Alfio Xander, pria yang memiliki hobi fotografi itu sangat terpukul dengan berita duka yang ia terima. Berita duka di saat dirinya sedang bersuka, merayakan kesuksesan pameran fotografi yang baru selesai ia gelar di Negara yang terkenal dengan sebutan Negeri Paman Sam. Tanpa menunggu lebih lama, setelah semua urusan pamerannya selesai ia pun bergegas kembali ke Tanah Air.
Sungguh ironi, saat tiba di Tanah Air yang bisa ia temui hanya seonggok gundukan tanah yang masih basah meski bunga yang bertebaran di atasnya telah mengering. Tempat peristirahatan terakhir adik sepupu yang sangat ia sayangi bernama Aneesa, wanita malang yang memilih mengakhiri hidupnya karena patah hati. Patah hati pada pria yang dulu pernah membantunya keluar dari trauma di masa lalu. Meski sulit untuk percaya, dari cerita yang Alfio dengar pria itu menyimpulkan jika yang bertanggung jawab atas pilihan adik sepupunya adalah kekasihnya, Noah Myles.
Amarah dalam hati Alfio semakin membara tatkala ia menemukan satu undangan pernikahan dengan nama calon mempelai yang tertera adalah Noah Myles dan Seanna Filia. Alfio tak terima jika Noah berbahagia sedangkan adik sepupunya, jangankan untuk merasakan bahagia untuk melihat hari esok pun tak bisa lagi. Alfio sudah membulatkan tekadnya untuk membuat Noah merasakan bagaimana sakitnya saat kehilangan orang yang disayangi, dan targetnya adalah Seanna Filia.
Malam itu di sebuah kafe, Alfio bertemu dengan seseorang yang cukup ia percaya untuk menjalankan tugas penting darinya. “Bagaimana? Apa semua yang kuminta sudah kau dapatkan?”
“Ini semua yang Anda minta, bos.” Pria dengan tato bergambar api di punggung tangannya menyodorkan beberapa lembar berkas yang telah ia masukkan dalam sebuah amplop coklat.
Tak sabar Alfio segera membaca lembar per lembar semua informasi yang ia minta. Keningnya mengernyit saat tahu jika gadis bernama Seanna Filia rupanya masih sangat muda. Apa lagi hidup gadis itu rupanya tak semudah dan tak seindah bayangan Alfio. Timbul keraguan di hati Alfio untuk melibatkan gadis yang dari fotonya saja tampak sangat cantik, namun mengingat jika Aneesa bunuh diri sehari setelah bertemu dengan gadis itu seketika rasa iba Alfio sirna.
Maafkan aku gadis manis, tapi nyawa haruslah dibayar dengan nyawa pula. Batinnya.
“Saya ada tugas lagi untukmu!” Titahnya pada pria bernama Roy.
“Apa itu, bos?” Dengan bersemangat Roy bertanya mengenai tugas baru apa lagi untuknya. Dari semua klien Roy, Alfio merupakan klien paling royal yang selalu bisa menambah pundi-pundi rupiahnya.
“Sepertinya saya akan tinggal lebih lama di Tanah Air dan saya butuh kesibukan,” ucap Alfio.
“Memiliki sebuah kafe yang lokasinya dekat dengan kampus gadis itu, saya rasa cukup menarik.” Seringai licik menghiasi wajah tampan pria itu. Tanpa perlu menjelaskan lebih detail lagi pada Roy, pria itu sudah paham jika gadis cantik yang 3 hari terakhir ia buntuti adalah target bosnya.
Roy mengangguk, ia sudah mengerti apa yang harus ia lakukan. Malangnya gadis cantik ini, entah kesalahan apa yang ia lakukan hingga harus berurusan dengan Si Bos, batinnya.
......................
