Tanpa di sadari ada yang mengikutinya dari tadi. Hingga saat Jani melangkah ke dalam kelas,tangan kirinya di cekal oleh seseorang sehingga membuat tubuhnya membalik dan menabrak dada bidang seorang yang ada di depannya.
"Lepasin tangan gw!" bentak Jani sambil melihat yang sedang di ajak bicara.
Sampai akhirnya Revin menarik tangan Jani menjauh dari kelas.
"Heh,lepasin tangan gw. Lo dengar nggak sih!" Jani berusaha melepas genggaman dari Revin,namun tetap hasilnya sia-sia. Revin sangat kuat menggenggam tangannya.
"Lo mau bawa gw kemana?" tanya Jani dengan nada tinggi. Tapi tidak ada jawaban dari Revin.
Sampai akhirnya Revin berhenti di sebuah ruangan bertuliskan UKS. Kening Jani berkerut,ia bingung dengan apa yang sedang Revin lakukan saat ini.
"Duduk" pinta Revin. Jani hanya menuruti permintaan Revin dan menatap wajahnya. Terlihat Revin mengambil obat merah dan perban.
Revin pun dengan telaten mengobati luka yang ada di pergelangan tangan milik Jani. Jani sendiri bahkan tidak tahu jika dampak dari cekalan Sarah akan separah ini.
"Handphone" ucap Revin singkat sambil menatap wajah Jani.
"Untuk apa?" tanya Jani bingung.
"Siniin handphone lo" pinta Revin.
Jani pun hanya menuruti kata Revin dan mengeluarkan handphone di saku roknya. Sebelum Jani memberikan,Revin sudah mengambil handphone terlibih dulu dari tangan Jani.
"Nih" ucap Revin singkat dan mengembalikan handphone pada Jani.
"Kalo ada apa-apa,lo hubungi gw aja.Nomor gw udah gw save di kontak handphone lo." lanjut Revin dan meninggalkan Jani sendiri di ruang UKS.
Sepeninggal nya Revin,perutnya sedikit tidak enak. Ia beranjak menuju toilet. Di sepanjang koridor tidak jarang siswa-siswa melirik nya,bahkan ada juga yang meneriaki Jani.
Naas nya saat ia hendak berbalik,ada Sarah and The Gank membuat Jani jengah.
"Wuiih,,wuiih.. Ada pelakor nih." sindir Sarah.
"Tapi kayaknya lo lebih buruk dari pelakor." bentak Sarah sambil mendorong bahu sebelah kiri Jani.
Tidak ada respon yang di berikan Jani.
"Menurut kalian.Cantik kan mana sih. Gw sama pelakor ini?" tanya Jani pada teman-temannya.
"Ya elo lah Sar. Cewek murahan kayak dia tuh paling manfaatin cantiknya buat gaet para cowok-cowok tajir." ucap salah satu teman Sarah yang membuat Jani sedikit geram.
*('Author : Etdah sih markonah dia kagak sadar apa. Kayak sendirinya oke aja.hihihi')*
"Lo tuh harusnya ngaca,kalo lo nggak pantes buat Revin!!" bentak Sarah sambil mendorong,untung Jani tidak sampai terjatuh.
"Cukup!" teriak Jani cukup keras membuat beberapa siswa yang sedang melewati koridor menoleh.
"Tentang gw pantes atau nggaknya buat Revin,itu nggak ada hubungannya sama lo." ucap Jani dengan nada tinggi sambil mendorong Sarah kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.
Kini ketiga temannya sedang berada di rumah Revin. Sudah menjadi kebiasaan mereka,sering ngumpul di rumahnya. Revin lah yang meminta teman-temannya untuk datang,meski tak jarang ketiganya di cuekin.
Seperti saat ini,di saat ketiganya tengah mengobrol,Revin justru tidak memperdulikan. Ia terus mengingat ke jadian di sekolah tadi.
