninju sesuatu yang lebih keras ketimbang semua yang ada di dalam mobil itu. Dia ingin melampiaskannya dengan meninju dinding.
Dan satu hal lagi, kemarahannya tidak bisa dilampiaskan kepada orangnya langsung, karena Risya benar-benar tidak punya nyali yang kuat untuk melawan sosoknya yang terasa mengintimidasi nya.
Akhirnya di dalam mobil hanya ada keheningan diantara mereka bertiga.
Paman Ard yang awalnya ingin bicara untuk melerai perdebatan mereka berdua hanya bisa mengatupkan mulutnya, karena adu mulut dari kedua majikannya benar-benar berhenti di saat itu juga.
‘Apa tuan muda tidak memikirkan perasaan nona? Pasti sekarang nona sangat sakit hati.’ Benak hati paman ini, melihat kedua majikannya sekarang seperti sedang melakukan perang dingin.
Nona Risya dan tuan muda Arshel adalah dua anak kembar yang memiliki sifat keras kepala tapi juga memiliki sisi yang saling bertolak belakang.
Jika Arshel adalah anak laki-laki berwajah dingin, maka lain hal dengan Risya yang lebih memperlihatkan reaksi wajahnya. Bahkan semua perasaan dari Risya sudah benar terlukis di ekspresi wajahnya sendiri.
Semua pertengkaran kecil sampai besar, Arshel dan Risya tidak pernah absen satu hari pun.
Itulah kenapa paman Ard merasa frustasi sendiri ketika mengingat sebenarnya kedua orang tua mereka dulu juga seperti itu.
'Hah, tuan dan nona muda benar-benar persis seperti kedua orang tua mereka. Tapi-' kembali ke fakta nyata, bahwa ibu dari Arshel dan Risya sudah lama meninggal.
Mereka berdua tumbuh tanpa mendapatkan apa itu kasih sayang dari seorang ibu. Bahkan untuk seorang ayah, yaitu Vatler saja tidak pernah tahu dan seperti apa caranya memberikan kasih sayang yang benar selain dengan harta.
'Nyonya, seandainya saja anda masih hidup, anda pasti bisa melerai mereka berdua dengan lebih baik.' batin paman Ard penuh dengan harapan.
Sesekali sudut mata paman Ard mencari-cari apa yang sedang terjadi saat ini di belakangnya.
‘Aku kesal sekali dengan ucapannya.’ pikir Risya, sambil memandang pemandangan yang ada di samping jendela mobil sebelah kanannya. ‘Ucapannya selalu menyakitkan, tapi aku benar-benar tidak bisa berteriak dengan kata-kata ke arahnya langsung. Aku tidak tahu mengapa, tapi aku memang tidak bisa melakukannya. Yang hanya ingin aku lakukan adalah memukul sesuatu.’
Meski awalnya matanya menatap pemandangan di luar mobilnya, tapi semakin lama dia menatap, tatapan nya sekarang adalah menatap wajahnya sendiri yang terpantul dari jendela mobil di sebelahnya itu.
‘Jelek? Aku memang tidak pernah mengakui diriku jelek ataupun cantik, tapi tetap saja-’ kini tatapannya terus berubah kearah kaca mobil itu. Dia sekarang ingin sekali memukul kaca mobil ini sampai pecah.
Di pikirannya benar-benar terlintas, bagaimanakah jika tangannya memukul keras kaca mobil ini?
Apakah tangannya babak belur, atau kacanya berhasil pecah dengan sempurna?
Sayangnya dia tidak mau menerima konsekuensi seperti diinterogasi oleh seseorang yaitu ayahnya.
Baik dirinya maupun kakaknya, mereka berdua sebenarnya tidak begitu dekat dengan dengan ayahnya karena sebagian besar kegiatannya dilakukan di luar. Dengan kata lain, sering pergi bekerja.
Hal itulah yang membuat mereka berdua hidup sendiri dalam asuhan orang lain.
Sedangkan untuk Risya sendiri, itu akan menjadi beban berat ketika bertemu dengan ayahnya, karena tidak tahu bagaimana melakukan pembicaraan yang benar. Itu terus saja terjadi, dan membuatnya hidup seperti sosoknya adalah orang asing.
Tapi di tengah perjalan yang bertabur ketegangan karena keheningan diantara mereka semua, Risya secara tidak sengaja melihat sesuatu yang baru pertama kali dia lihat.
Risya buru-buru meletakkan bekal makanannya di tempat duduknya, dan dia sendiri langsung beranjak dari tempat duduknya dan menyodorkan tubuhnya ke sisi lain pintu di sebelah kirinya.
Arshel yang terkejut karena tiba-tiba tubuh Risya tiba-tiba ada di depannya persis, membuatnya langsung kembali angkat suara. “Apa yang kau lakukan?!“ tanya Arshel dengan tegas.
Tapi Risya yang seperti kehilangan indera pendengarannya, tidak menjawab pertanyaannya.
Arshel melihat wajah Risya yang sekarang benar-benar tepat di depan kaca mobil.
Arshel seketika tahu, Risya sedang menatap sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya sampai seperti itu.
Yaitu?
“Ayah.“ gumam Risya dengan nada lirih.
Arshel yang mendengar jelas gumaman dari Risya itu hanya menjeling ke samping kirinya. Tidak lama kemudian, dia melihatnya lewat spion mobil.
Terlihat laki-laki berambut hitam dengan jaket kulit hitam yang sedang berhenti di tepi jalan dengan motor sport, sedang bercengkrama dengan seorang wanita seksi yang cukup cantik.
Setelah tidak terlihat lagi oleh jangkauan matanya, Arshel langsung memanggil sebuah nama. “Ris-“
“Kira-kira siapa wanita itu?“ Risya tidak mendengarkan namanya yang dipanggil oleh Arshel, dan hanya kembali bergumam dengan kalimat tanya penuh dengan rasa penasaran. “Jangan-jangan dia calon ibu kita.” gumamnya lagi dengan pikiran yang langsung berubah menjadi suara penasaran.
“Risya.“ panggil Arshel sekali lagi.
“Wanita itu memang cantik. Tapi aku tidak suka jika dia dekat dengan ayah. “ Risya bergumam lagi dengan sendirinya. “Aku memang ingin punya ibu, tapi jika wanita itu, aku tidak mau. Seperti novel yang sering aku baca, wanita cantik seperti itu tanda-tanda akan jadi kejam jika sudah jadi ibu tiriku.” ucap Risya lagi.
“.....................” Arshel yang sudah kehilangan kesabaran karena terusik dengan keberadaan tubuh Risya yang ada di depan matanya, apalagi dengan nuansa tidak nyaman baik di mata dan hidungnya, membuat tubuhnya langsung bertindak dengan cepat.
Arshel langsung mendorong tubuh Risya ke samping kanan dengan cukup keras.
“.....................!” Risya langsung bereaksi terkejut, hingga suara benturan yang cukup keras terjadi.
BRUKKK…!
Suara keras itu langsung membuat paman Ard membelalakkan matanya.
“Tuan muda!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
ohh aku ralat thoor pertanyaan babb 1 dah terjawab 😂😂😂 ...
Ayah nya sibuk kerja banyak uang semua kebutuhan si kembar terpenuhi tapi tidak dapat kasih sayang
2022-11-02
1