“Oh, ya... sebelum kita memasuki pemukiman manusia lebih baik kita menyamar sebagai manusia juga!” Netla khawatir para Manusia justru ketakutan melihat kedatangan mereka, karena mantan Raja Iblis itu memiliki telinga runcing dan berkulit gelap——sedangkan Netla memiliki dua tanduk karena dirinya adalah Naga.
“Oh, jadikan aku manusia yang sangat tampan, ya, he-he-he ....” Pitung tertawa sembari membayangkan penampilannya seperti Pangeran tampan dari negeri dongeng yang menjadi rebutan Cinderella dan para Putri bangsawan. “Kalau bisa kayak Bang Regar lah atau Fang Yuan, keduanya itu adalah Pria paling tampan yang pernah ada!” katanya lagi teringat dengan Novel yang selalu ia tunggu updatenya tersebut.
“Mungkinkah para Pria itu lebih tampan dari tuan Zagralaas?” Netla mencoba mengimajinasikan kedua sosok pria tampan itu. Namun, ia gagal membayangkannya dan hanya wajah mantan Raja Iblis itu saja yang terlintas di benaknya. “Dewi Cahaya pemilik segalanya, hamba-Mu ini meminjam Sihir Perubahan wujud; Jadikan lah Aku cantik dan tuan Zagralaas tampan!” Netla Durand merapal mantera Sihir.
Pitung sangat senang melihat kulit tubuhnya menjadi Putih, tetapi ia bingung karena perubahan wujud Netla hanya kehilangan tanduknya saja. “Coba keluarkan cerminmu, Netla! Aku penasaran seperti apa wajahku?”
“He-he-he... sebenarnya tuan Zagralaas juga tidak berubah hanya warna kulitmu saja yang menjadi putih dan bentuk tubuhmu mengecil seperti ukuran tubuh rata-rata para Pria Manusia!” sahut Netla tertawa sembari menutup mulutnya karena ia bingung mengimajinasikan wajah tampan seperti yang diinginkan oleh Pitung.
Pitung melihat wajahnya di cermin yang diambil oleh Netla dari Tas Sihirnya. “Ini tampan sekali, seperti tokoh-tokoh Anime Isekai!”
“Anime Isekai?” gumam Netla merasa beberapa kata-kata yang diucapkan oleh tuannya ini sangat asing. Namun, ia tidak bertanya lebih lanjut apakah arti kata-kata itu karena tuannya telah berkata ia telah menjalani kehidupan baru di Dunia Lain saat ia mati suri kemarin.
Netla berubah wujud menjadi Naga dan Pitung segera melompat ke atasnya. Mereka kemudian terbang ke arah Selatan karena di sanalah wilayah yang dikuasai oleh Aliansi Manusia dan Sekutu dari Ras lainnya.
Setelah terbang selama satu jam, akhirnya mereka melihat gerombolan binatang yang berlari ke arah selatan. Jumlah binatang itu sangat banyak sekali, ada Rusa, Gajah, Harimau, Serigala, Monyet, dan sebagainya.
“Mereka pasti melarikan diri dari gunung tempat kita beristirahat tadi, mereka kabur karena ketakutan saat merasakan Aura Nagaku!” kata Netla. “Dan ada pemukim manusia lima ratus meter di depan sana!”
“Bisakah kamu menakut-nakuti binatang ini agar kabur ke arah lain?” sahut Pitung merasa kasihan dengan penduduk itu yang ia yakini tak akan sanggup menahan serangan gerombolan binatang ini.
“Baik tuan Zagralaas, tetapi kita hanya bisa mengusir sebagian saja karena tak mungkin aku muncul di pemukiman manusia. Mereka pasti takut saat melihatku dan mengirim pesan pada Guild tentang kemunculanku, para Pahlawan Nistenia pasti akan datang kemari memburu kita!” kata Netla karena Ras Naga itu berpihak pada Raja Iblis walaupun keberadaan Naga kini sangat langka—akibat seribu tahun yang lalu mereka mencoba menguasai Dunia Nistenia dan melawan Para Pahlawan serta Raja Iblis. Namun, mereka malah dihancurkan dan Raja Iblis mengampuni sisa Naga yang menyerahkan diri dan saat itu Netla masih anak-anak, dirinya diadopsi oleh Raja Iblis Zagralaas yang saat itu masih menjadi Komandan Pasukan Iblis.
Para gerombolan binatang langsung berbalik arah begitu melihat Netla terbang rendah di depan mereka, sedangkan yang terlanjur lari di depannya tetap melaju ke arah pemukiman manusia.
Pitung melompat turun dari punggung Netla dan Netla kembali ke wujud wanita cantik, tetapi mereka hanya mengenakan pakaian sederhana saja.
