📢📢📢 MINTA DUKUNGANNYA YA BESTIE UNTUK NOVEL INI YANG SEDANG MENGIKUTI LOMBA #100%KEKASIH IDEAL 💜
***
Pukul jam sepuluh pagi Briana terbangun dari tidurnya. Dia lalu menggeliat, meregangkan urat tubuhnya yang sudah tak lelah lagi setelah dirinya tidur dengan begitu lelap. Bagi Briana tidak ada hal yang membahagiakan di dunia ini selain terbangun masih dalam kondisi hidup. Namun, kali ini kebahagiaan Briana tak bisa berlangsung lama. Saat dia tengah memanjatkan syukur karena masih di beri nafas, Briana di buat syok mendengar suara dengkuran seseorang. Khawatir ada maling yang menyusup masuk, Briana segera melepas sepatu yang masih terpasang di kakinya. Dia lalu melongok ke bawah untuk melihat siapa yang mendengkur.
Eh, kenapa bisa ada pasein rumah sakit di rumahku? Ini aku tidak sedang berada di alam lain ‘kan?
Terbengang-bengang Briana di buatnya. Dia lalu mengedarkan pandangan ke seluruh kamar untuk memastikan apakah dirinya pindah alam atau tidak. Belum juga Briana mendapat jawabannya, dia dibuat hampir mati jantungan saat ada orang yang tiba-tiba menarik tangannya. Sontak saja hal tersebut membuat Briana reflek menendang wajah orang itu.
“Uhhhh, sakit. Hidungku berdarah,” keluh seorang pria sambil memegangi hidungnya yang mimisan setelah mendapat tendangan brutal dari wanita yang membawanya masuk ke rumah ini.
“Siapa kau?” teriak Briana.
“Aku tidak tahu aku siapa.”
“Hah?”
Briana terdiam beberapa detik saat pria asing ini menjawab tidak tahu. Dan barulah Briana teringat kalau orang yang dia anggap sebagai maling adalah pria lupa ingatan yang semalam di tolongnya. Sambil melemparkan sepatunya ke lantai, Briana menatap galak pada pria tersebut. Dia sama sekali tidak merasa kasihan melihat banyaknya darah yang keluar dari hidungnya.
“Karena sekarang sudah siang, aku sarankan kau sebaiknya segera pergi dari rumahku. Kau tahu bukan dimana pintu keluarnya?”
Setelah berkata seperti itu Briana turun dari ranjang kemudian berjalan menuju kamar mandi. Walaupun semalam Julia memintanya untuk tidak datang terlalu pagi, Briana tetap akan datang seperti hari biasa. Bukannya apa. Briana hanya tidak mau memanjakan tubuhnya, juga tidak mau memanfaatkan kebaikan Julia. Sahabat ya sahabat, karyawan ya karyawan. Dia tidak mau persahabatannya dengan Julia dicampuradukkan dengan pekerjaan yang mana membuat Briana jadi terlihat tidak professional. Dia karyawan yang sangat teladan sekali bukan? Tentu saja, Briana.
“Hufttt, ayo semangat, Briana. Semoga saja hari ini café ramai seperti semalam. Dengan begitu uang tabunganmu akan cepat bertambah. Tidak apa kelelahan. Seperti kata pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Hehehe,” ucap Briana menyemangati dirinya sendiri sebelum keluar dari dalam kamar mandi.
Jantung Briana hampir saja berpindah tempat begitu dia melihat penampakan di depan pintu kamar mandi. Dia yang baru akan keluar dari sana kaget setengah mati saat tahu kalau pria asing itu masih belum pergi juga dari rumahnya. Dan yang lebih menyeramkannya lagi, mulut dan pakaian pria ini berlumuran darah akibat hidungnya yang terluka karena terkena tendangannya.
“Aku tidak mau pergi. Aku mau ikut denganmu,” ucap si pria asing itu.
“A-apa?”
Briana memekik kaget saat pria itu menolak pergi dari rumahnya. Ingat kalau dirinya belum bertukar pakaian, Briana segera mengambil baju dari lemari kemudian kembali masuk ke dalam kamar mandi. Setelah rapi, dia segera keluar lalu menarik tangan pria itu agar duduk ranjang. Sambil menahan kekesalannya, Briana mencoba menjelaskan pada pria tersebut kalau rumahnya bukan tempat penampungan orang yang hilang ingatan.
“Dengarkan aku baik-baik. Aku ini orang sibuk, jadi aku tidak punya waktu untuk merawat orang amnesia sepertimu. Lebih baik sekarang kau kembali ke rumah sakit saja. Ya?”
“Aku tidak tahu dimana rumah sakitnya.”