Di sisi lain hal yang sama juga di rasakan oleh Jani. Ia tengah berada di sofa ruang tengah. Tidak ada hal penting yang ia lakukan,hanya diam. Tapi diamnya penuh alasan. Otaknya masih mengulang kejadian tadi di sekolah.
"Aiisshh.. Ngapain sih gw mikirin tuh orang." -gumam Jani.
"Kak,,lo nggak papa sendiri di rumah?" tanya Juna yang sudah berada di depannya.
"Ya udah lo pergi aja sono. Gw nggak papa kok sendiri." jawab Jani dan di balas dengan anggukkan kepala oleh adiknya.
Juna pun kembali ke kamarnya untuk mengambil barang-barang yang akan di butuhkannya.
"Dari pada gw mikirin tuh orang,mending gw baca novel." -gumam Jani seraya tersenyum.
"Reviin...!!" teriak Aldi karena melihat temannya yang satu itu sedari mereka tiba di rumahnya. Ia hanya duduk menatap layar handphone nya.
Revin hanya menoleh dan mengangkat sebelah alisnya seperti orang tidak berdosa.
"Etdah si es batu,kita dari tadi ngomong nggak lo dengerin." ucap Aldi dramatis.
"Nggak penting" kata Revin males.
"Astaga,temen gw yang satu ini gini amat ya." ketus Aldi sambil mencomot camilan di depan Vino.
Revin tetap diam mendengar omongan temannya itu. Sedangkan Vino hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum melihat kelakuan dari teman-temannya itu.
"Rev" panggil Vino yang membuatnya menoleh.
"Gw mau ke rumah Juna. Si Juna ngechat gw,lo mau ikut nggak?" tanya Vino.
"Nggak" jawab Revin singkat,kemudian kembali fokus pada handphone nya.
"Emang ada apaan,si Juna nyuruh lo ke rumahnya?" tanya Fero penasaran.
"Dia bilang malam ini,dia ada janji mau ke rumah temannya. Terus dia bingung yang jagain kakaknya siapa? Terus..." ucap Vino terpotong saat Revin menyela omongannya.
"Bilang kita OTW" ajak Revin dan beranjak dari tempat duduknya.
Ketiga temannya terkejut melihat sikap Revin yang tiba-tiba beranjak dari duduknya dan keluar kamar membawa konci mobilnya.
Sekitar dua puluh menit,mobil Revin memasuki halaman rumah Jani. Mereka pun keluar mobil dan menuju ke dalam rumah.
Saat Vino akan memencet bel,pintu rumah sudah terbuka dan terlihat Juna yang sudah rapi dengan pakaiannya.
"Loh ada kalian juga?" tanya Juna.
"Iya,gw yang ngajak mereka ke sini. Nggak papa kan?" tanya Vino.
"Nggak papa kok bang. Ya udah gw titip kakak gw ya!" ucap Juna.
"Siiap.. Tapi di dalam rumah lo banyak camilankan Jun?" tanya Fero.
"Banyak kok bang. Kalo mau ambil di kulkas aja. Ya udah gw pamit ya" pamit Juna.
Setelah itu Juna pun pergi membawa mobilnya.
Mereka pun masuk ke dalam rumah dan menuju ke ruang TV. Sebelum mereka sampai ke ruang TV,mereka sudah di kejutkan oleh satu suara.
"Jun... Kalo lo mau berangkat jangan lupa konci pintunya." teriak Jani tiba-tiba,tanpa menoleh. Posisi Jani sekarang sedang duduk di sofa membelakangi mereka.
"Anjiiirr..." umpat Jani.
Mereka yang berada di belakang Jani,saling melempar pandangan seraya tersenyum. Vino pun menyentuh pundak gadis itu dan membuat sang empunya beranjak.
"Iish,,gw bilang jangan ganggu gw. Lo pergi aj..." Jani yang tadinya marah. Langsung diam seketika saat melihat bahwa yang ada di hadapannya ini Vino dan teman-temannya bukan adiknya. Tentu hal itu membuat Jani malu.
Nah loh kira-kira si Jani akan mengusir Vino dan teman-temannya atau nggak ya..???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments