Episode 2 : Penyelamat

TOK TOK

“Assalamualaikum!”

“Waalaikumussalam, masuk,” jawab Mama yang duduk di sofa.

CLEK

“Mamaaaaa,” ucap tamu tersebut yang tak lain adalah Ayu.

Sesuai dengan pembicaraan antara Irene dan Mama tadi, akhirnya juru penyelamat itu datang atas permintaan sang Mama. Ayu Asyari adalah Anak dari Avina dan Alek yang mana kedua orang itu adalah teman seangkatan dari Mamanya Airene waktu kuliah, hingga pertemanan para orang tua ini turun ke anak-anak mereka. Yakni Ayu dan Airene sendiri. Dan sebab itu juga Ayu memanggil Tya dengan sebutan Mama, sanking dekatnya hubungan mereka.

“Akhirnya sampai juga, udah dari tadi Mama tungguin kamu, sama siapa kesini?” Mama mendekati Ayu yang baru saja sampai.

Sebelum menjawab pertanyaan Mama Tya, Ayu lebih dulu menyalami Mamanya ini. “Sendiri Ma, tapi diantar kok Ma , tenang aja,” ucap Ayu sambil terseyum kemudian.

“Awas aja Zaid tidak mengantar kamu, akan Mama maki nanti dia,” Omel Mama Tya sambil mengajak Ayu duduk.

“Ahhh, Mama jangan begitu, kesian Mas kalau di Maki terus sama Mama.”

“Tapi Zaid tahukan kalau kamu kesini untuk bantu Airene!”

“Tahu kok Ma, Aku udah jelaskan sama Mas tadi waktu mau pamit kesini.”

“Dia ada tanya-tanya nggak soal Airene?”

“Hmmmmh” Ayu menggelengkan kepalanya. “Tapi katanya salam buat Mama.”

“Waalaikumussalam, berhari-hari nggak ketemu mantu Mama itu, Mama jadi kangen, apalagi nggak ketemu si imutnya Mama, huhhhh, tapi tak apalah ini demi kebaikan kita semua.”

Melihat Mama yang merindukan Menantu dan Cucunya itu, Ayu berpindah duduk di samping Mamanya. “Maa yang sabar ya kita sekeluarga bisa lewati ini,”

Mendapat kekuatan dari anaknya itu, Mama Tya tersenyum.

“Oh iya Ma! Papa mana Ma?” memutar sedikit kepalanya untuk mencari posisi Papa.

“Papa! Kalau Papa dari pagi tadi udah pergi, Bahkan sebelum Airene bangun, katanya kalau tunggu Airene bangun takut macet, dia mau cek gudang, apalagi kan sejak Airene sakit Papa jadi terbagi fokusnya dan bahkan Papa lebih banyak disini buat temanii Mama, makanya dia mau kesana hari ini, Papa juga bilang kalau dia kasihan membiarkan Zaid sendirian mengurusnya.”

“Kalau Airene Ma, dari tadi aku nggak liat dia?” Ayu lalu memutar lehernya ke arah ranjang tidur Airene.

Seiring dengan pertanyaan dan gerakan Ayu, Mama lalu ikut melihat ke arah yang sama “ Oh, Dia di kamar mandi, katanya buang air, Mama coba Panggil ya?” Mama pun hendak beranjak dari kursinya.

“Ma, maaa, biar Ayu aja.” Pinta Ayu sambil menahan Mama Tya agar tak meneruskan niatnya untuk memanggil Airene.

“Ya sudah, Kamu panggil dia!” Mama pun kembali duduk.

Ayu Bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati pintu kamar mandi yang ada disana, saat hendak menuju pintu seketika muncul rasa gugup dalam benak Ayu, sesekali ia melihat Mama Tya hanya sekedar untuk kembali meyakinkan dirinya sendiri.

Ayu menyatukan kedua tangannya dan menggenggam sangat erat “Huuuh, Kok aku jadi gugup ya! .... apakah ini karena aku terlalu kangen sama dia ya.” Seketika kelopak mata Ayu di penuhi oleh genangan air. Ayu mendongakkan kepalanya dan juga menekan-nekan area kantung matanya agar genangan itu tak jatuh ke pipinya.

“Bissmillah, kuatkan aku Ya Allah … huuuuh ” Ayu tak bisa menutupi rasa gugupnya , saat hendak mengetuk pintu, ia tarik lagi tanganya, itu Ayu lakukan sampai dua kali dan Mama Tya yang melihat itu pun mendekati Ayu.

