Chapter 3

" Mulai sekarang jangan panggil nona lagi, panggil saja Cinta ketika kita sedang bersama, itu terdengar lebih baik walau itu bermakna ambigu bagi orang lain yang belum mengenal kita." Ucapnya masih dengan ekspresi biasa yaitu santai dan tanpa dosa setelah menjadikan diriku bulan- bulanannya seharian penuh, saat kami sudah tiba didepan pen house nya menjelang senja ini.

" Kembalilah! Dan jangan beritahu papa apa yang terjadi hari ini."Pesan yang selalu iasampaikan setiap sudah ketahuan padaku dia melakukan perbuatan memalukan itu lagi.

Selama ini aku selalu menjawab dengankata oke. Namun kali ini aku hanya mengangguk saja.Ia tersenyum dengan sangat manis,hingga tak kuasa ku alihkanpandangan sambil baca taausz seperti orang yang hendak mengaji dengan bergumam.

" Hei, Beraninya kau samakan aku dengan setan ya Rajj! " Ujarnya memelototiku.

" Ma...Maksudku bukan itu non..Eh Cin maaf ya.. aku teringat kata nenek senja begini banyak setan berkeliaran, sebaiknya nona cepat masuk." kataku gelagapan.

" Mhem...Ia berdehem sembari memutar badan, akupun turut putar badan dengan maksud cepat berlalu untuk kembali ke pen Houseku. Belum beberapa langkah aku melangkah, terdengar kembali ia memanggil.

" Rajj tunggu!

Dengan terpaksa aku berbalik kembali.

Cup.

Deg. Deg. Deg

Jantungku memompa cepat sekali, takala ia melabuhkan sebuah kecupan hangat dipipiku.

" Terima kasih untuk hari ini." Ucapnya lembut. Sejenak aku terlupa pesan nenekku kalau senja begini tak boleh berkeliaran. Sekarang aku malah menarik gadis yang merupakan nonaku ini lebih dekat kesisiku.

Lap ...

Aku melahap bibir yang sudah lama kukhayalkan itu dibawah temaramnya senja dibawah pohon Ketapang cendana depan pen House.

Cukup lama kami saling *******, hingga ia kemudian mendorong tubuhku dengan lembut, aku sangat heran mengapa sikapnya sangat manis, semanis Cery yang baru saja kucicipi.

" Cepatlah balik Rajj...apa kau lupa kata mendiang nenekmu jika setan senang berseliweran senja hari. Kau tidak menstruasi sepertiku juga kan Rajj... " Ucapnya mengingatkanku dengan suara parau dan nyaris tak terdengar.

Sepanjang setahun dekat dengannya, baru kali ini aku merasakan ia segugup ini, bahkan ia tak menatapku saat bicara. Mungkinkah ini first kiss untuknya? Ah, tidak! mana ada perempuan modern berusia 20 tahun bibirnya masih Suci? Mungkin itu hanya ada dizaman bunda masih gadis dulu. " Batinku.

Kulihat ia masih diam, namun wajahnyamulai terangkat.

" Ma...Maaf Cin...Aku kelepasan." Sesalku seraya mengusap bibir bawahnya yang membengkak karna perbuatanku, sebelum berbalik meninggalkan dia yang sudah membuatku benar - benar menjadi tidak waras hari ini. Aku genggam jemarinya lembut, dan sekali lagi aku terkejut karna dia tidak menepis seperti selama ini.

" Aku pulang dulu ya..." Pamitku pelan.

" Oke " Balasnya pendek.

Aku kembali dengan rasa yang bercampur aduk.

*

*

*

Entah aku sudah kerasukan setan senja, atau sedang demam Cinta, aku tak faham karna aku merasakan tubuhku panas dingin sekembalinya dari kamar mandi. Bahkan ketika menunaikan Tiga rakaat aku tak tahu entah sudah kemana saja.