Keduanya kemudian berlari ke arah pemukiman manusia, tetapi baru berlari seratus meter saja Pitung sudah terengah-engah. “Alamak letih sekali!” Karena di Bumi ia jarang berolahraga dan sepulang kerja malah menghabiskan waktu rebahan sembari menonton anime.
“Ara-ara... masa mantan Raja Iblis yang ditakuti seluruh makhluk di Dunia Nistenia bisa kelelahan ho-ho-ho ....” Netla bercanda sembari tertawa dan merapalkan mantera Sihir pemulihan agar Pitung tidak kelelahan lagi.
“Terimakasih, Netla!” Pitung tersenyum hangat sehingga wajah Netla memerah dan sudut bibirnya memancarkan senyuman tipis. Netla kemudian berlari lebih dulu sehingga Pitung merasa heran karena ditinggal pergi lebih dulu oleh gadis Naga itu.
...***...
“Kita akan kehabisan Kristal Mana dan Perisai yang melindungi Kita ini akan segera hancur!” seru Hannah Stuart, Penyihir Level 20 dari Guild Serigala yang disewa oleh Walikota dari Kota kecil yang diserbu oleh gerombolan binatang tersebut.
Setiap Kota-kota kecil selalu menyewa beberapa Penyihir dan Kesatria Sihir dari Guild atau penyedia jasa Penyihir dan Kesatria Sihir untuk berjaga-jaga di Kota mereka untuk mengantisipasi serangan Beast atau penjahat, karena Pasukan militer hanya ada di Ibukota Kerajaan dan hanya bergerak bila ada invasi Pasukan Iblis.
“Sial! Apakah tak ada orang yang menyimpan Kristal Mana lagi?” gerutu Edwin Sanders, Kesatria Sihir Level 21 sembari menatap ke arah luar tembok kota yang sedang diseruduk oleh gerombolan binatang.
Sebenarnya binatang-binatang itu hanyalah binatang biasa dan mudah ditaklukkan oleh para Kesatria Sihir. Namun, ada satu Beast Serigala Putih Level 30 diantara para binatang itu, dan dia lah yang mengakibatkan kekuatan Perisai melemah karena ia dapat menggunakan Sihir juga.
Beast Serigala Putih itu melontarkan Laser Api ke arah Perisai berulang kali, sehingga Penyihir Hannah terpaksa meregenerasi Perisai dengan menyalurkan mana ke Perisai itu. Hannah sudah melakukan hal itu sejak pagi tadi, sehingga ia mulai merasa kelelahan dan Mana miliknya sudah menipis.
Para penduduk Kota kecil itu telah dievakuasi ke dalam Bunker bawah tanah, sehingga tak ada penduduk yang berkeliaran di dalam Kota dan bila pertarungan terjadi maka mereka tak akan terkena dampaknya. Namun, bila para Kesatria Sihir ini kalah maka nasib mereka juga akan berakhir tragis.
“Bersiap bertarung!” seru Kesatria Sihir Edwin pada Sembilan Kesatria Sihir lainnya.
Namun, tiba-tiba Walikota datang dengan mengenakan baju jirah——sehingga ia terlihat seperti Kesatria Sihir Kuil Cahaya yang selalu mengenakan baju jirah dan helm baja yang hanya memperlihatkan mata mereka saja.
“Eh, apakah tuan tidak apa-apa ikut bertarung melawan gerombolan binatang ini?” Kesatria Sihir Edwin terkejut, karena Walikota hanya berlevel Lima saja dan bila Beast Serigala Putih menargetkannya maka ia pasti akan langsung kalah dan terbunuh.
“Ha-ha-ha... walaupun aku lemah begini, tetapi aku masih punya semangat juang yang tak kalah dengan Pemuda seperti kalian!” sahut Walikota dengan percaya diri.
Edwin tersenyum dan berkata, “Kalau begitu mari berjuang bersama. Jangan sampai terbunuh tuan... kalau kita selamat dari malapetaka ini maka aku akan mentraktir Anda Anggur terbaik!” Senyum tipis terpancar dari sudut bibir Edwin dan ia langsung menghunus Pedangnya karena Perisai akhirnya hancur lebur oleh serangan Laser Api dari Beast Serigala Putih. “Bunuh gerombolan binatang ini!” teriak Edwin sembari melompat ke arah depan dan disaat bersamaan gerombolan binatang juga menerjang seperti kawanan lebah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
꧁▴⚜︎𓆩˚𝐚𝐜_𝐜𝟑˚𓆪⚜︎▴꧂
wakakaka.. terbaik bang 🤣
2024-12-02
0
irfan caul
Yg Tampan tetap Babang Xiuhuan si Belut Listrik 🤣🤣
2023-08-25
0
dedir
tampan seperti fang yuan tak guna thor, istrinya cuma 1, seperti seniornya tampan baru mantap
2023-06-03
1