“Kamu kenapa Ayu?”

“Nggak tahu Ma, mungki- ”

“Sudah, jangan dipikirkan! Panggil dia dan bersikaplah seperti biasa.” Mama mengelus pundak Ayu untuk memberikannya kekuatan dan hal itu membuat Ayu tersenyum.

“Aku takut tapi aku juga bahagia Ma!” Ayu langsung memeluk Mamanya, Ia seketika terisak di pangkuan Tya.

Ini adalah Perasaan yang tak bisa Ayu jelaskan, ia dilema dan hanya bisa menangis, siapa yang tidak bimbang menghadapi situasi ini, situasi dimana dua perasaan muncul secara bersamaan.

“Kita lewati ini sama-sama ya,” ucap Mama.

“Oke Ma … huts!”

Setelah memberi Ayu waktu untuk kembali kuat, Mama Tya lalu melepaskan pelukan itu dan memegangi wajah Ayu yang sudah banjir duluan.

“Sayang, jangan berpikir terlalu jauh. Keberadaan kamu di sini adalah yang terbaik buat kita semua. Ini semua masih jauh, ini masih awal Ayu, hari esok kita tak ada yang tahu, jalannya masih terlalu panjang, jangan berpikir yang bukan-bukan dulu, jangan mendahului takdir-Nya”

“Hutsss..! Oke Ma. Maafkan aku, aku terlalu parno dengan semua ini.” Air mata Ayu tak bisa di bendung, meskipun Ayu tak ingin menangis tapi perasaanya berkata lain.

“Ya sudah, hapus air mata kamu jangan sampai Airene melihat ini, dan panggil dia, sudah dari tadi dia di dalam, hhmmm Mama jadi khawatir, takut dia pingsan di dalam,” celetuk Mama.

Ayu lalu mengangguk menuruti perintah Mamanya itu dan membersihkan wajahnya yang basah.

TOK! TOK!

“Airene … ini aku, Ayuu!” sedetik kemudian Ayu melihat ke Mama Tya. “Kok nggak ada suaranya Ma?”

“Coba panggil sekali lagi yang keras”

TOK! TOK! TOK!

“Aireneeee, Ini aku, Ayu!”

Lagi-lagi suasana hening, sebab Airene tak kunjung menjawab panggilan Ayu, Ayu kembali menatap Mama Tya namun kali ini dengan perasaan takut, matanya kembali berkaca-kaca, matanya seakan menggambarkan bahwa telah terjadi sesuatu dengan Airene di dalam sana.

“Tunggu ya, jangan panik!” ucap Mama

Mereka pun bertukar posisi.

TOK! TOK!

“Airene, sayaaaaang” Mama pun menempelkan kupingnya pada pintu, mana tahu Airene sudah menjawab tapi tak kedengaran sebab suaranya kecil namun tetap tak ada balasan.

CKCK CKCK CKCK CK

Tak lupa Mama menggoyangkan gagang pintu untuk mengecek pintunya apakah di kunci atau tidak oleh Airene, dan itu terkunci.

“Bagaimana Ma!” Ayu semakin panik.

“Coba kamu dengarkan, apakah ini hanya pendengaran Mama.”

“Maksud Mama” Ayu lalu ikut menempelkan telinganya di pintu, saat ayu melakukannya ia akhirnya paham apa yang Mama dengar tadi, Ayu dan Mama hanya mendengar seperti suara air yang jatuh dalam jumlah yang banyak ke lantai

“Itu suara showerkan?” Tebak Mama.

Ayu mengangguk. “Iya Ma, Ma jangan-jangan Airene!” Wajah Ayu tegang, entah apa yang ada dipikirannya kali ini. Yang Jelas itu bukan pertanda baik menurutnya.

“Huhtts, jangan-jangan apa! kamu kebiasaan Ayu suka panik duluan … ya sudah minggir, biar mama dobrak aja.”

Ayu pun lekas menajuh dari pintu dan memberikan Mama Tya ruang untuk mengambil ancang-ancang

“ Ya Rabb, Selamatkanlah anak hamba. Bissmillah!”

CREK

“Astagaaaa Aireneeee” Teriak Mama.

...Bersambung...

...****************...

Apa yang terjadi pada Airene?