Untuk kali pertama seorang Rajj Copri shalat dengan fikiran jalan- jalan sejak pertama sudah pandai menjalankan lima waktu dari hasil asli bimbingan bundaku yang memutuskan jadi ibu rumah tangga biasa setelah menikahi Ayahku yang bekerja dikantor kedutaan India diIndonesia 31 tahun yang lalu.

Barusaja aku selesai beribadah yang tah terteriba atau bukan ini, dering telfon genggam yang kutarok diatas nakas membuatku tersadar dari fiikiran yang sedang bertraveling entah sudah kelembah mana. Kulipat memanjang sajadah pembelian Almarhum bunda dan kubuka peci Haji peninggalan Daddy, lalu menggantung keduanya di wall in closed, kemudian segera meraih benda pipih itu.

" Tuan Jhon...Ada apa ia menelfonku duluan, biasanya selalu aku yang menghubunginya dimalam hari. " Fikirku mulai bertambah resah saat melihat nama kontak sipemanggil.

" Hallo... selamat malam...Ada apa Bos..." Ucapku berusaha sesantai mungkin walau tubuhku menggigil begitu telfon kusambungkan.

" Kau sakit Rajj? Suaramu terdengar aneh. " Terdengar ucapan penuh selidik dari sebrang.

" Aku tuan... sepertinya aku agak demam tuan..." Jawabku jujur karna memang aku tahu tuanku seorang yang tidak gampang untuk dibohongi.

" Cepatlah panggil dokter Rajj, dan jangan sampai kejadian tadi siang membuatmu sampai sakit." Ujar tuan yang membuatku nyaris berhenti bernafas.

" Aku sejak minggu kemaren mengutus detektif baru untuk mengawasinya, dan dia sudah melaporkan padaku kalau putriku sudah sangat merepotkan mu hari ini dengan karakter jeleknya itu. Maaf ya Rajj, Raja sudah melaporkan kejadian tadi." Jelas tuan Jhon dengan nada sendu dan menyimpan luka.

" Hei...Kau baik masih ada kan Rajj??? Kok diam?"

" Ya tuan..Aku__ Ucapanku kembali terpotong. Sebenarnya tuan Jhon seorang yang ringan lidah untuk meminta maaf, bahkan pada seorang bawahan sepertiku.Seharusnya aku bersyukur punya Bos sebaik itu. Aku diam bukan karna marah, tapi entah mengapa sepenggal hatiku terasa kecil mendengar tentang detektif baru itu.

" Katakan saja, tak usah takut padaku, bagaimanapun kuasanya aku, aku hanyalah seorang ayah yang merasa gagal." Curhatnya lirih.

" Sa__ Saya hanya sedang berfikir kalau tuan sudah tidak mempercayaiku lagi. " Ucapku tak

kalah sendu dari nada ucapannya di sebrang telfon, aku merasa tubuhku kian melemas, entah mengapa aku merasa tersingkir mendengar ada pria lain yang nama

awalnya sama pula denganku.

" He...he...Kau ini, lihatlah Rajj, andai kau suka telfon Vidio kau pasti sudah melihat ekspresi wajah anehku karna tertawa sambil menangis karna tingkahmu dan dia hari ini. "

Deg...

" Mu dan dia." tuan...tolong jangan lambungkan anganku, aku takut terhempas dan tak kuat bangun lagi..." aku kembali bermonolog.

" Hei Rajj! Kau diam lagi? Apa sakitmu sampai

membuat bibirmu susah bicara?" Cerocosnya terdengar mulai tak sabar.

" Bu..bukan begitu tuan.. Akuhanya sedikit merasa penasaran dan takut tersingkir karna orang baru itu. Tuan juga terdengar kurang baik, maafkan aku yang tak pandai bersimpati."

" Aku sedih dia masih saja mengulang perangai lamanya dan hampir saja ketangkap Rajj...Jika kau tidak segera membawanya kabur, apajadinya reputasi keluarga kami.Tapi kau jangan khawatir! aku sekarang sudah baik dan barusan tersenyum mendengar kau sepertinya cemburu pada detektif baru itu. Padahal aku baru saja memerintahkannya untuk kembali kenegaranya esok pagi. "

" Kenapa dipulangkan tuan? Apa ada yang salah??? " Anak dengan ayah ini sama saja, selalu membuat jantungku makin tak normal saja.