Hanya butuh seminggu bagi Roy untuk menyiapkan semua perintah dari Alfio. Kafe yang diberi nama Kafe Venus telah siap untuk mulai beroperasi. Lokasinya sangat strategis, berseberangan dengan sebuah kampus swasta terbaik di kota ini. Sekali lagi Alfio mengagumi hasil kerja Roy, pria yang menjadi orang kepercayaannya itu memang tak pernah mengecewakannya.
Tiga hari sejak Kafe Venus mulai beroperasi. Sesuai dengan dekorasi dan konsep makanan yang disajikan, kafe ini ramai dikunjungi oleh para mahasiswa dari Universitas Cipta Bangsa. Mahasiswa dan mahasiswi datang silih berganti, sayangnya yang dinanti sang pemilik kafe tak kunjung datang.
Pasti Noah sedang berbulan madu dengan istrinya. Tertawa dan menikmati indahnya dunia yang serasa milik berdua seperti pasangan pengantin baru lainnya, batin Alfio.
Dipandanginya foto Sea yang ada pada ponselnya. “Seandainya tak ada dendam di hatiku, aku yakin pasti akan tertarik padamu. Sayangnya kita harus bertemu di waktu dan keadaan yang salah,” gumamnya.
Lekat-lekat ia pandangi foto Sea, anehnya tak pernah ia merasa bosan. Semakin ia pandangi, semakin ia memiliki banyak pertanyaan yang ia simpan di benaknya untuk gadis itu.
Hari ini Alfio datang ke kafe lebih pagi dari biasanya. Batinnya merasa jika hari ini adalah harinya. Seperti semesta mendukung pria itu, tanpa sengaja Alfio melihat mobil yang tak asing. Seringai terbit di wajah tampan Alfio saat ia mencocokkan pelat nomor kendaraan dari mobil yang ada di foto dengan mobil yang tadi menarik perhatiannya.
Bergegas ia mengambil selebaran promosi kafenya yang sudah disiapkan Roy sejak lama. Selebaran itu akan menjadi senjata Alfio. Berjalan dengan santai sembari matanya mengamati mobil tadi, syukur-syukur jika dirinya bisa melihat apa yang terjadi di dalam mobil. Agar tak menimbulkan kecurigaan, Alfio mulai memberikan selebaran promosi pada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu-lalang.
Tak lama dari mobil itu turunlah seorang wanita cantik atau wanita yang sangat cantik menurut Alfio. Wanita yang Alfio tahu bernama Seanna sungguh menarik di matanya, dengan penampilan dan riasan yang sederhana namun hal itu yang menjadi daya tariknya. Kecantikannya tampak natural, senyumnya terlihat begitu tulus, namun satu hal yang menarik perhatian Alfio adalah kedua netra indah wanita itu berkaca-kaca saat menatap mobil yang tadi ia tumpangi menjauh.
Apa dia sedang bersedih? Tanya Alfio dalam hati. Alfio menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya agar tak melupakan tujuannya melakukan semua ini.
“Permisi Nona,” serunya dan berhasil menghentikan langkah Sea.
“Ya, ada apa?”
“Ini ...” Alioo menyodorkan selebaran promosi yang tadi ia bawa.
“Sebelumnya perkenalkan aku Alfio,” tangannya terulur untuk mengajak Sea berkenalan.
“Aku Sea,” balas Sea dengan lembut. Jangan lupakan senyum manis Sea yang membuat jantung Alfio berdebar.
“Aku pemilik kafe di seberang. Hari ini adalah hari pembukaan kafeku, jika ada waktu mampirlah siang nanti,” ajaknya.
“Baiklah Alfio, terima kasih atas tawarannya.” Balas Sea dengan senyum yang sangat manis di mata Alfio.
“Aku menunggumu Sea, ajaklah beberapa orang temanmu.” Alfio berusaha untuk menampakkan wajah memelasnya, berharap hati Sea akan tergugah dan memenuhi ajakannya. “Kamu tahu, kafeku sudah buka selama seminggu sayangnya pengunjungnya sangat sepi.” Akunya membuat Sea menjadi tak enak hati untuk menolak.