“YAAKKKKK!”
Tubuh Briana sampai bergetar saking jengkelnya dia mendengar jawaban pria ini. Andai saja Briana mempunyai kekuatan super, dia pasti akan langsung mengirim pria ini kembali ke tempatnya semula. Sungguh sial sekali hari ini. Dia tidak mengerti kenapa pria ini bisa begitu bebal dengan menolak pergi dari rumahnya. Menyebalkan sekali bukan?
“Nona, aku sudah menjadi gelandangan selama beberapa hari. Dan aku benar-benar tidak ingat siapa namaku, juga alamat rumah sakit tempatku dirawat. Tolong jangan usir aku. Aku tidak mengenal siapapun di tempat ini selain dirimu. Sungguh.”
“Astaga, bagaimana caranya membuatmu bisa mengerti kalau aku ini sangat sibuk. Ya Tuhaannnnn!” keluh Briana frustasi sendiri.
Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa iya aku tega mengusir orang ini? Aaaaaa, aku harus bagaimana ….
Setelah perang batin selama tujuh purnama, Briana akhirnya mengambil keputusan untuk membiarkan pria ini tetap tinggal. Untuk sementara biarlah seperti ini dulu. Nanti saat ada waktu luang, Briana baru akan memikirkan cara untuk membuatnya pergi. Karena sekarang sudah saatnya Briana berangkat bekerja, dia segera meminta pria tersebut agar membersihkan diri di dalam kamar mandi. Briana berniat membawanya ke café karena tidak mungkin dia membiarkannya sendirian di rumah.
“Karena aku tidak punya pakaian laki-laki, untuk sementara kau pakai baju ini dulu. Tidak apa-apa ‘kan?” tanya Briana sambil menyerahkan sebuah kaos oversize berwarna hitam serta celana olahraga berwarna senada.
Pria itu mengangguk. Dia pun segera memakainya saat Briana berbalik menghadap belakang.
“Sudah,”
“Ayo berangkat. Nanti di sana kau jangan mengacau ya. Kalau kau berani melakukannya, aku bersumpah akan langsung mematahkan tangan dan kakimu. Paham?”
“Baiklah,”
Setelah itu mereka segera berangkat menuju tempat kerja Briana. Selama dalam perjalanan, mereka tidak saling bicara. Keduanya sama-sama diam sampai akhirnya mereka sampai di café milik Julia.
“Bri, sejak kapan kau punya peliharaan?” tanya Julia sambil menatap pria yang datang bersama sahabatnya. Jujur, dia sangat ingin tertawa sekarang. Bagaimana tidak. Pria ini memakai pakaian Briana yang bahkan tidak bisa menutupi tubuhnya dengan sempurna. Baju oversize yang dikenakan pria ini tak mampu menutupi bagian pusar. Sedangkan celana olahraga yang di pakainya menggantung dua jengkal di atas mata kaki. Kalian bisa bayangkan sendiri bukan seperti apa penampilannya?
Kesal mendengar pertanyaan Julia, Briana pun segera menjelaskan asal usul dari pria yang dianggap peliharaanya oleh Julia. “Semalam Tuhan telah mengirimkan pria idiot ini ke rumahku. Dan apa kau tahu, Julia. Dia hilang ingatan. Saat aku pulang dari sini, dia terus mengikutiku sampai ke rumah. Awalnya aku pikir dia perampok, jadi aku mengusirnya. Tapi melihatnya kebingungan memikirkan namanya, aku merasa tak tega. Jadi aku memberinya makan dan membiarkannya menginap di rumahku. Dan pagi tadi ketika aku mengusirnya, dia menolak untuk pergi. Dia memohon padaku dan mengatakan kalau hanya aku yang dikenalnya di tempat ini. Itulah kenapa dia bisa datang bersamaku kemari. Kau tidak keberatan bukan kalau untuk sementara waktu dia akan berada di café? Aku tidak tahu harus mengantarnya pulang kemana,”
“Ohh, begitu. Ya sudah tidak apa-apa. Lagipula pria ini terlihat seperti pria baik-baik. Santai,” sahut Julia dengan senang hati mengizinkan pria tersebut berada di café miliknya. Kasihan juga.
Setelah mendapat izin dari Julia, Briana meminta pria itu duduk di kursi dekat kasir. Dia kemudian pergi ke dapur untuk membuat sarapan sebelum mulai rutinitas seperti biasa.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
pukul jam?????
2023-06-21
0
Ida Lailamajenun
anak sultan nih kali habis kecelakaan ato apa jd amnesia.jodoh Briana otw kayaknya😁😁
2023-02-19
0
tris tanto
bnyk typo,,udah pake pukul jam pula
2023-02-16
0