" Kalian juga akan kembali, Cepatlah berobat, begitu kau sembuh kau harus membawanya pulang karna aku akan segera mengatur pernikahan untuknya."

" Apa???

" Hei! Kenapa kau terdengar Syok Rajj? Jangan bilang kalau putriku itu juga sudah mencuri hatimu ya Rajj?."

Aku tak bisa bicara lagi. Tiba- tiba tubuh hku makin menggigil, dan kepalaku terasa berputar- putar, setelah itu aku sudah tak dapat mendengar apapun lagi. Aku hanya merasakan diriku melayang dan dingin yang teramat sangat.

________________

" Aroma karbol terasa menusuk masuk melalui rongga hidungku yang panjang. Sayup- sayup kudengar suara yang kian lama kian mendekat. Kubuka mataku pelan- pelan, yang pertama kulihat adalah seorang pria berwajah Eropa Hindustan yang begitu tampan duduk dikursi disisi pembaringan ku sebelah kanan.

Dahiku mengeriting,sejenak kuedarkan pandanganku sekeliling, kulihat Cinta masuk dengan menenteng kantong kresek.

" Kau sudah sadar Rajj? Syukurlah...Cepat panggil dokternya Rajj muda! " Ujarnya memerintah pria tampan itu yang membuatku

spontan cemberut.

" Hey Tuan! Kau pingsan dan sudah kujagai dan Rajj tampan semalaman.Sadar- sadar bukannya terima kasih malah pasang muka paling jelek dari wajahyang sudah jelas punya kadar ketampanan dibawah rata- rata " Cercanya, lalu dengan santai mengusap mukaku dan menyentil bibir tebal dan gelap yang kupunya.

" Dia tampan kan? Kau cemburu ya darling? Kau harus tau sayang... jika aku dan dia seumuran." Bisiknya dikupingku.

Tidak! Aku tak cemburu, karna kalaupun cemburu itu percuma karna kau akan segera_" Aku tersadar dan terdiam. " Hampir saja keceplosan kau Rajj!." Batinku kemudian.

" Aku akan segera apa Rajj? "

" Tidak! aku salah omong lagi Cin, tadi dalam mimpiku aku mendengar kau disuruh pulang ketanah air." Ujarku mencoba sesantai mungkin agar ia tak menaruh kecurigaan lain.

" He...He...Sepertinya mimpimu nyata MR Black. Aku memang disuruh pulang oleh papa semalam. Bagaimana kalau aku disuruh pulang untuk menikah dengan pria itu??? " Godanya dengan mata memicing sebelah seperti Sangkuni sang raja Gandara diserial Mahabarata yang sedang menghasud para ponakannya dan Raja- raja yang mudah ia pengaruhi.

Deg.

" Tidak! Kau boleh menikah dengan tuan muda dari kerajaan bisnis manapun, aku pasti terima karna itu sepadan denganmu, tapi kalau dengan pria itu tak boleh!." Ujarku dengan nada tinggi.

Ia menatapku penuh selidik. Kemudian tersenyum yang kulihat seperti sebuahejekan.

Hatiku sangat panas habis menatap seringainya, apalagi pria itu datang dengan tersenyum. Hatiku bagai ketumpabon bon cabe level 10. Ternyata tak jauh bedanya aku dengan pangeran Duryudana yang mudah dihasud saat ini hingga detik berikutnya Aku merasakan kepalaku berdeyut lagi. Entah aku kenapa jadi selemah ini. Untunglah dokter datang diwaktu yang tepat.

Kedatangan dokter beserta tim medisnya membuatnya yang kukira masih belum puas mencercaku terdiam. Lalu kemudian meminta dokter memeriksaku dan memberikan pengobatan terbaik.

Kembali aku tercengang dengan karakter nonaku ini. Entah kepribadian macam apa namanya yang ia punya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!