“Baiklah Al, akan kuusahakan yah. Aku juga akan mengajak sahabatku ke sana,” ujar Sea.
......................
Hari pertama Sea di kampus dengan status baru mengundang banyak godaan dan candaan dari teman dan kedua sahabatnya, Phila dan Tessa. Sebagian besar mereka menggoda Sea dengan menanyakan bagaimana pengalaman malam pertamanya dengan sang suami.
Tak tahu saja jika setiap kali digoda seperti itu, hati Sea bagai tersayat-sayat memikirkan apakah mungkin baginya untuk bisa merasakan apa yang disebut banyak orang sebagai surga dunia. Apalagi hal itu adalah salah satu ibadah yang harusnya ia dan Noah tunaikan sebagai pasangan suami istri yang sah di mata hukum dan agama.
“Berhenti menggodaku, nih lihat ....” ucap Sea menyela ucapan Phila. Diletakkannya selebaran yang diberikan oleh Alfio ke atas meja.
“Kafe Venus? Ada apa dengan Kafe Venus?” celetuk Tessa.
“Hari ini pembukaan kafe itu, tadi aku bertemu dengan pemiliknya. Dan dia mengajakku untuk datang ke acara pembukaan kafenya siang nanti,” jelas Sea.
“Kamu bertemu Si Tampan? Demi apa Sea, kumohon jangan bohong!” Tessa, sahabat Sea yang terkenal sebagai gadis yang bar-bar tampak sangat antusias.
“Acara pembukaan? Bukannya kafe itu sudah buka dari beberapa hari yang lalu?” tanya Phila berkomentar.
“Phila sayang, tak peduli sejak kapan kafe itu buka. Terserah Si Tampan juga kapan dia mau mengadakan acara pembukaannya,” kedua tangan Tessa menangkup wajah Phila sebab gemas dengan sahabatnya itu.
“Kalian tahu peraturan yang berlaku untuk para pria tampan?” Seru Tessa. “Mereka tak pernah salah,” imbuhnya diiringi tawa.
......................
Sea, Tessa, dan Phila baru bisa mengunjungi kafe Venus saat sore hari. Rencana ketiganya untuk pergi ke kafe saat jam makan siang seperti yang sudah mereka rencanakan, terpaksa harus diundur beberapa jam sebab Sea yang harus menyelesaikan beberapa tugas kampus yang tertinggal.
Tiga gadis cantik, primadona Universitas Cipta Bangsa tampak memasuki kafe Venus dan sukses menarik perhatian para pengunjung lain, terutama pria. Bisik-bisik para mahasiswa yang kecewa sebab Sea telah menikah, sangat mengganggu pendengaran Sea. Wanita itu memindai ke seluruh sudut kafe, mencari pria yang pagi tadi mengaku sebagai pemilik kafe.
Sea dibuat terkejut saat dari belakang seorang pria menepuk pundaknya. “Sea, akhirnya kamu datang juga,” serunya. “Kamu tahu aku sempat khawatir, kupikir kamu tak akan datang, “ imbuhnya dengan wajah yang berbinar.
“A-a-aku ...” Sea tak tahu harus menjawab apa.
Ada apa dengannya? Mengapa menunggu kedatanganku? Memangnya apa yang dia inginkan dariku? Batin Sea.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
hhmmm dasar Alfio.. rupanya begitu muka aslimu
2023-02-21
1
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
kirain Alfio tulus, ternyata niat nya mau mencelakai Sea, tpi klo tau Noah g suka Sea apa keinginan untuk berbuat jahat ke Sea tetap akan di lakukan Noah ya, 🤔😌
2023-02-20
1
🍒⃞⃟🦅🥑⃟🔥owlucup🦉𝐕⃝⃟🏴☠️
trnyta pnya niat jhat, dia g tau klu saat ni Sea pun msh blm mndptkn bhagiaan
2023-01-16
0