Cek bab 3 ⬇️⬇️⬇️

Episodes
1 Prolog : Kesadaranku
2 Episode 1 : Dia siapa?
3 Episode 2 : Penyelamat
4 Episode 3 : Tutorial
5 Episode 4 : Sahabat
6 Episode 5 : Diary ku
7 Episode 6 : Kita sudah saling kenal
8 Episode 7 : Halaman 2
9 Episode 8 : Diary Ku 2
10 Episode 9 : Flashback-1
11 Episode 10 : Tersenyum Lebar
12 Episode 11 : Pujaan Hati
13 Episode 12 : Aktor Korea
14 Episode 13 : Suaranya
15 Episode 14 : Kutu Buku yang berguna
16 Episode 15 : Hantuuuuu
17 Episode 16 : Semoga ini membantu
18 Episode 17 : Mesjid
19 Episode 18 : Abang Toa ku
20 Episode 19 : Tak Kuasa
21 Episode 20 : Aku tidak mau!
22 Episode 21 : Mondok Lagi
23 Episode 22 : Cantiknya
24 Episode 23 : Ngumpet
25 Episode 24 : Anak Perempuan
26 Episode 25 : Pakeeeeet
27 Episode 26 : Air Mata
28 Episode27 : Menikah
29 Episode 28 "Fakta"
30 Episode 29 : Putih
31 Episode 30 : Iklas Berkorban
32 Episode 31 : Hidangan dari Tuhan
33 Eps 32 : Inikah yang namanya luka
34 Eps 33 : Cantik
35 Bab 34 : Makan Bersama
36 Eps 35 : Petuah Cinta
37 Bab 36 : Pertemuan
38 Eps 37 : Kamar Rahasia
39 Eps 38 : Indah dan Suram
40 Bab 39 : Mama atau Tante
41 Epa 40 : Marah dalam Diam
42 Eps 41 : Air Gula
43 Eps 42 : Penolakan
44 Eps 43 " Mukena "
45 Bab 44 "Ancaman"
46 Bab 45 "Siapa dan Siapa?"
47 Bab 46 : Salting
48 Bab 47 "Cek Sound"
49 Bab 48 : Fakta-Fakta
50 Bab 49 : Tak Terkontrol
51 Bab 50 "Cemburuan"
52 Bab 51 : Panik
53 Bab 52 : Tertangkap Basah
54 Bab 53 : Jangan di lepas
55 Bab 54 : Aku mencintaimu
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Prolog : Kesadaranku
2
Episode 1 : Dia siapa?
3
Episode 2 : Penyelamat
4
Episode 3 : Tutorial
5
Episode 4 : Sahabat
6
Episode 5 : Diary ku
7
Episode 6 : Kita sudah saling kenal
8
Episode 7 : Halaman 2
9
Episode 8 : Diary Ku 2
10
Episode 9 : Flashback-1
11
Episode 10 : Tersenyum Lebar
12
Episode 11 : Pujaan Hati
13
Episode 12 : Aktor Korea
14
Episode 13 : Suaranya
15
Episode 14 : Kutu Buku yang berguna
16
Episode 15 : Hantuuuuu
17
Episode 16 : Semoga ini membantu
18
Episode 17 : Mesjid
19
Episode 18 : Abang Toa ku
20
Episode 19 : Tak Kuasa
21
Episode 20 : Aku tidak mau!
22
Episode 21 : Mondok Lagi
23
Episode 22 : Cantiknya
24
Episode 23 : Ngumpet
25
Episode 24 : Anak Perempuan
26
Episode 25 : Pakeeeeet
27
Episode 26 : Air Mata
28
Episode27 : Menikah
29
Episode 28 "Fakta"
30
Episode 29 : Putih
31
Episode 30 : Iklas Berkorban
32
Episode 31 : Hidangan dari Tuhan
33
Eps 32 : Inikah yang namanya luka
34
Eps 33 : Cantik
35
Bab 34 : Makan Bersama
36
Eps 35 : Petuah Cinta
37
Bab 36 : Pertemuan
38
Eps 37 : Kamar Rahasia
39
Eps 38 : Indah dan Suram
40
Bab 39 : Mama atau Tante
41
Epa 40 : Marah dalam Diam
42
Eps 41 : Air Gula
43
Eps 42 : Penolakan
44
Eps 43 " Mukena "
45
Bab 44 "Ancaman"
46
Bab 45 "Siapa dan Siapa?"
47
Bab 46 : Salting
48
Bab 47 "Cek Sound"
49
Bab 48 : Fakta-Fakta
50
Bab 49 : Tak Terkontrol
51
Bab 50 "Cemburuan"
52
Bab 51 : Panik
53
Bab 52 : Tertangkap Basah
54
Bab 53 : Jangan di lepas
55
Bab 54 : Aku mencintaimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!